NovelToon NovelToon
Jika Esok Kita Menikah

Jika Esok Kita Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Pertemuan pertama begitu berkesan, itu yang Mada rasakan saat bertemu Rindu. Gadis galak dan judes, tapi cantik dan menarik hati Mada. Rupanya takdir berpihak pada Mada karena kembali bertemu dengan gadis itu.

Rindu Anjani, berharap sang Ayah datang atau ada pria melamar dan mempersunting dirinya lalu membawa pergi dari situasi yang tidak menyenangkan. Bertemu dengan Mada Bimantara, tidak bisa berharap banyak karena perbedaan status sosial yang begitu kentara.

“Kita ‘tuh kayak langit dan bumi, nggak bisa bersatu. Sebaiknya kamu pergi dan terima kasih atas kebaikanmu,” ujar Rindu sambil terisak.

“Tidak masalah selama langit dan bumi masih di semesta yang sama. Jadi istriku, maukah?” Mada Bimantara

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 - Enakin Aja

Rindu siap berlari, tapi Reno gerak cepat menarik tangannya.

“Lepas!”

“Heh, kemana orangtua lo!” tunjuk salah satu pria dengan tampang sangar. Orangtua yang mereka maksud tentu saja Yanto dan Sari.

“Saya nggak tahu, mereka nggak bilang dan nggak bisa dihubungi.”

“Si4lan, hutangnya gimana?”

“Saya nggak tahu,” seru Rindu lagi berusaha melepaskan tangannya dari Reno. “Lepas atau aku teriak. Ada security dan petugas parkir, ini sudah tindakan kriminal,” ancam Rindu.

“Katanya hutang mau dibayar karena lo dapat warisan?”

“Nggak ada, saya nggak ada warisan. Bude Sari bohong.”

“Bawa aja ke bos. Dari pada ribet,” ujar pria lainnya.

“Jangan!” teriak Rindu lalu menendang bawah perut Reno membuat pria itu mengump4t dan berjongkok setelah melepaskan tangan Rindu. Dengan langkah cepat berbalik pergi dari tempat itu, nyatanya ia kembali ditahan. Tangan kanannya ditarik dan ….

Bugh.

Pria yang menarik tangan Rindu tersungkur mendapatkan tendangan entah dari siapa. Masih dengan tatapan aneh dan nafas terengah, Rindu melangkah mundur. Membiarkan pria yang menolongnya berkelahi dengan dua rentenir itu. Reno masih berjongkok memegang miliknya dengan tatapan entah.

“Jangan pergi lo!”

Situasi masih tidak aman, salah satu pria menghampiri Rindu yang langsung angkat kaki. Berlari menggunakan heels membuat langkahnya tidak seimbang lalu tersungkur. Pria yang mengejarnya menarik kerah seragam Rindu dari belakang.

“Urusan sama lo ribet juga. Ikut gue, biar lo tahu rasa.”

“Jangan, lepas. Tolong!”

“Lepaskan dia!”

“Halah, hebat juga lo ya, banyak pahlawannya. Kalian mundur dan jangan ikut campur.”

“Lepaskan dia!” sentak Mada lagi.

Rindu tidak percaya kalau Mada melihatnya dalam posisi menyedihkan. Penampilannya berantakan dan berurusan dengan pria-pria tidak jelas ini. Jangankan menarik simpati, imagenya sudah hancur lebur. Mendadak dadanya terasa sesak mendapati hidup yang seakan tidak adil dan terhini begini. Air matanya sudah tidak terbendung.

Mada tidak sendirian dia datang bersama dua orang security yang langsung membantu mengamankan dua pria lainnya, sedangkan Reno sudah kabur. Merasa posisinya terancam, pria itu melepaskan Rindu. Mada langsung menghampiri dan merangkul tubuh gadis itu menjauh.

“Kamu nggak pa-pa?”

Rindu menggeleng sambil mengusap pipinya dari air mata.

“Ada yang sakit, luka?” tanya Mada lagi sambil menyentuh bahu Rindu memastikan sendiri tidak ada luka. Memang pakaian Rindu masih lengkap hanya rambut dan atasan agak berantakan.

“Maaf pak, saya --”

“Nanti saja, ikut aku!” Mada langsung menggenggam tangan gadis itu. “Bereskan masalah ini,” titah Mada pada salah pria yang pertama datang menolong. “Pastikan tidak terjadi lagi.”

“Siap bos!”

Rindu berusaha mengikuti langkah Mada. entah ada masalah apa pria itu terlihat emosi dan raut wajah kesal.

“Pak, saya mau diajak kemana? Acara belum selesai, saya nggak enak sama yang lain. Maaf ada keributan karena saya, tapi sumpah saya nggak berharap bakal begini.”

Mada tidak menjawab dan fokus dengan langkahnya. Genggaman tangannya begitu erat, ada emosi di sana. Tidak habis pikir pada keluarga Rindu dan orang-orang tadi, memanfaatkan dan menyakiti perempuan.

Lahir dan besar di tengah keluarga yang begitu hangat meski ada perbedaan umur orangtuanya, tapi tidak mengurangi rasa kasih mereka. Arya begitu concern agar anak-anaknya menghargai orangtua dan melarang memanfaatkan apalagi menyakiti perempuan.

Apalagi Mada memiliki belahan jiwa seorang perempuan. Moza, saudara kembarnya yang selalu ia lindungi meski sudah berpindah tanggung jawab pada suaminya. Mama dan Gita adalah sosok perempuan yang dijunjungnya dan sekarang bertambah Rindu. Ia merasa ada tanggung jawab untuk gadis itu. Mungkin karena perasaannya, yang jelas ia harus melakukan sesuatu.

“Pak,” panggil Rindu mulai takut karena tangannya terlalu erat dicengkram oleh Mada dan sekarang mereka berada di parkiran mobil. Berbelok ke area valet parkir. Mobil mewah berderet di sana. Rindu menduga Mada akan membawanya pergi.

Mada membuka pintu mobil lalu menghidupkan mesin dan pendingin udara. Keluar lagi dan membuka pintu kabin tengah.

“Masuk, istirahat di dalam!”

“Pak Mada, saya minta maaf, tolong jangan pecat saya. Tinggal satu hari, saya butuh uangnya.”

“Ck, masuk,” ujar Mada berusaha menahan suaranya.

Rindu pasrah ia pun masuk ke dalam mobil. Mada terlihat menghubungi seseorang bahkan sempat mengump4t. Cukup lama Mada bertelepon dan yang Rindu tahu bukan hanya pada satu orang saja. Dari dalam mobil dia melihat pria yang tadi sempat menolongnya pertama kali memberikan kantong plastik dengan logo mini market.

Mada membuka pintu mobil dan mengeluarkan air mineral dari kantong dan membuka seal penutupnya.

“Minum dulu.”

Meneguk beberapa kali, meski begitu haus. Berada dalam pengawasan dan tatapan Mada di sampingnya cukup meresahkan.

“Kamu yakin tidak ada yang luka?” tanya Mada mengambil alih botol air dan meletakan di cup holder pintu mobil.

Rindu menggeleng.

“Pastikan dulu, coba diperiksa. Mungkin di balik pakaian, mau aku bantu?”

“Ish, Pak Mada apaan sih.”

Mada terkekeh sendiri.

“Saya boleh balik ke dalam?”

“Nggak usah. Aku udah hubungi supervisor kamu. Aman lah itu.”

“Eh, bapak yang bilang? Jangan dong, pak. Saya nggak enak.”

“Enakin aja. Lagian acara sudah selesai dan nggak usah alasan mau ambil tas kamu. Nanti ada yang bawakan kemari.”

“Hah?”

***

“Makasih ya mbak, jadi ngerepotin,” ucap Rindu menerima tas dan perlengkapannya yang tertinggal di tempat acara. Ia menoleh pada Mada yang berdiri bersandar pada pintu mobil fokus dengan ponsel.

“Kamu serius nggak pa-pa?” supervisor Rindu menyentuh bahunya.

“Nggak pa-pa mbak.”

“Syukurlah. Kamu hati-hati, sekarang banyak orang jahat dan gil4.”

“Iya mbak, sekali lagi makasih ya. Mau balik ke dalam, nggak boleh sama--”

“Iya, paham lah. Pak, saya duluan ya."

“Iya, laporan jangan lupa. Besok kita closing,” ujar Mada lalu menghampiri kedua wanita itu.

“Siap, bos. Dah Rindu.”

Rindu mengangguk lalu melambaikan tangan. Mada mengambil alih tas dan goodie bag dari tangan Rindu dan menyimpan di kabin tengah.

“Ayo, aku antar pulang.”

“Nggak usah pak, saya bawa motor. Lagian saya mau lihat kosan.”

“Kosan?” tanya Mada yang ia tahu Rindu tinggal di guest house, informasi dari Anton. Rindu mengangguk. “Ya udah, aku antar.”

“Eh, jangan pak. Sumpah saya nggak enak ngerepotin terus.”

“Dari tadi nggak enak mulu, harus apa biar kamu enak?”

“Ya saya bener kali. Nggak enak ngerepotin bapak. Secara bapak tuh orang penting di perusahaan dan saya cuma SPG.”

“Jadi itu masalahnya?” tanya Mada sudah bersedekap menatap Rindu.

“Terima kasih sudah menolong saya.”

“Ya udah sekarang gantian, balas tolong saya.”

Rindu mengernyitkan dahi, entah dia harus menolong apa pada pria ini. Mada bukan orang biasa, tidak mungkin butuh pertolongan.

“Tolong apa?” tanya Rindu lirih.

“Terima perhatian dan perasaan saya.”

“Eh.”

1
Felycia R. Fernandez
yang awal katanya ingin belajar ilmu bisnis,malah berubah jadi ilmu Pepet Mada...
😆😆😆😆
kamu gak masuk dalam hati Mada Arba,lebih baik sadar diri...
jauh jauh gih dari Mada
hiro_yoshi74
emang enakbdi cuekin
Purnama Pasedu
ngotot ya
tiara
sepertinya ayah Rindu orang kaya,cuma karena pamanya suka minta uang terus jadi ga peduli tuh sama kehidupan mereka
Esih Esih
apa mungkin rindu anak nya felix,kan dia org nya doyan selingkuh
Felycia R. Fernandez: wow...👍👍👍👍👍
aku gak kepikiran kesana kk...
keren kk nya
Esih Esih: ayo kak dtyas kita main tebak tebakan aja 🤣🤣
total 3 replies
Esih Esih
apakah ayah rindu orang kaya
Felycia R. Fernandez
judulnya Mada kebelet nikah kk Thor Dtyas 😆
Felycia R. Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣
tiara
ayo Mada cepat halalin Rindu biar biar bisa tinggal bareng
Felycia R. Fernandez
kasi pelajaran tuh buat pakde bude dan sepupunya...
babat habis sampai ke akarnya...
🤬🤬🤬🤬🤬
Esih Esih
aduh dikit amat cerita nya kak,kaya lg nyolek sambel tp blm sempet ke makan alias nanggung amat🤣🤣
aroem
bagus
Naja Naja nurdin
ya Ela model gombal nya yahut bingit bang
tiara
Rindu diselamatkan Mada dan anak buahnya tinggal keluarga pamannya nih menunggu pembalasan dari Mada
Sastri Dalila
👍👍👍👍
tiara
ayo Mada selamatkan Rindu,kamu pasti tau keberadaan Rindu lewat aplikasi kan
Rohmi Yatun
cerita yang menarik 🌹🌹🌹🌹👍
iyed
paling males klo baca novel tpi pemeran utama tolol jancok setan babi macam nie
dan author nya bikin nya terlalu polos
ku laporin ke pihak mangga toon mampus kau
hiro_yoshi74
sayang atu kalo di lempar besok ngk isa baca bab selanjutnya ......
Felycia R. Fernandez
cepetan Mada,keburu babak belur ayank mu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!