NovelToon NovelToon
Denganmu Lagi

Denganmu Lagi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: ginevra

"Aku mau putus!"
Sudah empat tahun Nindya menjalin hubungan dengan Robby, teman sekelas waktu SMA. Namun semenjak kuliah mereka sering putus nyambung dengan permasalahan yang sama.

Robby selalu bersikap acuh tak acuh dan sering menghindari pertikaian. Sampai akhirnya Nindya meminta putus.

Nindya sudah membulatkan tekatnya, "Kali ini aku tidak akan menarik omonganku lagi."

Tapi ini bukan kisah tentang Nindya dan Robby. ini kisah tentang Nindya dan cinta sejatinya. Siapakah dia? Mampukah dia melupakan cinta Robby? dan Apakah cinta barunya mampu menghapus jejak Robby?

Happy reading~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ginevra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Free Agent

Hai guys... Siapa yang penasaran dengan wajah Nindya? (aku nggak thor..!!!)

Pasti kalian penasaran kan? (authornya maksa banget)

Karena kalian penasaran, aku spill foto Nindya.

Taraaaaa!!

Tentu saja ini editan ya. Hehehe

Sudah itu aja! Kita lanjut keceritanya.

Happy Reading~~

.

.

Sore kala itu sangat teduh dengan cahaya matahari yang hampir tenggelam. Debu halus yang dihasilkan terpaan angin menambah kilauan cahaya jingga. Suara peluit bersiul memaksa fikiran untuk tetap fokus pada pertandingan.

Lapangan yang awalnya sepi, sekarang hampir penuh dengan penonton. Ada yang sekedar berlalu lalang dan ada yang fokus memberikan dukungan kepada tim voli favoritnya. Sorak sorai supporter menambah ramainya pertandingan. Bahkan kata-kata kotor tak luput mereka lontarkan.

Nindya yang semula pemain cadangan, mulai diberi kepercayaan untuk membela timnya sebagai tim inti. "Kamu sudah 1 tahun di kursi cadangan, sekarang giliran kamu masuk inti. Kamu siap?" suara tegas pelatih terdengar seperti madu di telinga Nindya. "Siap Pak!"

Pertandingan diawali dengan suara peluit wasit. Nindya sudah siap di belakang garis untuk melakukan service. Dia menyasar nomor punggung 4 sesuai dengan kode sang kapten.

"Buk!"

Servicenya sangat kuat hingga membuat lawannya bersusah payah menerima bola.

1-0 poin pertama untuk tim PGSD mangkang.

Bertambahnya poin tidak membuat Nindya berpuas hati. Service kembali ia layangkan. Kali ini bola melengser kebawah hampir tak samapi menyeberang. Namun seperti kecohan, bola mampu menyeberang tanpa halauan tim lawan.

Sulitnya service dari Nindya membuat lawan semakin bersedia. Sang kapten memberikan kode untuk nomor punggung 1.

"Prit...!"

Nindya kembali memukul bola ke arah pemain nomor 1, namun tidak sesuai dengan harapan sang kapten, bola mampu diterima oleh pemain nomor 1 dengan baik.

"Duag!"

Pemain lawan melayangkan smash yang sangat kuat. Namun jangan khawatir. Di area belakang ada Nindya yang sudah bersiap dengan kuda-kuda kuat. Dia hanya perlu melakukan posisi passing bawah, bola memantul di tangannya sangat keras dan tinggi.

"Buk!"

Bola melambung tinggi membuat temannya mampu menerima operan dengan mudah. Bola disambut dengan smash dari sang kapten. Namun smash malah menggantung di net. "Ahhh!" terdengar kekecewaan pada supporter.

"Ayo Nindya! semangat!" Mila bersorak paling keras di lapangan.

Semua anggota tim melakukan tos agar lebih kompak.

Kali ini service dari tim lawan, PGSD Tegal.

"Dar!"

Suaranya sangat keras. Bola yang dipukul juga sangat cepat melesat. Namun itu tidak membuat libero tim PGSD Mangkang takut. Dia mampu menerima bola dengan sempurna. Kemudian bola menuju ke tosser. Kali ini tosser mengumpan agak terlalu jauh ke belakang. Sehingga Nindya dengan kesadaran penuh melakukan smash 3 meternya (Back attack).

"Jeder!"

Smash kerasnya mampu menghantam kepala tosser lawan.

"Headshot!" komentator berteriak kegirangan.

"Go Nindya Go Nindya GO!"

Nindya melempar ciuman kepada para pendukungnya. Itu membuat sorak sorai semakin gila.

"Hu...I love you Nindya! I love You!" Sania bersorak dengar sangat keras hingga hampir tersedak.

Kegilaan Sania membuat Nindya menggoyangkan pinggulnya.

"Aaaaa..... Gila ... Nindya is our queen!"

"Hahahaha...lebay!" Nindya tidak berhenti tersenyum.

Pertandingan antara PGSD Mangkang dan PGSD Tegal dimenangkan oleh PGSD Mangkang. Itu membuat PGSD Mangkang menjadi perwakilan yang nantinya akan bertanding di liga antar fakultas.

...----------------...

"Wah.. Pertandingannya seru sekali. uaraku sampai serak," kata Sania sambil memberikan sebotol air untuk Nindya.

Nindya tertawa mendengar perkataan teman karibnya itu, "hahaha...kamu terlalu lebay sih."

"Tapi aku nggak nyangka lu bisa main sebaik itu Nin," Mila menambahkan.

"Mmm... Aku harus seneng apa sedih nih dengar kata-kata lu?"

"Hahaha... Kukira kamu cupu, ternyata suhu!"

Nindya mengubah posisi duduknya dari bersila menjadi membujurkan kakinya. Dia mengibaskan kaos bagian atasnya, "huft... Gerah banget!" Air minum dari Sania sudah sepenuhnya habis. Tapi Nindya masih merasa panas.

"Ini buat kakak!" Ada suara cowok di belakang Nindya.

Nindya mendongak untuk melihat siapa yang bersuara. "Oh ...iya terimakasih... Kamu nggak ngasih yang aneh-aneh di minumannya kan?"

"Hehehe tentu saja tidak kak. Permisi ya kak!" Cowok itu berlalu dengan malu-malu.

"Ecie... Yang punya fans!" Sania menepuk-nepuk punggung Nindya salah tingkah.

"Sikat !!!" Mila menggoda.

"Sikat-sikat! Emangnya lagi gosok gigi? Ck... Maba itu masa mau diembat."

"Hei jangan remehkan berondong ya. Yang muda lebih sedap," kata Mila seenaknya saja.

"Haish... Ngapain pacaran. Enakan gini, jomblo banyak yang deketin ya nggak? I'm free agent!"

"Huuuu... Lagak lu tong!" Mila memukul pelan punggung Nindya.

Sepeninggalan Denis tidak membuat situasi menjadi terpuruk. Tidak seperti saat Nindya memutuskan Robby yang sangat ia kasihi, kali ini terasa sungguh biasa.

Mengapa? Kok bisa?

Pertanyaan itu selalu muncul dikepala Nindya. Bukankah saat ini dia seharusnya sedih dan menangis. Nindya bukan cewek yang kuat apalagi tegar. Dia sangat cengeng. Namun dia tidak menangis.

Ah...!

Apa karena yang memutuskan dari pihak kedua? Apa karena dia kecewa dengan alasan dia diputuskan? Apa ini juga yang dirasakan oleh Robby saat dia diputuskan? Kecewa? Karena itu kah Robby juga sangat cepat mendapatkan pengganti Nindya?

Nindya menggelengkan kepalanya.

"Jangan mikirin dia lagi Nin! Dia sudah bahagia dengan pasangannya sekarang."

Matahari sudah hampir terbenam sepenuhnya. Awan merah menghiasi petang itu. Lapangan juga menjadi sepi kembali. Nindya, Mila, dan Sania berjalan beriringan menuju kosnya yang sangat dekat dengan kampus.

Suasana saat itu sangat tenang. Itu cukup membuat Nindya sadar bahwa Tuhan menciptakan pemandangan ini untuk menghibur para hamba ketika berjalan ke Masjid.

****

Setelah mandi dan beribadah, Nindya duduk di depan kipas angin dan menyalakannya. Rambutnya sengaja digerai agar cepat kering. (Kasian nggak punya hair dryer! Xixixixi)

Nindya mengotak ngatik hpnya, membuka grup PPL untuk mengecek ada pesan dari temannya atau tidak.

Nindya tersentak ketika nomer yang dulunya dia hafalkan mengirim pesan.

"Nin, kamu dapat undangan untuk reuni SMA."

Hanya satu kalimat, namun mampu membuat hati Nindya kembali berbunga-bunga.

"Stop Nin! Jangan kege-eran! Kan memang yang masih punya nomermu kan cuma Robby. Teman lainnya cuma punya nomer lama." Nindya berusaha tetap tenang.

Namun lama-kelamaan muncul keraguan dalam dirinya. Sebaiknya dia ikut reuni atau tidak. Bagaimana kalau saat dia ketemu Robby malah dia kembali menginginkannya lagi.

Mendapatkan pesan singkat darinya saja sudah mengobrak-abrik hatinya, apalagi kalau nanti bertemu.

Hampir 30 menit Nindya berpikir dan membiarkan pesan dari Robby tanpa balasan. "Apa yang harus aku lakukan thor?" (Kali ini author angkat tangan. Kamu sendiri yang putusin Nin.)

"Ah... Masa bodoh!" Nindya membalas setuju dengan undangan Robby. "Yang penting hadapi dulu. Kalau begini terus, aku malah susah untuk ngelupain Robby. Dia sudah punya pacar baru. Perasaan itu harus segera dibunuh!"

Nindya memutuskan untuk menghadapi Robby, mantan yang selalu dia rindukan.

Nindya berfikir kalau dengan bertemunya secara langsung dapat membuat perasaannya menjadi jelas.

.

.

.

Bagaimana menurut kalian guys?

Keputusan Nindya ini bagus atau malah cari mati?

Tinggalkan komentar kalian ya....

Kamsahamida.... See ya

1
☕︎⃝❥⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞 ℘ℯ𝓃𝓪 🩷
watak keibuan banget Nindya nihh 🤭
☕︎⃝❥⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞 ℘ℯ𝓃𝓪 🩷
jangan tralu gelisah, coba saja dulu biar gak terus kepikiran 😌
Muslikah
ehem juga
Muslikah
mila heboh banget deh
Muslikah
love you too
Muslikah
jangan remehkan
Muslikah
semangat nindya
Muslikah
kok aku tersindir ya
Muslikah
betul itu
Iyikadin
Anak sd sekarang udah bedaaaa😭
MARDONI
Kesan Mila adalah karakter yang lebih meledak-ledak atau vokal langsung terbentuk😄
MARDONI
Kalimat pembuka ini langsung bikin pembaca paham perjalanan emosinya. Kesan bahwa Nindya berusaha bangkit terasa kuat dan natural.
Burhan_part
ibunya ada ada aja
Muffin🧁
Wah mapan nih haha🫣
Burhan_part
walah walah
Burhan_part
kamu ekstrovert juga nggak
Muffin🧁
Favorite nya sejuta umat sih
Muffin🧁
Kamu cantik mangkannya dia bilang wah 😌
Muffin🧁
Karena mungkin kamu udah lama gak jalan sm cowok?
Fitri Astriah
gpp, proses pendewasaan... karna mungkin juga karna alasan putus g berat kya d selingkuhin
ginevra: benar banget.... itu yang membuat susah move on
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!