NovelToon NovelToon
Dokter Tampan Itu Suamiku

Dokter Tampan Itu Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Cinta setelah menikah / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Dokter
Popularitas:41.9k
Nilai: 5
Nama Author: elaretaa

Jangan lupa follow Author yaaaaa!!!!!!!

Hidup Kayla yang awalnya begitu tenang berubah ketika Ayahnya menjodohkannya dengan seorang pria yang begitu dingin, cuek dan disiplin. Baru satu hari menikah, sang suami sudah pergi karena ada pekerjaan mendesak.

Setelah dua bulan, Kayla pun harus melaksanakan koas di kota kelahirannya, ketika Kayla tengah bertugas tiba-tiba ia bertemu dengan pria yang sudah sah menjadi suaminya tengah mengobati pasien di rumah sakit tempat Kayla bertugas.

Bagaimana kelanjutannya? Bagaimana reaksi Kayla ketika melihat suaminya adalah Dokter di rumah sakit tempatnya bertugas? Apa penjelasan yang diberikan sang suami pada Kayla?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terima Kasih

Tiga jam terasa hanya seperti kedipan mata, alarm ponsel Kayla menjerit nyaring, memaksa kesadarannya kembali dari alam mimpi yang singkat. Kayla pun mau tidak mau harus bangun dan ketika bangun, ia merasakan beban di pinggangnya, saat Kayla menoleh ke samping, ia mendapati lengan kokoh Arthur masih melingkar pada tubuhnya.

​Arthur terbangun tepat saat Kayla bergerak, pria itu tidak langsung melepaskan pelukannya, ia justru mengeratkan dekapannya sejenak sebelum akhirnya bangkit dengan wajah yang tampak segar seolah ia tidak baru saja terjaga sepanjang malam.

​"Bangun, mandi air hangat agar ototmu tidak kaku. Aku tunggu di meja makan sepuluh menit lagi," ucap Arthur yang kembali ke mode komandonya seperti biasanya.

​Sesampainya di rumah sakit, suasana kembali sibuk. Namun, ada yang berbeda, Kayla tidak lagi berjalan dengan kepala tertunduk. Meskipun masih ada bisik-bisik, ia tetap berdiri tegak di samping Arthur saat morning report.

​"Hari ini ada jadwal Craniotomy untuk pasien tumor otak yang sempat tertunda. Kayla, kau tetap asisten pertama, jangan buat masalah lagi," ucap Arthur di depan seluruh tim bedah saraf.

​Jihan yang berdiri di barisan belakang memberikan kepalan tangan tanda semangat, sementara Kayla hanya mengangguk mantap.

​Di dalam ruang operasi, suasana kembali dingin dan hening. Arthur bekerja dengan mikroskop bedah, sementara Kayla fokus pada suction dan membantu navigasi alat.

Kali ini, tidak ada tangan yang gemetar, nasihat Arthur semalam dan latihan menjahit di IGD pukul dua pagi seolah tertanam di memori otot tangannya.

​Empat jam berlalu, operasi dinyatakan sukses. Saat mereka sedang mencuci tangan di wastafel bedah, Arthur melirik Kayla dari balik masker bedahnya yang sudah diturunkan.

​"Kerja bagus," ucap Arthur singkat dan meninggalkan Kayla.

​Hanya dua kata, tapi bagi Kayla, itu jauh lebih berharga daripada piala mana pun. "Bagus, Kayla. Kamu hebat, kamu dapat pujian dari Dokter Kulkas itu," gumam Kayla yang begitu bangga pada dirinya sendiri.

Pujian singkat dari Arthur membuat suasana hati Kayla berbunga-bunga sepanjang sisa hari itu, saat sedang merapikan beberapa berkas di nurse station, seorang koas laki-laki bernama William menghampirinya, William memang dikenal cukup ramah dan sering menjadi idola di kalangan perawat karena wajahnya yang rupawan.

"Kayla, kamu hebat banget ya tadi di OK. Aku dengar dari Jihan kamu dapat pujian langsung dari Dokter Arthur? Itu langka banget tau," ucap William sambil memberikan sebuah kaleng kopi dingin kepada Kayla.

"Eh, iya Will. Kebetulan aja tadi semuanya lancar," ucap Kayla.

"Habis ini ada jadwal lagi? Kalau nggak, bareng yuk ke kantin. Aku mau tanya-tanya soal teknik suction yang kamu pakai tadi," ajak William dengan nada bicara yang cukup akrab, bahkan ia sempat menyentuh bahu Kayla sekilas.

Tanpa mereka sadari, Arthur berdiri tidak jauh dari sana, matanya menyipit tajam melihat tangan William yang hinggap di bahu istrinya, aura di sekitar Arthur mendadak turun drastis, lebih dingin dari biasanya.

"Dokter Muda William," suara bariton Arthur menginterupsi yang membuat William tersentak dan langsung menarik tangannya.

"I-iya, Dokter Arthur?" jawab William.

Arthur melangkah mendekat dengan tangan di dalam saku jas putihnya, ia menatap William seolah-olah koas itu adalah bakteri yang perlu dibasmi. "Sepertinya anda punya banyak waktu luang sampai bisa bersantai di sini," ucap Arthur.

"Maaf Dok, saya baru saja selesai observasi bangsal," jawab William gugup.

Arthur mendengus pelan, "Kalau begitu, sepertinya anda butuh lebih banyak tantangan. Dokter Bian baru saja melaporkan ada tumpukan rekam medis pasien lima tahun terakhir yang perlu di-input ulang ke sistem digital. Saya rasa anda orang yang tepat untuk menyelesaikannya. rekam medisnya ada di ruang arsip lantai bawah," ucap Arthur.

"Tapi Dok, itu kan jumlahnya ribuan...," ucapan William terhenti lantaran Arthur yang menyelanya.

"Ada masalah?" tanya Arthur dengan satu alis terangkat dan tatapannya sangat mengintimidasi.

"Ti-tidak Dok. Baik, saya laksanakan," ucap William pasrah.

William melirik Kayla dengan tatapan minta tolong lalu bergegas pergi menuju ruang arsip yang dingin dan membosankan itu.

Kayla yang melihat kejadian itu hanya bisa melongo, setelah William pergi, Arthur beralih menatap Kayla.

"Dan kau, jangan terima pemberian dari sembarang orang. Kita tidak tahu apakah kopi itu sudah kadaluwarsa atau tidak. Masuk ke ruanganku, ada literatur yang harus kau rangkum," ucap Arthur

"Ini baru kok, Dok," ucap Kayla.

Arthur tidak menjawab, ia hanya berbalik dan berjalan pergi. Namun, di dalam hatinya, Arthur merasa puas karena berhasil menyingkirkan gangguan itu. Arthur tidak akan membiarkan siapa pun menyentuh miliknya bahkan dengan alasan diskusi medis sekalipun.

Keadaan santai di lorong rumah sakit itu mendadak sirna ketika alarm Code Blue bergema di seluruh penjuru gedung, disusul suara sirine ambulans yang meraung-raung di depan pintu IGD.

Kabar menyebar cepat, terjadi kecelakaan beruntun di jalan tol yang mengakibatkan puluhan korban jiwa dan luka berat. Arthur, yang tadinya baru saja ingin menginterogasi Kayla di ruangannya, langsung memutar balik langkahnya.

Ekspresinya berubah total, rahangnya mengeras dan matanya memancarkan fokus yang mematikan. "Kayla, lupakan literatur itu, ikut saya ke IGD sekarang!" perintah Arthur tanpa menoleh.

Begitu mereka sampai, IGD sudah seperti medan perang, bau amis dar*h menyengat udara, perawat berlarian, suara teriakan kesakitan terdengar di mana-mana.

"Dokter Arthur! Pasien di bed 3 trauma kepala berat, GCS 5, pupil anisokor!" teriak seorang residen.

Arthur langsung menerjang ke arah pasien tersebut, ia melakukan pemeriksaan kilat dengan gerakan yang sangat efisien. "Siapkan manitol! Kita harus segera melakukan dekompresi, Kayla pasang monitor dan bantu intubasi, cepat!" perintah Arthur.

Kayla sempat terpaku melihat banyaknya darah, namun suara bentakan Arthur mengembalikannya ke realita. "Jangan melamun! Pasien ini tidak punya waktu untuk menunggumu siap!" bentak Arthur.

Kayla segera bergerak, ia mengabaikan rasa ngerinya dan fokus pada instruksi Arthur. Selama berjam-jam, mereka terjebak dalam pusaran kegawatdaruratan. Arthur tampak sangat sibuk, di mana ia berpindah dari satu pasien ke pasien lain, memberikan instruksi cepat, melakukan tindakan darurat hingga menjahit luka-luka yang menganga lebar.

Di tengah kekacauan itu, Kayla sempat mencuri pandang ke arah suaminya. Jas putih Arthur kini sudah penuh dengan noda dar*h dan keringat, rambutnya yang biasa rapi kini berantakan. Namun, di mata Kayla, Arthur terlihat begitu mempesona dengan dedikasinya yang tanpa batas untuk menyelamatkan nyawa.

Saat Arthur sedang menjahit luka di lengan seorang pasien, keringat menetes dari dahi hingga hampir masuk ke matanya. Karena tangannya sedang memakai sarung tangan bedah yang steril, ia tidak bisa mengusapnya.

Arthur mengerang pelan karena pandangannya terganggu, Kayla yang baru saja selesai memasang infus di bed sebelah dan melihat hal itu pun tanpa pikir panjang mengambil selembar tisu bersih dan mendekat.

"Diam sebentar, Dok," bisik Kayla pelan.

Kayla mengusap keringat di dahi dan pelipis Arthur dengan sangat lembut, gerakan itu membuat Arthur sempat terhenti menjahit selama dua detik.

Arthur menatap mata Kayla dari balik maskernya, ada kilatan aneh yang melintas di mata dingin itu, sesuatu yang lebih hangat dari biasanya.

"Terima kasih," gumam Arthur sangat rendah bahkan hampir tak terdengar di tengah kebisingan IGD sebelum ia kembali fokus pada jahitannya.

.

.

.

Bersambung.....

1
Ariany Sudjana
puji Tuhan, Kayla juga berusaha menenangkan diri, supaya tidak terbawa emosi, dan Arthur juga menunjukkan meskipun dia sangat sibuk, Arthur tetap melindungi istrinya, benar-benar suami idaman 😄
Naufal Affiq
lanjut kak
Ariany Sudjana
bagus Kayla, jangan takut dengan dokter Gilbert, kamu tunjukkan kamu bukan bisa jadi koas karena koneksi atau apapun, kamu jadi koas karena kerja keras, dan kami tunjukkan kamu memang dokter yang kompeten
Rut Lamrorejeki
jalan ceritanya bagus, karna cowoknya tegas
Ariany Sudjana
bagus Kayla, jangan biarkan gosip soal siapa istri dokter Arthur mempengaruhi kinerja kamu yang sudah bagus. tetap fokus Kayla, dan tetap tunjukkan kamu itu dokter yang kompeten dan hebat karena kerja keras, bukan karena koneksi, apalagi karena nama besar dokter Arthur
Naufal Affiq
romantis banget punya suami seperti arthur,
Ariany Sudjana
benar Kayla, tetap semangat yah untuk jadi dokter yang kompeten dan kamu pantas menjadi istri Arthur 😄💪
Nisa Naluri
akhirnya nyaaa
Naufal Affiq
gimana rasa nya karin,enak kan dimarahin dr arthur satu harian,apa gak sial hidup mu itu
Ariany Sudjana
puji Tuhan, tetap semangat Kayla, kamu sudah membuktikan kamu dokter yang kompeten dan sangat bertanggung jawab. semangat yah Kayla 💪💪
shenina
eh malu nya di usir...nah gitu dong harus tegas
Ariany Sudjana
hahaha Karin kena skak mat Arthur 🤣🤣🤭🤭 maksud hati ingin menarik perhatian Arthur, malah gagal fokus di ruang operasi 🤭🤭🤣🤣 ingat Karin, dokter itu tanggung jawabnya dengan nyawa pasien, salah sedikit saja bisa menghadap Tuhan selama-lamanya pasien kamu
mama
kmrin aj pd ngedukung dokter kariiinn,eee skrg mlh sebalik ny..hadeeeh dasar mulut pd embeer
Naufal Affiq
ehm,rasain,sudah puas dapat kejutan di pagi hari
Ariany Sudjana
hahaha mampus kamu Karin, kena skak mat dari dokter Arthur. kamu dokter lulusan luar negeri, tapi kelakuan kamu kok murahan sekali yah? mampus kamu Nadia, tugas kamu itu belajar jadi dokter yang kompeten, bukan menyebarkan gosip yang tidak benar 😂🤭
Herman Lim
bgs Arthur jgn kasih celah buat bibit pelakor
Nurminah
ah jalang kena mental seneng nih liat yg beginian
Miramira Kalapung
up banyak2 dong thor,lagi nanggung banget bacanya🤭
Naufal Affiq
berantas terus arthur hama yang ada di rumah sakit tempatmu bekerja,kalau di biar kan akan melebar kemana-mana gosip itu berkembang biak
Nofita Sari
umumin aja ke publik tp nama kayla jngan d sebut tunjukin cincin nikahnya aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!