Alistair, seorang pemuda desa yang sederhana, mendapati dirinya dihantui oleh mimpi-mimpi aneh tentang pertempuran dan pengkhianatan. Tanpa disadarinya, ia adalah reinkarnasi dari seorang ksatria terhebat yang pernah ada, namun dikutuk karena dosa-dosa masa lalunya. Ketika kekuatan jahat bangkit kembali, Alistair harus menerima takdirnya dan menghadapi masa lalunya yang kelam. Dengan pedang di tangan dan jiwa yang terkoyak, ia akan berjuang untuk menebus dosa-dosa masa lalu dan menyelamatkan dunia dari kegelapan abadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhimas21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 Pelatihan Dimulai
Alistair menatap Merlin dengan tatapan bingung. Seorang penyihir? Reinkarnasi? Kutukan? Semua ini terlalu sulit untuk dipercaya. Ia hanyalah seorang petani desa yang sederhana, bukan seorang ksatria legendaris yang dikutuk.
"Aku... aku tidak mengerti," kata Alistair dengan suara yang gemetar. "Siapa Sir Gideon? Dan mengapa aku dikutuk?"
Merlin menghela napas panjang dan menatap langit yang mulai memerah. "Sir Gideon adalah seorang ksatria terhebat yang pernah ada," kata Merlin. "Ia adalah pahlawan yang melindungi dunia dari kegelapan. Namun, ia juga melakukan kesalahan besar yang membuatnya dikutuk."
Merlin menjelaskan bahwa Sir Gideon telah mengkhianati seorang teman dekatnya demi kekuasaan dan kejayaan. Pengkhianatan itu menyebabkan kematian banyak orang dan membuka jalan bagi kekuatan jahat untuk menguasai dunia. Sebagai hukuman atas perbuatannya, Sir Gideon dikutuk untuk mati dan terlahir kembali berulang kali, merasakan penderitaan dan kehilangan yang tak berujung.
"Kutukan itu masih berlaku hingga sekarang," kata Merlin. "Setiap kali kau mati, kau akan terlahir kembali dengan ingatan yang terhapus, tetapi kutukan itu akan tetap ada. Dan sekarang, kekuatan jahat yang mengutuk Sir Gideon telah bangkit kembali, dan kau adalah satu-satunya yang dapat menghentikannya."
Alistair terdiam. Ia tidak tahu harus berkata apa. Ia merasa terbebani oleh tanggung jawab yang begitu besar. Ia hanyalah seorang pemuda biasa, bagaimana mungkin ia bisa mengalahkan kekuatan jahat yang telah mengalahkan seorang ksatria legendaris?
"Aku... aku tidak tahu apa-apa tentang pertempuran atau sihir," kata Alistair dengan nada putus asa. "Aku hanya seorang petani."
Merlin tersenyum tipis. "Kau memiliki potensi yang besar di dalam dirimu," kata Merlin. "Kau hanya perlu membangkitkannya. Aku akan melatihmu dan membantumu mengendalikan kekuatan masa lalumu."
Merlin menawarkan untuk membawa Alistair ke tempat yang aman dan melatihnya menjadi seorang ksatria. Alistair ragu-ragu. Ia tidak ingin meninggalkan ibunya dan desanya. Namun, ia juga tahu bahwa ia tidak punya pilihan lain. Jika ia tidak melakukan apa-apa, kutukan itu akan terus menghantuinya, dan dunia mungkin akan jatuh ke dalam kegelapan.
"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Alistair dengan nada bingung.
"Kau harus memilih," kata Merlin. "Kau bisa tetap tinggal di sini dan menjalani hidupmu seperti biasa, atau kau bisa menerima takdirmu dan menjadi pahlawan yang telah ditakdirkan."
Alistair berpikir keras. Ia memandang ladang gandum yang luas, kebun buah yang ranum, dan rumah-rumah kayu yang berderet rapi. Ia memikirkan ibunya, teman-temannya, dan semua orang yang ia cintai di desa ini. Ia tidak ingin meninggalkan mereka, tetapi ia juga tidak ingin membiarkan kekuatan jahat menguasai dunia.
Akhirnya, ia membuat keputusan.
"Aku akan pergi," kata Alistair dengan tekad yang baru. "Aku akan menerima takdirku dan menjadi pahlawan."
Merlin tersenyum lebar. "Bagus," kata Merlin. "Kalau begitu, mari kita mulai pelatihanmu sekarang."
Merlin membawa Alistair ke sebuah hutan yang lebat di dekat desa. Di sana, ia mulai melatih Alistair dalam berbagai macam keterampilan, mulai dari bertarung dengan pedang hingga menggunakan sihir.
Pelatihan itu sangat berat dan melelahkan. Alistair harus berlari, melompat, memanjat, dan berguling di atas tanah. Ia harus mengangkat beban berat, memukul target dengan pedang, dan menghindari serangan dari Merlin. Ia juga harus bermeditasi selama berjam-jam untuk mengendalikan emosinya dan fokus pada tujuannya.
Awalnya, Alistair merasa kesulitan. Ia tidak terbiasa dengan latihan fisik yang berat dan ia sering kali gagal dalam mencoba menggunakan sihir. Namun, ia tidak menyerah. Ia terus berlatih dengan tekun dan sabar, mengikuti semua instruksi dari Merlin.
Seiring berjalannya waktu, Alistair mulai merasakan perubahan dalam dirinya. Tubuhnya menjadi lebih kuat, lebih cepat, dan lebih lincah. Ia mulai menguasai teknik-teknik bertarung dengan pedang dan ia mulai merasakan kekuatan sihir mengalir di dalam dirinya.
Merlin juga mulai mengungkap sejarah Sir Gideon dan kutukannya. Ia menceritakan tentang pertempuran-pertempuran yang telah dilalui oleh Sir Gideon, musuh-musuh yang telah ia kalahkan, dan pengorbanan-pengorbanan yang telah ia lakukan. Ia juga menceritakan tentang pengkhianatan yang telah dilakukan oleh Sir Gideon dan kutukan yang telah ia terima.
Semakin banyak Alistair belajar tentang Sir Gideon, semakin ia merasa terhubung dengan ksatria legendaris itu. Ia mulai merasakan ingatan-ingatan masa lalunya muncul dalam benaknya. Ia melihat dirinya berada di medan perang, memimpin pasukan, dan bertarung melawan makhluk-makhluk kegelapan. Ia merasakan sakitnya luka, beratnya pedang di tangan, dan pedihnya kehilangan orang-orang yang ia cintai.
Ingatan-ingatan itu sangat menyakitkan, tetapi juga memberikan Alistair kekuatan dan motivasi. Ia tahu bahwa ia harus mengalahkan kekuatan jahat yang telah mengutuk Sir Gideon, bukan hanya untuk menyelamatkan dunia, tetapi juga untuk menebus dosa-dosa masa lalunya.
Bersambung...