Kimmy, mahasiswi semester 3 yang nekad bunuh diri akibat ibunya meninggal. sikap bodohnya ini membawanya masuk ke rumah sakit. di rumah sakit inilah, perjumpaan Kimmy dengan seorang dokter tampan bernama Nico.
Adalah Snowdrop yang, yang berwarna putih yang hanya tumbuh di musim dingin. berawal dari bunga itu, Kimmy sering bertemu dengan Dokter Kimmy. Seiring bergulirnya waktu, Kimmy jatuh cinta pada dokter tampan tersebut.
Di tengah perasaan cintanya pada Nico, sahabatnya Max mengungkapkan cinta pada dirinya. Kimmy kebingungan karena Max yang ia anggap sebagai sahabatnya sendiri. Bersamaan itu pula tanpa Max sadari, Jeslyn sahabat karibnya diam-diam juga memendap cinta pada Max.
Sementara itu Kimmy justru resah dengan perasaannya. sebab sikap Nico yang selalu perhatian dan baik hati, tidak juga dibarengi ungkapan cinta. hingga akhirrnya kenyataan pahit pun harus dia terima. dimana Nico menganggap Kimmy sebagai adik sendiri. Sebab Kimmy mirip dengan adiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enjels, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16
Mentari pagi telah terbit dengan sangat cerah. Kimmy segera mandi dengan semangat begitu mengingat janjinya dengan Nico hari ini. Nico memang akan menjemput Kimmy nanti sore akan tetapi Kimmy sudah tidak sabar ingin segera pergi bersama dokter tampan pujaan hatinya itu.
"Ahk.. aku harus memakai baju apa?" tanya Kimmy bingung. kini ia sibuk memilih-milih baju yang akan dikenakannya nanti saat pergi bersama Nico.
Berbagai baju yang ia keluarkan dari lemarinya dan dicoba satu per satu, tetapi sampai saat ini ia tak tahu baju apa yang harus ia pakai karena ia merasa tak ada satu pun baju yang cocok untuknya.
hari hampir siang, seluruh baju telah Kimmy coba dan akhirnya ia menemukan satu baju yang cocok untuknya. ia memilih rok rebahan jeans dan berukuran tidak terlalu pendek. Atasannya ia memilih kaus berbahan kain tipis berwarna coklat muda dengan leher baju berbentuk huruf V.
Perlu waktu lama bagi Kimmy untuk merias dirinya sendiri. Berulang kali ia melihat dirinya di depan cermin karena takut make up yang ia pakai tidak cocok untuk wajahnya. Setelah sore mulai tiba, barulah ia berusaha meredam perasaan berdebarnya karena sebentar lagi Nico akan menjemputnya.
Bunyi Klakson mobil di luar rumah Kimmy membuat jantungnya berdebar dua kali lipat dari biasanya. Gadis itu sudah tau jika bunyi klakson itu adalah mobil Nico.
Dengan sedikit terburu-buru, Kimmy menuruni tangga dan berlari ke arah pintu untuk membuka pintu rumahnya.
"Kimmy"... Gumam Nico seolah-olah tak percaya. Pandangan mata Nico tak bisa beranjak dari Kimmy. Ia begitu takjub saat melihat gadis itu sangat cantik hari ini dalam balutan sederhana namun sangat manis dan pas di tubuh gadis itu.
"Dokter Nic, apa aku terlihat aneh dengan pakaian ini?" tanya Kimmy pelan sambil meremas roknya tanda ia gugup saat ini
'Tidak, tidak aneh sama sekali. Kau sangat cantik Kimmy", ucap Nico sambil tersenyum lembut
Seketika Kimmy merasa senang sekaligus tersipu malu
"Ayo kita berangkat sekarang!" seru Nico semangat
Kimmy mengangguk semangat dan mengikuti langkah Nico menuju mobilnya. Nico membukakan pintu mobilnya untuk Kimmy, hingga membuat gadis itu benar-benar merasa sangat istimewa hari ini.
Sekitar satu jam lebih di dalam mobil, akhirnya Kimmy dan Nico telah sampai di suatu tempat. Tempat ini merupakan kawasan pemandangan pegunungan, danau dan hutan yang indah.
"Killarney National Park:" gumam Kimmy pelan saat membaca tulisan yang ada di gerbang tempat itu.
"Tempat ini sangat sejuk. Aku ingin mengajakmu jalan-jalan di tempat ini sambil berbincang denganmu" ucap Nico.
Nico menghentikan mobilnya di tempat parkir membukakan pintu mobilnya untuk Kimmy. Setelah membayar tiket masuk, keduanya masuk ke area kawasan tersebut.
"nyaman sekali...' Gumam Kimmy dengan matanya yang tampak tak berkutik saat melihat indahnya pegunungan yang ada dihadapannya saat ini.
"Apa kau pernah kesini sebelumnya?" tanya Nico.
"Belum, tapi aku pernah mendengar tempat ini. Awalnya aku kira tempat ini tidak menarik hingga aku tak pernah mengunjunginya. Ternyata saat dilihat secara langsung, tempat ini sangat mengagumkan", ungkap Kimmy
Nico tersenyum lembut dan mengusap rambut Kimmy.
"Ayo kita masuk!" ajak Nico.
KImmy dan NIco berjalan beriringan di tempat itu menyusuri jalanan yang lurus dengan berbagai pemandangan. Keduanya masih diam dan menikmati hembusan angin itu membuat ujung rambut mereka berdua berterbangan.
Kimmy merasakan perasaan damai saat berjalan bersama Nico di tempat seperti ini. ingin rasanya ia menggenggam tangan dokter itu dan menyusuri tempat itu dengan genggaman tangan Nico. Tetapi sepertinya gadis itu hanya bisa berkhayal.
Nico sibuk dengan pikirannya saat ini. Tujuannya mengajak Kimmy pergi ke tempat ini adalah untuk membuat gadis itu bahagia sekaligus menjelaskan semua hal yang mengganjal di hati Kimmy selama ini. Nico ingin mengatakan pada Kimmy jika KImmy mirip dengan Merlyn adiknya dan ia berniat untuk menjadikan kimmy sebagai pengganti adiknya.
"Dokter Nic....." Ucap Kimmy
"Hmm?" Gumam Nico pelan.
"Bagaimana hubunganmu dengan Dokter Devita?"
Kimmy heran dengan apa yang dikatakan nya barusan. Entah mengapa ia ingin sekali mengetahui hubungan Nico dengan Devita.
"Ah ya.. tentang itu.. Aku sudah emmutuskan untuk berpacaran kembali dengan Devita."
Deg....
Hati Kimmy serasa tertusuk oleh pisau yang sangat tajam. Bagaimana mungkin dokter itu bisa melukai Kimmy sedalam ini? Tidakkah ia tau jika Kimmy sangat mencintainya?
Kimmy tak mampu berkata apa-apa. Matanya mulai memanas dan segera ingin menangis. Ia mempercepat langkahnya dan meninggalkan Nico dibelakangnya.
"Aku ingin melihat-lihat ke arah sana!" Ucap Kimmy sedikit berteriak dan meninggalkan Nico yang masih heran dengan sikap Kimmy yang sangat aneh saat ini.
"Jangan berjalan terlalu cepat Kimmy! Sebaiknya kita berjalan bersama-sama!" Teriak Nico dari kejauhan. Kimmy tidak memperdulikan hal itu. ia terus melangkahkan kaki nya cepat-cepat karena tak ingin tangisannya dilihat oleh Nico.
"Kimmy.... jangan berjalan terlalu cepat!" Teriak Nico lagi
Kimmy semakin menangis dan mengusap air matanya dengan kasar. pandangannya buram karena genangan air matanya.
Barkkk....
Akhirnya tubuh Kimmy tersungkur karena ia tak melihat adanya pijakan kecil di sekitar jalan setapak itu. Nico segera berlari melihat keadaan Kimmy.
"Kimmy... apa kau baik-baik saja?" tanya Nico khawatir. ia membantu Kimmy untuk duduk dan emmbersihkan bajunya yang kotor.
Kimmy menangis sangat kencang saat dilihatnya ada luka di lutut kirinya. Sakit lututnya bergabung dengan sakit yang ada di hatinya saat ini.
"Lututmu terluka Kimmy. Sudah kubilang jangan berjalan terlalu cepat Kimmy. Kenapa kau tidak menuruti kata-kataku?! Bentak Nico marah.
Kimmy semakin memangis dan tak mampu berucap sepatah katapun. Ia benar-benar merasa sangat sakit dengan apa yang ia rasakan saat ini.
"Naiklah ke punggungku!" perintah Nico.
Awalnya Kimmy hanya terdiam tetapi akhirnya gadis itu baik keatas punggung Nico. Nico menggendong punggunggnya dan ia bisa merasakan air mata Kimmy membasahi baju bagian belakangnya.
Mengapa kau memberi aku perhatian yang lebih sementara kau memiliki hubungan dengan dokter Devita? Kau sangat jahat !. apa kau benar-benar hanya menganggapku sebagai bekas pasien yang perlu kau kasihani? Batin Kimmy sedih.
"Jangan Menangis lagi Kimmy, aku akan mengobati lukamu nanti".
Kimmy tetap menangis saat Nico menggendongnya. Tangisan itu bukan sekedar terasa sakit karena luka di lututnya tapi lebih kepada luka di hatinya. Luka di hatinya lebih menyakitkan daripada luka di lututnya saat ini.