NovelToon NovelToon
Masuk Ke Dunia Novel Menjadi Antagonis

Masuk Ke Dunia Novel Menjadi Antagonis

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: noerazzura

Gubrakkk

Nala Casandra memegang kepalanya, dia baru saja membaca sebuah novel dan sangat kesal. Dia marah sekali pada seorang antagonis yang ada di novel itu. Sangking kesalnya, dia melemparkan novel itu ke dinding, siapa sangka novelnya mental kena kepalanya, sampai dia jatuh dari sofa.

Dan siapa sangka pula, begitu dia membuka matanya. Seorang pria tengah berada di atas tubuhnya.

"Agkhhh!" pekik Nala.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16. Dibela atau Dijerumuskan?

"Apa katamu?" tanya Ratih Jayengwati terkejut bukan main pada Asih.

Bisa-bisanya mereka salah sasaran.

"Asih, apa kamu bodohh? bagaimana sekarang? aku kan sudah katakan padamu, jangan pergi meninggalkan tempat itu! lihat apa yang terjadi sekarang! bagaimana ini? Gusti selir agung tidak akan membiarkan anaknya terluka, gawat...!"

Asih panik, tapi tekanan yang di berikan oleh Ratih Jayengwati membuatnya memutar otak dengan keras. Kalau sampai Ratih Jayengwati celaka. Dia juga tidak akan selamat. Dan dia tidak mau itu terjadi.

"Raden ayu, tunggu dulu! sebaiknya kita ke sana. Kita temui penjahat itu, mereka memang tidak mengenal siapa yang harus mereka celakai, tapi mereka mengenal kita. Dan Raden ayu justru, bisa berpura-pura menyelamatkan nyawanya kan?" tanya Asih.

Mungkin sebenarnya berbagai pikiran licik itu datangnya dari Asih. Sungguh kelakuan dan nama sangat bertolak belakang.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Asih, Ratih Jayengwati terlihat begitu tertarik.

"Kamu benar! iya kamu benar! ayo cepat!"

Ratih Jayengwati segera menarik tangan Asih dah berlari ke arah sendang yang biasa di gunakan untuk para tuan putri mandi.

Jika itu orang lain, pasti akan sulit menemukan tempat persembunyian para penjahat itu. Tapi, karena Ratih Jayengwati yang merencanakan semua ini, tentu saja dia tahu dimana markas para penjahat itu. Dan dia segera mengambil jalan ke arah sana, dengan berlari.

Jenderal Mahesa Wulung dan anak buahnya juga segera turun tangan. Mereka mencari di sekitar sendang.

Sementara Nala, yang juga sudah selesai ganti pakaian juga keluar. Dia terkejut mendengar keributan yang terjadi di luar tenda.

"Apa yang terjadi?" tanya Nala pada salah satu prajurit yang kebetulan lewat sambil berlari terburu-buru.

"Sembah pangabekti Gusti putri. Putri Galuh Parwati di culik penjahat di sendang pemandian para putri!" jawab prajurit itu.

Nala cukup terkejut mendengar itu.

"Ya sudah, pergilah!" kata Nala.

Prajurit itu lantas membungkukkan badannya, memberi hormat lalu pergi dengan cepat.

"Tuan putri, untung kita tidak jadi kesana!" kata Sumi yang wajahnya menjelaskan berbagai macam ekspresi sekaligus.

Dari wajah polos itu, terlihat kelegaan yang begitu besar. Mungkin karena memang dia merasa begitu lega. Dia tadi tidak jadi ke sendang itu bersama majikannya. Juga ada ekspresi kasihan, dan yang terakhir adalah takut.

Benar saja, tak lama Sumi pun mendekat ke arah Welas, setengah memeluk pelayan yang mengabdi pada majikan yang sama dengannya itu.

"Mbak Welas, kenapa jadi mengerikan begini ya. Tadi pagi perampok, sekarang penjahat yang menculik perempuan. Aku takut!"

Welas memperhatikan wajah ketakutan Sumi itu dengan kening berkerut.

"Sumi, kenapa kamu takut? tugas kita itu menjaga tuan putri. Lagipula, yang di culik itu pastinya kan tuan putri, raden ayu, gitu. Yang kira-kira kalau di culik itu bisa di mintai yang tebusan. Lah, kalau kamu yang di culik. Mau minta tebusan apa?" tanya Welas.

Sumi langsung terkikik mendengar apa yang dikatakan Welas itu.

"Kamu benar mbak Welas, cantik juga enggak. Kerempeng iya ha ha ha"

Nala hanya mengernyitkan keningnya mendengar dua pelayannya itu saling bicara. Dan Sumi, wanita yang usianya masih 15 tahun itu begitu polos. Bisa-bisanya dia seolah bangga dan sangat senang dengan tubuhnya yang kerempeng. Dia tertawa begitu lepas.

"Tuan putri!"

Seorang pengawal pribadi prabu Jayalodra menghampiri Nala dan kedua pelayannya.

"Tuan putri, Gusti prabu Jayalodra memerintahkan. Semua tuan putri berkumpul di tenda utama. Di sana aman tuan putri! mari ikuti saya!" kata pengawal itu tergesa-gesa.

Nala mengangguk, dia mengikuti pengawal pribadi prabu Jayalodra itu dengan langkah yang cepat. Bersama dengan Sumi dan Welas.

Sesampainya di tenda utama, Ratu Sekar Arum segera menghampiri Nala.

"Kamu baik-baik saja Sekar Nala?" tanyanya terlihat perduli.

Nala tahu, bibinya itu hanya menunjukkan kalau dia adalah orang yang sangat perduli pada keluarganya di depan prabu Jayalodra. Tentu saja, Nala harus menemani permainan bibinya itu.

"Sembah pangabekti Gusti Ratu, hamba baik-baik saja..."

"Sekar Nala!"

Nala di kejutkan dengan suara Selir agung Galuh Ayu yang tiba-tiba menghampirinya.

"Sendang itu dekat dengan tendamu kan? apa kamu tidak melihat ada yang aneh di sana. Bagaimana bisa Galuh Parwati di culik?"

Nala menghela nafas berat. Wajar, rasanya seorang ibu terlihat panik dan cemas seperti itu. Tapi, dari sekian banyak orang. Kenapa juga hanya Nala yang di tanya dengan nada seperti itu oleh selir agung Galuh Ayu. Bukankah dia mertua Nala, kenapa terkesan tidak senang sekali pada Nala.

"Sembah pangabekti Gusti Selir agung, tendaku memang dekat dengan sendang. Bahkan tadi pagi, aku dengan dua pelayanku juga berniat pergi ke sana. Tapi.. " Nala menjeda ucapannya.

Masa iya, dia bilang ke selir agung Galuh Ayu. Kalau dia di paksa mandi bersama pangeran Arga Yudha Kertajaya, di pemandian para pangeran pula. Dan itu kan dekat dengan tenda perbekalan. Akan banyak hal yang tidak bisa dia jelaskan nantinya.

"Tapi, tidak jadi. Pangeran Arga Yudha Kertajaya membawakan aku air!" kata Nala asal.

Dia benar-benar asal bicara.

"Rayi, kenapa kamu bertanya dengan nada menuduh seperti itu pada Sekar Nala? dia kan menantumu. Dia memang pernah menculik Ratih Jayengwati, tapi itu kekhilafan yang sudah dia akui dan sesali. Dia tidak mungkin melakukan kesalahan yang sama. Memangnya dia tidak sayang nyawanya, apa"

Nala terdiam. Ada yang aneh di sini. Sejak kapan Ratu Sekar Arum suka membelanya.

"Nah, itu dia masalahnya. Dia pernah menculik Ratih Jayengwati, bukan mustahil hal ini juga ulahnya. Siapa yang tidak mengenal Sekar Nala, putri sulung Adipati yang suka bertindak sewenang-wenang?" tanya Selir agung Galuh Ayu.

Nala mendesah kasar. Ternyata bibi kesayangannya itu bukan membantunya. Tapi malah mengingatkan semua orang, kalau dia pernah melakukan sesuatu yang sangat amat jahat, yang bisa di lakukan oleh seorang putri bangsawan.

'Sudah ku duga!' batin Nala yang pada akhirnya paham. Bibinya bukan membantunya, tapi membuat orang berpikir kalau dia pasti ada hubungannya dengan penculikan Galuh Parwati ini.

"Nala! tidak mungkin kan?" tanya ratu Sekar Arum seolah terkejut.

Nala mendesah kasar sekali lagi.

"Ya tinggal tangkap saja penjahatnya, interogasi, kalau dia bilang aku yang suruh berarti itu aku. Kalau dia bilang bukan aku yang suruh, berarti bukan aku. Beres kan?" tanya Nala yang sudah jengah.

Ratu Sekar Arum cukup terkejut dengan jawaban Nala.

'Berani benar anak ini, biasanya kalau aku bicara dia hanya diam. Kenapa dia sekarang berani membantah?' batinnya bingung.

Ratu Ken Dwijasari yang menyaksikan hal ini terjadi di depan Prabu Jayalodra tentu saja tidak akan tinggal diam. Ini masalah serius, melibatkan haremm juga. Dia harus menengahi perdebatan ini, untuk mendapatkan simpati prabu Jayalodra.

"Rayi berdua, tenang dulu. Situasi sedang tidak baik. Kalau kita bertengkar, ini hanya menambah ruwet. Benar kata Sekar Nala, buat penjahat itu di tangkap dulu. Baru kita cari tahu. Jangan membuat tuduhan dan keributan. Tenang, tenang!"

Nala menghela nafas panjang. Kedengarannya memang Ratu Ken Dwijasari membantunya. Tapi dia tidak yakin akan hal itu, karena Nala yakin ratu Ken Dwijasari juga membantu dirinya sendiri alias cari muka.

'Huhhh, hayati lelah bang... pengen makan seblak rasanya. Kenapa juga pindahnya ke tubuh orang jahat seperti Sekar Nala, kenapa gak ke tubuh Ratu mana gitu? yang baik hati dan dipuja rakyatnya. Nasib, nasib!' keluh Nala dalam hatinya.

***

Bersambung...

1
Srie Ncii Herdiansyah
kirain mau up banyak whehee..
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦ɳσҽɾ: kan anuu ya, jadinya ya gitu 🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️
total 1 replies
Srie Ncii Herdiansyah
aaaaaaaa, akhirnya nemu novel Time travel yang masuk ke jaman kuno versi indo bukan yg china2..aku suka bangett dari duluuu kaya kolosal2 gitu
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦ɳσҽɾ: aaaaaaa senang baca komennya 💜💜💜💜💜💜💜
total 1 replies
Hema
suka ceritanya, bagus
Clara Joya
suka novel ini
Grace Nelli
good
Yoongi marry me
suka ceritanya
Usaka
emejing ya, kerajaan jawa
Irene
bagus
Fani
langsung subscribe, suka benar
Yuyun
luar biasa sih, ini kerajaan kuno tapi bagus
Donita
semangat terus Thor, keren
Nimiarti
bagus
Diyah
bagus serius tapi lucu
Cecen
sangat menarik
Cecen
emang iya bunyinya gitu
🍏A↪(Jabar)📍
up
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦ɳσҽɾ: siap grakk 🚴🏿‍♀️🚴🏿‍♀️🚴🏿‍♀️💜💜💜💜💜💜💜
total 1 replies
🍏A↪(Jabar)📍
tampan=>tampak
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦ɳσҽɾ: iya itu maksudnya 🤣🤣🤣 otewe repormasi 🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️
total 1 replies
Esperanza
suka
🍏A↪(Jabar)📍
up
🍏A↪(Jabar)📍
menanti mu = menantumu
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦ɳσҽɾ: 😍😍😍😍😍😍😍
🍏A↪(Jabar)📍: 💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜👍😂
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!