Spin off: Antagonis Cantik Tawanan Mafia Kejam
Karena sering terkena skandal dan membuat nama keluarganya selalu terseret, sekarang Jenna harus diawasi oleh seorang bodyguard pilihan Ayahnya agar tidak bisa membuat masalah baru.
Namun, bodyguard pilih Ayahnya adalah pria yang sangat dibenci oleh Jenna. Jenna tidak akan diam saja, ia akan membuat sang bodyguard tidak betah dan mundur dari pekerjaannya.
Tetapi, rencana Jenna menjadi berantakan dan ia malah terjebak dengan perasaan yang seharusnya tidak pernah muncul lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MTMH18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua puluh delapan
Hael terkejut saat dirinya terbangun di dalam jeruji besi, dan ia tidak sendirian… ada beberapa orangnya yang juga berada di sel yang sama.
Pria itu merubah posisinya menjadi duduk, dengan satu tangan yang memegangi kepalanya yang begitu pusing.
Matanya berkilat tajam saat mengingat kejadian semalam, meskipun ia tidak bisa melihat siapa yang memukul kepala belakangnya, tetapi Hael sangat yakin kalau orang itu adalah bodyguard pribadi Jenna.
“Sialan! Sebenarnya bodyguard Jenna orang seperti apa? Kenapa dia bisa lolos dari orang-orangku dan berani memukul kepala dari putra bungsu perdana mentri ternama!” Geram Hael sambil menendang orang-orang di depannya agar bangun.
Sama seperti reaksi Hael saat terbangun, mereka juga terkejut saat terkurung di dalam jeruji besi.
“Tu-Tuan Hael?” Kaget mereka saat melihat tatapan gelap dari sang tuan.
“Siapa?” Tanya Hael yang membuat salah satu dari mereka terpaksa menjelaskan apa yang terjadi.
Elios berhasil melumpuhkan mereka, bahkan pria itu tidak menggunakan senjata sama sekali. Pergerakan Elios tidak bisa ditebak, membuat mereka terkecoh dan mudah untuk dikalahkan begitu saja.
“Dia benar-benar sangat merepotkan!” Hael mengepalkan kedua tangannya.
Musuh terbesarnya saat ini adalah Elios, karena Elios sudah menggagalkan rencananya untuk membuat Jenna yang tak berdaya tertekuk lutut kepadanya. Hael harus menyingkirkan Elios lebih dulu, agar ia bisa lebih mudah untuk mendapatkan Jenna.
“Sekarang hubungi Roy! Suruh dia keluarkan aku dari sini!” Titah Hael yang tidak menemukan ponselnya di dalam saku celananya, bahkan jam tangan canggihnya juga tidak ada.
“Ta-tapi kami tidak memegang ponsel, ponsel kami hilang Tuan,” ujar salah satu dari mereka yang juga tidak mendapati ponsel di dalam saku celana, persis seperti Hael.
“Teriak! Suruh mereka keluarkan aku!” Titah Hael yang tidak memiliki tenaga untuk memanggil petugas agar mengeluarkannya dari tempat sempit tersebut.
Hael menyandarkan punggungnya, ia menatap orang-orangnya yang kini sedang membuat kegaduhan agar petugas mengeluarkan mereka.
“Jangan berisik!” Teriakan itu membuat semua orang Hael terdiam, karena terkejut.
Hael beranjak dari duduknya, ia menghampiri kepala polisi yang kini berdiri tidak jauh dari sel tahanan.
“Keluarkan aku!” Titah Hael yang membuat sang kepala polisi menatapnya dengan tatapan aneh.
“Siapa kau?” Tanya kepala polisi yang sebenarnya tahu siapa Hael, karena John dan Elios adalah teman dari kepala polisi tersebut.
“Aku adalah putra bungsu dari perdana mentri Jack! Kau pasti mengenal Ayahku, jadi cepat keluarkan aku, sebelum Ayahku menurunkan jabatanmu!” Ancam Hael yang membuat kepala polisi terkekeh, karena merasa lucu mendengar ancaman yang tidak berguna tersebut.
“Kenapa kau tertawa? Aku tidak main-main!” Seru Hael yang menahan geramannya, karena merasa tidak suka dengan sikap dari kepala polisi yang menganggap ancamannya hanya main-main.
“Kau bisa keluar setelah mendapatkan jaminan tidak melakukan kejahatan lagi,” ujar kepala polisi yang kini membalikkan tubuhnya untuk kembali ke ruangannya.
“Kau akan menyesal, karena sudah mengabaikan ancamanku!” Perkataan Hael membuat langkah sang kepala polisi terhenti, lalu membalikkan tubuhnya dan menatap Hael dengan tatapan tajamnya.
“Setiap negera memiliki hukum tersendiri, meskipun kau putra dari perdana mentri sekalipun,” balas kepala polisi yang sama sekali tidak gentar, sebab ada Elios dan John yang bersamanya.
“Kita lihat saja nanti! Kau pasti akan memohon ampun di bawah kakiku!” Kata Hael dengan lantang, sebab kepala polis sudah berlalu pergi.
“Sialan! Kalau begini terus, aku membutuhkan pasukan hebat dari Mafia Grey,” gumam Hael yang tidak memiliki cara lain untuk membunuh Elios, dan juga kepala polisi yang sudah berani dengannya.
Hael memejamkan matanya sejenak, ia harus bisa tenang agar emosionalnya tidak meledak. Hael yakin kalau Roy sedang mencarinya, dan sebentar lagi ia akan terbebas dari tempat jelek ini.
“Tu-Tuan Hael, apa kami bisa bebas dari sini?” Tanya seorang pria yang memiliki rambut panjang.
Hael menyeringai seram, membuat mereka menunduk ketakutan. Apalagi setelah mendengar jawaban Hael yang membuat mereka semakin gemetar ketakutan.
“Kalian akan tetap di sini sampai mati!”
...***...
Jenna bangung lebih dulu, dan ia merasakan tubuhnya sedikit hangat… mungkin wanita itu mulai demam, karena efek takut tadi malam.
Jenna merapatkan tubuhnya kepada Elios yang masih terlelap, sebab pria itu hampir tidak tidur semalaman. Elios menghubungi rekan-rekannya untuk membantunya menutupi kejadian tadi malam, juga meminta bantuan kepada kepala polisi untuk tidak melepaskan Hael dengan mudah walau ada jaminan uang sekalipun.
Tentunya Elios menghubungi mereka, dengan satu tangan yang masih memeluk Jenna agar wanita itu tidur dengan nyaman. Sehingga hampir siang, pria itu masih belum terbangun.
“Jika tidak ada Kak Elios, aku pasti dalam bahaya,” gumam Jenna yang merasa sangat lega, karena Hael tidak sempat melakukan apa-apa kepadanya.
Jenna tidak bisa menguasai diri dan pikirannya, sebab rasa takut yang menghampirinya. Apalagi di depan matanya ada sosok Hael yang terlihat semakin menyeramkan, kilatan di mata Hael membuatnya merinding.
Beruntungnya Elios datang tepat waktu, dan menghantam kepala Hael yang ingin melakukan sesuatu yang buruk kepada Jenna yang masih syok berat. Kehadiran Elios membuat wanita itu kembali mendapatkan kesadarannya.
“Selamat pagi,” suara berat Elios menyapa telinganya.
Jenna mendongak dan menatap wajah tampan yang tampak masih mengantuk itu, ia mengusap rahang tegas Elios dengan gerakan pelan.
“Selamat pagi,” ucap wanita itu dengan senyuman manisnya.
Elios merasa lega saat melihat senyuman cantik itu kembali, tadi malam ia benar-benar kalut saat Jenna menangis ketakutan dipelukannya. Baru kali ini pria itu merasa hampir tidak berdaya, karena mendengar suara tangisan menyakitkan dari orang yang dicintainya.
Elios mulai mengerti kenapa orang-orang di sekitarnya sangat melindungi orang yang dicintai, ternyata begini rasanya… sangat mendebarkan.
“Kau demam?” Pria itu menyentuh kening Jenna yang terasa hangat.
“Mungkin karena kejadian tadi malam,” jawab wanita itu yang merasa lemas dan ingin bermanja kepada Elios.
“Mau ke rumah sakit atau panggil dokter ke sini?” Tanya pria itu yang tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya.
“Panggil dokter saja, aku masih belum mau keluar dari Penthouse,” jawab Jenna yang merasa lebih aman berada di dalam Penthouse.
“Baiklah,” kata Elios yang langsung menghubungi dokter pribadinya, yaitu adik sepupunya sendiri.
“Mau sarapan dengan apa? Bubur atau sup?” Pria itu kembali bertanya, karena tadi malam Jenna tidak sempat makan malam dan pasti sekarang sudah kelaparan.
“Bubur,” jawab wanita itu yang masih enggan melepaskan Elios.
Pria itu sama sekali tidak marah atau meminta Jenna untuk melepaskan pelukannya, Elios memilih untuk memberi tahu pelayan untuk menyiapkan bubur.
“Tidurlah lagi, nanti aku bangunkan kalau bubur atau Zelin sudah tiba!” Kata pria itu sambil mengecup kening hangat Jenna.
Bersambung.
no kaleng...kaleng.....😁