NovelToon NovelToon
Cold Flame

Cold Flame

Status: sedang berlangsung
Genre:BTS
Popularitas:730
Nilai: 5
Nama Author: Angle love

Ketika cinta bertabrakan dengan ambisi, dan kelembutan mengikis kekejaman…

Min Yoongi, seorang CEO muda tampan yang dikenal dingin dan kejam, menjalankan bisnis warisan orang tuanya dengan tangan besi. Tak ada ruang untuk belas kasih di kantornya—semua tunduk, semua takut. Sampai datang seorang gadis bernama Lee YN, pelamar baru dengan paras luar biasa bak boneka buatan, namun dengan hati yang tulus dan kecerdasan luar biasa.

YN yang polos, sopan, dan penuh semangat, menyimpan luka mendalam sebagai yatim piatu. Tapi hidupnya berubah saat ia diterima bekerja di bawah kepemimpinan Yoongi. Ketertarikan sang CEO tumbuh menjadi obsesi, membawa mereka ke dalam hubungan yang penuh gairah, rahasia, dan ketegangan.

Namun, cinta mereka tidak berjalan mudah. Yoongi masih terikat dengan Jennie, kekasih cantik nan angkuh yang tidak terima posisinya tergantikan. Sementara itu, Jimin—sahabat Yoongi yang terkenal playboy—juga mulai tertarik pada YN dan bertekad merebut hatinya.

Dibayangi fitnah, d

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angle love, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 16 – CINTA YANG TERGANTUNG DI LANGIT MALAM

Langit malam tampak pekat di luar jendela apartemen YN. Bias cahaya lampu kota menyelinap di sela tirai, namun tak mampu menerangi kesepian yang menyelubungi hatinya. Ia duduk di tepi ranjang dengan mata sembab dan kepala yang berat karena terlalu lama menangis.

Ponselnya sunyi. Tidak ada pesan masuk. Tidak ada telepon. Tidak dari Yoongi. Bukan seperti biasanya. Biasanya... walau marah, Yoongi masih akan mencarinya. Tapi malam ini, dia tak tahu, Yoongi telah menghubungi Jennie.

“Jangan berharap apa pun, YN,” bisik YN pada dirinya sendiri. Tapi hatinya membantah. Ia masih menunggu.

**

Sementara itu, di penthouse Yoongi, suasana pun sama muramnya, meski ia sendiri menyangkalnya.

Jennie sedang duduk di sofa, mengenakan gaun tipis satin yang jelas ia pakai untuk menarik perhatian. Namun, mata Yoongi kosong. Pikirannya sibuk memutar ulang foto itu... pelukan Taehyung dan YN.

“Kau yakin ingin aku kembali ke hidupmu?” tanya Jennie dengan suara manja, meneguk wine dari gelasnya.

Yoongi mengangguk pelan. “Ya. Kita coba lagi.”

Tapi nada bicaranya tidak menunjukkan keyakinan. Tidak ada kebahagiaan. Hanya kekosongan.

Jennie tersenyum, lalu bangkit, menghampirinya. Ia menyentuh bahu Yoongi, menggoda, “Aku akan membuatmu lupa pada gadis itu.”

Yoongi tak menjawab. Ia membiarkan Jennie menyentuhnya, namun tubuhnya terasa kaku.

Bukan cinta yang ia rasakan.

Melainkan dendam dan luka yang tertahan.

**

Keesokan harinya, YN datang ke kantor lebih awal dari biasanya. Wajahnya masih terlihat pucat, tapi senyum tetap ia paksa untuk tumbuh di bibirnya. Ia tidak ingin siapa pun tahu betapa rapuhnya dirinya.

Rekan-rekan kantor menyapanya seperti biasa.

“Pagi, YN!”

“Wah, seperti biasa semangat banget.”

YN tersenyum, menyembunyikan luka di balik sapaan.

Namun saat ia memasuki ruang kerjanya, hatinya mencelos.

Jennie.

Wanita itu sedang duduk di sofa ruang kerja CEO—tanpa ragu, menyilangkan kaki dengan angkuh, memandang YN dari atas ke bawah.

“Oh. Kau masih bekerja di sini?” tanya Jennie dingin.

YN menahan napas, membungkuk sopan. “Selamat pagi, Nona Jennie.”

Jennie tersenyum miring. “Selamat pagi juga. Sayang sekali, pagi ini tidak akan seindah biasanya untukmu.”

YN tak menjawab. Ia hanya menunduk dan masuk ke ruangannya tanpa membalas lebih jauh.

Namun jantungnya terasa diremas. Jadi benar... Yoongi kembali pada Jennie?

**

Hari itu, Yoongi nyaris tidak menatap YN.

Saat mereka semeja dalam rapat, ia hanya bicara seperlunya. Bahkan saat tangan YN gemetar saat membalik halaman presentasi, Yoongi tak bereaksi. Dingin. Seolah tak pernah ada apa-apa di antara mereka.

“Bapak Min,” suara Taehyung menyela dari ujung meja.

Yoongi mendongak. Satu-satunya pria yang bisa mengusik emosinya akhir-akhir ini kini duduk santai dengan senyum misterius.

“Saya ingin mengusulkan kerja sama jangka panjang dengan Min Group. Tapi tentu, saya ingin melibatkan Lee YN dalam proyek ini sebagai representatif dari pihak Anda,” kata Taehyung dengan santai, namun matanya tajam memandangi Yoongi.

Yoongi mengepalkan tangan.

“Kenapa harus dia?” tanya Yoongi dingin.

Taehyung menoleh ke arah YN dan tersenyum. “Karena dia paling memahami detail proyek ini. Selain itu... aku lebih nyaman bekerja dengannya.”

Ada tekanan di dada Yoongi saat mendengar nada suara Taehyung. Ia tahu pria itu sedang bermain.

“Permintaan Anda... akan dipertimbangkan,” jawab Yoongi ketus.

**

Langkah-langkah kaki terdengar mendekat dengan cepat di koridor lantai atas kantor pusat Min Group. Lee YN berdiri membeku, matanya terpaku pada pemandangan di depan ruangan direktur—pemandangan yang merobek hatinya.

Di balik pintu kaca transparan yang sedikit terbuka, ia melihat Min Yoongi, pria yang diam-diam mulai mengisi seluruh ruang hatinya, sedang memeluk Jennie dari belakang. Bibir Jennie menyentuh pipi Yoongi, membisikkan sesuatu yang membuat pria itu tersenyum tipis. Senyum yang belum pernah sekalipun YN lihat selama ini.

Meski tak ada ciuman panas atau pelukan erotis seperti dalam drama, adegan itu cukup untuk menghancurkan seluruh dunia YN. Ia mundur perlahan, napasnya tercekat. Sepasang mata Yoongi yang tiba-tiba menoleh dan menatapnya membuatnya membeku.

Yoongi melihatnya. Tapi tak satu pun kata keluar dari bibir pria itu. Tidak ada penjelasan. Tidak ada ekspresi terkejut. Hanya tatapan dingin yang tak bisa ia mengerti.

Lee YN berbalik dan berlari.

Sial.

Saking paniknya, ia tidak sadar kakinya salah pijak di tangga darurat.

“Akh—!”

Tubuh mungilnya terjatuh dengan keras, menggelinding dua anak tangga sebelum sebuah tangan kuat menangkapnya dari belakang, tepat sebelum kepalanya membentur lantai keras.

“YN!!” Jimin berteriak, matanya melebar saat melihat tubuhnya lemas tak bergerak di pelukannya.

**

“Dia baik-baik saja. Untung kamu cepat membawanya ke sini,” ujar dokter di ruang IGD rumah sakit, menepuk bahu Jimin. “Tidak ada cedera tulang, tapi dia mengalami syok dan sedikit memar di tubuhnya. Yang lebih serius adalah kondisi emosionalnya.”

Jimin mengangguk pelan, matanya tak lepas dari tubuh mungil YN yang kini terbaring di ranjang rumah sakit. Wajah gadis itu pucat, bibirnya membiru, dan kedua tangannya menggenggam selimut seolah sedang memeluk dirinya sendiri.

“Apa yang terjadi, YN?” bisik Jimin, lebih pada dirinya sendiri.

**

Keesokan harinya, Jimin mendatangi kantor keamanan Min Group. Ia tahu YN terlalu tertutup untuk menceritakan semuanya, tapi ia bisa melihat jelas dari wajahnya bahwa gadis itu sangat ketakutan—dan patah hati.

Ia berhasil mendapatkan akses ke rekaman CCTV lantai rooftop, tempat terakhir yang dikunjungi YN sebelum jatuh. Dari rekaman itu, ia menyaksikan detik-detik yang membuat darahnya mendidih.

Seorang pria asing muncul dari balik pagar pembatas, mendekati YN yang sedang duduk sendirian. Wajah YN terlihat tegang, dan ia jelas-jelas menolak saat pria itu mulai berbicara sambil mendekat. Tangan pria itu nyaris menyentuh wajah YN ketika seseorang muncul—Taehyung.

Pria muda itu mendorong si asing dengan kasar, lalu menarik YN ke dalam pelukannya, menepuk punggungnya pelan. YN gemetar di pelukannya, jelas sekali sedang ketakutan dan syok. Dan di saat itulah, di sudut kamera, tampak seorang wanita berdiri—Jennie. Ia memotret keduanya diam-diam, lalu tersenyum puas sebelum berbalik pergi.

Jimin mengernyit.

“Sialan.”

**

Yoongi melempar jas kerjanya ke sofa ruang pribadi, frustrasi.

Pikirannya berkecamuk sejak semalam. Ia tak bisa melupakan ekspresi wajah YN saat melihatnya bersama Jennie. Ada luka yang dalam di mata gadis itu, dan meski ia tidak ingin mengakuinya, ia merasa bersalah.

Tapi ia tak pernah menyangka YN akan… berselingkuh?

Ia menggertakkan gigi saat mengingat foto yang dikirimkan Jennie—foto YN yang tengah dipeluk Taehyung di rooftop.

"Dia benar-benar menganggapku bodoh?" gumamnya.

Yoongi tak tahu bahwa pelukan itu adalah penyelamatan. Ia hanya tahu apa yang Jennie ingin ia tahu.

Tiba-tiba, pintu ruangannya terbuka.

“Hyung.” Suara Jimin dingin. Tangannya membawa sebuah flashdisk.

Yoongi mengangkat alis.

“Apa ini?” tanyanya ketus.

“Bukti kalau kamu selama ini salah menilai YN.”

Yoongi menatap Jimin tak percaya. “Apa maksudmu?”

Jimin melempar flashdisk itu ke meja. “Tonton saja. Dan kalau kamu masih punya hati, temui YN sekarang juga. Dia di rumah sakit.”

Yoongi membeku. “Apa?”

“Dia jatuh dari tangga setelah melihatmu dengan Jennie. Kalau aku tidak menemukannya saat itu…” Jimin menahan kata-katanya, rahangnya mengeras. “Aku akan melindungi dia kalau kamu tidak bisa.”

Yoongi membuka rekaman dengan tangan gemetar. Saat melihat YN di rooftop, ketakutan dan gemetar di pelukan Taehyung, emosinya langsung berubah. Matanya memanas saat menyadari bahwa ia—dengan semua amarah dan egonya—telah mengabaikan ketakutan YN.

Ia memukul meja dengan keras. “Bodoh… aku benar-benar bodoh.”

**

Kamar rumah sakit itu sunyi.

Yoongi melangkah masuk perlahan, menatap tubuh mungil YN yang kini tidur dengan infus menempel di tangannya. Wajah gadis itu terlihat damai, tapi tubuhnya tetap tampak lemah.

Pria itu mendekat, lalu duduk di samping tempat tidur. Tangannya menggenggam tangan YN yang dingin, lalu perlahan mengelusnya.

“Aku minta maaf,” bisiknya, suaranya bergetar. “Aku… terlalu percaya pada kebohongan. Dan aku menyakitimu.”

Wajahnya mendekat, keningnya menyentuh punggung tangan YN.

“Aku tidak tahu kau ketakutan. Aku tidak tahu masa lalumu membuatmu trauma dengan orang asing. Dan aku bahkan… tidak pernah bertanya. Maafkan aku, YN.”

Tiba-tiba, YN bergerak sedikit. Kelopak matanya terbuka perlahan.

“…Yoongi-ssi?”

Suara lirihnya seperti cambuk bagi hati pria itu. Yoongi mengangkat wajahnya, menatap mata YN dengan penuh penyesalan.

“Maafkan aku,” bisiknya. “Kau tidak layak mendapatkan semua ini.”

YN menggeleng pelan, air mata mulai jatuh di pipinya.

“Aku… tidak pernah berbuat salah… aku hanya ingin bekerja dengan tenang…”

Yoongi bangkit dan menarik gadis itu ke dalam pelukannya. “Aku tahu. Aku tahu sekarang, YN.”

Ia memeluk YN erat, seolah takut jika melepaskannya, gadis itu akan hilang.

“Aku janji tidak akan mengulangi kesalahan ini. Dan aku sudah memutuskan. Jennie, hubungan palsu itu, semuanya berakhir hari ini.”

Wajah YN terkubur di dada Yoongi. Ia menangis pelan, melepaskan semua rasa sakit yang selama ini dipendam.

Di luar ruangan, Jimin berdiri diam.

Ia menatap ke dalam lewat kaca, menyaksikan pelukan hangat antara dua orang yang sama-sama terluka.

Ia menarik napas dalam, lalu berbalik pergi.

Tapi sebelum ia benar-benar menjauh, ia berbisik lirih, “Lindungi dia, hyung. Atau aku yang akan melakukannya.”

Sementara itu, di apartemennya, Jennie meremas ponselnya dengan penuh emosi. Ia membaca pesan singkat dari Yoongi yang hanya terdiri dari dua kata:

“Sampai sini.”

Tangis frustasi meledak. Namun sayangnya, cinta tak pernah bisa dipaksa. Dan rencana busuk, cepat atau lambat... akan hancur oleh kebenaran.

 

1
Ita Putri
jangan cuman janji" yoongi tp bukti nyata
Ita Putri
Luar biasa
Ita Putri
padahal ceritanya bagus lhoo
kenapa gk ada yg nge like yaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!