NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Lari Saat Hamil / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:21.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ly_Nand

🌶Boleh Skip Part Boncabe🌶

Niat hati bekerja menjadi guru bimbel untuk menambah pendapatannya, justru Rini berada di situasi rumit yang membuatnya terjebak pada duda dingin yang juga dosen di kampusnya.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
"ingat, pernikahan ini hanya demi Adam. jangan harap ada cinta atau pun hubungan suami istri yang sebenarnya." Kalimat menusuk dari suami yang baru dinikahinya seketika membuatnya kecewa.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Meski tak dianggap bahkan kehadirannya seolah antara ada dan tiada dimata suaminya. Rini terus menjalankan tugasnya sebagai istri, kecuali hubungan ranjang.

Namun di suatu malam,

"Mas... tolong hentikan. Kamu sadar aku siapa?"
Pria itu terus menjamah seluruh tubuh Rini, bahkan semua pakain Rini telah disobek dan dibuang entah kemana.
"Aku tahu kamu istriku sekarang. Lakukan saja kewajibanmu untuk melayaniku" tak ada suara dengan kelembutan.
"Mash..." Rini merasakan sakit saat bagian intinya ditrobos.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly_Nand, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Terlambat Datang Bulan

"Rin, kamu kenapa nak? Kenapa seperti susah jalan? Habis  jatuh?"

Rini baru melangkah ke arah ruang makan tapi langsung diberondong pertanyaan oleh mertuanya.

"Tidak apa-apa, Ma. Rini baik-baik saja kok."

"Tapi wajahmu pucat dan ..." Mama Bella menjeda kalimatnya karena melihat sesuatu di leher menantunya "Ck, mana suamimu? seharusnya habis bikin kamu begini, dia tanggung jawab, layani istri, biarkan istirahat. Memang harus dijewer anak itu"

Bukannya menjawab tapi Rini justru terkaget karena Mama mertuanya bisa menebak apa yang terjadi semalam.

"Gak usah kaget, mama juga pernah kayak kamu. Mama bisa tebak setelah lihat ini" Mama Bella mencolek tanda kepemilikan di leher Rini yang belum tertutup foundation dengan sempurna.

"Ma..." Wajah Rini merah karena menahan malu. Hal ini justru membuat mertuanya terkikik karena merasa lucu.

"Eh, Mana Dean?"

"M.. Maaf Ma. Sepertinya Mas Dean sudah berangkat kerja. Tadi Rini tidurnya terlalu pulas. Jadi gak tahu waktu Mas Dean pamit."

"Dasar si gila kerja, perlu dijewer anak itu"

Mama Bella menggerutu karena kelakuan putranya.

"Kita makan sekarang, Rin. Kasian Adam sudah nungguin. Kamu juga butuh makan untuk memulihkan tenagamu."

Suasana makan berjalan sepeti biasa meski tanpa Dean. Hingga waktunya bagi Adam berangkat sekolah, Mama Bella membuka suara.

"Rin, kamu istirahat saja. Biar Mama yang antar Adam ke sekolah."

"Mama sakit?" Tanya Adam khawatir.

"Tidak, Sayang. Mama hanya butuh istirahat supaya nanti sore bisa menemani Adam bermain."

"Baiklah, Adam berangkat ke sekolah dengan Oma. Mama istirahat supaya bisa bermain dengan Adam lagi."

"Terimakasih, anak Mama." Rini memeluk Adam.

"Adam sayang Mama."

"Mama juga sayang Adam"

...****************...

Hari-hari berlalu, sudah lebih dari dua minggu kejadian Rini menyerahkan diri pada suaminya telah berlalu. Tidak ada yang berubah dalam rumah tangga mereka. Dean tetap bersikap dingin pada Rini, namun kali ini dia lebih banyak diam seolah Rini tidak ada di dekatnya.

Mama Bella juga tidak menaruh curiga. Karena didepan keluarga, Dean bersikap biasa meski tak pernah sekalipun memperlihatkan kemesraan. Rini sendiri sudah tidak ingin memikirkannya lagi, ia tetap melakukan tugasnya sebagai istri degan menyiapkan semua kebutuhan Dean meski tak sekalipun Dean mau melihatnya atau bahkan menyentuhnya.

Hari ini, Rini harus pergi ke kampus untuk melakukan sidang skripsi. Ia mengesampingkan masalah rumah tangganya. Ia ingin perjuangannya kuliah tak berujung sia-sia.

"Rini..." Sebuah teriakan dari suara yang sangat dikenali Rini membuatnya menoleh.

"Amel...." Rini memeluknya erat

"Wah... Istri pak dosen sudah siap sidang, nih!"

"Apaan sih... Kamu sendiri ngapain disini? Kapan waktunya kamu sidang?"

"Gak usah dipikir, soal skripsi aku aman. Pasti kita bisa lulus bareng. Yang penting, sekarang aku mau kasih semangat terbaikku untuk Riniku tersayang"

"Uh... so sweet... jadi terharu"

"Ulu-ulu... Cini peluk Amel... Puk puk puk... Anak pintallll" Randomnya Amel keluar.

"Udah ah aku mau ma... hmpppp" Rini tak bisa melanjutkan bicaranya karena harus menahan mual.

Ia memejamkan matanya untuk menbuatnya merasa lebih baik, sementara Amel mengelus punggungnya dengan khawatir.

"Kamu sehat kan, Rin?"

Rini mengangguk lemas.

"Sudah sarapan?"

"Sudah, Mel. Gak tahu kenapa akhir-akhir ini mual aja kalau pagi"

"Sudah di check?" Amel bertanya sambil mengelus perut Rini.

"Check apa?" tanya Rini bingung.

"Kapan kamu terakhir menstruasi?"

"Kenapa kamu tan...." Rini tak sanggup melanjutkan kalimatnya, ia teringat sesuatu.

"Mel... Jangan-jangan..." Rini tak sanggup melanjutkan kalimatnya, matanya sudah berembun dan wajahnya memerah.

"Hey, kenapa. Ini wajar, kamu bukan wanita single, kamu sudah bersuami, jadi wajar kalau itu terjadi."

"Andai kamu tahu bagaimana sikap Mas Dean kepadaku, Mel. Apa kamu akan tetap berkata seperti itu?" batin Rini seolah ingin berteriak.

"Apa mau kupanggilkan suamimu?"

"Tidak, jangan katakan apapun padanya."

"Kalau begitu, mau aku belikan alat untuk check sekarang?"

Rini mengangguk, Ia akan memastikan nanti setelah sidang selesai.

"Baiklah, aku akan pergi ke apotik sekarang. Pergilah ke ruangan sidangmu. Aku akan menemanimu sampai akhir."

...****************...

Sidang yang dijalani Rini tak berlangsung lama. Karena nama Rini berada di urutan ke tiga, jadi ia tak perlu antri lama. Setelah selesai ia bersama dengan Amel pergi ke toilet kampus. Suasana toilet sepi, ini membuat Rini sedikit nyaman.

"Cara penggunaannya ada disini. Aku tunggu di sini ya? masuklah!"

Rini sudah masuk kedalam salah satu bilik, sementara Amel menunggu di dekat wastafel. Amel masih terus sabar menunggu. Namun karena dirasa sudah terlalu lama, ia memutuskan untuk mengetuk pintu bilik kamar mandi.

"Rin, sudah tujuh menit. Apa belum selesai? Kamu baik baik saja, kan?"

Rini keluar dengan mata yang sembab.

"Kenapa? Apa mau ke dokter?"

Rini tak menjawab, ia hanya mengangguk lemah.

Amel membawa Rini ke dokter dengan mobilnya. Sebenarnya ia khawatir karena sahabatnya itu hanya diam sepanjang perjalanan. Namun melihat raut wajahnya yang sedih, ia ragu untuk bertanya.

Sesampainya di ruang tunggu rumah sakit.

"Daftar ke dokter obgyn kan?" tanya Amel dan dijawab anggukan oleh Rini.

"Duduklah saja, biar aku bantu daftarkan"

Amel membantu semua urusan Rini, sampai akhirnya mereka mendapat antrian untuk menungu di depan ruang dokter Obgyn yang ternyata hari ini jadwalnya Dokter laki-laki, padahal tadi Amel sempat mau cari daftarkan di dokter wanita tapi sayang kuota penuh. Tak lama karena kondisi tak terlalu ramai, Rini sudah mendapat panggilan untuk masuk ke ruang dokter.

"Saya kira dokter sudah tua dan berperut buncit, ternyata masih muda. Ganteng lagi" Amel menggerutu namun masih bisa didengar dokter tersebut hingga sang dokter tersenyum.

Melihat Rini seperti tak sanggup untuk berbicara,akhirnya Amel membantu menjelaskan sesuai yang ia ketahui saja.

"Lalu bagimana hasil dari test pack?" Tanya sang dokter.

"Bagaimana hasilnya, Rin?" Tanya Amel kepada Rini karena memang hasilnya belum ditunjukkan kepadanya.

Rini membuka test pack yang sejak tadi digenggamnya hingga membuat Amel memekik senang.

"Wah... garis dua. Saya OTW punya ponakan, Dok!"

"Baiklah, bagaimana kalau kita USG untuk meihat kondisi janin?"

Amel dan Rini nampak ragu, namun sang dokter seolah mengerti keraguan mereka.

"Yang menjalankan mesin adalah suster disamping saya, saya akan berada di dekat layar monitor untuk menjelaskan kepada anda terkait hasilnya."

"Baik, Dok. Ayo, Rin. Gak sabar lihat ponakanku" Amel sangat antusias karena ia ingin agar Rini tidak bersedih.

Selama USG berlangsung Amel benar-benar membuat sang dokter tersenyum karena merasa Amel sangat lucu. Sementara Rini hanya tersenyum melihat janin yang sangat kecil itu dengan berdoa agar ia selalu sehat dalam kondisi apapun.

Sebelum keluar dari ruangan Dokter, banyak penjelasan yang diberikan untuk menjaga kondisi ibu dan janinnya tetap sehat. Rini dan Amel memperhatikan dengan serius setiap ucapan sang dokter.

"Bagaimana? ada yang perlu ditanyakan lagi?"

"Sepertinya cukup, Dok."Amel yang menjawab karena Rini hanya diam dan mengangguk.

"Dok punya kartu nama, gak?" Pertanyaan Amel membuat sang dokter mengerutkan dahi.

"Jangan berpikir aneh-aneh Dok, saya mau punya kontak dokter supaya kalau ada yang urgen atau butuh tanya-tanya bisa langsung pada ahlinya."

"Baiklah, nyonya Rini bisa menghubungi saya bila ada yang diperlukan." sang dokter memberi satu lembar kartu nama pada Rini.

"Dok, Dokter masih single kan? kalau iya, saya juga dikasih kartu nama dong. Siapa tahu kita jodoh, saya single lho Dok."

1
partini
kenapa ibu hamil ehem ehem tuh pingin Mulu,,dulu akoh jg gitu aneh
Ly_Nand: Hormon-nya sedang berpihak pada Dean🤣
total 1 replies
partini
aku suka gaya mu Rin Badas 👍👍 tengelam kan semua pelakor sedikit sadis like queen mafia is ok biar mereka tidak berani mengulangi lagi bahkan mentap lagi
partini
aneh emang ibu hamil 🤰
pelakor itu gampang sebern nya kalau lakinya tegas mah out kasih pelajaran jg
pelajaran nya jangan tanggung" di kasih sekalian sampai lulus , setengah" ya ga mempan
Yoon niimaa
Luar biasa
partini
good
Reni Anjarwani
lanjut thor
partini
partner kerja ,,?
bukan partner ranjang ?
ok ok kalau ketemu face to face ga sengaja kamu berani to the point langsung ngmng ke dia jangan lagi lagi berbuat seperti itu
good job ra
Reni Anjarwani
lanjut thor
Rita Murwanti
kasian bgt si Rini Dean kesambet apaan sich thor
Rita Murwanti
Dien kenapa thor kesambet ya
partini
Rin jangan diem Bae atuh,,langsung tanya ma suami biar clear
jangan Kya rea di Pendem sendiri nangis sendiri Weh ,jangan myek2 jadi wanita be strong
Rita Murwanti
lanjut thor semangat ya
Reni Anjarwani
lanjut
Rita Murwanti
bab awal okey
Keisha Alindya
berat mana sama rindu yg siap di tanggung Dilan Mel? /Facepalm/
Mimi Rifani
lanjut
Keisha Alindya
bagus thor
lanjut /Good/
Keisha Alindya
mampir thor
kelihatannya bagus
Ly_Nand: terimakasih😊👍
Boleh kasih masuka juga kok!
Biar othornya bisa evaluasi untuk karya selanjutnya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!