NovelToon NovelToon
Tuhan Kita Tak Merestui

Tuhan Kita Tak Merestui

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Spiritual / Cinta Terlarang / Keluarga / Cinta Murni / Trauma masa lalu
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Pertemuan antara Yohanes dan Silla, seorang gadis muslimah yang taat membawa keduanya pada pertemanan berbeda keyakinan.

Namun, dibalik pertemanan itu, Yohanes yakin Tuhan telah membuat satu tujuan indah. Perkenalannya dengan Sila, membawa sebuah pandangan baru terhadap hidupnya.

Bisakah pertemanan itu bertahan tanpa ada perasaan lain yang mengikuti? Akankah perbedaan keyakinan itu membuat mereka terpesona dengan keindahan perbedaan yang ada?

Tulisan bersifat hiburan universal ya, MOHON BIJAK saat membacanya✌️. Jika ada kesamaan nama tokoh, peristiwa, dan beberapa annu merupakan ketidaksengajaan yang dianggap sengaja🥴✌️.
Semoga Semua Berbahagia.
---YoshuaSatio---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

mimpi yang tak biasa

Malam semakin larut, semua terlelap dalam mimpi masing-masing. Termasuk Yohan yang mengawali jam tidurnya bahkan tanpa ikut makan malam.

Dalam mimpi yang singkat, dibawah sadarnya, hal yang terjadi di pasar malam, kembali terulang, seakan sesuatu memaksanya untuk sadar dan mengingat.

Yohan terbangun karena mimpi itu, ia tersentak karena melihat wajah Silla di sana, di mimpinya. Wajah sedih dan teduh, menatap lurus ke arahnya.

“Kenapa dia ada di sana?” gumamnya seraya memijat kepalanya sendiri.

Yohan bangkit menuju dapur mengambil segelas air putih lalu meneguknya hingga habis.

Setelahnya ia kembali ke kamar, sejenak ia melihat ponselnya yang menyala layarnya. Tak ada dering, tanpa getar, seperti itulah kondisi ponsel Yohan setiap saat. Ia tak tahan dengan bunyi bising notifikasi, jadi semua dibuatnya senyap.

Beberapa pesan dan riwayat panggilan tertera di sana.

Namun satu deretan nomor cukup menyita perhatiannya. Tak ada nama, hanya nomor, itu artinya Yohan tak menyimpan kontak itu.

‘Siapa?’ ia mulai penasaran, lalu dibukanya pesan itu.

—Apa kau baik-baik saja?—

—maaf bukan sok baik, melihatmu pucat tadi, aku sedikit khawatir—

Yohan mencoba mengingat, ia akhirnya tersadar, ia tak salah lihat.

‘Kenapa dia itu aneh tapi lucu disaat yang sama? Jika khawatir kenapa harus bersembunyi?’

Ia ingat betul lambaian ujung dress yang tertiup angin dari balik tiang listrik, iaa ingat warna dan motif dasarnya, dress bunga Lily berwarna putih.

Yohan mulai mengetik balasan.

—Semua baik-baik saja. Aku sudah bangun tidur.—

Cukup baginya memberitahukan bahwa ia bisa tidur, maknanya ia benar-benar sudah membaik.

Yohan kembali merebahkan tubuhnya di ranjang single di kamarnya. Namun baru saja ia hendak memejamkan mata lagi, ia menangkap layar ponselnya kembali menyala.

Yohan kembali meraih benda pipih yang ia letakkan diatas meja tepat di sisi ranjangnya.

—Syukurlah, aku juga bisa tidur sekarang.—

Balasan singkat dari nomor asing, namun rasanya tak asing. Ketikan singkat itu seakan menyentuh lubuk hati Yohan. Mengalirkan hawa hangat yang tersirat.

Jemarinya kembali mengirimkan pesan balasan.

—Apa kamu tak bisa tidur sebelumnya? Jangan khawatir, semua membaik dengan cepat.—

Yohan menunggu … tak biasanya ia mau melakukannya, apalagi di saat ia telah siap dengan bantal dan selimutnya.

Tapi kali ini ada rasa ingin segera mendapatkan jawaban. ‘Kenapa dia mengatakan bisa tidur sekarang? Apa dia se-khawatir itu? Apa aku tadi terlihat sangat butuh untuk dikasihani?’

Layar ponselnya kembali menyala. Senyum kecil tersirat diujung bibir Yohan.

—Bukan khawatir, hanya sedikit nggak tega, pasalnya baru kali ini ada raksasa dijaga dua kurcaci menggemaskan.—

“Balasan macam apa ini?” gumam Yohan namun terkekeh setelah membacanya. “Ah … memalukan …pasti terlihat kacau dan memalukan. Benar katanya, aku dijaga dua bocil.”

—Kau marah lagi? Aku hanya bercanda—

Yohan menenggelamkan wajahnya diantara bantal, wajahnya memerah, rasa malu kini merayapi sebagian nuraninya.

Ia terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri, membayangkan kejadian tak menyenangkan yang pernah dialaminya,hingga rasa lelah itu kembali mendera, membuatnya memutuskan untuk segera menutup mata tanpa tahu ada balasan berikutnya.

Di sebuah kamar sederhana, dengan cat tembok berwarna putih bersih, sebersih wajah penghuninya. Silla masih menunggu balasan. Ah tidak! Dibaca saja belum.

“Apa dia beneran marah? Ah! Dasar si pemarah! Raksasa pemarah!” gumamnya.

Silla melempar sedikit tubuhnya ke atas kasur.ia yang tadinya mondar-mandir karena tanpa sadar, rasa khawatir dan penasaran itu terus mengganggunya.

Tapi apa, chat singkat penuh kehati-hatian pun hanya dibalas beberapa kali, sangat diluar prediksinya.

Hati Silla kembali bercokol, rasa kesal yang mulai luntur, kini timbul lagi.

Silla menghela napas, “Ah … salahku sendiri kenapa khawatir, hatiku ini terlalu lembut, memang tak perlu mengkhawatirkan manusia tak berhati itu! Boleh nggak sih mengumpat sekali aja!”

Hanya sepi dan sunyi jawaban yang ia dapatkan.

“Belum tidur, Nyet?!” seruan Usna bersamaan dengan ketukan lirih, memudarkan kegundahan Silla.

Silla membuka pintu, Usna mengikuti langkahnya, lalu keduanya rebahan bersama.

“Gimana Amar?” tanya Silla.

“Udah tenang, asli aku panik tadi, lepas merhatiin dikit aja, tuh anak udah masuk arena bombom car! Dahsyat bener tuh anak usilnya!” keluh Usna dengan gemas.

“Anak kecil ya emang gitu kan Us, kamu nggak pernah punya adik sih, jadi nggak tahu gimana rasanya. Jagain anak kecil itu benar-benar melelahkan, bikin jantungan tiap menit!” sambung Silla.

“Eh, tadi si manusia patung itu kenapa sih? Dia mabok habis main wahana atau gimana? Pucat banget sumpah, mana bawa dua anak lagi.”

Sontak Silla justru terbahak. “Hahaha … itu bukan anaknya Weh, itu ponakannya.”

“Wiih kok kamu tahu? Jangan-jangan ….” Usna sengaja menggantung kalimatnya, melirik tajam ke arah Silla.

“Apa? Bukan apa-apa … cuma kebetulan aja tahu.”

“Tahu darimana?”

“BMKG! Hahaha … pokoknya aku tahu, dah ah itu nggak penting, sekarang kita tidur.”

“Kata Ayah buyer nya yang baru ganteng maksimal, besok aku mau mantengin di rumah, mau lihat dengan mata kepalaku sendiri.”

“Ganteng apaan, aku yakin kamu akan mundur teratur kalau udah lihat sendiri besok.”

“Kita lihat aja, ayah bilang dia masih single.”

“Jangan mimpi, Us … kamu juga tahu siapa dia.”

“Hah? Siapa emangnya? Kata ayah namanya Yohan.”

“Kamu lihat aja sendiri besok, aku mau tidur, aku sudah lelah dengan perkagetan hari ini.”

“Kamarmu lebih wangi dari kamarku, aku tidur disini saja.”

“Hmmm.”

.

.

.

“Jangan sok tahu! Jangan sok kenal dengan hidupku!”

Silla hanya bisa menatap wajah marah di depannya itu.

...****************...

Bersambung ....

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
lain kali hati" ya Silla 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
berarti Yohan laper 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
emang biasanya begitu wajahnya,datar 😐
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
karena seblak makanan favorit Silla 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
buat yg spesial ya 🤭🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Ayo semangat Silla 💪🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
sabar Silla 🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
mereka terpesona 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Waduh Silla,pagi" udah mengkhayal 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
masa ditawarin seblak buat sarapan 🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
ga usah kasih alasan tapi bicaralah jujur Silla 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
mimpi gara" si Amat 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Dasar Silla 🤣🤣🤣
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
muka.u???
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
sodaranya kali tuh 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
masa Tante" 🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
bodo amat
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
berisi makanan
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!