Bayi Rahasia Sang Model

Mobil berhenti tepat di halaman villa tersebut. Pengawal membukakan pintu untuk Mario dan juga Rebecca. Rebecca tertegun sesaat melihat sekitar villa yang indah. Halaman yang luas dengan taman di kedua sisi dan terdapat air mancur di tengahnya.

"Come on, baby! Masuklah bersamaku,"ucap Mario mengajak Rebecca untuk masuk ke dalam rumah.

Kaki Rebecca berat untuk melangkah. Sepertinya dia mempunyai firasat buruk dengan hal ini. Akan tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali menuruti keinginan Mario.

Mario menggandeng tangan Rebecca dan menggenggamnya sangat erat. Dia bersikap seperti seseorang yang berkuasa atas diri Rebecca. Sesampainya di dalam Mario langsung menuju ke lantai atas. Rebecca sempat menghentikan langkahnya. Namun, tangan Mario kembali menariknya secara paksa.

Sudah beberapa kali Rebecca menarik nafas secara dalam hanya untuk menenangkan hatinya yang sedang gelisah. Mario hanya tersenyum sinis melihat kekukupan wanita pujaannya itu. Dia sangat tahu kalau Rebecca sedang dilanda ketakutan dan kegelisahan.

Sampailah mereka di kamar yang dituju. Mario membuka pintu dan masuk ke dalam. Sesampainya di kamar, Rebecca dikejutkan dengan desain kamar yang seperti kamar pengantin.

"Kamar siapa ini Mario?" tanya Rebecca.

"Kamar Ini adalah kamar kita. Bagaimana kamu suka dengan desain kamar ini?" Jawab Mario dengan merangkul pundak Rebecca.

"Apa maksudmu kamar kita Mario? kita bukan pasangan kekasih," sahut Rebecca ketus.

Mario tergelak mendengar jawaban Rebecca. "Hahaha, jawabanmu benar sayang. Kita memang bukan pasangan kekasih, tapi hari ini aku akan mewujudkan hal itu. Kamu akan menjadi milikku sepenuhnya," bisik Mario dengan senyum menyeringai.

Hal itu membuat Rebecca semakin takut. Namun, dia mencoba untuk tetap tenang. Mario melepas pelukannya, dia berjalan menuju ke lemari dan mengambil sesuatu dari dalam sana. Mario membuka kemeja dan juga celananya.

Melihat Itu semua membuat Rebecca sangat malu. Dia membalikkan badan untuk menghindari Mario yang sedang bertela nj4ng d4da.

"Ma-Mario apa yang kamu lakukan?" tanya Rebecca gugup.

"Why baby? Bukankah aku sudah bilang kalau hari ini kita akan bersenang-senang," sahut Mario dengan memakai celana pendeknya.

Suara Mario membuat tubuh Rebecca merinding. Pikirannya terbang melayang jauh. Mario berjalan menghampiri Rebecca yang berdiri menghadap ke tembok. Tangannya menyelinap ke pinggang ramping Rebecca sehingga membuatnya terkejut.

"Mario, stop! Jangan macam-macam terhadap ku," seru Rebecca ingin melepaskan tangan kekar Mario.

Mario tak menghiraukan penolakan Rebecca. Justru tangannya semakin berani menja mah tubuh langsing itu. Mario menyibak rambut panjang Rebecca dan menyilangkannya ke samping, dan ter-expose lah leher jenjang yang membuat Mario semakin berg4irah.

"Baby, kamu tahu aku sangat menantikan hari ini. Jadilah milikku Rebecca, aku akan memberikan semuanya untukmu. Harta, uang, rumah dan saham. Apapun akan ku berikan asal kamu bisa menjadi milikku seutuhnya," bisik Mario pelan.

Mario mulai mencium pundak Rebecca dengan lembut. Tubuh Rebecca bergetar. Dia sangat ketakutan sekali, traumanya 8 tahun lalu belum hilang. Apalagi untuk bercinta, bayangan penghianatan sang mantan kekasih masih membekas dalam ingatannya.

"Mario, stop Mario! Jangan lakukan itu please."

Mario menghentikan aksinya. Dia menarik nafas dalam karena mendapat penolakan berkali-kali dari Rebecca. Mario ingin marah, tapi masih bisa ditahan sebab dia tidak ingin melukai wanita pujaan hatinya.

Mario menjauh dari tubuh Rebecca. Dia berjalan menuju ke kolam renang yang ada di luar. Lalu setelah lepas dari pelukan pria itu, Rebecca pun menghembuskan nafas lega.

Baru menghirup nafas lega, suara Mario kembali terdengar, "Sayang, kemarilah temani aku berenang. Ambillah bikini yang ada di lemari."

Mata Rebecca kembali melotot, dia membalikkan badan lalu melihat Mario yang sudah menceburkan tubuhnya di dalam kolam renang.

"Cepatlah sayang ambil bikini itu dan segeralah kemari. Jangan membuatku menunggu terlalu lama." Mario terus menekan Rebecca.

Rebecca tetap diam di tempat, dia tidak mungkin berpakaian terbuka di hadapan pria lain. "No, Mario. Aku tidak mau memakai pakaiannya seperti itu. Aku mohon jangan paksa aku!"

Mario kesal dengan penolakan Rebecca kemudian dia kembali berbicara dengan nada yang tinggi, "Rebecca kamu ambil bikini itu dan cepat pakai. Kalau kamu tidak mau, aku hanya memberikan dua pilihan untukmu. Memakainya sendiri atau aku yang akan memakaikannya untukmu."

"Aku hitung sampai tiga, jika kamu tidak mengambil bikini itu maka aku akan keluar dari sini dan memaksamu untuk memakainya," ucap Mario geram.

Rebecca berjalan pelan menuju ke lemari yang ada di depannya dia membuka pintu lemari tersebut dan mengambil bikini yang menggantung.

"Oh, shiitt! Apa aku harus memakai pakaian memalukan seperti ini? Tuhan tolong aku, bantu aku melepaskan diri dari pria terkutuk itu," gumam Rebecca dalam hati.

"Rebecca cepat jangan membuatku marah," teriak Mario dari luar dia sudah tidak sabar ingin bermain-main dengan Rebecca.

Rebecca berjalan masuk ke dalam toilet untuk mengganti bajunya dengan bikini. Beberapa menit berlangsung Rebecca tak kunjung keluar dari dalam sana. Hal itu membuat Mario sangat emosi, dia keluar dari kolam renang dan menghampiri Rebecca.

Braak!

Mario mendobrak pintu dengan keras dan membuat Rebecca kaget. "Mario, apa-apaan kamu. Lepaskan aku Mario, lepas!"

Rebecca memberontak karena Mario menggendongnya secara paksa, dengan wajah emosi Mario terus berjalan menuju ke pinggir kolam. Setelah itu, Mario melemparkan tubuh Rebecca ke dalam kolam renang.

Byuurr!

Rebecca berenang ke pinggir kolam. Dia ingin kabur namun, langsung di cegah oleh Mario. "Mau pergi kemana kamu, Sayang. Bukankah aku tadi sudah berlembut hati kepada mu. Tapi kelembutan hatiku, tidak membuatmu menurut. Jadi hanya ini yang bisa kamu lakukan. Tahukah kamu Rebecca, aku sudah mendambakan tubuhmu ini sejak lama. Jadi biarkanlah hari ini aku menuntaskan semua has ratku."

"Mario please! Mario, Jangan lakukan itu, Mario. Please, lepaskan aku."

Rebecca terus memberontak namun, tak dihiraukan oleh Mario. Dia tidak bisa melepaskan diri karena tubuhnya telah dikunci oleh pria itu.

Air mata Rebecca mengalir deras. Kejadian 8 tahun lalu melintas kembali dalam ingatannya. Di mana dalam kejadian itu kehormatannya sebagai perempuan terenggut secara paksa.

Mario tak memperdulikan tangisan bahkan teriakan Rebecca dia terus berusaha untuk mencu mbu wanita yang telah lama didambakannya itu.

"Sayang, menurut lah aku akan membuatmu senang. Setelah ini aku akan memberikan semuanya untukmu. Kamu bilang saja menginginkan apa?"

"Aku hanya ingin kamu lepaskan aku, Mario. Aku tidak ingin ini terjadi."

Lagi-lagi ucapan Mario tidak bisa meluluhkan hati Rebecca sehingga membuat pria itu gelap mata dan melakukan sesuatu dengan kasar. Dia menarik paksa bikini yang kurang bahan itu dan membuangnya kasar dalam kolam renang. Lalu terpampang tubuh indah Rebecca hingga membuat Mario semakin gila.

"Rebecca kamu sungguh indah, Sayang. Kamu memang indah."

Rebecca menahan sakit karena tangannya dikunci oleh Mario dengan sangat kuat. Dia menggigit bibirnya untuk menghindari suara-suara aneh agar tidak keluar dari mulutnya. Mario berhasil melecehkan Rebecca, dengan bu as dia memainkan benda kembar milik wanita pujaannya.