Sarah

Sore itu ketika suasana sudah mulai sepi Dewi dan Icha berjalan ke belakang sekolah dan di sanalah mereka akan menunggu ustadz Rahmat karena Dewi ingin menunjukkan di mana tempat Sarah sering ia temui.

"kita akan ke mana Dewi?"gerutu Icha yang berjalan di belakang Dewi .

"kita akan menemui mbak Sarah"jawabnya cuek tanpa menghiraukan Icha yang berjalan di belakangnya.

"kenapa kau sering bermain di sini sendirian?"tanya nya sembari melihat sekeliling yang kini penuh dengan ilalang karena halaman belakang sekolah cukup luas .

"aku sering merindukan orang tua ku!!!dulu pas aku kecil aku sering mencari belalang di ketika ikut ke kebun bersama kedua orang tua ku mangkanya aku sering mencari serangga di sini."jawabnya sambil menoleh ke belakang melihat Icha yang tertinggal beberapa langkah darinya.

"kau memiliki hobi yang aneh!!"ucapnya sembari menyingkirkan ilalang yang mengenai wajahnya.

Dewi hanya tersenyum melihat temannya itu seperti sedikit kesusahan berjalan di antara ilalang yang tinggi.

"apa kita tidak menunggu ustadz Rahmat dulu?"ujar Icha yang membuat dewi langsung menoleh.

"kau benar!!kita tunggu di sini saja di sebatang kayu yang sudah roboh tapi belum terlalu lapuk.

"baiklah"Icha langsung duduk ia melihat sekeliling ternyata tempat ini seperti Padang di belakang sekolah yang tak terawat.

"jadi mbak Sarah Yang kau kenal itu benar-benar ummi Sarah yang asli?"tanya Icha memecah suasana.

"sebenarnya aku belum terlalu yakin.karena aku masih tak k percaya jika ummi Sarah yang setiap hari bersama kita itu palsu,karena aku juga belum pernah melihat wajah dari ummi Sarah yang asli.!!" jawabnya melihat langit yang cukup cerah meski ini sudah cukup sore.

tiba-tiba terdengar suara orang datang Dewi langsung berdiri dan ternyata itu ustadz Rahmat yang datang.

"ustadz di sini!!"teriak Dewi sambil melambaikan tangannya supaya di lihat oleh rahmat. Melihat Dewi yang memanggil namanya Rahmat langsung menghampirinya jika tak masuk ke antara ilalang itu memang sulit di lihat dari kejauhan.

"akhirnya ustadz datang!!"ucap Dewi yang melihat Rahmat yang sudah datang menemui mereka.

"iya . Dimana tempatnya?"tanya Rahmat karena ia tak sabar lagi ingin menemukan Sarah.

"ayo ustadz ikut dengan ku"ucap Dewi sambil berjalan di ikuti Icha dan Rahmat di belakangnya.

sesampainya di tempat itu Rahmat melihat jika tembok adalah pembatas antara wilayah perempuan dan laki-laki di pondok ini.

"di sini ustadz"ucap Dewi langsung menyingkirkan sepotong papan menghalangi sebuah lubang kecil bekas retakan tembok .

Icha hanya melihat sekeliling yang di lihatnya hanya dinding pagar beton yang terhubung dengan sebuah gedung di baliknya.

"apa kau tau gedung di belakang ini?"tanya Icha yang keheranan karena pertama kali ke tempat ini.

"aku tak tau !!karena tak ada yang bisa ku tanya."jawabnya sambil mulai membungkuk ingin memanggil Sarah dari dalam.

"mbak..mbak Sarah"panggil Dewi tapi tak ada jawaban sedikitpun.ia juga bingung kenapa Sarah tak menjawab sedikitpun biasanya langsung menjawab dan menghampirinya jika ia sudah memanggil.

"kau yakin dia ada di dalam?"ujar Icha yang kini penasaran karena dari tadi tak ada jawaban dari dalam.

"mbak Sarah tak pernah pergi kemanapun aku sudah mengunjungi tempat ini kurang lebih 2 tahun"jawabnya menoleh pada Icha lalu pada Rahmat.

"coba aku yang memanggil.siapa tau di jawab."ujar Rahmat yang langsung mendekati tembok itu.

"Sarah...Sarah..ini aku Azhari"beberapa kali Rahmat mencoba tapi tetap saja tak ada jawaban sama sekali dari dalam ia mengambil handphonenya mencoba menghidupkan flash berpikir supaya ada penerangan di dalam . beberapa kali di senternya ke dalam tak ada nampak ada kehidupan di dalam sepertinya ruangan itu kosong.

"di dalam tak ada orang!!"ujar Rahmat kini sudah berdiri normal lagi melihat Dewi dan Icha yang keheranan.

"tapi mbak Sarah tak pernah pergi kemanapun.kalau dia tak ada kemana dia sekarang?"perasaan Dewi langsung cemas kemana perginya wanita itu?apa sebenarnya yang terjadi padanya?dan siapa yang membawanya pergi?apa ustadz Satrio yang membawanya pergi dari sana.