NovelToon NovelToon
Istriku, Guru Olahragaku

Istriku, Guru Olahragaku

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Nikahmuda / Cintamanis / Tamat
Popularitas:948.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Tria Sulistia

Tepat di hari pernikahan, Ayana baru mengetahui jika calon suaminya ternyata telah memiliki istri lain.

Dibantu oleh seorang pemuda asing, Ayana pun memutuskan untuk kabur dari pesta.

Namun, kaburnya Ayana bersama seorang pria membuat sang ayah salah paham dan akhirnya menikahkan Ayana dengan pria asing yang membantunya kabur.

Siapakah pria itu?

Sungguh Ayana sangat syok saat di hari pertama dia mengajar sebagai guru olahraga, pria yang berstatus menjadi suami berada di antara barisan murid didiknya.

Dan masih ada satu rahasia yang belum Ayana tahu dari sang suami. Rahasia apakah itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tria Sulistia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Elang Dan Diva

Beberapa saat sebelumnya.

Elang masuk ke dalam kelab malam yang dipenuhi oleh orang berjoget ria selaras dengan dentuman musik. 

Suasana kelab malam itu sedikit remang sehingga Elang harus memicingkan mata saat mengedarkan pandangan ke sekeliling mencari keberadaan Diva.

Bau alkohol dan juga asap rokok menyeruak masuk ke indra penciuman Elang. Melalui cahaya lampu disko, Elang melihat Diva yang duduk berhimpitan dengan pria paruh baya.

Sama halnya dengan Elang, Diva juga menyadari kedatangan Elang ke dalam kelab. Dia tercengang melihat Elang yang mendekatinya.

Lantas Diva berdiri untuk menyambut Elang tak peduli pada pria yang telah menyewanya menunjukan wajah tidak senang.

"Elang, mau apa kamu di sini?"

"Nyonya Megan mana?" Elang balik bertanya sambil tengok kanan kiri.

"Ada di lantai atas, mungkin," jawab Diva. "Memang ada perlu apa?"

"Oke, aku ke atas dulu," kata Elang yang detik berikutnya langsung melesat pergi menaiki tangga.

"Elang, tunggu! Kamu mau apa?" teriak Diva berjalan menyusul Elang.

Sampai di lantai atas, Elang mengedarkan pandangan ke ruangan yang terdapat banyak bilik kamar. Sesaat Elang bingung harus melangkah kemana untuk bisa bertemu dengan wanita yang akrab disapa Nyonya Megan.

Namun, bersamaan dengan Diva yang sampai di lantai atas, salah satu pintu kamar terbuka menampilkan wanita bertubuh gempal, riasan muka tebal dan menggenggam kipas lipat.

Diva langsung menundukan kepala begitu tatapan matanya bertemu dengan wanita bertubuh gempal itu.

"Nyonya Megan, ini Elang. Dia ingin bertemu dengan anda," kata Diva sambil tetap menunduk.

Nyonya Megan menatap sinis Diva dan juga Elang. Dia mengibas-ngibaskan kipas lipat untuk menciptakan angin yang menerpa wajahnya.

"Pergi kamu! Layani lagi Tuan Justin!" perintah Nyonya Megan pada Diva.

Namun ketika Diva memutar badan hendak kembali melayani Justin si gadun, tiba-tiba Elang berteriak, "Tunggu! Jangan pergi dulu."

Membuat langkah Diva terhenti seketika dan manik mata Nyonya Megan membelalak tak suka.

"Ada urusan apa, bocah kecil?" Nyonya Megan bertanya.

Elang tak menjawab. Hanya melepas tas ransel lalu melemparkannya ke samping kaki Nyonya Megan.

"Aku bayar lunas semua hutang ayahnya Diva dengan syarat Diva tidak lagi bekerja di sini."

Kening Nyonya Megan mengerut tak percaya. Begitu pula ekspresi yang ditunjukan oleh Diva.

Kemudian Nyonya Megan pun membungkuk mengambil tas ransel dan membuka resletingnya. Mulut Nyonya Megan menganga lebar kala melihat tas itu diisi penuh oleh lembaran uang dolar.

Meskipun Nyonya Megan belum menghitung seluruh uang yang di dalam tas tapi dapat dipastikan jika jumlah uang itu melebihi jumlah hutang ayah Diva.

Nyonya Megan mengambil satu lembar uang untuk memastikan keasliannya. 

"Kau dapat uang ini dari mana, Bocah?"

"Itu tidak penting," ucap Elang santai. "Yang terpenting sekarang, jangan lagi ganggu kehidupan Diva dan juga adiknya atau aku akan kirim buldozer untuk menghancurkan tempat ini."

Terlepas ucapan Elang benar atau tidak, Diva mengulum senyum haru saat melirik Elang yang berada di sampingnya.

Hati Diva mengembang bahagia, melihat tindakan Elang yang berani hanya demi membebaskannya dari jeratan Nyonya Megan. 

Detik itu juga, Diva semakin percaya jika ada kemungkinan Elang juga menaruh hati padanya. 

"Hai, siapa kamu? Berani-beraninya mengancamku!" teriak Nyonya Megan berang.

"Aku yakin anda akan langsung terkena serangan jantung jika tahu siapa aku." Elang memutar badan sambil menggandeng tangan Diva. "Ayo, Va. Kita pulang. Mulai detik ini kamu terbebas dari Nyonya Megan."

Elang menggandeng tangan Diva saat menuruni tangga hingga mereka sampai di halaman depan kelab. Dia menuntun Diva menuju motornya untuk mengantar pulang.

Melihat Diva yang memakai gaun minim, Elang pun berinisiatif membuka hoodie dan dia berikan pada Diva.

"Nih, pakai! Biar nggak masuk angin."

"Makasih, Elang," kata Diva saat menerima hoodie milik Elang. "Ngomong-ngomong, kamu dapat dari mana uang sebanyak itu, Lang?"

Elang tak langsung menjawab. Dia menaiki motor dan menyalakan mesin.

"Sudah jangan dibahas lagi! Sekarang pikirkan masa depan kamu saja."

Diva tersenyum ketika naik ke belakang Elang. Lalu dia mengeratkan tangan di perut Elang serta menyandarkan kepala di punggung.

Masa depan aku itu kamu, Lang. Kata Diva yang hanya diucapkan dalam hati.

Tanpa Elang dan Diva sadari jika dari seberang jalan, Ayana menyaksikan mereka dari dalam taksi dengan dada yang bergemuruh.

"Kita jalan sekarang, Pak."

"Jalan kemana, Mbak?"

"Ke tempat awal Bapak jemput saya."

Supir taksi itu tertegun. Sambil melirik bayangan Ayana dari pantulan spion tengah, dia berkata, "Maksudnya pulang ke tempat tadi, Mbak?"

"Iya, Pak. Cepat jalan."

Bapak supir hanya bisa mengiyakan keinginan Ayana meski dalam hati dia terheran-heran dengan penumpang yang satu ini.

"Mbak satu ini maunya apa sih? Jadi sejak tadi cuma diajak keliling doang," gumam si supir yang untung saja tidak terdengar oleh Ayana.

Sebab sekarang ini Ayana sedang melamun menatap pemandangan di luar jendela mobil.

Sampai di rumah Ayana langsung masuk ke dalam kamar, membenamkan diri dan meringkuk di balik selimut. Bayangan Elang yang menggandeng tangan Diva sangat jelas di penglihatan Ayana bahkan terus terulang di dalam benaknya.

Kurang lebih satu jam, Ayana mencoba untuk tidur tapi tetap saja tidak bisa. Lalu sayup-sayup terdengar suara deru motor milik Elang yang makin lama terdengar semakin jelas.

Ayana mengernyit heran. Kenapa secepat itu Elang kencan dengan Diva?

Meskipun Ayana marah besar pada Elang tapi dia malas untuk keluar kamar dan menemui suaminya.

Ketika terdengar suara ketukan pintu, Ayana pun lebih memilih untuk memejamkan mata berpura-pura tertidur.

"Aya," panggil Elang begitu tak ada respon saat mengetuk pintu kamar Ayana. "Kamu sudah tidur?"

Ayana semakin merapatkan selimut menutupi kedua telinganga dengan bantal. 

Mendapati tak ada sahutan dari pemilik kamar, Elang hanya bisa menghembuskan nafas pasrah.

"Padahal aku bawa roti bakar buat kamu. Yakin nggak mau dimakan nih? Enak lho. Aku belinya saja sampai ngantri panjang."

Elang tetap tak mendengar respon dari dalam kamar, membuat dia menggantungkan kantong plastik berisi roti bakar di gagang pintu jamar Ayana.

"Ay, aku taruh rotinya di gagang pintu," kata Elang sebelum akhirnya dia masuk ke dalam kamarnya.

Setelah memastikan Elang sudah masuk ke kamar, Ayana turun dari ranjang dan perlahan membuka pintu. Tanpa menimbulkan suara, Ayana mengambil roti bakar lalu menutup kembali pintu kamar.

Dia duduk di atas ranjang sambil membuka bungkus roti bakar yang masih hangat. Manik mata Ayana berbinar menatap roti dengan selai blueberi di hadapannya.

"Kok Elang tahu aku suka roti bakar pakai selai blueberi?" gumam Ayana pada dirinya sendiri. 

Tak mau ambil pusing, Ayana langsung menggigit roti yang terasa sangat enak dan empuk di lidahnya. Bahkan mata Ayana membola sempurna saat gigitan pertama.

"Ini enak banget."

"Dimakan juga itu roti."

Sebuah suara mengagetkan Ayana sampai membuat dia tersedak.

"Hoek…hoek…hoek.. apa?"

1
🏠⃟ᵐᵒᵐરuyzz🤎𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁🥑⃟❣️
Luar biasa
Cheng Nyo
👍
🏠⃟ᵐᵒᵐરuyzz🤎𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁🥑⃟❣️
Luar biasa
echa purin
/Good//Good/
Qaisaa Nazarudin
Salah kalian juga,Ngapain nyuruh Hani yg ngurusin anak kalian..
Qaisaa Nazarudin
Malah keputusan kamu ini yg paling SALAH,Kalo mau Elang kembali jangan pernah kamu pisahkan dia dengan Ayana..
Qaisaa Nazarudin
Hadeeehhh 🤣🤣🤣
Qaisaa Nazarudin
Elang tiba2 jadi Oon bin Amnesia 🤣🤣🤣🤣😜😜
Qaisaa Nazarudin
Ngapain nanya Trisno, Sekarang kamu udah mendapatkan jawabannya..
Qaisaa Nazarudin
GILA..GAK MASUK AKAL..ANAK SEKECIL ITU,HAK SESUAI UMUR DAN OTAK KECILNYA HARUS DIPAKSA UTK HAL2 YG SEPERTI ITU..
Qaisaa Nazarudin
Kalo Farel mungkin aku percaya dia gak kenal siapa Elang,mungkin mereka baru kenal saat SMA,Lha Abian apa kabar?Apa Arif juga baru setahun dua jadi sekretaris tuan Bram?
Qaisaa Nazarudin
Itu mah singa bukan buaya..
Qaisaa Nazarudin
Gak mau di publikasi,Tapi potonya di pajang di ruangannya,Apa setiap orang yg masuk keruangannya Bram termasuk koleganya bisnisnya gak lihat poto itu? 🤣🤣🤣
Qaisaa Nazarudin
Heran deh padahal udah belasan tahun umur Bian dengan Elang,Masa ia dari kecil sampai gede Arif gak kenal sama Elang atau di kenalin Elang ke Bian??Biasanya anak assisten dengan anak majikan pasti saling kenal lah..
Qaisaa Nazarudin
Kalo Bian anak Arif,Yang di maksudkan Bian,Ayahnya selalu membanding2 kan Abian dengan anak majikannya itu berarti Elang kan? Apa bian gak tau kalo Arif ayahnya bekerja dengan daddynya Elang??🤔🤔
Qaisaa Nazarudin
Niatnya Elang mungkin TULUS utk menolong Diva,Tapi disalah artikan oleh Diva,inilah yang akan jadi Boomerang hubungan antara Elang dan Ayana nantinya..
Qaisaa Nazarudin
Lumayan
Ari Peny
jgn sampai diva nikahi daddy d poroti yg ada
Ari Peny
dasar gkj tau trimakasih kamu diva
Srirejeki
dasar cah sableng kabeh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!