NovelToon NovelToon
Ditalak Sebelum 24 Jam

Ditalak Sebelum 24 Jam

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintamanis / Patahhati / Nikahmuda / Cintapertama / Tamat
Popularitas:35.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

Apa yang kamu rasakan, jika pernikah impian yang kamu gadang gadang akan menjadi first and last marriage, ternyata hanya bertahan kurang dari 24 jam?

Kenyataan pahit itulah yang sedang dirasakan oleh Nara. Setelah 8 tahun pacaran dan 6 tahun dilalui secara LDR, Akhirnya cintanya dengan Abi berlabuh juga di bahtera pernikahan.

Kejadiaan memilukan itu mempertemukan Nara dengan pemuda bernama Septian. Pikirannya yang kacau membuatnya tak bisa berpikir logis. Dia menghabiskan waktu semalam bersama Septian hingga mengandung janin dari pria itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DIPERSIMPANGAN DILEMA

Septian memarkirkan motornya di parkiran kampus. Bersiul sambil merapikan rambutnya dikaca spion. Hari ini sebenarnya tak ada jadwal bertemu dosen pembimbing, hanya saja, dia ingin bertemu Nara.

Septian memasuki gedung fakultas MIPA. Sayangnya kemarin dia lupa tak bertanya, Nara kuliah jurusan apa. Jadi dengan bermodal nekat, Septian mengelilingi FMIPA dengan harapan tiba tiba bertemu. Terdengar konyol memang, namun dia percaya, keajaiban itu ada.

"Asep." Sebuah panggilan dan tepukan dibahu mengagetkan Septian. Cowok itu berbalik dan melihat Johan ada di belakangnya.

"Ngapain lo sampai nyasar ke sini?" tanya Johan. "Jangan bilang lo juga mau ngecengin Bu Kinara?" tebaknya.

Johan adalah teman SMP Septian. Selain itu, mereka juga bertetangga.

"Paan sih, enggak lah. Gue lagi..... nyari Mayang. Hehehehe... " jawab Septian sambil mengusap tengkuknya.

"Eh.. tuh si Mayang." Johan menunjuk Mayang yang baru keluar kelas. Sungguh sial, kenapa pula Mayang pakai langsung nongol, batin Septian. Setalah Mayang dan beberapa mahasiswa keluar kelas, tampak Nara yang juga keluar dari kelas yang sama.

"Mayang, dicariin si Asep." Teriak Johan sangat kencang, membuat Mayang langsung melihat ke arah mereka. Sialnya, Nara juga ikut menoleh.

Lengkap sudah kesialannya hari ini. Ingin sekali Septian membungkam mulut Johan. Gara gara teriakannya, Mayang langsung berlari kearah mereka. Dan Nara, cewek itu pasti mengira kalau Septian kesini untuk mencari Mayang.

"Nyariin aku Sep?" tanya Mayang dengan senyum lebarnya. Sudah menjadi rahasia umum kalau Mayang sejak dulu suka pada Septian.

Septian hanya tersenyum kikuk. Nyatanya yang sedang dia cari bukannya Mayang, melainkan wanita yang berjalan dibelakang Mayang, yakni Nara.

"Siang Bu Kinara," sapa Johan pada Nara yang melewati mereka..

Bu Kinara?

Septian mengernyit bingung. Apa ini artinya, Bu Kinara yang diomongin teman temannya kemarin adalah....Nara?

Nara hanya menjawab dengan senyum dan anggukan kepala, kemudian berlalu begitu saja.

"Busyet! Disenyumin Bu Kinara, auto meleleh gue," ujar Johan sambil memegangi dadanya dan menatap Nara yang tinggal terlihat punggungnya saja.

"Di-dia dosen?" Septian menunjuk Kinara yang sudah berjalan lumayan jauh.

"Dosen baru, banyak banget fansnya," jawab Mayang. "Hari ini, kelas gue gak ada yang bolos. Semua pada masuk kalau Bu Nara yang ngajar."

"Btw, nyariin gue ada apa, Sep? Mau balikin laptop?"

Septian tersenyum absurd. "Laptopnya belum selesai. Besok ya gue kembaliin. Gue pergi dulu ya." Septian buru buru pergi untuk menyusul Nara.

"Sep, katanya nyariin gue?" Teriak Mayang, tapi tak dihiraukan sama sekali oleh Septian. Cewek itu lalu mendengus kesal dan memeloti Johan. "Lo bohongin gue?"

"Eng-enggak, Yang. Suer! Tadi si Asep bilang nyariin lo. Kebelet kali dia, makanya buru buru pergi." Tak mau jadi sasaran kekesalan Mayang, Johan memilih buru buru kabur.

...*****...

Lagi lagi Septian kehilangan jejak Nara. Kenapa selalu saja Mayang muncul disaat yang tidak tepat. Sejak dulu, cewek itu memang selalu jadi musibah buatnya.

Ditengah keputus asaannya mencari Nara. Tiba tiba Septian melihat mobil cewek itu keluar dari kampus. Tak ingin kehilangan jejak, dia segera berlari menuju parkiran untuk mengambil motor.

Beruntung jalanan macet, membuat Septian berhasil mengejar mobil Nara. Tapi tiba tiba dia bingung sendiri, alasan apa yang harus dia pakai untuk ketemu Nara. Astaga, dia jadi pusing sendiri.

"Loh loh loh, kok belok kesana?" Septian melihat mobil Nara berbelok kearah lain. Itu jelas bukan arah ke rumahnya.

Tadi, wajah Nara masih tampak pucat, sepertinya masih sakit. Tak ingin terjadi sesuatu, Septian memilih terus mengikuti mobil Nara. Wajahnya yang tertutup helm, jelas tidak diketahui oleh Nara. Apalagi motornya, motor matic sejuta umat. Yang kalau di parkiran umum, dijamin susah nyarinya kalau tak fokus pada plat nomor.

Mobil Nara berbelok kearah perumahan yang sepi. Lalu berhenti di rumah paling ujung. Ada tulisan klinik dokter Josh***. Entahlah Josh siapa? belakangnya tak jelas, karena tulisan yang sudah pudar.

Septian melihat Nara masuk ketempat itu. Sedangkan dirinya, memilih tetap menunggu diseberang klinik. Mau nyamperin langsung, ketahuan dong kalau tadi buntutin. Bisa bisa dicap penguntit dia.

...****...

Dengan langkah sedikit ragu, Nara memasuki klinik yang semalam alamatnya dia dapat dari internet.

Dia tahu itu klinik ilegal, tapi dia sudah tak ada pilihan lain. Usahanya menggugurkan secara alami gagal. Usaha kedua untuk mencari klinik legal juga gagal.

Dokter diklinik legal tak mau melakukan aborsi karena tak ada kelainan pada janin Nara. Selain itu, usia kehamilan yang sudah masuk minggu ke 14, membuat dokter makin yakin untuk menolak. Dokter hanya mau melakukan aborsi pada kehamilan yang bermasalah dan pada korban pemerkosaan.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang wanita yang berdiri dibalik meja administrasi.

"Em... saya ingin melakukan aborsi."

"Baik, silakan isi data diri anda." Wanita tersebut menyodorkan sebuah kertas kepada Nara. Juga sebuah surat perjanjian yang berisi tak akan menuntut jika terjadi apa apa.

"Biaya tergantung usia janin. Semakin besar semakin mahal."

Nara mengangguk paham. Baginya, biaya bukan masalah saat ini. Yang penting, janin itu segera hilang dari perutnya.

Setalah menyelesaikan pembayaran, Nara disuruh menunggu karena dokter masih menangani pasien lain.

Dia duduk dikursi panjang dengan tubuh gemetaran dan berkeringat dingin. Takut, sudah pasti. Berbagai pikiran negatif tiba tiba muncul dibenaknya. Bagaimana kalau terjadi sesuatu. Dan yang lebih parah, bagaimana kalau dia sampai meninggal.

Setelah beberapa saat menunggu, ia melihat seorang gadis belia bersama laki laki tengah baya keluar dari ruangan yang bertuliskan tempat penanganan. Gadis itu menangis, wajahnya pucat pasi. Gurat kesedihan jelas terpancar dari matanya. Sedangkan si pria, orang itu terlihat sedang menenangkan.

Nara makin ragu dan takut. Melihat wajah gadis itu yang mirip mayat hidup membuatanya ingin segera lari dari tempat itu. Tapi saat dia ingin pergi, seseorang lebih dulu memanggilnya.

"Nona Kinara putri."

Nara yang baru melangkah langsung berhenti. Dia menoleh dan melihat seorang wanita berbaju perawat berdiri didepan pintu.

"Silakan masuk nona."

Dia berada dipersimpangan dilema, antara lanjut atau mundur. Hatinya berkata mundur, tapi otaknya menyarankan lanjut.

"Nona Kinara putri, silakan masuk ke ruang tindakan."

...*****...

Septian terus melihat jam diponselnya. Menurutnya Nara sudah terlalu lama di dalam. Sakit apa sebenarnya cewek itu? Kenapa datang ke klinik yang menurutnya gak jelas. Kenapa tak periksa ke rumah sakit yang bonafit. Dan yang pasti, letaknya lebih dekat dengan kampus, bukan klinik gak jelas yang jauh seperti ini.

Septian merasakan sedikit kejanggalan. Klinik ini sangat sepi. Dan lokasinya, jelas jauh dari keramaian, bukan tempat strategis untuk membuka sebuah klinik.

Takut terjadi apa apa pada Nara. Septian berniat menyusulnya kedalam. Urusan Nara tanya kenapa dia bisa disini, nanti saja dia pikirkan.

Septian memarkir motornya tepat disebalah mobil Nara. Saat dia baru melepas helm. Sebuah taksi berhenti didepan klinik. Tampak seorang ibu ibu dengan gadis muda keluar dari taksi.

"Ayo cepat masuk!" Ibu itu menarik si gadis kearah pintu masuk.

"Aku gak mau, Mah. Aku takut," cicit gadis itu sambil menangis.

"Makanya kalau mau berbuat itu, dipikirin dulu akibatnya. Kamu mau bikin malu keluarga. Kamu mau papa kamu mati karena jantungan," omel si ibu.

"Tapi aku takut, Mah."

"Gak ada pilihan lain. Kamu harus gugurin janin itu. Mama sudah tanya tanya, katanya klinik ini yang paling bagus untuk aborsi."

Mata Septian seketika membulat sempurna. Klinik aborsi? jadi ini klinik aborsi. Itu artinya, didalam sana, Nara sedang melakukan aborsi.

1
Kristina Sihmirmani
👍👍
Jetva
bisa aza si mbok🤣🤣🤣sakit ampe kejang perut aq saking nahan tawa tengah mlm...🤣🤣🤣
Jetva
sakit perut aq🤣🤣🤣🤣🤣
Jetva
2 TAHUN BUKAN 2 JAM...TIAPA HARI BERTEMU DAN KESEMPATAN ARUMI JD DEKAT DGN PUJAAN HATI YG JELAS" DIA TAU N PAHAM KLO ITU TUNANGAN SAHABATX..TP DIA TEGA MEMBUKA PAHA BUAT TUNANGAN SAHABATX....DI NOVEL MUNGKIN MEMAAFKAN TP REAL LIVE GA ADA YG GA SAKIT HATI DGN PENGHIANATAN MODEL ARUMI ABI...SEKEDAR SELINGKUH MUNGKIN MSH BS DIMAAFKAN. TP BERZINAH..??
Jetva
apapun itu..Arumi harus sadar diri.....selingkuh itu 2 org yg berperan...jika Abi mengetuk pintu, jangan dibuka..kamu tau itu pacar/tunangan sahabatmu...tp kamu membuka pintu dgn lebarx hingga Abi bebas masuk bahkan kalian berzinah berulang x saking nikmatx perzinahan itu...jika Abi mulai bosan, ya jgn salahkan Abi juga. barang rampasan itu ga abadi n ga kerasa nyaman...bahkan kalian dgn entengx meninggalkan Nara di Rooftop hanya krn takut ancaman Arumi yg mau bunuh diri...Abi laki" pecundang...Nara yg beruntung...
Fitri Hanida
kak ga mau di terbitkan novelnya?
pengen beli bukunya😭
Vera Wilda
Terima kasih Thor ❤️❤️❤️
Vera Wilda
Selamat menempuh hidup baru shaila dan Diego ….
Vera Wilda
Nah tuh pikirin Shaila tuh , kasihan tuh diego udah berusaha untuk kamu
Vera Wilda
Saya dukung kamu Arumi pisah dg Abi, untuk Nara klo kamu masih dendam sm Arumi berarti kamu masih cinta sama Abi, apa kamu blm move on dr Abi ?
Vera Wilda
Mama nya diego baik juga …
Vera Wilda
Kamu salah juga septian , langsung main tampar, liatin bekas luka2 kamu, trus apa salah nya kamu wa nara ….
Orang tua mana yg gak sakit anaknya d tampar
Vera Wilda
Mending setelah ini kamu lepaskan Abi Arumi , masih banyak laki2 yg tulus mencintai dan menerima kamu apa adanya, cari kerja bangun kembali kehidupan mu …..
Vera Wilda
Kasihan sama Arumi sebenarnya
Vera Wilda
Nenek gak punya akhlak , setiap ibu pasti ingin anak yg d lahirkan sehat dan tidak kurang satu apapun…. Nenek udah tua tp pikiran masih cetek , tobat nek … 😏
Vera Wilda
Ada2 aja ya masalahnya setiap hari 😁😁😁
penapianoh: Halo kak baca juga d novel ku 𝘼𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profilku ya😌
total 1 replies
Vera Wilda
Jujur kamu Ra , telpon Nova , jangan diem aja giliran septian kamu suruh jujur 🤔
Vera Wilda
Lagian elu bu main emosi aja , bukannya d tanya baik2 dan tunggu septian biar dia yg jelasin 😏😏😏
Vera Wilda
Bener td respek sama Nara , tp setlah dia memberikan kehormatannya dg sadar pd laki2 yg baru d kenal nya dan laki2 itu lebih buruk lagi dr Abi , laki2 y sudah biasa tidur dg perempuan2 mana pun jd gak respek dg Nara karena kebodohannya …
Vera Wilda
Lebih menyedihkan lagi kamu ternyata Nara dr pada Arumi 😁, awal nya simpati sama kamu karena d khianati oleh suami dan sahabat, tp setelah kamu obral keperawanan mu , ternyata kamu sama aja dg Arumi tp lebih parah sich dg Arumi , kamu malah dg laki2 yg kamu temui d jalan tanpa kamu tau siapa dia. Udah kayak perempuan psk 😁 maaf ya …
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!