NovelToon NovelToon
Berondongku Suamiku

Berondongku Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Ibu Tiri
Popularitas:61.3k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Kirana harus menerima kenyataan bahwa calon suaminya meninggalkannya dua minggu sebelum pernikahan dan memilih menikah dengan adik tirinya.

Kalut dengan semua rencana pernikahan yang telah rampung, Kirana nekat menjadikan, Samudera, pembalap jalanan yang ternyata mahasiswanya sebagai suami pengganti.

Pernikahan dilakukan dengan syarat tak ada kontak fisik dan berpisah setelah enam bulan pernikahan. Bagaimana jadinya jika pada akhirnya mereka memiliki perasaan, apakah akan tetap berpisah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Dua Puluh Lima

Mama Tissa masih berdiri dengan dagu terangkat dan wajah setegang batu karang. Para tamu mulai saling bisik-bisik, beberapa tampak canggung, beberapa lagi menikmati drama gratis. Samudera yang sedang menerima ucapan selamat hanya melirik Kirana sebentar, memastikan istrinya itu baik-baik saja.

Papa Surya memijat pelipis. Wajahnya letih, seperti menanggung beban yang bukan miliknya. Ia menoleh ke arah Kirana putrinya yang berdiri di pelaminan dengan kebaya mewah, tampak cantik dan mandiri, jauh dari gadis kecil yang dulu sering ia lewatkan. Perlahan ia melangkah mendekati.

“Kirana,” ucap Papa Surya dengan suara pelan namun terdengar jelas.

Kirana menoleh. Ekspresinya tetap santun, tapi ketegangan kecil di sorot matanya tidak bisa disembunyikan.

Papa menarik napas panjang sebelum bicara lagi. “Papa … pulang dulu ya. Mama kamu ingin papa segera kembali ke resepsi Tissa.”

Samudera memperhatikan diam-diam. Wajahnya netral, tapi tubuhnya sedikit menegak, siap kalau Kirana butuh bantuan.

“Kalau nanti resepsi selesai,” lanjut Papa Surya, “Kamu pulang saja ke rumah. Biar Papa siapkan kamar untukmu.”

Kirana membeku sesaat. Kemudian ekspresinya berubah datar. Persis perpaduan yang hanya muncul ketika seseorang sudah terlalu lama menahan.

“Pa,” ucap Kirana lirih, namun tegas. “Aku pulang ke tempat suamiku.”

Papa Surya terkejut mendengar jawaban putrinya. “Tapi ....”

“Tak usah repot siapkan kamar untukku,” lanjut Kirana. “Papa ikut saja Mama. Aku yakin anak kesayangan Papa, Tissa, sedang menunggu kehadiran Papa.”

Mama Tissa menyipitkan mata dan menarik lengan suaminya, tetapi Papa Surya tidak segera bergerak. Ia hanya menatap Kirana lama, ada perasaan bersalah, ada penyesalan, tapi ada juga kebingungan yang terlalu telat untuk diperbaiki.

“Kirana .…” Suara Papa hampir pecah.

Tapi perempuan itu hanya menunduk singkat sebagai tanda sopan. Tidak lebih.

Akhirnya Papa Surya mengangguk. Berat.

Seberat seseorang yang menyadari ia telah melewatkan terlalu banyak waktu kebersamaan dengan sang putri.

“Papa pergi dulu. Jaga diri,” ucap Papa Surya sebelum melangkah pergi.

Ia berbalik lalu berjalan keluar bersama Mama Tissa. Wanita itu melengos melewati Kirana dan Samudera, wajahnya masam.

Begitu pintu ballroom tertutup, suasana kembali terasa hangat. Namun, tak dipungkiri dalam hatinya Kirana tetap merasa sedih karena sang papa pada akhirnya tetap memilih mendampingi Tissa.

Samudera menatap Kirana lama. “Kamu nggak apa?” tanyanya pelan.

Kirana tersenyum tipis. “Baik. Aku sudah terbiasa kok.”

Jawaban itu entah kenapa menusuk sedikit ke hati Sam. Inilah yang menyebabkan dia mantap menikahi Kirana. Ia tahu kalau gadis itu sebenarnya sangat rapuh dibalik senyumnya.

Acara berlanjut hingga malam. Tamu-tamu kenyang, bahagia, dan heboh memuji semuanya dari makanan sampai baju pengantin. Vania mendapat banyak ucapan selamat karena sukses “menggelar resepsi impian”.

“Mami terharu banget,” ucap Vania sambil kipas-kipas. “Pesta anak Mami yang satu ini memang harus mewah!”

“Mi,” protes Sam, “Yang nikah aku bukan Mami, tapi semua dibuat berdasarkan keinginan mami.”

“Loh iya, tapi yang dibiayai siapa?” balas Vania cepat.

Sam menyerah tak mau berdebat lebih panjang lagi. Saat acara selesai dan seluruh tamu pamit, Papa Dipta menepuk bahu Samudera.

“Kalian nginep sini aja malam ini,” ucap Papi Dipta sambil tersenyum. “Biar nggak capek pulang. Papa sudah pesan kamar paling mewah. Kalian istirahat, ya.”

Vania menambahkan, “Udah, nggak usah makasih-makasih. Pokoknya harus bahagia. Titik!”

“Mami, kita hanya nikah kontrak,” celetuk Sam.

“Kontrak pun harus bahagia!”

Vania menepuk pundaknya agak keras. Sam mengaduh kecil. Pada akhirnya, Sam dan Kirana pun berjalan menuju kamar yang disiapkan.

Begitu pintu kamar terbuka, Kirana langsung menganga. Raungan itu bukan lagi kamar hotel biasa. Sudah disulap total.

Ada taburan kelopak mawar di lantai, lampu-lampu remang romantis, tirai putih yang menghiasi kasur luas, dan bahkan lilin wangi yang Samudera yakin 100% adalah ide Mami Vania.

“Ya ampun …,” bisik Kirana kaget.

Samudera menaruh tangan di pinggang, melihat sekeliling. “Mami terlalu niat ini. Kayak kamar pengantin benaran aja."

Kirana tertawa kecil, tawa lembut pertama hari itu dan Sam tidak tahu kenapa, dada­nya terasa sedikit hangat.

“Bagus sih …,” ucap Kirana sambil menyentuh kelopak mawar. “Cantik banget.”

Samudera mengangguk. “Aku sih nggak keberatan asal Mami nggak sembunyi di lemari. Takutnya Mami ada dikamar ini juga.”

Sam langsung menjatuhkan diri ke kasur. “Aaaaah … capek banget sumpah. Kakiku rasanya mau copot.”

Kirana tersenyum tipis mendengar keluhan itu. Lalu ia berbalik.

“Sam … aku mandi dulu ya,” ujarnya sambil membuka bros kecil di kebayanya. “Pake kebaya ini panas banget.”

“Oke,” jawab Sam dengan mata terpejam.

Tapi suara Kirana mulai berubah gelisah.

“Sam .…”

“Hm?”

“Aku … aku nggak bisa buka resleting belakangnya.”

Sam membuka satu mata. “Aku bantu deh.”

Kirana langsung refleks, “Jangan ada sentuhan. Ingat perjanjian nikah kita. Tidak ada kontak fisik.”

Sam duduk. “Ya gimana buka resleting tanpa sentuhan? Emang aku dukun? Bisa telekinesis?”

Kirana manyun. “Maksudku … jangan sentuh yang lain-lain.”

“Aku bukan alien, Kirana. Tangan aku nggak akan melayang ke mana-mana,” dengus Sam sambil berdiri. “Udah sini, cepet.”

Kirana mundur setengah langkah, menegakkan punggung, dan menyibakkan rambut agar Sam bisa melihat resleting.

Sam mendekat. Dekat, bahkan terlalu dekat. Aroma parfum Kirana tercium sangat manis, segar, dan entah kenapa bikin jantung Sam loncat setengah langkah.

Resleting itu memang nyangkut. Dia memegang ujungnya dan menarik pelan.

“Nah … gini gampang kan ....”

“Nggak usah komentar. Cepet buka dan jangan cari kesempatan buat nyentuh yang lain,” potong Kirana.

Sam menghela napas. “Ya ampun, galak banget. Gini-gini banyak gadis yang naksir aku loh. Artis juga ada. Kalau mau aku bisa sama mereka aja.”

Kirana menoleh sepersekian detik, menatapnya dari balik bahu dengan muka tanpa ekspresi.

“Aku tidak peduli. Mau artis, mau pelawak.”

Sam terdiam. Bukan karena tersinggung. Tapi karena kalimat sesederhana itu tiba-tiba membuat dadanya nggak enak. Kayak ada sesuatu yang nyelekit sedikit. Tapi dia berpura-pura cuek.

Setelah resleting terbuka sempurna, Sam mundur selangkah. “Udah. Masuk sana, mandi. Sebelum aku tarik omonganku soal artis.”

Kirana tidak membalas. Ia langsung mengambil baju ganti dan masuk ke kamar mandi. Pintu tertutup dengan segera.

Sam duduk di tepi kasur. Mengusap wajah. Menghela napas.

“Kontrak apa sih ini …,” gumamnya pelan. “Kenapa deg-degan kayak gini jadinya. Kenapa aku mau saja dijadikan pengantin pengganti.”

Ia melihat pintu kamar mandi. Hanya sebentar. Lalu buru-buru mengalihkan pandangan karena merasa dirinya aneh.

Kirana di balik pintu itu mungkin sedang melepaskan kebaya mewahnya dengan lega, mungkin sedang menyalakan shower, mungkin sedang menarik napas panjang setelah hari panjang yang melelahkan.

Dan Sam, tanpa alasan yang jelas, tiba-tiba merasa ingin menjaga perempuan itu dari seluruh dunia.

Padahal harusnya ini cuma pernikahan kontrak. Cuma formalitas. Sam menatap siluet Kirana samar dari balik kaca buram kamar mandi.

“Kenapa rasanya … beda?”

1
Cindy
lanjut kak
Taslim Rustanto
Kirana ternyata punya hobi jatuh ya...bentar LG juga jatuh...
jatuh cinta .wa ea aa
Mama Reni: 🤣🤣🤣🫣🫣
total 1 replies
dyah EkaPratiwi
hahaha pikir mama Vania udah seneng nie ya anaknya proses buat cucu
Taslim Rustanto
astagaaa... bakalan seru nih penganten baru.. kira"ada adegan selanjutnya ga ya..😄😄😄
shenina
ekhem..🤭🤭
Linfaurais
Disangka mama vania si sam mau bikin cucu
Eka ELissa
perkara drama kepleset....jadi ke gep deh ...🤣🤣🤣🤣🤣🤭
Faiz Pendar
ternyata ada untung nya juga notif nya telat jadi bisa sekalian nabung bab🤭

ditunggu lanjutannya
Fitria Syafei
Wow mereka mama semoga ya mereka selalu bersama dan bersatu 🤲 mama cantik kereeen 😍😍
vj'z tri
author ngelawak 🤣🤣🤣🤣 semut say hi🤣🤣🤣🤣🤣
Rahma
maaam aq nunggu2 tisa sm Irfan shock tau pesta pernikahan Kirana mewah dan pernikahan mereka sepi ko blm muncul lg Irfan sm Tissa
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
🤣🤣🤣🤣🤣
Alona Luna
🤣🤣🤣 ngakak bangettt
Tiara Bella
Kirana hobi bngt sh jatoh....wkwkkwkw ..tp lucu
Radya Arynda
ya alloh ikut bahagia melihat mereka....mama reni memang the best🫶🫶🫶🫶🫶
Teh Euis Tea
hahaha ketahuan sm mami vania di kira mau enyak enyak tuh si sam sm kiran
mami pikirannya udah menjurus kesana🤭
Dew666
💎🍭🍎
partini
❤️❤️❤️❤️👍👍👍👍
Fitra Sari
makasih KK doubel up nya ..ditunggu next nya
Arw
kalian berdua ...tanda2 jodoh kuat banget...😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!