Dulu dia dibutakan cinta maka dari itu Douglas setujudengan perjanjian pernikahan mereka. Tapi, setelah hampir 4 tahun menikah Douglas merasa hampa tanpa hadirnya seorang anak dalam pernikahan mereka. Istrinya yang selalu sibuk tidak pernah ada waktu untuknya membuatnya semakin berada di titik jenuh pernikahannya.
"Kenapa kau tidak mencari wanita lain saja yang mau mengandung anakmu," saran sesat dari sahabat Douglas yang sepertinya patut untuk dipertimbangkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak asing
"Halo." Bintang menjawab panggilan tersebut.
"Sup. Where are you?" Suara pria di sana terdengar tidak asing di indra pendengaran Bintang.
"Dia sedang mandi." Bintang menjawab dalam bahasa inggris.
Doug menjauhkan ponsel dari telinga. Menatap ponselnya dengan kening mengerut saat mendengar suara wanita itu. Suara itu tidak asing baginya. Karena penasaran, Doug merubah panggilan suara menjadi video call.
Di seberang sana Bintang kaget karena tiba-tiba panggilan beralih menjadi video call. Dia pun segera mengarahkan kamera ke pintu kamar mandi.
Tak berselang lama Sup keluar dari kamar mandi sudah memakai pakaian lengkap. "Siapa yang nelepon?" tanya Sup pada keponakannya.
"Ini, lihat saja sendiri." Bintang langsung menyerahkan ponsel itu pada pemiliknya. Kemudian beranjak dari sana.
Di seberang sana Doug mendesah kecewa karena tidak dapat melihat wajah gadis itu. Yang dia lihat hanyalah pintu kamar mandi yang tidak berselang lama wajah Sup terpampang dilayar ponselnya. Mereka mengobrol sebentar, sebelum akhirnya Sup minta izin semalam menginap di rumah keponakannya.
*
"Nginap di sini, De?" tanya Bintang sambil menyiapkan makan malam di dapur, sesekali melirik Pal De nya yang menunggu di ruang makan yang menjadi satu dengan area dapur.
"Iya. Udah izin tadi sama Tuan Douglas." Sup menjawab sambil menatap keponakannya yang sedang berkutat dengan alat masak.
"Tuan itu tamu Pak De?"
"Iya, dari Prancis. Beliau datang ke sini karena lagi galau, bertengkar dengan istrinya," jawab Sup, menceritakan sedikit tentang tamunya.
Bintang mengangguk-angguk tanpa bertanya lagi. Makan malam sudah siap. Dia menyajikan dihadapan Sup. Sambal terasi, tempe goreng, dan oseng kangkung adalah masakan rumahan yang sangat dirindukan Sup.
"Terima kasih." Sup segera menyantap makanan itu dengan lahap. "Besok buat kayak gini lagi buat Tuan Doug. Dia harus merasakan merasakan masakanmu yang super duper enak," kata Sup, lalu diangguki Bintang tanpa bantahan.
*
"Suara gadis itu ..." Doug masih penasaran dengan suara gadis yang mengangkat telepon Sup. Suaranya persis seperti suara gadis yang ia selamatkan kemarin. "Tidak mungkin! Pasti ini cuma sebuah kebetulan saja." Doug segera menepis dugaannya.
Doug beranjak dari duduknya. Menyambar rokok dan dompet, berjalan keluar dari kamar menuju coffe shop untuk menghilangkan kejenuhannya.
Sementara itu di Prancis. Freya saat ini tak sengaja bertemu dengan Vitt di restoran mewah.
"Bonjour," sapa Vitt dengan ramah.
Sedangkan Freya cuma memutar kedua matanya dengan malas menatap wanita pincang yang berdiri dihadapannya ini.
"Kita bertemu lagi. Atau ... kau sengaja menguntitku, untuk kau laporkan pada Doug?!" tuduh Freya menatap tajam Vitt.
Vitt tentu sangat kaget mendengar tuduhan Freya. Ia sampai saat ini masih terheran-heran karena Freya tidak pernah ramah padanya. Atau memang seperti ini sifat wanita itu? Angkuh, sombong dan menyebalkan?
Ya Tuhan! Bagaimana bisa Doug menikah dengan wanita seperti Freya?!
"Dengar ... aku rasa kau salah paham!" Vitt berkata sambil menertawakan keangkuhan Freya. "Aku datang ke sini untuk bertemu klien-ku!"
Freya bersedekap di dada sambil menatap malas Vitt.
"Oh ... iya. Ibu mertuaku baru datang dari Italia. Aku harap kau bisa datang. Karena Ibu mertuaku juga merupakan ibu mertuamu juga," ucap Vitt, sebenarnya tidak berharap wanita itu bisa datang, tapi wanita itu harus tahu dengan kedatangan Bu Isa.
"Aku sibuk!" balas Freya seraya beranjak dari sana meninggalkan Vitt yang masih berdiri mematung di sana.
*
"Doug liburan ke Indonesia? Padahal Ibu sangat merindukannya." Bu Isa cukup terkejut mendengar penjelasan Daniel. Karenan setahunya Doug tidak pernah libur kerja. Seumur hidupnya dipergunakan untuk bekerja. "Ibu juga khawatir dengannya."
"Bu, dia sudah besar. Apa yang ibu khawatirkan?" jawab Daniel.
"Aku khawatir dengan rumah tangganya. Wanita itu ... sangat tidak cocok untuk Doug," jawab Bu Isa. Bukan bermaksud ikut campur dalam rumah tangga Doug, tapi pria sebaik Doug harus mendapatkan wanita baik juga, tidak seperti nenek sihir yang bernama Freya.
ikut senang aku , Freya gak bisa nyusul Mas Dough 🙏
cemburu kah 🤭😂🤣🤣