NovelToon NovelToon
Rahasia Tersembunyi Sopir Pribadiku

Rahasia Tersembunyi Sopir Pribadiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:571
Nilai: 5
Nama Author: Bunnyku

Putri Daniella menyukai Pangeran Felix dan ingin menikah dengannya. Tapi kehadiran sopir pribadinya Erik Sebastian merubah segalanya. Pemuda desa itu diam-diam mencintai putri Daniella sejak kecil. Seiring waktu, terungkap jika Erik adalah putra mahkota yang sesungguhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunnyku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dia Tak Mungkin Kugapai

Hari semakin gelap, matahari tenggelam di balik bukit, meninggalkan langit yang hitam pekat dengan bintang-bintang samar.

"Kita mau kemana? Ini sudah di pinggir kota kan?" tanya Daniella tiba-tiba, suaranya mulai bergetar karena cemas, melihat pepohonan yang semakin rapat di sekitar jalan setapak yang kasar.

"Maaf, Tuan Putri, kita akan ke suatu tempat yang saya yakin hati Tuan Putri akan sedikit tenang dan senang," jawab Erik, suaranya penuh keyakinan tapi lembut, seperti janji yang tak ingin mengecewakan.

Mobil SUV itu melaju mantap, ban tebalnya menggilas kerikil dan lumpur, meninggalkan debu yang menari di belakang.

"Sebentar, berhenti dulu. Ini jalan ke hutan kan? Kamu mau bawa aku kemana? Dengar, jangan macam-macam. Aku putri Raja Henrik!" seru Daniella, suaranya naik karena panik, tangannya memegang pintu mobil seolah siap melompat keluar.

Hatinya berdegup kencang-gelapnya malam, kesunyian hutan, membuat imajinasinya liar.

"Putri tenang saja, sebentar lagi kita sampai. Saya tidak akan berani macam-macam dengan Tuan Putri," kata Erik menenangkan, suaranya seperti pelukan verbal, penuh ketulusan yang membuat Daniella diam sejenak.

Mobil berhenti di pinggir hutan, yang tampak gelap gulita seperti lubang hitam, tanpa suara jangkrik atau binatang malam-hanya hembusan angin dingin yang menyusup melalui celah pohon.

Erik melepas jas abu-abu gelapnya, aroma sabun dan kayu samar tercium darinya, lalu menyerahkannya.

"Tuan Putri, maaf kalau saya lancang. Sebaiknya pakai jas ini sebelum turun," katanya, matanya menatap Daniella dengan penuh perhatian.

"Kenapa aku harus pakai jas kamu? Aku gak mau pakai," tolak Daniella, meletakkan jas itu di sampingnya, meski tubuhnya mulai menggigil karena dingin yang menusuk.

"Maaf, Tuan Putri, di luar udaranya dingin. Kebetulan juga Putri tidak membawa mantel atau jaket hari ini. Nanti Putri kedinginan," jelas Erik lagi, suaranya penuh kepedulian, seperti kakak yang melindungi adiknya.

Daniella diam, tapi akhirnya mengangguk pelan, membiarkan Erik membantunya memakai jas itu.

Aroma Erik-campuran antara kayu bakar dan kehangatan pria-membalut tubuhnya, membuat hatinya sedikit tenang di tengah badai emosi. Erik mengambil senter dari dashboard, cahaya kuningnya menerangi jalan setapak.

"Mari, Tuan Putri. Saya akan menunjukkan sesuatu kepada Putri. Ayo ikut saya," katanya, mengulurkan tangan.

Putri Daniella menyambut uluran itu, tangannya yang dingin bertemu dengan telapak Erik yang hangat, membuatnya merasa aman untuk pertama kalinya malam itu.

Mereka berjalan berpegangan tangan melewati semak belukar dan rerumputan tinggi, cahaya senter menari-nari seperti penunjuk jalan.

Udara semakin dingin, angin menyusup ke balik jas, membuat Daniella merinding-bukan hanya karena suhu, tapi juga karena kegelapan hutan yang mencekam.

Erik sengaja mematikan senter, membuat segalanya hitam pekat, hanya suara langkah kaki mereka dan napas yang saling bergantian.

"Mengapa kamu matikan senternya?" tanya Daniella pelan, suaranya bergetar, tangannya semakin erat memegang Erik, hati mulai dipenuhi ketakutan tapi juga rasa penasaran.

"Supaya Tuan Putri bisa melihat keajaiban ini dengan mata telanjang, tanpa gangguan cahaya," jawab Erik lembut, suaranya seperti bisikan rahasia.

Tak lama, dia menghentikan langkah. "Lihatlah di sana, Tuan Putri. Indah dan menakjubkan, bukan?"

Seketika, mata Daniella melebar, terpukau. Di kejauhan, titik-titik cahaya mulai muncul-satu, dua, tiga, lalu ratusan.

Kelap-kelip kuning kehijauan dan kemerahan, seperti bintang-bintang yang jatuh ke bumi, menerangi rimbunan pakis dan ranting pohon.

Kunang-kunang itu menari-nari, cahaya mereka berkedip ritmis, menciptakan pola magis seperti pesta cahaya di tengah kegelapan hutan.

Hutan yang tadi mencekam kini berubah menjadi dongeng hidup-cahaya itu memenuhi udara, seolah langit malam turun ke bumi, membuat suhu dingin terlupakan.

"Itu kunang-kunang ya?" seru Daniella, suaranya penuh kekaguman, matanya berbinar seperti anak kecil yang menemukan harta karun.

"Iya, kunang-kunang," sahut Erik, tersenyum melihat perubahan itu, kesedihan di wajah Daniella mulai luntur, digantikan cahaya kebahagiaan.

"Tuan Putri tidak akan melihat kunang-kunang di tengah hiruk-pikuk kota yang cahayanya tak pernah padam. Kunang-kunang suka gelap, karena di tengah gelap, dia bisa bersinar terang."

"Iya, aku belum pernah melihatnya di kota. Karena itu, malam ini aku ingin melihat dan bermain bersama mereka," kata Daniella, suaranya penuh semangat, hatinya yang tadi hancur mulai terobati oleh keajaiban alam ini.

Dia melepaskan tangan Erik, berlari pelan ke tengah kerumunan kunang-kunang, menari dan berputar-putar, tangannya terentang seperti sayap. Kunang-kunang itu seolah menanggapi, beterbangan di sekitarnya, cahaya mereka memantul di rambut pirangnya, membuatnya tampak seperti peri hutan.

Erik duduk di batang kayu yang tumbang, hatinya meleleh melihat pemandangan itu. Dia mengambil ponsel, diam-diam merekam video dan foto Daniella yang tertawa lepas, senyumnya manis seperti gadis kecil yang dulu pernah dia temui.

Kenangan melintas, sembilan tahun lalu, di desa Vilkrad, saat Daniella kecil berkunjung ke kastil paman, dia seorang anak petani melihatnya mengejar kupu-kupu di ladang, rambut pirang dengan pita, keranjang bunga di tangan, tawa riang yang membuat hatinya jatuh cinta pertama kali.

Kini, gadis itu sama-bahagia di antara cahaya alam, tapi tak terjangkau baginya.

"Dia seperti bulan," batin Erik, perasaan cintanya yang tak terbalas terasa manis-pahit.

"Aku hanyalah pungguk yang merindukannya dari jauh. Tapi melihat senyumnya seperti ini... sudah cukup membuatku bahagia."

Kunang-kunang semakin banyak, ratusan cahaya berkedip seperti pohon Natal alami, menghiasi dahan pohon dan udara malam.

Pendaran bintik-bintik cahaya itu menciptakan suasana magis, seperti pesta rahasia di hutan Skandinavia yang dingin, di mana kegelapan menjadi kanvas untuk keindahan.

Daniella terus menari sampai kelelahan, napasnya tersengal, tapi wajahnya penuh kebahagiaan.

"Terima kasih, Erik," katanya pelan saat kembali ke sisinya, duduk di batang kayu, bahunya menyentuh lengan pria itu.

"Malam ini... aku lupa segalanya. Kunang-kunang ini seperti harapan di kegelapan."

Erik tersenyum, hatinya berbunga meski tahu ini mungkin hanya momen sementara.

"Saya senang Tuan Putri bahagia. Itu saja yang saya inginkan."

********

1
Dandi Mahesa
keren kak Lanjut gasken
lovebunny: makasih 🙏🙏
total 1 replies
Dandi Mahesa
mampir ka
Just_Loa
Halo kak trimakasih sdah mmpir ya 🧡
lovebunny: hallo juga..iya sama sama..sukses selalu
total 1 replies
lovebunny
iya sabar.. tungguin ya 🙏🙏
lovebunny
makadih ya sudah mampir
lovebunny
maksudnya kendala apaan tuh..he..he
Ryner
Thor, jangan diam aja, kasih kabar kalo ada kendala, kami akan terus menunggu!
perayababiipolca
Keren! Bagus banget ceritanya.
Agnes
Cepat update dong, seru banget ni ceritanya! 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!