Jadi Aku Sebentar Saja

Baik Kaivan maupun Abel hanya diam membeku dengan posisi ke dua nya yang masih berpelukan saat beberapa orang masuk ke dalam rumah kontrakan Abel.

"Kalian habis melakukan mesum ya," kata salah satu orang itu dengan nada yang tinggi.

Abel yang baru tersadar dengan kondisi nya saat ini langsung mendorong kuat tubuh Kaivan. Sehingga membuat tubuh pria itu langsung terjatuh.

"Ngga pak, kami tidak melakukan apa pun seperti yang bapak katakan, kami hanya.." ucap Abel berusaha untuk menjelaskan semua nya namun sudah di potong oleh salah satu orang itu lagi.

"ck....Halah mau bela diri kamu, lihat penampilan kalian sekarang. Masih mau mengelak kalau kalian tidak melakukan apa pun!"

Mendengar apa yang bapak itu katakan, Abel pun langsung melihat ke arah diri nya sendiri. Dan benar saja apa yang di katakan oleh orang itu, penampilan dia saat ini sungguh sangat memperihatinkan. Beberapa kancing baju nya tidak di kancing kan, dan rambut nya pun sangat acak - acakan sekali.

Begitu juga dengan Kaivan pria itu pun langsung mengecek penampilan nya, dalam hati pria itu langsung mengumpat kasar setelah melihat penampilan nya dia yang sangat berantakan, entah sejak kapan kancing kemeja laki - laki itu juga ikut terlepas. Kemungkinan besar hal itu terjadi saat Abel memeluk nya erat tadi, dan jas yang dia kenakan sebelum nya pun sudah berpindah tempat di tangan Abel saat ini.

"Sudah pak ayo kita arak saja mereka berdua keliling kampung, karena mereka sudah berbuat mesum di daerah kita ini," kata bapak itu kembali kepada salah satu orang yang ternyata adalah RW di situ.

Seperti nya tadi ada salah satu diantara rombongan orang itu yang memanggil ketua RW itu.

"Ngga pak...demi Allah kamu tidak melakukan apa pun," kata Abel lagi sambil menggelengkan kepalanya.

"Kai...kenapa kamu diam saja, ayo jelaskan pada mereka kalau kita tidak melakukan apa pun tadi," teriak Abel pada Kaivan.

Gadis itu sangat kesal sekali karena sejak tadi Kaivan hanya diam saja ketika mereka di tuduh macam - macam oleh orang - orang itu.

Baru saja Kaivan ingin mengucapkan sesuatu, namun pergerakan bibir nya itu terhenti ketika mendengar salah satu dari orang itu berkata kembali.

"Sudah pak, ayo kita arak saja mereka berdua ini. Kalau ngga kita nikahkan saja mereka."

"Tenang bapak - bapak, sebaik nya kita dengarkan dulu penjelasan dari Mba Abel dan mas nya ini. Jangan sampai kita salah menghukum orang nanti nya," ucap Pak RW dengan bijak.

"Yang di katakan Abel benar ada nya pak, kami memang tidak melakukan apapun tadi," jelas Kaivan.

Akhir nya pria tampan itu pun menceritakan kejadian yang sebenarnya kenapa mereka berdua sampai berada di posisi seperti itu tadi.

"Nama nya maling mana ada yang mengaku pak, jelas - jelas tadi mereka berdua ini sedang melakukan hal mesum. Penampilan mereka saja seperti itu kok," ucap bapak - bapak yang sejak awal sangat vokal sekali.

Lagi - lagi Abel hanya bisa menggelengkan kepala nya sambil menangis. Sungguh tenaga nya saat ini sudah tidak bersisa lagi sekedar hanya untuk membela diri nya sendiri. Selain keadaan fisik nya yang masih dalam keadaan yang tidak baik - baik saja, mental nya pun saat ini sangat down sekali.

"Ingat ya Pak RW, di lingkungan kita ini tidak pernah ada kejadian seperti ini sebelumnya. Jadi kita tidak ingin lingkungan ini terkena apes akibat ulah mereka berdua yang sudah berzina. Jadi sebaiknya kita arak saja mereka berdua pak. Kalau tidak kita nikahkan saja mereka setelah nya usir dari tempat ini."

"Apa...menikah! Siapa yang akan di nikahkan! " ucap seorang wanita yang tiba - tiba masuk ke dalam kontrakan Abel.

"Nadia..." lirih Abel.

Nadia langsung berjalan melewati kerumunan orang - orang itu dan menghampiri sang sahabat yang saat ini sedang terlihat memprihatinkan.

"Bel...ini sebenarnya ada apa? kenapa banyak orang di sini dan itu kenapa juga ada pak Kaivan juga, terus kenapa ada Pak RW juga, dan tadi juga aku dengar kata nya ada yang mau di nikahkan. Ini maksudnya apa?"tanya Nadia pada Abel dengan tatapan yang bingung.

Abel langsung memeluk erat sahabat nya itu, tubuh nya bergetar hebat sambil terisak menangis gadis itu mencoba menceritakan yang terjadi sebenarnya.

"Tolong bantu aku Nad, demi Allah aku dan pak Kaivan tidak melakukan apa - apa. Dia tadi hanya reflek menolong aku saat lampu mati tadi. Kamu tahu sendiri bukan jika aku phobia dengan kegelapan," ucap Abel di akhir cerita nya.

Nadia mengusap punggung sahabat nya itu," iya Bel, pasti aku akan membantumu."

"Jika memang yang di katakan Mba Abel dan Mas nya benar, apakah kalian ada bukti nya," kata Pak RW.

"Ada pak, kita cek saja CCTV yang ada di ruangan ini, pasti apa yang kami katakan adalah..." ucapan Kaivan langsung terhenti ketika laki - laki itu baru ingat jika sekarang ini dia berada di kontrakan Abel bukan di ruang kerja atau apartemen nya mana ada CCTV di sini.

"S*Al.." umpat Kaivan sambil mengusap rambut nya dengan kasar.

Terlihat jelas jika pria itu sangat frustasi saat ini sampai dia tidak bisa berpikir jernih sama sekali. Terlebih dari tadi bapak - bapak yang berada di ruangan itu selalu memojokkan dirinya dan Abel.

"Baiklah karena kalian berdua tidak bisa menunjukkan bukti jika kalian tidak melakukan hal yang tidak terpuji itu, maka dari itu saya memutuskan untuk menikah kan kalian demi menjaga nama baik daerah ini," kata Pak RW dengan tegas.

"Tapi pak, kami kan.."ucap Abel namun langsung di potong oleh Kaivan.

"Kita ikuti saja apa mau bapak - bapak ini, kita menikah malam ini," kata Kaivan dengan nada yang begitu dingin sekali.

"Tapi Kai..." Abel masih berusaha untuk membela diri namun hal itu sia - sia saja, justru dia mendapatkan tatapan tajam dan dingin dari Kaivan sehingga membuat nyali nya menjadi ciut.

Dalam keadaan seperti ini percuma saja menjelaskan berkali - kali jika memang mereka tidak melakukan apa pun, karena mereka sendiri tidak mempunya bukti atau saksi yang harus mereka lakukan ya hanya pasrah mengikuti keputusan dari orang yang menjabat sebagai penanggung jawab di daerah tempat tinggal Abel itu.

"Silahkan anda hubungi keluarga anda untuk menjadi saksi dalam pernikahan ini. Karena saya tahu jika Mba Abel ini adalah anak yatim piatu maka dari itu hanya keluarga anda lah yang akan menjadi saksi nya," ucap Pak RW.

"Kedua orang tua dan keluarga saya sekarang ini tidak ada yang tinggal di Indonesia, semua nya berada di luar negeri, tapi saya akan menghubungi asisten pribadi saya supaya menjadi saksi pernikahan sialan ini," kata Kaivan dengan masih dengan nada dingin.

Bahkan laki - laki itu sampai menyebutkan pernikahan yang akan dia dan Abel lakukan sebentar lagi adalah sebuah kesialan bagi diri nya.

Ada rasa nyeri dalam hati Abel ketika mendengar Kaivan mengatakan hal itu. Bahkan air mata nya yang tadi nya sudah berhenti menetes kini mengalir lagi di pipi nya.

"Ya Allah...takdir seperti apa lagi yang ingin engkau berikan pada hamba mu ini.."