Entah apa yang membuat pernikahan yang baru berjalan tiga tahun hancur berantakan.Kakak kandungku yang menumpang sementara waktu dirumahku karna paska bercerai dengan suaminya,tega bermain api dengan ipar sendiri dibelakangku.
"Tega kalian..."ujarku.
"Maafin mas wan.Mas khilaf wanda."ujar irwan suamiku.
"Apa kurangku selama ini hah,dan kamu Ina sudah aku tampung malah jadi duri dalam pernikahan ku."ujar wanda menunjuk sang kakak yang bernama Ina.
Ina tidak menjawab sepatah katapun,dia hanya diam tertunduk mendengar apa yang adiknya ucapkan.
Kakak yang seharusnya mengayomi adiknya,ternyata menjadi duri dalam rumah tanggaku.Harusnyan dia bisa mengambil hikmah dari kegagalan rumah tangganya,ini malah menghancurkan rumah tangga adik kandungnya sendiri.
Entah mau dibawa kemana pernikahan antar irwan dan wanda selanjutnya?Apakah mereka mampu merajut kembali benang yang terlanjur kusut atau menyerah pada keadaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Entah jam berapa Irwan kembali kerumah. Wanda sebenarnya tau kalau suaminya sudah datang tapi ia pura - pura tertidur pulas dan tidak mau tau apa yang suaminya lakukan.
Irwan memasuki rumah dengan mengendap - ngendap seperti pencuri. Ia takut istrinya bakal terjaga dan mengetahui kalau ia pulang diam segini. Pelan - pelan membuka pintu dan menganti baju. Dengan hati - hati naik kesisi pembaringan sebelah kiri istrinya.
Irwan merasa jantungnya berdegup sangat kencang saat istrinya melakukan pergerakan. Memastika istrinya tidak terbangun,Irwan baru bisa bernafas lega dan segera merebahkan tubuhnya yang lelah sehabis dari rumah selingkuhannya.
Senyum bahagia terbit di bibirnya,ia merasa beruntung mempunyai dua orang yang saling melengkapi kekurangan masing - masing. Wanda perempuan yang rajin dan gesit melayani semua kebutuhannya sementara Ina sangat pandai bermain di ranjang. Saking lelahnya Irwan langsung tertidur terdengar dari dengkuran halusnya.
Matahari mulai mengintip perlahan. Mengantikan tugas rembulan menyinari bumi. Wanda menggeliat dibalik selimut,duduk dan memandang suaminya sebentar. Wanda menghela nafas kasar.
Wajah yang dulu sangat ia sukai untuk dipandang sekarang serasa menjijikkan. Rasa cinta yang dulu begitu dalam kini menguar entah kemana. Sekarang yang tersisa hanya rasa benci. Ingin cepet - cepat ini semua berakhir. Ya Allah aku yakin aku pasti bisa bertahan sebentar lagi,masih ada sesuatu yang mesti aku kerjakan.
Dengan berat hati Wanda menyiapkan sarapan untuk suaminya dan menyiapkan pakaian.
"Mas...Mas,udah siang. Ayo bangun." Wanda mengoyang tubuh suaminya.
Irwan menggeliat dan menarik tubuh istrinya jatuh dalam dekapnya. Wanda jelas saja kaget tidak siap ini bakal terjadi.
"Mas lepasin dong. Ayo bangun udah siang nanti telat." bujuk Wanda sembari berusaha melepaskan kungkungan suaminya.
"Tunggu biar begini sebentar,Wanda. Sudah lama kita tidak seperti ini. Akhir - akhir ini aku merasakan kamu agak menjauh." ujar Irwan tanpa membuka matanya.
"Perasaan kamu aja,mas. Kamu aja yang jarang ada dirumah. Bahkan di hari libur aja kamu masih sibuk kerja. Hampir tiap malam kamu lembur,pulang dini hari. Jadi bukan aku yang jarak tapi kamu sendiri menjauh." ungkap Wanda kesal kata - kata itu mengalir begitu saja.
Irwan seketika membuka matanya dan memandang wanita yang tengah berada dalam dekatnya. Perkataan istrinya barusan membuatnya merasa tersentil. Perlahan mengurai pelukannya. Wanda merasa ada celah langsung melepaskan diri.
"Mas aku tunggu di meja makan. Kamu siap - siap nih,nanti telat." Wanda bergegas keluar dari kamar. Ia takut terjadi sesuatu yang tidak ia inginkan.
Irwan masih termenung mengingat perkataan Wanda barusan. Ia tidak menyangka kalau istrinya akan mengetahui kalau ia sering pulang larut malam. Ia pikir selama ini aman - aman saja,istrinya bukanya sudah tertidur pulas saat ia pulang.
Setelah rapi Irwan bergegas menuju istrinya yang sudah menunggu di meja makan.
"Wah,kayanya enak." ujar Irwan langsung duduk disamping istrinya.
Wanda dengan telaten mengambilkan sarapan buat suaminya.
"Udah segitu aja,Wan." Ujar Irwan sembari menerima piring yang diberikan oleh istrinya.
"Mas nanti tolong tanda tangani berkas yang kemaren aku katakan." Ujar Wanda sembari menyuap sarapannya.
"Kenapa ga nanti aja?" tanya Irwan.
"Habis semalam aku tungguin mas ga datang - datang. Aku coba hubungi ponselnya juga aktif."Ujar Wanda pura - pura ngambek.
"Sorry aku lembur,ada klien dari luar." Dalih Irwan seperti biasanya. Wanda sudah paham alasan yang suaminya kemukakan.
"Basi " runtuk Wanda dalam hati.
gda guna nya juga..sama2 muna juga..saling gengsi...yg perempuan gengsi di gedein