Di khianati adik tiri dan pacar nya, Airin langsung memilih seorang Pria secara acak hari itu. Tanpa ia tahu, Pria itu adalah seorang narapidana yang sedang menghadiri sebuah acara penting. Airin pun terjebak. Ia tak bisa menghindar dan terpaksa menikah dengan laki-laki itu.
Bagaimana kah kehidupan Airin setelah menikah dengan seorang narapidana? Akan kah ia bertahan atau kah ia harus menyerah?
Selamat membaca. Jangan lupa tinggalkan komentar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
"Mau nyari suami ku lah. Ini istri mu malah mengganggu perjalanan ku mencari sang suami." Ucap Airin dengan cepat. Jangan sampai mereka tahu jika Airin menguping pembicaraan keluarga itu.
"Apa itu benar?" Tanya Arman sekali lagi. Kali ini aura nya berbeda. Airin merasa aneh dengan hal itu.
"Dia bohong. Tadi pas aku mau masuk, aku lihat Kak Airin sedang berdiri di depan pintu." Seperti nya Meta tidak ingin membiarkan Airin pergi dengan mudah.
Gedung itu begitu sepi. Airin harus berpikir supaya mereka tidak curiga pada nya. Saat ini, mereka bukan lah lawan Airin. Mereka berempat dan Airin seorang diri.
"Jelas lah kau lihat aku di sini. Aku sedang pusing dan mata ku berkunang-kunang. Aku pegangan di dinding dan di pintu untuk mencari suami ku. Tapi tiba-tiba perempuan ini malah menggangu waktu ku. Sudah! Aku tambah pusing berdebat dengan kalian."
Airin pun melanjutkan perjalanan nya dengan berpura-pura meraba dinding dan memegang kepala nya.
"Suami ku. Suami ku.." Panggil nya lagi. Ia sengaja memanggil-manggil dengan nada seperti itu agar Arman dan keluarga nya tidak curiga.
Keluarga Arman pun kembali masuk ke dalam ruangan itu dan tidak mengizinkan Meta untuk ikut. Mereka masih ingin membahas tentang perusahaan. Dan Meta masih belum bisa di percaya.
Meta masih menunggu diluar ruangan. Sedangkan Airin benar-benar pergi mencari sang suami. Ia kebingungan di sana.
Ruangan-ruangan yang ada di gedung itu sangat lah banyak. Gedung itu juga sungguh sangat besar dan luas. Sepertinya orang yang membersihkan gedung itu memiliki gaji yang cukup besar.
Tidak lama berjalan, akhirnya Airin melihat Ibu mertua nya sedang berbicara di halaman belakang. Airin tidak bisa melihat wajah laki-laki itu.
"Bu."
"Airin? kenapa kamu berjalan sendirian? Dimana Leo?"
"Airin juga sedang mencari nya. Entah ada dimana dia saat ini. Ibu dengan siapa?"
"Airin. Kenal kan. Ini Om Frans. Adik kandung Ibu. Selama ini, Om Frans yang membantu Ibu dan juga Leo. Ibu ingin, kamu mengenal nya dan bekerja sama dengan Frans."
"Bu. Tapi Airin nggak bisa. Airin nggak mampu."
"Airin. Ibu percaya pada mu. Frans juga akan berusaha mengajarkan mu. Jangan takut, ya."
"Mengapa bukan suami Airin aja?"
Frans dan juga Nyonya Lina saling menatap satu sama lain. Ada sesuatu yang masih mereka rahasiakan.
"Airin. Nanti, ikut lah Leo untuk bertemu dengan adik ipar mu. Di sana, kamu akan tahu suatu kebenaran."
"Baiklah, Bu. Oh ya, jika Karin jadi pemimpin di perusahaan Ibu, apa Om Frans tidak marah? Airin yang masih bah bawang ini, malah di tunjuk jadi pemimpin. Bukan kah ini tidak adil?"
Hahahahahaha
Frans malah tertawa terbahak-bahak saat mendengar kan apa yang dikatakan oleh Airin. Ia tak menyangka jika Airin bisa mengatakan hal seperti itu.
"Airin. kamu tenang saja. Om Frans mu ini sudah punya perusahaan nya sendiri. Maka dari itu ia perlu orang lain untuk menjadi pemimpin di perusahaan Ibu dan Papa mertuamu."
"Hmm,, kalau begitu baiklah. Tapi, kalau terjadi sesuatu pada perusahaan Ibu, bagaimana?"
"Salah. Bukan perusahaan Ibu. Tapi, perusahaan kamu. Jadi, kamu harus bisa jadi pemimpin yang bertanggung jawab pada pekerjaan dan juga perusahaan mu sendiri."
Airin terdiam. Berat juga tantangan nya hidup berumah tangga kali ini. Ia baru saja jadi pengantin baru. Dan malah di suruh jadi pemimpin perusahaan.
Sungguh Airin tak menyangka jika ia bisa di percayai seperti itu oleh keluarga suami nya.
"Airin. Kamu di sini ternyata. Aku sudah mencari mu kemana-mana." Leo tiba-tiba datang dengan wajah khawatir nya.
"Aku bosan di dalam ruangan itu. Aku ingin berjalan-jalan dan akhir nya ketemu Ibu dan Om Frans."
"Jadi, kamu sudah bertemu dengan Om ku? Bagus lah kalau begitu. Ayo kita pulang. Kamu pasti sangat lelah."
"Baiklah. Ayo kita pulang." Ucap Airin sambil menggandeng tangan sang suami.
Mereka pulang dengan mobil mereka sendiri. Dari kaca jendela, keluarga Arman melihat kepergian Leo dan juga Airin. Mereka pun menyusun strategi.
Airin dan Leo harus lenyap. Semua yang di inginkan oleh keluarga itu, harus lah terlaksana. Mereka tak ingin hidup miskin. Satu-satunya cara adalah menguasai perusahaan milik orang tua nya Leo.
*****
Airin dan Leo berada di dalam perjalanan. Sejak tadi, Airin terus saja memikirkan apa yang ia dengar saat ia berada di gedung tersebut.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?"
"Aku merasa aneh dengan kata-kata seseorang. Dia ingin membu-nuh mu. Tapi, apa mungkin di dunia ini ada orang yang berani melakukan hal itu?"
"Memang nya siapa yang mau membu-nuh ku?"
"Arman dan keluarga nya. Aku tidak sengaja mendengar kan hal itu."
Ciiiiiit
Mobil langsung tiba-tiba saja berhenti. Jika tangan Leo tidak di letakkan di dahi nya Airin, bisa di pastikan jika kepala nya akan terkena sesuatu yang ada di depan nya.
"Airin! Apa kamu benar mendengar kan hal itu?"
Saat Airin mau menjawab, tiba-tiba saja dari arah Airin muncul truk besar yang hilang kendali.
Dengan cepat pula Leo berusaha untuk mundur. Namun, di belakang nya ada mobil yang menabrak.
Bukan itu saja. Di depan nya juga ada mobil yang tiba-tiba saja menyalip dan berhenti. Kini, mobil mereka terperangkap. Mereka tak bisa maju ataupun mundur.
"Karin. Aku mencintai mu. Apapun yang terjadi saat ini, jangan pernah pikir kan apapun."
"Leo, apa maksud mu. Di situasi saat ini, kamu masih bisa merayu ku?"
"Aku tidak merayu mu. Aku memang mencintai mu."
Brak.
Setelah mengatakan hal itu, Leo langsung menen-dang pintu mobil dengan bersusah payah. Pintu mobil pun terlepas.
Leo langsung menarik tubuh Airin dan menggendong nya dengan cepat. Hingga tiba-tiba saja, truk itu langsung menabrak mobil yang mereka kendarai.
Dhuar...
Brak..
Krak...
Terdengar suara pecahan dan letusan setelah mobil baru milik Airin di tabrak. Leo dan Airin terlempar jauh karena ledakan itu.
Tapi, Airin masih selamat. Ia berada di dalam pelukan Leo. Leo melindungi nya agar tidak terkena ledakan itu.
"Leo. Suami ku. Sadarlah." Ucap Airin sambil menepuk pipi sang suami yang mata nya hampir terpejam.
"Airin. Cepat lari."
"Tidak! Aku tidak akan meninggalkan mu sendirian di sini. Kita ini adalah suami istri."
"Airin. Mereka mengincar kita."
"Aku sudah telpon polisi dan Ibu pasti akan mengirimkan bantuan. Diam lah, dan jangan banyak bicara. Aku yang akan melindungi mu kali ini."
Tidak lama kemudian, Leo pun tak sadarkan diri. Lu-ka di bagian belakang tubuh nya sangat berat. Darah terus mengalir...
"Ternyata kau di sini, gadis cantik."
wkwkwk
jgn pula nnati bnyk drama kasihan no leo
ya kan
aq harap nnti airin jd kuat kk thor biar yg menindas tau klo airin yg skrg bukan lemah
dlu pembacamu bnyk lho kk dr nopel pertama mu itu ayok kk smgt dong
ohh airin rontok.sudah rasa malu mua kek mana pun dia suami mu lho wkwkwk
mkne kau liaht dlu baik2 siapa lawan mu kali ini gooo
nahh kann ayo nyonya lina
kek di ibutiri ku agen kusgus keren
saiki rasak no wae
teus nikmati wae hasil.pilihan mu ya kann
wkwkk
benerw bodoh macam itu pun jadi sekertaris ohh ya ampum jadi apa coba nnti
akal.licik sudah berjalan
ohh demi harta smpe mengorbN kan sodara