“Maafkan bunda nak, bunda terpaksa melakukan hal ini” Isak tangis Shanaya Anindya Nugraha memenuhi kamarnya
Bertemu dengan Rain Sky Allendra orang yang dulu merenggut mahkota yang paling berharga dalam hidupnya, membuat harus menyembunyikan rahasia yang selama ini dia tutupi dari semua orang.
Akankan semua rencana Embun berjalan dengan mulus atau dia akhirnya mengalah pada keadaan yang tidak memihak padanya?....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 15 Ingat masa lalu kita!
Nyonya Rima terlihat sangat panik dan juga marah saat ini, dia kesel banget pada Arsen yang sudah berani melawannya.
“Papa tolong nasehatin Arsen dong pa masa karena masalah cari gedung pernikahan tanpa sepengetahuan dia, marahnya gitu banget, kan bisa dibatalin kalau Arsen nggak suka, kenapa harus memutuskan hubungan Rania dengan cara seperti ini” ucap nyonya Rima.
“Rima coba kamu bayangkan, hal ini yang dulu di hadapi oleh kedua orang tuaku, saat kita menikah dulu, sudahlah Rima aku sudah pusing melihat sikap kamu yang sudah keterlaluan seperti ini”
“Aku nggak mau Arsen mengambil sikap sama seperti saat aku menikah dulu dengan kamu Rima, menentang orang tua demi wanita yang aku cintai, aku nggak mau hal itu terjadi lagi”
“Jadi sudahi lah semua sikap angkuh kamu ini Rima, harusnya kamu bersyukur dan bercermin pada diri kamu sendiri, bagaimana rasanya di tolak oleh kedua mertua kamu, nggak enak rasanya, aku kasihan lihat kamu menderita sekian tahun karena pernikahan kita nggak di restui” jelas tuan Rayendra
“Iya pa mama salah, terus sekarang mama harus bagaimana pa, semua sudah terlanjur kacau dan tidak terkendali, Arsen tiba tiba memutuskan perjodohan ini” ucap nyonya Rima.
“Ma, Arsen itu bukan memutuskan perjodohan dia dan Rania, mereka baru dalam tahap perkenalan mencoba mencari kecocokan diantara mereka berdua ma, dan kalau sampai saat ini Arsen nggak bisa mencintai Rania, apa harus dipaksakan?”
“Papa aja nggak mau menikah dengan wanita yang tidak papa cintai walaupun wanita itu orang yang hebat dan berkelas, dan sekarang itu terjadi pada Arsen, apa mama nggak pernah ingat masa lalu mama ya” jelas tuan Rayendra
“Papa kasih saran dong mama harus bagaimana sekarang?” tanya nyonya Rima.
“Papa rasa mama sudah tahu apa yang akan mama lakukan, lakukan yang terbaik untuk Arsen bukan untuk diri mama sendiri, kemana Rima yang dulu sangat baik dan tidak sombong itu ma”
“Banyak banyaklah mengingat masa lalu ma, agar jangan lupa diri seperti ini, dan kurangi bergaul dengan teman teman sosialita mama itu, jujur papa nggak suka melihat mama bergaul dengan mereka “
“Mama jadi berubah semenjak bergaul dengan mereka, kalau mama masih nggak mau berubah lebih baik lagi, papa akan memikirkan kelanjutan pernikahan kita ma”
“papa nggak mau hal seperti ini terjadi pada anak kita yang lain, cukup Arsen jadi pembelajaran untuk mama, jangan memaksa anak hanya demi memenuhi ego kamu ma, anak anak kita berhak hidup bahagia dengan pilihan hidupnya sendiri” nasehat tuan Rayendra
“Papa mau mengancam mama pa hanya karena masalah ini?” tanya nyonya Rima dengan wajah nggak percaya, suami yang sangat mencintai dan baik sama dia, sekarang berkata hal yang sangat menakutkan untuk nyonya Rima dengar dan bayangkan.
“Papa nggak mengancam mama, papa hanya ingin mama berubah, semoga setelah ini mama bisa menahan ego mama itu, Arsen bukan anak kecil lagi ma, dia sudah tumbuh dewasa” nasehat tuan Rayendra lagi
Nyonya Rima seperti ditampar mendengar apa yang suaminya katakan saat ini, dia menarik nafas panjang karena baru kali ini suaminya sangat marah dan menasehati nya dengan sangat keras.
“Iya pa, mama akan mengurangi bertemu dengan teman teman sosialita mama itu pa, tapi ini bagaimana pa, mama harus menghadapi keluarga Rania?” Imbuh nyonya Rima.
“Jangan ikut campur lagi masalah pribadi Arsen, mau dengan siapa dia menikah itu hak pribadi Arsen, karena papa dulu juga begitu nggak mau pernikahan papa di atur atur oleh kedua orang tua papa”
“Biarkan Arsen dan Rania menyelesaikan masalah mereka berdua, jujur saja sama mamanya Rania, kalau Arsen nggak bisa mencintai Rania dan mama nggak bisa memaksa lagi” ucap tuan Rayendra
“Kalau mamanya Rania marah bagaimana pa, mama kan nggak enak” sahut nyonya Rima.
“Jangan memikirkan perasaan orang lain ma, biarkan saja kalau dia marah mama harus terima karena mama juga yang awalnya berbohong sama mereka, mama yang terlalu semangat menjodohkan Arsen dan Rania”
“Harusnya mama memikirkan perasaan anak mama, belajarlah dari orang tua papa ma, demi kebahagiaan papa akhirnya mereka merestui pernikahan kita juga, awal butuh waktu lama untuk mendapatkan restu mereka”
“Jangan ulangi hal ini pada anak anak kita ma, mama tahukan rasanya gimana dimusuhi boleh mertua?” Jelas tuan Rayendra
“Berbeda dengan mertua sangat tidak enak pa” balas nyonya Rima
“Itu tahu apa rasanya, jangan memberikan rasa itu juga pada calon istri Arsen ma” ucap tuan Rayendra
“memangnya Arsen sudah punya calon istri pa?” tanya nyonya Rima
“mana papa tahu, ini kan contoh ma, kalau ada jangan di persulit kasihan nanti anaknya, mama ingatkan saat Arsen kecil di acuhkan oleh keluarga papa, sampai mama seharian menangis, karena sedih melihat Arsen” saut tuan Rayendra
“Huff mama nggak mau pa berbuat hal itu, tapi mama sudah terlanjut berjanji dengan mamanya Rania, kalau nggak mereka akan mempermalukan mama” sahut nyonya Rima
“Ya sudah nggak usah berteman dengan mereka putuskan hubungan pertemanan mama itu, yang hanya merusak mental, mending mama ikut papa ke luar negeri, agar mama nggak dikejar kejar oleh Rania, biarkan Arsen yang menyelesaikan masalahnya” tegas tuan Rayendra
“Mutia sedang liburan pa, sekalian kita mengunjungi Shaka” sahut nyonya Rima
“Ya sudah kalau gitu besok kita berangkat, lain kali kurang kurangin bergaul sama orang yang membuat kita lupa diri” nasehat tuan Rayendra
Sedangkan di kantor Arsen dibikin naik darah karena kedatangan Rania yang tiba tiba mengagetkan Arsen, yang sedang serius bekerja,
“Arsen….” sapa Rania saat dia membuka pintu ruang kerja Arsen, membuat Arsen mengangkat kepalanya dan dia sangat kaget melihat Rania yang sudah ada di depan meja kerjanya.
“Desy…!” panggil Arsen dengan suara menggelegar membuat Rania kaget, Desy yang dipanggil langsung berlari masuk ke dalam ruang Arsen.
“kamu mau membantah perintah saat Desy?” tanya Arsen dengan wajah merah padam, padahal tadi dia berpesan sedang tidak mau di ganggu oleh siapa pun.
“Maaf tuan Arsen, tadi saya sudah sempat melarang nona Rania tapi….” Desy tidak jadi meneruskan ucapannya karena dia sudah langsung disuruh keluar oleh Arsen.
“Silahkan keluar dari ruangan saya, lain kali saya tidak akan memaafkan kesalahan fatal yang kamu perbuat” ancam Arsen
“Iya tuan Arsen, maafkan saya…” sahut Desy kemudian setengah berlari dia keluar dari ruang kerja Arsen.
Arsen pindah duduk ke sofa yang ada di ruang itu, diikuti oleh Rania dari belakang.
“Ada apa kamu datang ke sini tiba tiba Rania” tanya Arsen.
“sayang aku minta penjelasan dari kamu, kenapa tiba tiba kamu memutuskan hubungan kita, aku salah apa sama kamu” tanya rania dengan wajah sedih
Kamu harus tegas Sen...