"Jika kamu hamil, bawa benih itu dan anggap aku tidak pernah memberikannya!"
Aruna meninggalkan pernikahannya dengan Tuan Muda Pertama dari Keluarga McLane, menjalani kehidupan sendirian, Aruna menemukan takdir baru bersama anak di kandungannya, tapi kenapa sang Tuan Muda malah seperti kehilangan pijakan hidupnya.
-
Aruna sudah melupakan laki-laki ini, tapi kenapa dia malah dihadapkan dengan dia sekali lagi.
"Aruna, anak yang bersamamu, siapakah dia?" —Rowan
"Aku kira kau tidak punya waktu untuk lebih peduli kepada orang lain, Tuan Muda!" —Nuna
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 15 | KuAnggap Ini Perang, Ayah!
"Tuan Muda, kenapa kamu bersikeras, banyak wanita lain yang lebih sempurna, kenapa kamu menjadi anarkis hanya mendengar saya melecehkan dia secara verbal, saya hanya ingin menjemput dan menjualnya lagi, anda bersikap seolah anda tidak pernah membelinya untuk menjadi istri!" ujar Gantara kepada Rowan.
Rowan melirik Aruna—Aruna hanya diam sehingga membuat Rowan semakin kesal. "Satu kesalahan saya di masa lalu, adalah terlibat dengan kasus penjualan wanita berkedok pernikahan karena bisnis, apakah anda pernah memikirkan perasaan Nuna?"
Gantara tersenyum sinis. "Memikirkan perasaan orang lain tidak termasuk dalam penghasilan uang, kan?"
"Saya tidak terkejut, mengapa orang gila uang seperti anda tidak memiliki hati nurani, pergilah dari sini sebelum saya mengusir anda dengan paksa!"
"Dirimu tidak akan pernah bertahan untuk hal yang selalu kau banggakan Tuan Muda, sadarilah posisimu, Bodyguard hajar dia!" Gantara memerintahkan bodyguardnya menghajar Rowan.
Awalnya Rowan bisa mengimbangi hal itu tapi lama kelamaan Rowan kewalahan yang membuat dirinya babak belur dan hampir kehilangan kesadarannya, Aruna yang melihat itu lantas berteriak histeris meminta aksi itu segera di hentikan.
"BERHENTI! TUAN GODRICK BERHENTI!"
Gantara menatap Aruna bengis. "Sepanjang hidupmu kau tidak akan pernah punya perintah dan pilihan, jadi siapa kau berani memerintahkan diriku berhenti?"
Aruna menarik napas dan menatap Gantara dengan tatapan tajam membunuh. "Jika anda bersikeras dengan satu kali klik saya bisa mengirim rekaman cctv apartemen ini ke kantor polisi dan anda akan benar-benar dalam posisi di rugikan." Aruna mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan layarnya kepada Gantara.
Gantara mengerdikkan bahu. "Anak sialan tidak berguna ini mencoba berbisnis dengan ayahnya."
"Anda sedang dalam situasi yang tidak menguntungkan Tuan Godrick, anda hanya punya dua pilihan, pergi dari sini tanpa keuntungan juga tanpa kerugian, atau lanjutkan maka anda akan menderita kerugian lebih besar, seorang Tuan Besar Gantara menghajar Tuan Muda pertama McLane, bukankah itu cukup panas untuk membunuhmu, Ayah?"
"Kau berani memanggilku ayah setelah kau mengancamku!" teriak Gantara.
Aruna tersenyum smirk, ia berjalan ke arah Gantara dan membenarkan kerah baju ayahnya itu. "Kenapa, ayah? Kau takut putri bungsumu ini akan menikammu, sampai mati?"
Gantara geram, dia mengangkat tangan memerintahkan bodyguardnya pergi. "Kali ini kamu beruntung, tapi lain kali, kamu akan menyesali perkataan itu."
Aruna menatap kepergian Gantara dan menghela napas. "Lihat saja Ayah, siapa diantara kita yang akan hancur duluan!" Setelah kepergian Gantara, Aruna langsung menghampiri Rowan yang setengah sadar.
Beberapa luka terdalam di wajahnya yang sudah tampak lebam, Aruna segera menelepon ambulance untuk segera membawa Rowan ke rumah sakit, lagipula Aruna merasa bersalah karena Rowan membela dirinya di sini.
-
-
-
"Dad! Bwa!"
"Eung!" Rowan membuka matanya perlahan, wajahnya masih ngilu dan dia merasakan sesuatu berat di dadanya seperti saat dia bangun tadi pagi dan benar saja kini ada Aiden diatasnya tengah tersenyum menatapnya. "Aiden, apa yang kau lakukan—" Rowan melirik ke kanan. "Nuna?" Aruna tengah duduk menatap Rowan dengan tatapan khawatir.
"Akhirnya kau sadar, maaf aku menaruh Aiden diatas mu karena dia menangis sedari tadi meminta hal itu," jawab Aruna.
Rowan menggeleng. "Tidak apa-apa, aku mulai terbiasa dengan pemandangannya ini, bagaimana dengan Tuan Godrick kau tidak mendapatkan kekerasan apapun kan?"
Aruna menggeleng membuat Rowan menghela napas lega. "Maafkan aku, karena aku tidak cukup kuat untuk melindungi dirimu."
Mendengar itu, Aruna tidak bersuara, ia menunduk tapi lama kelamaan bahunya bergetar membuat Rowan memusatkan seluruh perhatian kepadanya, Rowan beringsut duduk dan memangku Aiden. "Nuna, kamu menangis?"
Rowan meraih dagu Aruna dan mengangkat wajahnya memaksa wanita itu menatap dirinya, dapat Rowan lihat air mata membasahi wajah Aruna yang bener-bener sangat cantik di mata Rowan.
"Apa yang membuatmu menangis?"
"Karena aku, kau harus menjadi seperti ini, sudah seharusnya kau tidak terlibat apapun denganku lagi, harusnya dari awal setelah menceraikan diriku, kita tidak bertemu lagi, Rowan."
Rowan terenyuh. "Apa yang kau bicarakan? Mana mungkin aku sanggup meninggalkan dirimu di situasi seperti ini?"
"Dulu kau juga menceraikan diriku."
"Maafkan itu Aruna, aku masih terlalu egois, tapi hari ini, aku benar-benar merasa sakit hati, kenapa aku sebegitu bodohnya tidak menyadari semua beban yang kamu terima."
Aruna masih menangis, kini telapak tangan Rowan mengusap pipinya. "Maksud kamu istri dan anak, kenapa kamu melakukan itu."
Rowan menggaruk tengkuknya seketika karena bingung. "Itu reflek, lagipula meskipun aku sendiri tidak tahu ayah Aiden siapa, aku sakit hati Aiden dikatakan anak haram, aku tahu dirimu bukanlah wanita yang suka bermain-main sampai menghasilkan anak haram, kan?"
"Kenapa kau berpikir begitu?"
Aruna memalingkan wajahnya membuat Rowan menahan tawa seketika. "Pffft!"
"Berhenti tertawa!"
Rowan menggeleng-gelengkan kepala gemas kemudian memegang wajah Aruna dan memalingkannya ke arahnya "Kau ingin tahu? Karena sejak aku bertemu denganmu untuk kedua kalinya, aku sudah berjanji untuk meninggalkan banyak hal untuk tetap percaya padamu, kita hadapi Tuan Godrick berdua dan akan aku pastikan keadilan itu ada untukmu, Nuna." Rowan kemudian mengusap air mata Nuna dan mengecup kening Nuna sehingga wajah Nuna kini memerah.
"Rowan sialan, kamu tidak memiliki hubungan apa-apa, tapi dia membuat tindakan seolah-olah sudah memiliki diriku sepenuhnya" batin Aruna kesal.
— <3 —
Ditunggu crazy up'nya thor
up yg banyak dong thorr,
apa itu??????
orang pertama yang mendengar kan Aiden bicara adalah Daddy nya...
mempermainkan pernikahan...padahal dia sudah meniduri Aruna...
semoga hasilnya memuaskan...💗