Hari bahagia yang harus nya menjadi milik nya ternyata bukan milik nya. sakit, kecewa itu yang Vania rasakan. Mencintai orang yang tak mencintai nya selama ini. Sang pria mencintai nya hanya karena kasihan.
Yuk baca hanya di Novel Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6
Setelah kepulangan Clarissa, Azizah yang pandai mendekor kue mengukir nama Clarissa dan Daffa sesuai permintaan pembelinya.
Vania yang melihat nama Daffa menatap heran hinga dia mengerutkan dahi, jantung terasa berhenti saat melihat nama Daffa di sandingkan dengan nama Clarissa.
"Ada apa Van?" Tanya Azizah saat melihat Vania hanya diam menatap nama pemilik kue.
"Gak Zah. Itu nama pria nya kok sama dengan nama cowok gue ya? Daffa apa Zah belakang nya?" Tanya Vania.
"Gak tau Van! Dia cuma bilang Daffa saja! Kenapa dengan nama itu?" Tanya Azizah bingung.
"Nama nya mirip calon tunangan gue Daffa juga." jawab Vania.
"Oh kirain apaan. Jangan berpikir yang bukan - bukan Van. Nama Daffa itu banyak. Coba lihat nama perempuan nya juga sama dengan nama belakang kamu Vania Clarissa dan mbak itu Clarissa. bisa jadi nama belakang nya beda. Sudah ayo bantu ini pesanan nona sombong jangan sampai rusak." jawab Azizah.
Vania tersenyum dia membenarkan ucapan teman satu kerjaan nya jika banyak nama yang mirip tapi berbeda orang.
*******
Sedangkan di rumah Daffa dia merasa lega saat Clarissa sudah pulang dan tak terlalu banyak bertanya.
"Arvin yang baru pulang dari kerja di perusahaan peninggalan kedua orang tuanya. Melihat Daffa mengusap dada pelan merasa heran.
"Kamu kenapa?" Tanya Arvin.
"Hampir saja ketahuan Vin. Itu Aurora ternyata mesan kue di toko tempat Vania kerja." ucap Daffa merasa lega.
"Maka nya Daf pilih salah satu jika keluarga Clarissa tau mereka pasti akan marah dan Gimana jika Vania tau soal pertunangan kamu dia lebih sakit lagi Daffa. Tega banget sih kamu mempermainkan perasaan Vania." ucap Arvin.
"Luh kenapa sih selalu belain Vania terus, Luh suka sama Vania?" ucap Daffa marah.
"Gue buka suka sama Vania, tapi gue kasihan sama dia."
"Kalau kamu gak suka dengan sikap apa yang saya lakukan silahkan keluar dari rumah orang tua saya. Saya gak butuh punya saudara kayak kamu yang kerjaan nya hanya ceramah saja bukan dukung saudaranya. Jika kamu marasa kasihan kamu saja yang gantiin Saya tunangan dengan gadis miskin itu." ucap Daffa dengan kesal.
"Baik saya akan pergi, tapi tunggu om dan tante pulang karena kamu gak berhak mengusir saya. Kamu pikir saya suka dengan cara kamu mempermainkan wanita. menjijikan." ucap Arvin.
Setelah mengatakan itu Arvin menuju ke kamar nya yang ada di sebelah kamar Daffa, dia mulai mengemasi pakaian nya. sejak usia dia 18 tahun dia sudah belajar memimpin perusahaan peninggalan kedua orang tua nya yang di bantu oleh kakak almarhum ayah nya yaitu orang tua Daffa. Maka nya Arvin sangat menghormati kedua orang tua Daffa. Dia sudah menganggap kedua orang tua Daffa seperti orang tua nya sendiri dan menganggap Daffa seperti kakak nya sendiri.
******
Di rumah Vania, Herman mulai menghitung pengeluaran untuk acara pertunangan putrinya dia berharap uang yang dia pinjam dan tabungan nya cukup untuk semua persiapan acara pertunangan putrinya
"Assalamu'alaikum." salam Vania saat dia baru sampai di depan pintu.
"Waalaikumsalam. loh nak kenapa cepat sekali pulang nya ini baru jam 5." Tanya sang ayah.
"Iya ayah bu Tasya ada kerjaan maka nya toko tutup cepat. Ayah sedang apa?" Tanya Vania.
"Ini lagi menghitung apa saja yang di perlukan untuk acara pertunangan kamu minggu ini nak."
Vania melihat uang yang ada di hadapan ayah nya merasa heran.
"Ayah itu kenapa uang nya di pisah?" Tanya Vania.
"Ini tabungan ayah nak dan ini uang yang ayah pinjam dari bos ayah." jawab lembut sang ayah.
"Ayah pinjam uang?" Tanya Vania.
"Iya nak. takut kurang."
Vania menatap sedih ayah nya dia langsung menuju ke kamar nya dan membuka lemari pakaian nya dia mengambil amplop coklat lalu keluar menemui ayah nya.
"Ayah ini Vania ada tabungan siapa tau cukup untuk tambahan acara nanti jangan nambah hutang ayah."
"Uang apa ini nak?" Tanya sang ayah.
"Ini uang tabungan buat wisuda Vania tahun depan ayah. Tapi gak papa ayah pakai saja. Vania bisa nabung lagi kan wisuda nya juga masih lama." ucap Vania.
"Jangan nak simpan saja nanti jika kurang ayah akan cari lagi."
"Gak papa ayah pakai saja. Vania gak mau buat ayah susah." jawab Vania.
Herman menatap sedih putrinya di saat hari yang bahagia untuk putrinya dia hanya bisa membuat pesta kecil. Herman pun mengambil uang tabungan milik putrinya yang sudah dia simpan selama ini.
"Ini ada berapa nak?" Tanya Herman.
"Kalau gak salah hitung 5 juta ayah."
Herman memeluk putri tunggal yang selama ini sudah bersama dengan dirinya. Vania lah semangat dia untuk terus bertahan saat sang istri memilih pergi dengan pria yang jauh lebih kaya dari nya di saat dia sudah mengalami kebangkrutan.
"Maafin ayah nak ayah belum bisa membuat kamu bahagia, selama ini ayah selalu membuat kamu hidup dalam kemiskinan."
"Enggak ayah! Ayah jangan sedih mau kaya atau miskin asal sama ayah Vania sudah bahagia. Ayah jangan pernah tinggalin Vania." ucap Vania dengan memeluk tubuh sang ayah.
Di rumah Pradipta selesai makan malam Arvin menyeret kopernya keluar dari kamar. Dia tersinggung dengan semua ucapan Daffa yang sudah mengusir nya.
"Loh Arvin kamu mau kemanan nak?" Tanya ayah Daffa.
"Arvin mau tinggal di rumah peninggalan kedua orang tua Arvin om?"
"Kenapa nak! Kenapa kamu tiba - tiba mau pindah? besok kita repot nak untuk mempersiapkan acara pertunangan Daffa dan Clarissa." ucap ayah Daffa.
"Gak ada apa- apa, om saya hanya ingin mandiri. Besok saya akan datang buat bantu - bantu." ucap Arvin.
Mereka tak bisa menahan Arvin untuk tidak pergi. Karena Arvin bersikeras untuk tetap pergi. Sedangkan Daffa yang kesal terhadap Arvin hanya menatap saja kepergian Arvin.
*****
Keesokan hari nya di rumah Vania mereka mulai sibuk dengan semua persiapan acara pertunangan, sang ayah memesan dekorasi yang bagus dan makanannya catering untuk acara hari H.
Begitu juga dengan keluarga Pradipta mereka juga sibuk dengan gedung mewah yang akan di gunakan untuk acara pertunangan putra dan putri mereka. hari ini daftar dan Clarissa memilih cincin pertunangan.
Sedangkan Vania berusaha menghubungi Daffa untuk menanyakan tentang kapan mereka mencari cincin pertunangan.
Daffa yang merasa ponsel nya bergetar langsung melihat dan menjauh dari Clarissa saat tau siapa yang menghubungi nya.
"Hallo Van ada apa?" Tanya Daffa.
"Saya cuma mau nanya kapan kita akan cari cincin?" Tanya Vania.
"Ini saya lagi pilih cincin untuk kamu sama mama. kamu gak perlu khawatir soal cincin. Nanti sore saya bawa cincin untuk kamu. sudah dulu ya gak enak mama lagi pilih cincin untuk kita." ucap Daffa.
Daffa langsung memutuskan sambungan telpon nya setelah dia mengatakan jika dia sedang memilih cincin untuk pertunangan mereka. Padahal nyata nya Daffa pergi bersama dengan Clarissa untuk memilih cincin pertunangan mereka.
mampus pasti orang suruhan Daffa tertangkap. semoga dia ngaku jika Daffa yang menyuruh nya. biar sekalian dekam di penjara kesel gue sama di Daffa
Semoga saat sadar nanti Vania gak marah ke Arvin ya karena menikahi dia tanpa izin,tapi harusnya Vania berterima kasih sma Arvin karena selain Arvin nyelamatin dia dr Daffa, dia juga bisa menjaga kehormatan Vania,,,
kan kalian sepasang kekasih
Dasar daffa lelaki brengseknya gak ketulungan😠😠😠😠
mau Sam Vania,tapi tidak mau melepaskan anak manja itu
dan rakus
untung z Arvin keburu datang,, nikahin Vania Vin,, Vania udah minum obat buat P*r*n*s*ng, kasian dia takutnya malah tersiksa,,,
Arvin lg luka z bisa²nya ya curi² kesempatan/Facepalm/ btw Arvin harus bangga loh karena dia pria pertama yg bisa cium Vania/Chuckle//Chuckle/
siapa ya kira² yg mau culik Vania??Daffa kah??