NovelToon NovelToon
KU HARAMKAN AIR SUSUKU

KU HARAMKAN AIR SUSUKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Balas Dendam / CEO / One Night Stand / Anak Kembar / Dokter
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: akos

Rindi, seorang perempuan berusia 40 tahun, harus menelan pahitnya kehidupan setelah menjual seluruh hartanya di kampung demi membiayai pendidikan dua anaknya, Rudy (21 tahun) dan Melda (18 tahun), yang menempuh pendidikan di kota.

Sejak kepergian mereka, Rindi dan suaminya, Tony, berjuang keras demi memenuhi kebutuhan kedua anaknya agar mereka bisa menggapai cita-cita. Setiap bulan, Rindi dan Tony mengirimkan uang tanpa mempedulikan kondisi mereka sendiri. Harta telah habis—hanya tersisa sebuah rumah sederhana tempat mereka berteduh.

Hari demi hari berlalu. Tony mulai jatuh sakit, namun sayangnya, Rudy dan Melda sama sekali tidak peduli dengan kondisi ayah mereka. Hingga akhirnya, Tony menghembuskan napas terakhirnya dalam kesedihan yang dalam.

Di tengah duka dan kesepian, Rindi yang kini tak punya siapa-siapa di kampung memutuskan untuk pergi ke kota. Ia ingin bertemu kedua anaknya, melepas rindu, dan menanyakan kabar mereka. Namun sayang… apa yang dia temukan di sana.........

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. RENCANA JAHAT MELDA DAN RUDY.

“Melda, apa-apaan kamu ini?” Rindi menghempaskan tangan Melda, Napasnya tersengal karena emosi yang ditahan.

Melda menatap tajam, lalu membuang muka dengan kesal. Suasana di lorong hotel itu terasa tegang. Udara seolah berhenti bergerak, hanya suara langkah orang di kejauhan yang terdengar samar.

Rindi menatap Melda lama, seolah ingin mencari sisa kasih yang dulu pernah ada di mata itu—namun sia-sia.

"Untuk apa kau datang ke kota ini? Bentak Melda dengan mata melotot.

“Awalnya aku datang ke kota ini untuk mencari kalian, karena di kampung kami sudah tak punya apa-apa lagi. Rumah digadai, sawah dan kebun habis terjual demi biaya kalian. Aku berharap kalian punya sedikit belas kasihan untuk menampungku sebagai seorang ibu yang ingin dekat dengan anak-anaknya.” tubuh Rindi bergetar menahan tangis.

“Jangan bohong. Di pikiran orang kampung sepertimu itu hanya uang—uang—dan uang. Kamu pasti datang hanya untuk itu, bukan? Aku akan beri berapa pun yang kamu mau, tapi ingat, jauhi kami. Kami sudah bahagia tanpa kalian. Ini cek; tulis saja jumlah yang kamu inginkan, lalu lenyap dari hadapanku dan Rudy. Bagi kami, kalian sudah mati.”

Melda mengeluarkan selembar cek dari dalam tasnya, lalu melemparkannya ke wajah Rindi tanpa ragu. Rindi mengusap air matanya, menunduk, dan perlahan mengambil lembaran kertas itu.

Melda tersenyum sinis, yakin bahwa perempuan di depannya akan menerima uang pemberiannya.

“Dasar orang kampung munafik. Ambillah, anggap saja sebagai balasan atas apa yang pernah kau lakukan padaku, dan juga pada Rudy” ujar Melda dengan nada dingin.

Namun dugaannya salah. Dengan tangan gemetar, Rindi merobek cek itu menjadi beberapa bagian, lalu melemparkannya ke udara. Potongan kertas beterbangan, jatuh di antara mereka seperti serpihan harga diri yang tak ternilai.

“Aku memang miskin,” suara Rindi bergetar, tapi matanya menatap tajam.

“Tapi aku tidak akan mengemis padamu. Ingat, Melda — aku melahirkanmu dengan pertaruhan nyawa, membesarkanmu tanpa memikirkan diriku sendiri. Sekaya apa pun kamu, kamu tak akan pernah bisa membeli pengorbanan dan cinta seorang ibu dengan uangmu.”

“Cih! Andai bisa memilih, aku lebih baik tidak dilahirkan daripada menanggung malu karena berasal dari rahim perempuan hina sepertimu!” suara Melda meninggi, penuh kebencian.

“Ingat, perempuan kampung! Jangan pernah menemui aku atau Rudy. Orang tua kami sudah lama mati! Ingat itu baik-baik!”

Melda berbalik dan melangkah pergi tanpa menoleh sedikit pun. Rindi mengepalkan kedua tangannya, tubuhnya bergetar menahan perih yang terasa menyesakkan dada. Lututnya melemah, hingga akhirnya ia jatuh berlutut di lantai marmer.

“Tuhan... apa salahku? Kenapa mereka membenciku?” bisiknya pelan, suaranya tenggelam dalam isak yang tertahan.

Suara langkah terdengar mendekat. Dewi muncul dari arah koridor, membawa lap di tangan. Begitu melihat Rindi yang terkulai di lantai, wajahnya langsung berubah panik.

“Rindi! Astaga, ada apa ini?” seru Dewi panik sambil berjongkok di sampingnya. Ia segera membantu Rindi berdiri dengan hati-hati.

“Aku tidak apa-apa, Dewi... ayo, kita kembali bekerja,” ucap Rindi pelan, berusaha menenangkan diri.

Keduanya pun berjalan perlahan meninggalkan tempat itu. Dewi hanya bisa menatap Rindi dengan tatapan iba, tanpa berani bertanya lebih jauh.

Acara berlangsung dengan meriah. Lantunan musik lembut berpadu dengan suara tawa para tamu undangan yang menikmati hidangan mewah di aula besar hotel. Lampu kristal berkilauan di langit-langit, menciptakan suasana megah yang kontras dengan hati Rindi yang masih diliputi luka.

Tidak terasa, satu per satu tamu undangan mulai meninggalkan pesta dengan senyum puas di wajah mereka. Suasana yang semula riuh perlahan berubah tenang, hanya menyisakan beberapa pelayan yang sibuk membereskan meja dan membersihkan sisa-sisa makanan.

Rindi dan Dewi kembali ke restoran dengan tubuh yang letih. Setelah menyelesaikan semua tugas, keduanya mendapat izin untuk pulang.

***********************************

Sementara itu, sebuah mobil mewah melaju cepat di tengah ramainya jalanan ibu kota. Beberapa kali, pengemudi membunyikan klakson, bahkan memarahi pengendara lain yang menghalangi lajunya.

“Dasar perempuan kampung! Jika dia terus berada di kota ini, identitas kami bisa terbongkar. Ah, ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus memberi tahu Rudy,” gerutu Melda dengan tatapan tajam ke depan.

Tak lama kemudian, mobil itu berbelok masuk ke sebuah perusahaan megah. Setelah memarkir kendaraannya, Melda segera keluar dan melangkah cepat menuju pintu utama. Beberapa karyawan yang berpapasan menyapa dan memberi Hormat, namun Melda mengacuhkan mereka begitu saja, langsung masuk ke dalam lift dengan wajah dingin.

Lift melaju ke lantai atas. Hanya dalam beberapa menit saja, pintu lift kembali terbuka. Melda melangkah keluar dan bergegas menuju sebuah ruangan besar — ruangan paling mencolok di antara semua yang ada di lantai itu.

Tanpa mengetuk, Melda langsung menerobos masuk ke ruangan. Rudy yang tengah sibuk menatap layar laptop mendongak kaget, alisnya berkerut saat melihat adiknya datang dengan langkah cepat dan wajah penuh amarah.

"Melda, ada apa? Kenapa wajahmu di tekuk seperti itu? Apa Alvon menyakitimu? Katakan padaku, biar aku beri dia pelajaran!”

Bukanya menjawab, Melda malah menghempaskan tubuhnya diatas sofa sambil melipat kedua tangannya.

“Kamu tahu tidak? Tadi aku bertemu dengan perempuan kampung itu di perayaan ulang tahun Hotel Alexander.”

Rudy mengernyitkan dahinya.

“Perempuan kampung siapa maksudmu?”

"Siapa lagi kalau bukan Rindi, pelayan sialan itu. Menyebut namanya saja aku merasa jijik! Parahnya lagi, dia memanggilku ‘anak’ di depan Alvon. Untung saja aku bisa mengatasinya dengan cepat sebelum semuanya terbongkar. Bahkan aku sudah memberinya cek dan menyuruhnya pulang—tapi dia malah merobeknya di depanku!”

“Ini tidak bisa dibiarkan. Kalau dia masih berada di kota ini, semua yang kita simpan rapat selama ini akan terbongkar. Kita harus mencari cara menyingkirkan dia dari sini—kalau perlu, habisi dia” Rudy melangkah ke arah jendela, wajahnya marah.

Lama mereka terdiam, masing-masing tenggelam dalam pikiran gelap bagaimana cara menyingkirkan Rindi dari kota itu.

Tiba-tiba muncul kilasan ide licik di wajah Melda.

“Aku tahu caranya — bagaimana menyingkirkan perempuan kampung itu dari kota ini dan dari kehidupan kita,” ucapnya dengan senyum mengembang.

Rudy tersenyum lalu melangkah mendekat.

“Tapi ingat, jangan sampai ada yang tahu. Lakukan dengan rapi. Kalau perlu suruh orang lain saja, jangan mengotori tanganmu."

Melda mengangguk.

“Tenang saja. Serahkan semuanya padaku. Kali ini dia tak akan lolos. Aku akan buat dia malu, dan dia akan pergi dengan sendiri dari kota ini.”

Melda bangkit dari sofa.

“Kalau begitu, aku pergi. Aku akan menyusun rencana dan memilih waktu yang tepat.”

Melda melangkah keluar dan tak lupa menutup pintu.

1
Winer Win
cerita malinkundang versi modern ya tor..🤣
Ma Em
Thor tanggung langsung habis , semoga Rindi dan Rara selamat dari niat orang2 yg akan mencelakai Rindi dan si anak durhaka Rudy dan Melda segera dapat azab yg sangat pedih .
Nurjannah Rajja
A nya ketinggalan
Purnama Pasedu
Rara mana?
Widia: tidur
total 1 replies
Ayesha Almira
semoga rindi selamat...
lin s
ckck sirudi GK tau bls budi, kpn kena krma, ibu sendiri mau dimusnahin, apa gk ada rasa ksih sayang,/Right Bah!/
Erchapram
Kak Othor, 40 tahun sudah punya anak yang menjadi pengusaha sukses dan punya bayi. Apa si Rindi menikah muda umur 15 thn, atau bagaimana? Menurutku 47 thn - 50 thn lebih ideal usia untuk Rindi.
Ma Em
Dasar anak durhaka kamu Rudy demi harta kamu malah jadi anak yg tdk akan dapat keberkahan dlm hidupmu karena kamu tdk mau mengakui ibu kandungmu sendiri pasti azab akan datang untuk menghukum mu .
Ayesha Almira
kejamnya Kamu Rudy...mata hati mu sudah tertutup
Ma Em
Semoga Rindi dan anak dlm kandungan ya baik baik saja dan selamat .
Ayesha Almira
ceritanya menarik bagus
Ayesha Almira
smga janinnya baik2 ja...
Ma Em
Tegang Thor deg degan baca bab ini , semoga Rindi bisa tertolong dan bisa sehat kembali agar bisa menyaksikan kehancuran Rudy dan Melda si anak durhaka .
Ma Em
Thor hukuman apa nanti yg akan diterima anak durhaka seperti Rudy dan Melda , jgn langsung mati Thor buat Rudy dan Melda karma yg sangat pedih .
Purnama Pasedu
tuan Luis ya
Ayesha Almira
saking udh g bisa mahn sesk di dada rindi mengeluarkan kata2 sakral.smga rindi sembuh..
Jordan Nbx
Rasakan Rudy dan melda, sudah dapat kutuk.
Ayesha Almira
smga rindi g bersujud...d bersarkan dengan kasih sayang...tp pa blsnnya...yg kuat rindi,ambaikan mereka suatu saat penyesalan dtng
Ayesha Almira
ibu kandungpun ingn mempermalukan sebegitunya Melda ma Rudy...dsaat penyesalan dtng smga hati rindi tertutup buat anak durhaka sprt Melda jg rindi
Ayesha Almira
slh tangkap Aldo...smga Luis BS melindungi rindi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!