Elwin Jenaro Redman seorang pria yang berusia 30tahun, namun kehidupannya begitu sangat menyedihkan sekali.
Elwin dinyatakan mengidap penyakit Autisme sehingga membuat dirinya diasingkan oleh kedua orang tuanya.
Walaupun dia memiliki wajah yang begitu tampan namun karena penyakitnya itu membuat kedua orang tuanya mengurungnya terus didalam kamar, dia tidak diperbolehkan keluar dari kamar itu apa lagi untuk berkumpul dengan mereka.
Dia adalah putra satu-satunya dari pasangan Danu dan Agita, akan tetapi mereka mengatakan dia adalah hanyalah beban hidup.
Namun disuatu ketika, Danu memaksa putranya untuk menikahi salah satu gadis dari sahabatnya gadis itu bernama Rissa Amanda Soraya dia berusia 25tahun memiliki wajah yang begitu cantik dan hati yang lembut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin Melakukannya
Hari menjelang siang. Dimana Rissa telah selesai memasak beberapa makanan kesukaan Farrel dan Ferry.
Karena mereka akan berjanji untuk makan siang bersama ditempatnya Rissa, rasa hatinya begitu senang sekali walaupun Darius tidak menganggapnya lagi namun masih ada kedua kakaknya yang selalu ada untuknya.
Kini Rissa telah selesai menata makanan diatas meja makan, namun tibalah Elwin dengan wajahnya begitu serius sekali dia masih memikirkan apa yang diucapkan Darius kemarin.
" Rissa, apa kamu tidak ingin melakukannya?" tanya Elwin membuat Rissa menatapnya
" Mengapa dibahas lagi?"
" A-aku ingin tau jawabanmu tentang itu Rissa"
" Sudahlah jangan dibahas lagi tentang itu Elwin"
Elwin terdiam saat melihat Rissa begitu menghindari, sebenarnya apa yang dipikirkan Rissa sehingga membuatnya tidak ingin melakukannya.
" A-apa kamu tidak ingin memiliki anak bersamaku karena aku mengidap penyakit autisme?"
Rissa menghelakan nafasnya saja, dia begitu tampak kesal sekali karena Elwin selalu mengatakan seperti itu.
" Mengapa kamu jadi seperti Papaku?" tanya Rissa dengan nada mulai tinggi
" A-aku hanya ingin melakukannya agar mereka tidak lagi mengganggumu"
" Jangan pikirkan tentang itu, fokus saja saat ini dengan dirimu"
" A-aku tidak mau kamu menanggungnya sendiri, dan aku sangat mengerti bagaimana perasaanmu selama ini saat dipaksa mereka melakukan hal aneh"
Rissa menatap kearah Elwin, dia begitu sangat kesal sekali karena Elwin sama seperti Darius.
" Lalu jika aku hamil apa yang kamu bisa lakukan untukku?" tanya Rissa membuat Elwin terdiam" Tidak ada bukan? Aku bukannya menolak ingin mempunyai anak bersamamu bukan karena kamu autisme, tetapi jika nanti aku hamil semua fokusan ku kepadamu akan hilang nantinya, aku hanya ingin fokus merawatmu Elwin" sambung Rissa
Elwin kembali terdiam, ternyata itu alasannya Rissa karena tidak ingin lepas dari namanya merawat dirinya.
Memang benar, jika Rissa hamil maka Elwin tidak akan terawat lagi karena fokusnya Rissa hanya dianaknya nanti.
" Sudah jangan dibahas lagi tentang itu, aku benar-benar tidak ingin nantinya fokusku hanya kepada bayi saja, namun aku hanya fokus ingin merawatmu Elwin"
Rissa kembali bangun dan menyiapkan minuman untuk mereka nantinya, memang ada rasa sedih didalam hatinya Rissa tetapi dia tidak mau itu akan terjadi karena kesehatan Elwin adalah poin utamanya Rissa.
Tok. Tok.
Terdengar suara ketukan pintu, hal itu membuat Rissa langsung berjalan kearah pintu untuk membukanya.
Saat tiba, dengan cepatnya Rissa membuka pintu itu ternyata adalah Farrel dan Ferry.
" Kalian sudah sampai?" tanya Rissa dengan senangnya
" Sudah, walaupun sebenarnya telat sih" jawab Farrel
" Tidak apa-apa, ayo masuk kak"
Mereka berdua menganggukkan kepalanya dan masuk kedalam rumahnya Rissa, dimana terlihat Elwin hanya diam saja diatas meja makan membuat Farrel dan Ferry merasa aneh.
" Ada apa dengannya?" tanya Ferry kepada Rissa
Rissa sangat bingung harus menjawab apa, namun dia mencoba untuk berbohong kali ini.
" Tidak apa-apa kak, dia memang seperti itu"
" Kamu yakin?" tanya Farrel
" Yakin kak" jawab Rissa dengan penuh keyakinan" Iya sudah ayo kita ke meja makan" sambung Rissa
Farrel dan Ferry saling bertatapan, merasa ada yang aneh namun mereka tidak ingin membahasnya.
Mereka pun berjalan mengarah meja makan, saat tiba disana mereka pun langsung duduk.
" Makanlah kak" perintah Rissa kepada kedua kakaknya
Kini Rissa mengambilkan makanan untuk Elwin, namun saat dia memberikannya kepada Elwin tiba-tiba saja Elwin bangun membuat mereka terkejut.
" A-aku tidak mau makan" ucap Elwin dan pergi
Mereka bertiga menatap kepergiannya Elwin, hal itu membuat Rissa menghelakan nafasnya saja.
" Kak, kalian makanlah yang banyak, Rissa mau menghampiri Elwin dulu"
Farrel dan Ferry menganggukkan kepalanya, sebenarnya mereka sangat penasaran apa yang terjadi kepada Elwin?
Tetapi mungkin itu masalah pribadinya mereka yang tidak bisa dibicarakan. Saat Rissa telah tiba dikamarnya kini dia melihat Elwin sedang duduk ditepi tempat tidur.
" Mengapa kamu tidak mau makan?" tanya Rissa kepada Elwin
" Tidak mood" jawab Elwin dengan ketusnya
Rissa menghelakan nafasnya dia mencoba untuk sabar menghadapi Elwin, ini untuk pertama kalinya dia seperti ini.
" Kamu tidak boleh tidak makan Elwin, karena kamu harus minum obat" ucap Rissa kepada Elwin
" A-aku akan makan jika kamu mau melakukannya"
Rissa merasa sangat kesal sekali, dia berharap Elwin tidak memancing kebatasan sabarnya kali ini.
" Masih dibahas juga? Mengapa kamu hari ini egois betuk Elwin?"
Elwin menatap Rissa, dia melakukannya hanya untuk Rissa agar Darius dan Danu tidak menyuruhnya aneh-aneh lagi.
" Aku benar-benar lelah jika kamu membahasnya terus Elwin, aku tidak tau apa yang ada dipikiranmu saat ini, sudah aku katakan itu sulit bagiku untuk melakukannya apa kamu tidak mengerti dengan perasaanku sekarang ha?"
Rissa memegangi dahinya rasanya begitu sangat pusing sekali karena Elwin memaksanya untuk melakukannya. Elwin hanya diam saja sambil menatap Rissa.
" Sudahlah, seterah kamu jika tidak ingin makan, aku benar-benar lelah Elwin jika kamu sangat egois seperti Papaku" ucap Rissa dan pergi
Rissa meninggalkan Elwin didalam kamarnya, tatapannya begitu sedih melihat Rissa pergi, dia tidak tau harus bagaimana untuk membela Rissa, apakah yang saat ini dia salah?
Saat keluar, Rissa mencoba untuk menenangkan dirinya agar tidak dilihat oleh kedua kakaknya.
Lalu setelah tenang, dia kembali kemeja makan saat tiba kedua kakaknya pun menoleh kearahnya.
" Ada apa dengan Elwin?" tanya Farrel
" Dia hanya mengantuk kak, jadi biarkan saja dia istirahat dulu"
" Yakin kamu?" tanya Ferry
Rissa menganggukkan kepalanya dan mulai mengambil makanannya, rasanya hatinya begitu tidak tenang sekali.
****
Hari pun berganti malam.
Namun hal aneh yang dirasakan Elwin, dimana Rissa tidak ada berbicara sama sekali kepadanya, bahkan Rissa tidak ada mengurus dirinya seperti mandi, makan, serta hal lainnya.
Elwin merasa menjadi takut dan sedih, jika Rissa akan pergi meninggalkannya hanya karena ucapannya siang tadi.
Saat Elwin keluar dari kamar mandi, dia tidak melihat lagi Rissa ada didapur, dengan cepatnya dia melangkahkan kakinya menuju kamar.
Dia berharap bahwa Rissa ada dikamarnya dan tidak pergi.
Brak!
Elwin membuka pintunya dengan sangat kasar sekali saat tiba, lalu tatapannya kepada Rissa hatinya merasa lega melihat Rissa yang sedang merebahkan dirinya diatas tempat tidur.
Tetapi perasaannya begitu sedih karena Rissa benar-benar tidak menghiraukan dirinya. Elwin berjalan mendekati Rissa serta ikut merebahkan dirinya juga diatas tempat tidur.
Rissa merasa seseorang sedang memeluk dirinya, kini dia mencoba membalikkan badannya ternyata itu adalah Elwin.
Saat Rissa membalikkan tubuhnya, kini wajahnya Elwin dibenamkannya dibidang dadanya Rissa dengan tangisan yang membuat Rissa bingung.
" Hey, kenapa kamu menangis?" tanya Rissa dengan wajah bingungnya
" M-maafkan a-aku" jawab Elwin dengan nada tangisnya
" Untuk?" tanya Rissa kembali
" T-tentang tadi siang, a-aku mintak maaf, t-tolong j-jangan diamkan aku"
Rissa seketika menjadi terdiam, dia tidak sadar juga sengan sifatnya yang benar-benar acuh tak acuh kepada Elwin sehingga membuat Elwin menjadi menangis didalam pelukannya.