Komedi receh bikin ngakak tentang 10 X terapi untuk menyembuhkan impotensi yang di alami Raja akibat totok yang di sematkan Gadis.
Apa dan bagaimana terapi anu itu yuk baca terapinya di novel kedua author receh ini
yang mau senyum dan ketawa jadiin favorit jan lupa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saweran Yuk Saweran
"Ayo Gadis, lempar yang banyak saweran sebelah sini!" teriak Bi Nur sambil merentangkan kain selebar rentangan tangannya siap memulung uang saweran yang sebentar lagi akan Gadis sebar.
"Iihh.. Bi Nur mah maneh keterlaluan, itu jangan pakai kain atuh, kan yg lain kehadang entarnya!" teriak Denok protes dengan kelakuan Bi Nur yang alay banget.
"Eleh suka suka atuh, namanya juga mulung saweran mah harus kreatif!" jawab Bi Nur dengan santainya
Tampak di halaman teras sudah berkumpul banyak sekali ibu-ibu anak-anak para remaja yang siap untuk memulung saweran yang akan disebar Gadis dari teras rumahnya.
Di antara para penunggu tampak Bu Endut yang sudah berganti kostum dengan daster berwarna merah. Sepertinya dia sudah tidak tahan dengan baju kebesaran pestanya.
"SIAAAAAPPPPP...!!!" teriak gadis dengan suara melengking lewat mic.
"SIAAAAPPPP!!" teriak warga serempak.
Suasana benar-benar riuh semarak dan penuh dengan tawa. para tamu undangan pun yang belum pulang melihat kemeriahan acara saweran.
Di tangan Gadis ada baskom yang berukuran sedang, di dalamnya dipenuhi dengan uang logam, uang kertas yang dimasukkan dalam sedotan yang dipotong, permen dan juga beras yang berwarna kuning.
Saweran adalah salah satu tradisi dari daerah Pasundan dimana setiap ada acara hajatan selalu ada dan ini adalah acara yang paling meriah dan selalu ditunggu oleh warga setempat.
"SATU... DUA... TIGAAA," teriak Gadis sambil tangannya meraup aneka saweran yang ada di dalam baskom.
Seketika suasana benar-benar menjadi heboh teriakan di sana-sini di selingi tawa terbahak-bahak baik dari yang ikut mulung saweran atau yang hanya sebatas menonton karena memang banyak sekali adegan lucu
Beberapa orang yang berebut uang saweran saling tindih dan juga saling dorong, yang ada di dalam pikiran mereka adalah memulung uang sebanyak-banyaknya dari saweran.
Kembali Gadis menyebarkan saweran ke sebelah kanan lalu ke sebelah kiri dan ke depan dengan tidak bisa menahan tawa. Benar-benar acara saweran ini bisa membuat orang tertawa terpingkal-pingkal sepuasnya, tak terkecuali Raja yang sudah ada di belakang Gadis.
"Huahahaha...," tawa Raja saat matanya tertuju pada sosok Bu Endut yang berdaster warna merah dengan posisi siap menengadahkan tangan menyambut uang saweran.
Orang-orang pun banyak yang menyingkir menjauhi Bu Endut karena khawatir kalau dia jatuh sudah pasti orang yang tertimpa akan langsung sesak nafas. Akhirnya Bu Endut pun menguasai satu blok tempat saweran.
Saat semua orang sedang sibuk memungut saweran tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, membuat para pemulung saweran lari pontang-panting mencari tempat berteduh. Suasana halaman seketika menjadi kosong.
Di tengah hujan lebat tiba-tiba Bu Endut lari ke tengah halaman berpayung hitam sambil melemparkan sesuatu ke atas genteng rumah Gadis. Sekilas barang yang dilempar itu seperti pakaian dalam wanita.
"BU ENDUT LAGI NAOM HUJAN-HUJANAN..!!" teriak Hayati di tengah derasnya hujan.
"LAGI LEMPAR KE GENTENG DALEMAN PUNYA EMAK BUAT PENANGKAL HUJAN!!" teriak Bu Endut.
"EMANG NYA BAKAL MANJUR BUAT PAWANG HUJAN!!" teriak Nyai Fàtimah meragukan apa yang Bu Endut sedang lakukan.
"NAMANYA JUGA USAHA!!" sahut Bu Endut sambil berjalan untuk meneduh.
Tak berapa lama hujan deras berhenti dan yang tersisa hanya rintik kecil.
"LANJUT GAK SAWERAN NYA!!" teriak Gadis yang masih memegang baskom berisi setengah sisa saweran.
"LANJUUUUUT!!" kompak semua berteriak dan kembali berkumpul di tengah halaman dan siap dengan posisi memulung saweran.
Gadis pun kembali menebarkan kan sisa saweran dan orang-orang kembali berkerumun memunguti uang yang jatuh, mereka saling dorong saling tindih saling injek.
Tak Butuh waktu lama saweran pun habis, Raja sepertinya menikmati acara ini, dia lalu mengeluarkan dompetnya dan semua sisa uang yang ada di dalam dompet Raja yang isinya uang kertas berwarna merah dia sebarkan tiga kali.
Para pemulung saweran yang awalnya hanya ibu-ibu dan anak-anak saja, saat melihat Raja melempar kan uang ratusan ribu membuat para undangan pun yang tadinya hanya menjadi penonton ikut nimbrung dan memulung saweran.
"ADUHH SAKIT.. !!" teriak dua orang yang yang tertindih Bu Ndut saat terjadi dorong-dorongan.
Dengan dibantu oleh beberapa bapak-bapak mereka membangunkan Bu Endut hingga membuat dua korban kembali bernafas lega.
"Aduh maneh berat pisan Bu Enduuuttt!" teriak Ceu Etik salah satu korban.
Baju kotor, rambut acak-acakan, peci dan jilbab miring seakan menjadi pemandangan yang tersaji di halaman depan rumah Gadis. Dan momen ini tidak disia-siakan oleh beberapa orang yang suka ngevlog termasuk Raja yang sibuk dengan kamera hp-nya sambil terus tertawa terbahak-bahak.
Acara saweran pun selesai dan mereka saling menghitung uang yang didapat tampak wajah-wajah bahagia di antara mereka dengan penuh tawa, mungkin mereka masih mengingat kejadian-kejadian lucu yang baru saja terjadi.
Gadis kembali masuk ke dalam kamar diikuti oleh Raja dibelakangnya, begitu masuk di dalam kamar Gadis hendak menutup pintu tapi Raja mengganjal dengan kakinya.
"Mau ngapain Om?" Gadis bertanya sambil membulatkan matanya menatap Raja.
"Tiduran," Raja menjawab dengan tenang kali ini dia tidak tampak arogan atau sombong.
Perubahan cara Raja berbicara membuat gadis agak sedikit heran tapi sepertinya dia nggak ambil pikir.
"Nanti, Gadis mau ganti baju dulu," sahut Gadis sambil berusaha menyingkirkan kaki Raja yang menghalangi pintu.
"Emangnya kenapa? Gue kan suami Lo emang salah kalau Lo ganti baju depan Gue?" tanya Raja sambil menunduk mendekatkan wajahnya ke wajah Gadis.
Tiba-tiba Gadis membuat kembung di kedua pipinya dengan menutup mulutnya dan perlahan dia menghembuskan udara dari mulutnya hingga tampak bibirnya manyun dan bergetar.
Gadis pun melepaskan gagang pintu dan berjalan ke dalam kamar, dia Lalu membuka lemari pakaian mengeluarkan sebuah celana panjang dan baju tunik warna ungu muda dengan hijab pasmina berwarna silver. Lalu dia berjalan ke luar kamar.
"Mau ke mana lu?" tanya Raja saat melihat Gadis hendak berjalan keluar kamar.
"Kamar mama mau ganti baju, apa Om mau ikut juga?"Gadis bertanya balik tanpa menoleh ke arah Raja yang sedang duduk di sisi ranjang
"Gak usah Lu yang keluar Gue aja," Raja berkata sambil ngeloyor pergi keluar kamar.
"Huuuhhh, akhirnya," ucap Gadis sambil mengangkat kedua pundaknya dan menghembuskan nafasnya sebagai tanda merasa lega.
Raja berjalan di ruang tamu, di ruangan itu masih tampak beberapa tamu undangan yang sedang mengobrol dan begitu melihat Raja, ada beberapa orang yang menyalaminya sebagai ucapan selamat.
"Suami Gadis ini benar-benar seperti seorang Raja, gagah dan Perkasa," ucap salah seorang bapak Menyalami Raja sambil menepuk pundaknya.
Raja hanya tersenyum tipis sambil mengangkat sedikit salah satu ujung bibirnya tidak ada aura ramah sekalipun di wajahnya.
Plak
Tiba-tiba pundak Raja di tepuk oleh seseorang agak keras dan Raja pun kemudian berpaling.
Ayo siapa yang menepuk pundak Raja Pasti orang itu. ...
simak aja ya cerita Raja dan gadis selanjutnya Makasih buat yang udah mampir dan ninggalin jejak.
Semoga makin penasaran dan gak bosen sampai jumpa di episode selanjutnya🙏🙏