NovelToon NovelToon
Sistem Tak Terukur

Sistem Tak Terukur

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi Timur / Sistem / Harem / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Eido

Update tiap hari ~
Follow Instagram: eido_481
untuk melihat visual dari karakter novel.

Setelah begadang selama tujuh hari demi mengejar deadline kerja, seorang pria dewasa akhirnya meregang nyawa bukan karena monster, bukan karena perang, tapi karena… kelelahan. Saat matanya terbuka kembali, ia terbangun di tubuh pemuda 18 tahun yang kurus, lemah, dan berlumur lumpur di dunia asing penuh energi spiritual.

Tak ada keluarga. Tak ada sekutu. Yang ada hanyalah tubuh cacat, meridian yang hancur, akibat pengkhianatan tunangan yang dulu ia percayai.

Dibuang. Dihina. Dianggap sampah yang tak bisa berkultivasi.

Namun, saat keputusasaan mencapai puncaknya...

[Sistem Tak Terukur telah diaktifkan.]

Dengan sistem misterius yang memungkinkannya menciptakan, memperluas, dan mengendalikan wilayah absolut, ruang pribadi tempat hukum dunia bisa dibengkokkan, pemuda ini akan bangkit.

Bukan hanya untuk membalas dendam, tapi untuk mendominasi semua.
Dan menjadi eksistensi tertinggi di antara lang

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eido, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Makan Malam Bersama

Di bawah langit yang mulai berselimut awan tipis, suasana antara Qin Aihan dan Feng Jian terasa begitu berbeda. Seolah-olah angin pun berembus lebih pelan, memberi ruang pada dua hati yang mulai saling menaut dalam diam. Qin Aihan, yang biasanya memiliki kendali penuh atas pikirannya, kini merasa seperti seorang gadis muda yang baru pertama kali mengenal cinta.

Entah mengapa, ia merasakan sesuatu yang hangat saat Feng Jian bicara padanya. Tidak ada kata-kata manis atau pujian palsu. Tidak ada senyum penuh tipu daya seperti yang sering ia temui dari para pemuda bangsawan yang berusaha mendekatinya. Feng Jian… bersikap dingin, tegas, namun tulus dan jujur. Kata-katanya seperti pedang tajam, langsung ke inti tapi justru karena itulah Qin Aihan merasa dirinya dihargai sebagai sosok, bukan sebagai putri dari keluarga Qin.

Ia memandangi wajah Feng Jian dalam-dalam. Ketampanan pria itu tak bisa disangkal, tapi bukan itu yang membuat hatinya bergetar. Ia merasa… nyaman. Damai. Seolah bersama pria ini, seluruh tekanan sebagai pewaris keluarga besar menguap perlahan. Seolah… jika ia berada di sisi Feng Jian, dunia tak akan lagi terasa menakutkan. Sebuah pikiran gila melintas dalam benaknya jika bersama pria ini, mungkin ia akan bisa merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya.

Sementara itu, Feng Jian berdiri diam, namun pikirannya bergolak. Tiba-tiba, di dalam benaknya, terdengar suara khas yang hanya bisa ia dengar:

[Ding! Peningkatan Hubungan Terdeteksi.]

[Nama: Qin Aihan.]

[Kesukaan Qin Aihan terhadap Tuan meningkat, Tingkat Kesukaan saat ini: Bintang Tiga.]

Feng Jian membelalakkan mata sepersekian detik, tatapannya kosong sesaat. Ia menatap ke udara, menatap layar sistem transparan yang hanya ia yang bisa melihatnya. Ia mengerutkan alis. Bintang tiga? Bahkan ia belum benar-benar melakukan apa-apa, hanya berkata jujur… dan mengaku ingin mencari istri.

'Apakah hanya karena itu… dia bisa menyukaiku sejauh ini?' pikirnya dalam hati.

Tapi, melihat mata Qin Aihan yang masih menatapnya dengan lembut, dengan semburat merah di pipinya dan senyum kecil yang penuh makna, Feng Jian mulai mengerti. Mungkin, bukan soal apa yang ia katakan… tapi karena ia adalah satu-satunya yang memperlakukan Qin Aihan seperti manusia, bukan simbol kekuasaan.

Sistem atau tidak, logika atau tidak, kenyataannya… sesuatu memang mulai tumbuh di antara mereka. Perlahan. Tapi pasti.

Feng Jian menatap Qin Aihan yang kini menundukkan kepalanya. Pipi gadis itu memerah, seperti kelopak mawar yang baru disiram embun pagi. Wajahnya begitu indah dalam balutan cahaya lembut senja yang menerobos celah-celah dahan pohon di sekitar tempat tersembunyi itu. Saat angin semilir menggerakkan helai rambutnya, Feng Jian mendapati dirinya sulit memalingkan pandangan.

Melihat keheningan yang mulai menggantung di antara mereka, Feng Jian membuka suara, suaranya tenang namun menyimpan rasa ingin tahu.

"Siapa nama mu?" tanya Feng Jian.

"Aku Qin Aihan..." jawab Qin Aihan yang masih menundukkan kepala nya.

"Qin Aihan." katanya pelan, "kau berasal dari keluarga Qin yang cukup berpengaruh di Kekaisaran ini, bukan?"

Qin Aihan mengangguk perlahan, masih dengan kepala menunduk.

"Apakah kau memiliki saudara…?"

Butuh waktu beberapa detik sebelum gadis itu menjawab, suaranya lembut namun jelas.

"Aku… adalah anak perempuan tertua dalam garis utama keluarga. Aku hanya memiliki satu adik… seorang gadis kecil yang baru berusia sepuluh tahun. Namanya Qin Yuwei," ucapnya sambil mengangkat wajah perlahan. Mata kuningnya tampak jernih, ada sedikit kehangatan di sana saat ia menyebut nama adiknya.

Feng Jian mengangguk pelan. "Berarti kau adalah calon pewaris utama keluarga Qin."

Qin Aihan menghela napas pendek. "Ya… meskipun itu bukan hal yang kuinginkan sejak kecil. Tapi itulah tanggung jawab yang harus kupikul."

Ia lalu menatap Feng Jian, kali ini dengan lebih tenang. "Keluarga kami memang cukup besar. Namun, tempat tinggal utama kami berada sangat jauh dari Nine Treasures Paviliun City ini. Wilayah keluarga Qin dikenal sebagai Provinsi Wuzong. Jika menempuh perjalanan dari sini… akan memakan waktu sepuluh hari, bahkan dengan kecepatan kereta tercepat."

Feng Jian menyimpan informasi itu dalam benaknya. Provinsi Wuzong… sepuluh hari perjalanan. Ia belum tahu apa takdirnya di dunia ini, tetapi nama itu wilayah itu akan menjadi penting suatu hari nanti, entah dalam pertarungannya… atau dalam urusan hati yang perlahan tumbuh di hadapannya kini.

Setelah percakapan yang menghangatkan hati itu perlahan mereda, angin malam mulai menyusup di antara dedaunan, membawa aroma lembut dari bunga malam yang bermekaran di sekitar. Matahari telah tenggelam, menyisakan semburat jingga yang perlahan memudar di cakrawala, berganti dengan selimut malam yang berhiaskan bintang-bintang pertama.

Feng Jian menatap wajah Qin Aihan yang perlahan tenang, lalu dengan nada lembut dan penuh sopan, ia berkata, “Aihan… bagaimana kalau kamu menemaniku makan malam malam ini?”

Qin Aihan menoleh, matanya membelalak sedikit karena terkejut, namun senyuman tipis segera menghiasi bibirnya. Ia mengangguk pelan, “Baik, aku akan menemanimu. Lagipula, aku tahu tempat yang cocok untuk itu.”

Feng Jian merasa lega. Meski wajahnya tetap tenang seperti biasanya, hatinya berdetak sedikit lebih cepat. Ia tahu bahwa setiap langkahnya kini perlahan menapaki jalan yang tak hanya penuh misteri, tapi juga perasaan yang belum sepenuhnya ia mengerti.

Karena sudah sering berkunjung ke Kota Nine Treasures Paviliun, Qin Aihan tahu benar tempat-tempat istimewa di kota ini. Ia menuntun Feng Jian keluar dari gang kecil tempat mereka berbicara sebelumnya. Mereka berjalan berdampingan di bawah langit malam, melewati lentera-lentera merah yang mulai dinyalakan satu per satu di sepanjang jalan utama kota. Jalanan mulai ramai dengan pedagang malam, suara tawa, dan aroma makanan khas kota memenuhi udara, namun Qin Aihan membelokkan langkah mereka ke jalur yang lebih tenang.

Tak lama, mereka tiba di sebuah bangunan sederhana namun anggun yang berdiri di tepi danau kecil. Restoran itu dikelilingi taman bambu, dan di tengahnya terdapat beberapa paviliun makan pribadi yang mengambang di atas air tenang. Cahaya lentera yang redup, suara gemericik air, dan nyanyian serangga malam menciptakan suasana damai yang romantis.

“Tempat ini… luar biasa." gumam Feng Jian, matanya menatap sekeliling dengan kagum.

Qin Aihan tersenyum halus. “Tempat ini jarang diketahui orang luar. Aku suka suasananya yang tenang. Di sini… kita bisa makan tanpa perlu memikirkan dunia luar.”

Feng Jian menatap wajah Qin Aihan di bawah cahaya lentera, dan untuk sesaat, dunia memang terasa seperti milik mereka berdua.

Di bawah lembutnya cahaya lentera yang berayun pelan diterpa angin malam, Feng Jian dan Qin Aihan telah duduk di sebuah meja bundar kecil, yang menghadap langsung ke permukaan danau yang memantulkan kilauan bintang. Suasana di sekitar mereka sunyi dan menenangkan, hanya ditemani suara serangga malam dan gemericik air yang mengalir di tepi paviliun kayu itu.

Qin Aihan duduk dengan anggun di seberang Feng Jian, dan saat pelayan wanita membawakan lembaran menu berhias kaligrafi emas, Qin Aihan segera menerimanya. Tanpa ragu, ia mulai membaca dengan seksama, jarinya menunjuk beberapa hidangan khas dengan percaya diri.

“Aku akan memesankan sesuatu yang lezat.” ucapnya lembut tanpa menoleh. “Kau pasti belum pernah mencoba hidangan khas Paviliun Danau Giok, kan?”

Feng Jian hanya mengangguk perlahan, matanya tak lepas menatap wajah tenang Qin Aihan. Di dalam hatinya, ada sedikit rasa kagum yang perlahan tumbuh. Ia merasa… nyaman. Dan entah mengapa, ketika bersama gadis ini, ia merasa tak perlu mengatur apa pun. Qin Aihan tahu apa yang ia lakukan, dan Feng Jian bisa mempercayainya sepenuhnya suatu perasaan yang sangat langka di dunia baru ini.

Tak lama, pelayan wanita berpakaian anggun datang menghampiri mereka dengan langkah sopan. Ia menunduk memberi salam, lalu mengeluarkan kuas dan kertas kecil dari balik lengan bajunya, siap mencatat pesanan.

Qin Aihan pun mulai menyebutkan makanan pilihan sup bunga teratai giok, ikan merah kukus dengan saus plum langit, dan semangkuk nasi wangi dengan taburan biji emas. Untuk minuman, ia memesankan anggur buah beku dari Utara yang terkenal manis dan menenangkan jiwa.

Pelayan itu mencatat cepat dengan tulisan indah, lalu mengangguk hormat. “Pesanan akan segera diantarkan, Tuan dan Nona.”

Setelah pelayan itu pergi, Feng Jian menatap Qin Aihan dengan senyum samar. “Kau benar-benar tahu cara memanjakan lidah seseorang. Aku bahkan belum perlu membuka menu itu.”

Qin Aihan hanya tertawa kecil, dan angin malam seakan turut tertawa bersamanya ringan, jujur, dan menenangkan hati.

1
maz tama
hmmm hareeem/Smug//Grin/
maz tama
alur ceritanya bagus
Eido: terima kasih
total 1 replies
Kaye Kaye
up min
Eido: oke di tunggu ya
total 1 replies
Hendra Saja
jgn lelah untuk up Thor......semangat....
Eido: makasih kak
total 1 replies
qwenqen
ku kira akan menarik eh ternyata hanya novel sampah yang mengumbar fantasi birahi semata
Singaz
Lanjutkan thor
Singaz
Gak sabar nunggu update selanjutnya
PiuPyu
Ceritanya menarik, perkembangan alur cerita nya maju. Rekomendasi!
ipokdin
terbaik
Eido: Terima kasih ❤️
total 1 replies
Musang Bulan
Menarik....
leasiee~。
hai kak aku mampir yuk mampir juga di novel' ku jika berkenan 😊
Hiu Kali
kebanyakan kata-katanya dari AI generator..semangat thor.. tunjukkan kualitasmu yang sesungguhnya..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!