Kisah seorang lelaki bernama Marvel Gaendra Pratama, lelaki bermata tajam, rahang tegas, dan bijaksana dalam geng motor nya, Argos Rozegeng atau sering disebut Argos.
Lelaki yang tidak pernah jatuh cinta bertemu dengan seorang gadis yang pernah ia sukai saat masa SMP. Akibat kecelakaan, ia hilang ingatan dan melupakan gadis tersebut. Kenyataan nya, semesta masih memberikan kesempatan untuk bertemu kembali dalam perjodohan dadakan, atas dasar perjanjian masa lalu antar keluarga.
Tentu saja, pada awalnya masih saling membenci. Tetapi, semakin berjalan nya waktu, timbul lah benih-benih cinta dalam hati lelaki itu.
Lalu, apakah lelaki itu akan berhasil melewati segala rupa rintangan demi mendapatkan gadis istimewa nya, atau malah sebaliknya?.
***
-cover by hihappiness
-typo dimana-mana!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yihana Gicel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
| Merelakan
Satu minggu kemudian lelaki itu berlibur ke kota asalnya, namun ia masih sering teleponan dengan gesya setiap hari, makin hari mereka makin dekat karena komunikasi yang tetap berjalan lancar. Kedua remaja itu seperti orang yang sudah berpacaran.
Pada hari Rabu pagi, seorang gadis berjalan ceria menuju sekolah, hatinya senang karena kini ia bisa dekat dengan seorang lelaki idamannya. Liontin yang diberi lelaki itu masih tergantung dileher nya, yang paling abadi adalah gelang yang diberikan nenek tua, liontin itu bisa dilepaskan kapan pun ia mau namun itu tidak akan mungkin terjadi.
"Segarnya pagi ini, rasanya semua beban hilang!. Semoga Harry masuk sekolah hari ini pasti akan makin segar rasanya".
Saat memasuki sekolah, bahagia itu seketika hilang. Semua pandangan tertuju pada gesya, seakan pisau yang menyayat-nyayat hatinya. Semua tatapan itu seperti seram, bibir mulai mengusiknya.
Gesya yang masih kebingungan dengan seluruh teman-temannya, ia dihampiri oleh beberapa anggota inti geng suaminya, yakni anggasta, gevano, mahesa, dan terakhir adalah rio.
"Anggasta, gevan, hesa, rio. Ada apa ini? Kenapa mereka melihat ku seperti itu? ".
"Ketua kita dimana? ".
"Marvel, dia belum datang masih ada dirumah".
"Mending sekarang lo pulang". Ucap rio menarik tangan gesya, namun gesya masih mau tetap bertahan sebelum ia tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Tunggu! Aku nggak mau pergi sebelum kalian kasih tahu ada masalah apa ini? ".
Gevan memegangi bahu gesya, ia terengah-engah menahan sesak nafas. "Hu-hubungan kalian udah ketahuan".
"Ha? Bagaimana bisa? Siapa yang memberitahu kan nya? ".
"Ini nggak penting, sekarang kalian berdua nggak perlu sekolah dulu, ayo kita antarin".
Tiba-tiba sekelompok gadis menghalangi jalan gesya dan juga beberapa anggota inti suaminya itu.
"Oh jadi ini? Perempuan yang udah nikah itu? Kalau gue sih malu banget!".
"Ini bukan urusan lo, jadi nggak usah ikut campur! ". Bentak hesa.
Perempuan itu hanya menganggap enteng hesa, wajahnya terlihat mengejek. "Gesya, gesya. Padahal lo udah punya suami lho! Tapi lo masih mau dekat sama Harry? Lalu sekarang lo mau goda cowok-cowok ini lagi?".
"Jaga yah omongan lo! Lo pikir gue cewek apaan? ".
"Lo cewek murahan! ".
"Heh lu kalau mau ngajak berantem bilang! ". Gesya emosi, sudah ingin melawan namun tangan Rio menggenggam nya erat.
"Mending kalian minggir! Ini semua salah paham".
"Kita punya buktinya, mau apa kalian? ". Kata salah seorang perempuan yang ikut menghalangi jalan mereka.
"Kalau lo nggak mau kena masalah, tolong jangan halang jalan kami kami sedang buru-buru".
"Aku tahu kalian ingin membawa lari perempuan jalang ini. Tapi semuanya sudah terlambat, seluruh warga sekolah ini sudah tahu semuanya. Dan kalian nggak akan bisa lari dari kenyataan nya! ".
"Kita nggak butuh penjelasan kalian! ".
Dengan kasar rio menabrak segerombolan gadis-gadis itu diikuti oleh anggasta dan lainnya. Setelah memasuki mobil gesya merasa tambah bingung, sebelum nya tidak ada yang tahu tentang hubungan keduanya namun sekarang sudah terungkap yang belum terungkap adalah siapa pelakunya.
"Kenapa bisa mereka tahu? ".
"Ada yang bilang kalian difoto diam-diam sama orang misterius dan akhirnya disebar disetiap sudut sekolah". Jelas anggasta.
"Tapi siapa? Apa jangan-jangan Marvel? ".
"Sya, mustahil!. Kak Marvel juga berusaha untuk menjaga hubungan kalian, masa dia yang ngelakuin semuanya".
"Tapi aku yakin pasti dia orang nya! Aku perhatikan tingkahnya udah mulai aneh".
"Kamu nggak boleh nuduh kak marvel seperti itu, kami tahu dia orangnya pintar jaga rahasia".
"Menurut aku dia bukan orang yang bisa dipercaya! Cepatkan bawa mobil nya! Aku mau cepat-cepat ngomong sama dia".
Mobil tersebut melaju, hingga tiba ditempat tujuan. Tanpa basa-basi gesya keluar dan menutup pintu mobil dengan sekuat tenaga saking emosinya, membuat para lelaki yang ada didalam mobil tersentak kaget.
"Sya! Ngomong nya baik-baik saja yah? Jangan marah-marah".
Tak ada sahutan dari gesya. Gadis itu hanya menutup pintu gerbang rumah dengan keras lalu masuk kedalam rumah.
"Njir, cewek kalau marah ternyata seram juga yah? ".
"Iyalah! Gesya nggak marah aja kelihatan seram apalagi kalau marah. Kita balik ke markas aja, yuk!. Aku nggak mau nyari resiko kalau balik lagi kesekolah".
"Terus teman-teman inti yang lainnya gimana? Kita nggak jemput dulu? ".
"Nggak usah, kita telepon aja suruh mereka pulang".
"Oke, deh".
Sementara itu gesya berjalan cepat mencari keberadaan marvel yang masih ada didalam rumah.
"Marvel! Dimana kamu?! Keluar kesini sekarang juga! ".
"Bisa nggak sih kalau datang kerumah nggak usah teriak-teriak? ".
"Jujur ke aku sekarang juga! Kamu ngapain aja kemarin? ".
"Aku nungguin kamu".
"Serius! Aku nggak main-main yah! ".
"Aku nggak ngapa-ngapain, hanya dirumah aja. Kenapa memangnya? ".
"Hubungan kita udah ketahuan satu sekolah!".
Mata marvel membelalak mendapati kabar buruk dari gesya. "Kok bisa? ".
"Jangan sok-sok an nggak tahu!. Kamu pelakunya kan? ".
"Jangan sembarangan nuduh! ".
"Aku udah lihat posternya dan itu didalam rumah, disini nggak ada siapapun yang tinggal selain aku dan kamu. Atau jangan-jangan salah satu anggota kamu yang udah ngelakuin ini semua? ".
"Anggota ku nggak akan pernah ngelakuin hal yang nggak berguna kayak begini".
"Jadi siapa?! Aku nggak mau dikeluarkan dari sekolah! ".
"Aku juga nggak mau! ".
"Terus sekarang kita harus gimana? ". Cekik gesya, air matanya mulai menggenang di pipinya. "Aku masih mau sekolah, pak kepala sekolah pasti akan mengeluarkan kita dari sekolah".
"Ayah sama bunda udah tahu? ".
Gesya menggeleng pelan. "Belum".
"Hubungi ayah sama bunda dan kasih tahu ini semua. Kamu jangan nangis kayak begini, aku nggak suka. Aku jadi merasa bersalah".
"Jadi aku harus bagaimana? Kamu mau aku senang dengan kondisi seperti ini? Mikir dong! ".
"Iya sorry. Telepon ayah dan bunda sekarang".
"Jangan sekarang! Aku nggak tahu harus ngomong gimana! ".
"Jadi kapan? ".
"Sebentar kalau teman-teman udah pulang sekolah baru kita kerumah ayah dan bunda. Biar ngejelasin nya lebih baik".
"Aku siap-siap dulu".
"Siap-siap buat apa? ".
"Buat kesekolah".
Gesya membelai rambut yang menutupi matanya dengan ekspresi marah tetapi air matanya terus menggenangi pipi. "Kamu mau cari masalah baru lagi? ".
"Aku mau cari pelakunya! ".
"Mikir, anjing!. Kita lagi dibicarakan satu sekolah!. Emang yah hidup ku sial terus semenjak tinggal serumah sama kamu, kalau emang kamu pelakunya ngaku aja! ".
Marvel terdiam. Kata-kata yang dilontarkan gesya seperti pisau yang menusuk jantung nya.
"Marvel! Waktu kamu bilang kamu jatuh cinta sama aku sebenarnya aku dengar! Aku nggak beneran tidur waktu itu. Apa kamu sengaja membuat poster kita seperti itu untuk melampiaskan nya? ".
"Kata jatuh cinta itu bukan untuk kamu! Tapi untuk Zurra".
"Oh yah? Sekarang kamu mau balas dendam karena aku dekat sama Harry? ".
"Hal itu sama sekali nggak penting! ".
"Kamu berubah yah sekarang, marvel?. Aku pikir kamu nggak kayak cowok yang lain yang selalu mikirin masa lalunya, ternyata kamu salah satunya?. Sekarang udah terbukti jelas, kamu mau bela diri bagaimana lagi? Sekarang kamu udah terbukti bahwa kamu adalah salah satu cowok brengsek! ".
"Terserah kamu mau bilang apa, terserah!. Kenapa kamu nggak curigai laki-laki teristimewa mu itu? Yang selalu kamu puja puja didepan aku? ".
"Aku percaya sama Harry, dia adalah cowok yang baik! Nggak kayak kamu!. Sekarang aku ngerti, ini pasti bagian dari rencana kamu untuk memisahkan aku sama Harry karena cemburu kan aku lebih dekat dengan Harry akhir-akhir ini? ".
"Aku nggak pernah cemburu, gesya". Sangkal Marvel serius menatap gesya. "Sesuka-sukanya aku sama seorang gadis, aku nggak pernah ada rasa cemburu sama sekali kalau dia dekat dengan cowok lain. Sekarang kamu lebih percaya Harry dibandingkan suami kamu? ".
"Aku nggak pernah anggap kamu sebagai suami aku! Sampai kapan pun aku hidup, aku hanya anggap kamu sebagai orang yang tinggal serumah bareng aku, gitu aja! . Ingat! Kalau kamu nggak cepat akui kalau ini adalah perbuatan kamu, jangan harap kamu bisa lihat aku lagi! ".
"Kenapa harus aku yang kamu tuduh? Apa alasannya. Aku nggak tahu apa-apa soal ini, aku juga terkejut saat kamu bilang poster kita udah tersebar satu sekolah".
Gesya sama sekali tidak mempercayai Marvel. Karena ia tahu orang yang tinggal serumah dengan nya adalah marvel, sementara poster-poster yang tersebar full dengan kebersamaan mereka didalam rumah.
"Masih mau kesekolah, marvel?. Silahkan! Sekalian lo jelasin tentang apa yang terjadi diantara kita ke kepala sekolah, lo mau pamer kan tentang hubungan kita? Silahkan! Pamer juga didepan-depannya Harry! ".
"Gue emang jatuh cinta sama lo!. Tapi gue nggak tahu menahu hal ini, kalau belum ada bukti jangan asal nuduh".
"Poster nya full dengan kebersamaan kita, marvel!. Kalau lo nggak percaya silahkan kabarin teman-teman lo itu dan lihat sendiri isi poster nya, gue rasa itu udah cukup untuk jadi bukti kalau semuanya itu ulah lo, marvel! ". Kata gesya dengan suara lantang. "Satu lagi, biarpun lo mau ngelakuin apa saja untuk dapatin rasa dari gue.... lo nggak akan pernah bisa!. Nggak guna tahu nggak?! ".
Gadis tersebut meninggali marvel sambil menangis tersedu-sedu. Lelaki yang katanya kuat itu menunduk, energinya langsung habis karena berdebat dengan cinta pertamanya. Semangat nya hilang, hatinya remuk dengan perkataan yang telah dilontarkan cintanya.
"(Apa aku seburuk itu dimatamu, gesya?. Apa aku harus merelakan mu sama seperti yang sudah kulakukan saat masih ada Zurra?. Tapi kalau Harry adalah kebahagiaan mu, aku rela. Aku mencintai kamu bukanlah hal yang salah, salah terbesar adalah ketika aku tidak merelakan kamu bahagia dengan pelangimu)".
Marvel berdiri didepan kamar nya dan gesya yang terkunci, hatinya sakit namun suaranya tetap terdengar tegas dan tidak ada tanda-tanda kekecewaan. "Sya, aku pergi ke markas. Kamu jaga diri baik-baik yah dirumah? ".
Tak mendapat respon sama sekali dari gesya, marvel masih tetap menunggu respon dari gadis istimewa nya.
Didalam kamar gesya duduk bersandar dipintu. Sudah beberapa menit suara lelaki itu tak terdengar lagi, tapi ia masih merasakan kehadiran lelaki itu masih ada didepan pintu kamarnya menunggu sahutan darinya.
Ia menghela nafas kasar terlihat lesu. "Pergi saja. Aku lagi mau sendiri".
Mendengar sahutan gesya, barulah lelaki tersebut beranjak pergi dari depan pintu kamar.
Setelah beberapa menit, gesya meraih ponsel nya yang ada di meja lampu tidur. Ingin menelpon Harry.
Telepon itu diangkat selang beberapa detik saja. Sudah diketahui bahwa Harry adalah seorang yang cepat menjawab telpon dari orang yang ia sukai.
"Halo, cantik. Gimana kabarnya? ".
"Lagi nggak baik-baik aja, kamu lagi dimana?".
Gesya sedikit bingung melihat Harry tidur di tempat tidur pada jam sekolah.
"Aku lagi dirumah, cantik nya Harry kenapa?. Kok kelihatan habis nangis? ".
"Aku habis berantem sama marvel".
"Kok bisa? ".
"Karena hubungan kita udah ketahuan satu sekolah, pasti nggak lama lagi akan masuk berita satu jakarta pasti akan tahu".
Harry terkejut dan juga khawatir, ia langsung bangkit duduk di kasurnya. "Terus pelakunya udah ditemukan? ".
"Belum. Tapi aku curiga pelakunya adalah marvel, karena satu poster itu full dengan kebersamaan dan keseharian kita. Harry aku khawatir, gimana kalau aku dikeluarin dari sekolah? ". Tutur gesya seraya mengusap air matanya yang berlinang.
"Ih! Cantik nya Harry kok nangis?. Jangan nangis dong, nanti cantik nya hilang".
"Maksud nya kalau aku nangis wajahku mirip genderuwo? ".
"Enggak! Maksud ku aku nggak mau lihat kamu nangis kayak gini. Kamu mau aku beliin cemilan? Atau mau bunga mawar lagi yang kayak kemarin? ".
"Nggak usah, aku hanya pengen telepon kamu hari ini".
"Iya aku disini, kok. Jangan nangis yah? Kan sekarang kamu udah lihat wajah aku, walau hanya lewat video call".
"Kamu kapan pulang? Aku rindu".
"Sebentar sore aku udah mau berangkat pulang disana, kamu tunggu aku disekolah besok yah?. Kamu jangan sering-sering berantem sama marvel, kalau suami istri itu nggak boleh sering-sering berantem".
"Ya".
"Coba sekarang kamu senyum, nggak boleh sedih-sedih".
Gesya perlahan tersenyum lebar, Harry pun ikut tersenyum melihat gadis tersebut. "Nah, ginikan bagus".
"Janji yah kamu akan masuk sekolah besok?".
"Iya, janji. Kalau ada apa-apa kabarin aku, okay? ".
"Terima kasih yah? Kamu udah selalu buat aku tersenyum.... ".
"Sama-sama, aku tutup dulu yah? Mau siap-siap ketemu kamu besok, itu kambing ku juga lagi ribut dikandang udah pengen minta dicebok".
Gadis yang ditelepon nya tertawa tipis menunjukkan sebuah kebahagiaan yang Harry nanti kan.
"Yaudah cebok aja sana. Aku mau buat makan siang, bye bye! ".
"Bye bye my Princess".
Ia sudah tidak merasa sedih lagi, ia gembira karena besok akan bertemu dengan sahabat yang amat ia rindukan selama satu minggu tidak bertemu secara langsung.
Gadis tersebut memasak makanan yang harum aromanya, makanan sederhana tetapi menggugah selera saat seseorang melihat nya. Setidaknya gesya sudah memiliki kemajuan memasak semenjak menikah dengan marvel, setiap hari ia selalu mengolah keterampilan memasak.
Tepat pada jam 15:00, marvel pulang kerumah setelah berkunjung ke markas. Lelahnya hilang dalam sekejap mata setelah melihat istrinya tertidur pulas disofa ruang keluarga.
Marvel berjongkok didepan sofa tepat istrinya tertidur, senyuman mulai terukir pada wajah letih lesuh nya.
"Kamu pasti lelah yah? ". Lirih nya.
"Lain kali jangan kayak tadi yah? Jangan kayak kemarin-kemarin juga, aku nggak mau hubungan kita renggang gara-gara kesalahpahaman. Kamu boleh tuduh aku, kamu boleh percaya Harry, asalkan kamu jangan ninggalin aku yah, Sya?. Aku nggak tahu gimana perasaan ku kalau kamu ninggalin aku sendiri diantara sepi. Jujur aku cemburu, tapi aku nggak mungkin melakukan semua ini, aku juga tahu.... aku tidak boleh merenggut kebahagiaan mu hanya karena cemburu".
Matanya berkaca-kaca memandangi wajah gesya, teringat mengenai penyakit bawaannya yang semakin parah.
"Sya, kalau aku pergi diluan kamu harus bisa jaga diri kamu sendiri. Jangan terlalu bergantung pada siapapun itu, didunia ini sebenarnya kita hanya punya diri sendiri karena nggak semua orang tetap ada disisi kita. Mungkin aku bisa sembuh, tapi nggak bisa sembuh sepenuhnya. Bisa saja aku akan pergi esok atau lusa, tolong jangan benci aku, Sya. Sayangnya aku hanya seorang lelaki yang kehilangan arah".
Marvel mengusap pipi gesya dengan sentuhan yang lembut. Pikiran nya kacau balau, marvel ingin menyerah namun hatinya terus berbisik agar tetap bertahan untuk mencari arah kehidupan yang sebenarnya pantas untuk ia dapatkan.
Lelaki itu menghembuskan nafas pelan, melirik liontin dengan sepengetahuan nya liontin tersebut adalah liontin yang diberikan oleh Harry.
"Untuk hubungan kamu dan Harry.... aku udah relakan, namun bukan berarti aku memberikan kebebasan. Aku melarang kamu agar tidak selalu berkencan dengan Harry karena semua itu untuk kebaikan kamu agar kamu tidak dicap sebagai perempuan murahan. Merelakan kamu adalah cara yang terbaik, selama kamu bahagia aku juga akan bahagia, sesederhana itu".
Terkadang, merelakan memang cara yang terbaik. Akan tetapi, merelakan secara terpaksa sakit nya tidak sederhana. Ada orang yang sudah disakiti berkali-kali dan dihajar habis-habisan didunia percintaan, lihat lah! bagaimana cara ia bertahan.
Katanya, kerja keras tidak akan mengkhianati hasil. Akan tetapi, bagaimana dengan dedaunan pohon yang bekerja keras tetap setia kepada angin dan akhirnya yang menggugurkan nya adalah angin?. Sebenarnya bukan seperti itu konsepnya, bukanlah angin yang menggugurkan daun tetapi musim yang menentukan nya, maka sebuah perpisahan akan ditentukan pada waktu yang sudah disiapkan.
*16:15*
"Halo, sayang. Ada apa? ". Jawab seorang wanita ditelepon.
"Halo bunda aku sama marvel mau pulang, kita bermalam disana yah? ".
"Kok tiba-tiba banget? ".
"Ada yang mau kita bicarakan. Gesya matikan dulu, nanti kemalaman dijalan".
"Oh iya ha-".
CCLIKK
Gesya menutup telepon nya padahal bundanya masih ingin mengatakan beberapa kalimat lagi.
"Bunda masih mau ngomong, lho. Kok malah dimatiin?".
"Terserah gue!. Cepetan jalan". Pintanya sambil menaiki motor sport milik marvel.
Kali ini ada yang berbeda, selama perjalanan tidak ada perdebatan diantara keduanya. Hening sekali.... tidak ada lagi gesya yang selalu cerewet, marah-marah, mengomentari marvel, bercerita banyak hal, dan tidak ada lagi gesya yang memeluk marvel setiap melakukan perjalanan kemana pun tujuan nya.
Sesampainya mereka dirumah, mereka disambut oleh kedua orang tua dan bi fitri. Hanya marvel yang memberikan salam sedangkan gesya tak menghiraukan keberadaan bundanya yang ingin memeluknya.
Sang ayah,bunda,bibi begitu melirik gesya yang terus berjalan maju mengabaikan sambutan mereka.
"I-itu gesya nya kenapa? Kok murung begitu? Padahal bunda mau peluk, lho". Tanya bunda terhadap marvel.
"Mmmm.... mungkin kecapean aja, bunda".
"Iya bunda bingung karena biasanya gesya yang manja, nggak apa-apa ayo masuk, kamu juga pasti capek kan? ".
Bi fitri kembali menutup pintu gerbang masuk, dan menyusuli majikannya kedalam rumah.
"Ayo-ayo, bi fitri tolong siapkan camilan untuk marvel sama gesya yah? Pastikan minuman nya yang hangat-hangat".
"Baik, nyonya".
Farelino tersenyum menatap kedua anaknya, senang sekali ketika keduanya berkunjung kerumah. Tidak tahu akan mendapatkan kabar buruk yang menanti.
"Jadi kalian mau bicarakan apa? ". Farelino memulai percakapan duluan.
"Udah ketahuan, ayah, bunda".
"Ketahuan? Ketahuan apa maksud kamu, gesya? ".
"Pernikahan aku sama marvel udah ketahuan".
Farelino, raisa terkejut, bi fitri yang ada di dapur ikut terkejut.
"Kenapa bisa? ".
"Ada yang nyebarin poster kebersamaan aku sama marvel selama dirumah.... ".
"Ta-tapi siapa? Dirumah kan hanya ada kalian berdua".
"Makanya, bunda!. Gesya curiga ini ulah marvel, tapi katanya marvel ini bukan ulahnya".
"Bunda, aku jujur pelakunya bukan aku. Aku tahu memang aku tinggal serumah bersama gesya dan aku nggak mungkin melakukan hal yang membuat masalah baru diantara hubungan pernikahan kita kalau sudah ketahuan". Timpal marvel.
Gesya memutar bola matanya malas. "Terus siapa lagi kalau bukan kamu, marvel?. Kamu mau nyalahin aku? "
"Bukan gitu maksud aku, kita perlu mengumpulkan bukti".
"Itu membutuhkan waktu yang lama! Pasti pelakunya juga orang-orang terdekat! ".
"Bisa aja ada yang diam-diam menyelinap didalam rumah".
"Rumah kita selalu terkunci! ".
"Eh sudah-sudah! Kok malah berdebat disini?".
"Gimana bunda? Nggak enak kan dengar orang berdebat? ".
"Yah tentu nggak enak, sayang. Berisik banget".
"Bagus deh kalau bunda udah tahu kalau orang berdebat selalu berisik, sama saja bunda udah tahu rasanya jadi gesya yang selalu dengar ayah dan bunda bertengkar".
"Sayang, sudah tidak usah kebawa emosi. Hal itu sudah berlalu lama". Farelino mengelus pundak anak perempuan nya. "Kita harus mengumpulkan bukti lalu bawa ke kantor polisi biar para pelaku kantor yang menyelidiki nya".
"Iya, kalian berdua tenang saja. Beberapa bulan lagi kalian sudah mau lulus, setidaknya kalian bisa diberikan kebijakan untuk ikut pembelajaran semester akhir. Nanti ayah dan bunda bicarakan dengan guru-guru nya yah?".
"Harus secepatnya bunda! Gesya nggak mau nunggu lama lagi. Pasti keadaan sekolah sedang menggosip kan gesya, gesya nggak mua image keluarga Agatha rusak".
"Bunda pastikan yah? Tapi kayaknya nggak bisa besok, ayah kamu masih sibuk ngantor disekolah lain, tapi kita akan usahakan. Di keadaan seperti ini kalian berdua harus tenang".
Gesya menyilang kedua tangannya tidak terima. "Aku nggak bisa tenang bunda!. Kalau masalah ini nggak diselesaikan baik-baik, masa depan gesya akan hancur! Bukan hanya gesya marvel juga! ".
"Ya sayang bunda minta maaf yah, kamu harus sabar. Masalah ini juga nggak bisa terselesaikan kalau kamu marah-marah terus".
Istrinya terusan hendak membantah, sebelum kata-kata keluar dari mulut istrinya nya, marvel menggenggam tangan gesya sebagai tanda agar jangan lah lagi membantah perkataan raisa.
Gesya menatap Marvel kemudian menariknya keluar melalui pintu samping yang terdapat sebuah kolam renang.
"Kamu jangan bicarakan sama ayah dan bunda tentang Harry".
Marvel menunduk, padahal ia ingin membela diri, ia juga memperhitungkan kalau nanti nya semua sia-sia, gesya ujung-ujungnya juga lebih mempercayai Harry.
Gesya menunggu konfirmasi dari Marvel yang hanya menundukkan kepala. Ia muak. "Jangan nunduk! Itu bukan kamu! Aku tahu Marvel itu nggak pernah nunduk! ".
".......".
"Kenapa kamu begitu melindungi nya? ".
"Dia sahabat ku, apa salahnya bila aku melindungi dan memperhatikan nya?. Dan jika kita sedang didepan ayah bunda jangan ajak aku bertengkar apapun kata-kata yang terlintas dipikiran kamu jangan hiraukan! ".
"Mmm, gue tahu".
"Janji? ".
"Iya! ".
"Ayo masuk lagi, nanti mereka curiga".
Setelah masuk, suami istri itu melihat kedua orang tua mereka saling bertatapan. Seperti yang diketahui, kedua orang tua mereka baru saja habis membicarakan sesuatu disaat mereka keluar dari rumah.
Raisa menatap anak perempuan nya, menggenggam tangan nya, kemudian mengajak nya ke kamar sekitaran ruang keluarga.
Gesya masih kebingungan mengapa tiba-tiba bundanya mengajak nya kedalam kamar tanpa mengatakan sebabnya.
"Ada apa, bund? ".
"Kamu sama marvel tidak sering berantem akhir-akhir ini? ".
"Enggak, kita fine fine aja.... tidak berantam sama sekali. Kenapa? ". Tanya gesya masih kebingungan.
"Bunda ingatkan ke kamu jangan pernah berantem sama marvel. Bunda lihat tadi baru permulaan, bunda curiga kamu sempat labrak marvel tadi".
"Kalau iya kenapa, bunda?. Salah kalau gesya berantem sama marvel? Oma sendiri yang bilang kalau dalam pernikahan itu pasti ada pertengkaran, apalagi pernikahan muda dikalangan pemuda-pemudi".
"Jangan prioritas kan kata-kata oma, gesya!. Kamu mau kayak ayah dan bunda? Yang rumah tangga nya hancur karena kesalahpahaman?. Bunda udah ngerasa semua itu dan bunda nggak pengen kamu dapat nasin seperti itu".
"Aku udah besar, bunda. Dan ini rumah tangga aku".
"Bunda memang nggak berhak ikut campur masalah rumah tangga kalian, tapi bunda berhak kasih kalian nasehat agar besok-besok anak kalian nggak ngerasain bagaimana rasanya jadi kamu, gesya".
Perkataan raisa membuat gesya tidak bisa membantah. Gesya memang tidak mencintai marvel seutuhnya apalagi jika dikarunia kan seorang anak karena cintanya terhadap Harry sudah bulat. Namun, seorang buah hati dari nya dan suaminya tidak tega ia mengaborsi kan nya.
"Bunda tau semuanya, gesya. Karena masa pemudi sudah bunda lewati". Lanjut sang bunda setelah beberapa detik menatap serius anaknya. "Dan kebanyakan banyak penyesalan yang datang itu adalah dari tingkah laku kita saat pemudi. Kalau bunda lihat marvel itu mulai jatuh cinta sama kam-".
"Tapi aku nggak cinta, bunda! ".
"Maka dari itu penyesalan selalu diakhir!. Hargai suami kamu, gesya. Hargai selagi ada, ini bukan sekedar nasehat tapi peringatan! ".
Raisa pergi meninggalkan gesya sendiri di kamar, sehabis itu air mata gesya jatuh begitu saja. Hatinya dilema, antara cinta marvel yang menjadikan nya seakan seorang ratu tetapi ia juga teringat pada hubungan nya dengan Harry yang saling mencintai.
Marvel memang menjadikannya ratu, hanya saja gesya lebih mencintai Harry.
Tidak semua cinta itu saling menyukai, cinta juga bisa saling menyakiti. Ternyata, cinta yang dulunya sedekat nadi lalu sekarang jadi sejauh matahari, kemudian cinta yang dulunya dipenuhi dengan kehangatan kemudian menjadi sedingin kulkas itu nyata sebagaimana didunia.
Pasti sudah diketahui pelangi itu indah dan dapat membahagiakan hati kita. Akan tetapi ingatlah, hujan tidak begitu buruk, hujan pernah berjasa menutupi kesedihan mu bahkan menangis bersama mu. Kesimpulan, pelangi bisa tiba namun kita tetap patut menghargai seseorang yang menemani kita dikala hujan menyerang.
Kadang kita dibuat heran sama isi kepala sendiri. Katanya mau nangis, tapi masih tetap tersenyum didepan semua orang. Katanya mau pergi, tapi sampai sekarang masih ada disini. Katanya mau menyerah, tapi masih tetap berjuang. Aneh bukan? Tentu saja tidak aneh, itu adalah bukti bahwa kita adalah sosok yang kuat.
Kuat itu bukan berarti harus selamanya hebat. Seseorang yang memeluk lukanya sendiri itu berat dan tidak semudah itu.
___________________________________ ___
*Jangan lupa dukungan teman-teman 💪💪.
Terima kasih sudah setia membaca📖. Komentar yang menjadi koreksi kalian yah, biar aku bisa perbaiki ✨.