"Loh, Kok Bisa Kamu Suka Aku?"
Kalau ada penghargaan “Cewek Paling Ngejar Cowok di Sekolah”, semua orang sepakat,pialanya pasti buat Mayra.
Axel adalah cowok paling dingin di sekolah. Tatapannya kosong, sikapnya rapi, dan geraknya terlalu sempurna untuk sekadar remaja SMA.
Saat dunia modeling mempertemukan mereka di bawah sorotan kamera, chemistry yang tak seharusnya ada justru tertangkap jelas.
Mayra mengira Axel hanya sulit didekati.
Ia tidak tahu bahwa Axel adalah manusia ciptaan.
Di antara audisi, photoshoot, dan rahasia yang tak boleh terbongkar, satu pertanyaan mulai menghantui mereka berdua:
Jika perasaan tidak pernah diprogram…
loh, kok bisa kamu suka aku?
~Salam Hangat Dari Penulis🤍
ig:FahZa09
Tiktok: Catatan FahZa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan_nic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dadaku menghangat
"Axel,kenapa kamu pegang tangan aku?"
"Karna aku sekarang tahu,dada aku hangat kalau bersamamu".
"Maksudmu?,"
"Itu saja Mayra"
Jawaban dari Axel tadi tidak serta merta membuat Mayra tahu,apa yang di maksud Axel. Dia tetap butuh penjelasan. Tapi karena pegangan tangan Axel masih bertaut padanya, 'Oke,aku yakin nanti Axel pasti bakalan nembak aku. Dan kita akan resmi pacaran'
Hati Mayra menenangkan dirinya sendiri.
***
"Demi apa Mayra,Axel gandeng tangan kamu?"
Nayla sedikit terpekik.
Mayra tersenyum menang. "Iya,aku tidak menyangka."
"Penantianmu selama empat tahun menyukai Axel,akan berakhir bahagia. Axel membalas cintamu."
"Ehm...entahlah".
"Apa maksudmu dengan entahlah?"
"Axel hanya bilang kalau hatinya terasa hangat jika menggenggam tanganku,itu saja. Apa itu bisa di artikan kalau Axel juga menyukaiku,aku juga tidak tahu."
"Jadi Axel hanya bicara begitu padamu? Aku juga tidak tahu maksudnya."
Mayra menghela nafas,dia sudah tahu kalau Nayla pasti bilang begitu. Karna Nayla adalah cewek yang selama ini pengalaman cintanya nol. Bahkan bisa di anggap dia sama sekali belum pernah merasakan cinta pada cowok.Jadi bertanya pada Nayla tentang maksud Axel sama saja dengan bertanya pada dinding. Tidak akan ada jawaban.
***
Nathan sedang sesi pemotretan.
Studio itu dipenuhi cahaya putih yang jatuh dari softbox besar di kiri dan kanan. Nathan berdiri di tengah set, satu tangan menyelip di saku celana, satu lagi mengangkat kerah jaket denimnya. Senyum kecil,yang hanya muncul saat dia sedang benar-benar menikmati sesuatu menggantung di sudut bibirnya.
“Arahin dagu sedikit ke kiri,” suara fotografer terdengar.
Nathan tidak menjawab, hanya menggeser dagunya perlahan. Rambut cokelatnya jatuh sedikit menutupi mata, membuatnya terlihat seperti model yang tak sengaja dipotret saat sedang menunggu giliran. Natural, tapi memukau.
Kilatan lampu kamera meledak berkali-kali.
Nathan berganti pose, memiringkan tubuh, lalu menurunkan jaketnya hingga menempel longgar di siku. Ia menghembuskan napas pendek, membuat poni tipisnya tergerak sedikit. Beberapa kru di belakang kamera saling berbisik, terpukau.
“Nice! Hold that!” seru fotografer lagi.
Nathan menatap ke arah lensa, tatapannya jernih dan tenang seolah dia bukan sedang difoto, tapi sedang berbicara diam-diam pada seseorang di balik kamera. Hanya dia yang tahu siapa.
Sudut bibirnya terangkat lagi.
Shoot demi shoot tertangkap dengan sempurna.
Di monitor, wajah Nathan muncul.Hangat, effortless, dan punya aura yang bikin orang susah berpaling.
Seperti biasa, dia tidak perlu berusaha keras.
Sorotan kamera seakan otomatis jatuh cinta padanya.
"Bagus sekali Nathan,kau memang di lahirkan sebagai model. Tidak ada pekerjaan lain yang cocok untukmu selain ini." Ucap Morgan sebagai CEO agensi.
Nathan tersenyum tipis,"Apa kamu tahu kalau aku ini lahir,bagaimana kalau aku ternyata ciptaan?"
Ucapan Nathan sedikit membuat suasana terhenti. Seolah menerka-nerka apa maksud di baliknya.
Lalu Morgan tertawa kecil,mencoba menetralkan suasana."Anak muda sepertimu memang suka bercanda ya."
Hans yang tahu arah bicara Nathan diam saja, menghela nafas lalu mencoba bersikap normal.
"Oke baiklah,aku akan menghubungi managermu lagi untuk sesi pemotretan selanjutnya.Terimakasih untuk hari ini ya." Ucap Morgan sambil mengulurkan tangan bersalaman.
Namun setelah bersalaman,Morgan merasa aneh di telapak tangannya.Ada rasa dingin yang tak biasa dari telapak tangan Nathan. 'Aneh sekali,kenapa kulitnya dingin seperti mayat.' lirih hatinya.
Nathan tersenyum miring,melihat Morgan yang membolak balikkan tangannya dengan wajah penuh tanya.
Hans berdiri, memukul pundak Nathan pelan.
"Hei,kau apakan bos tadi.Kenapa dia bingung begitu."
"Aku hanya meminta energinya sedikit."
"Sedikit? Kalu sedikit dia tidak akan kebingungan begitu. Pasti kau menyedotnya."
"Energi bos rasanya berbeda aku tidak bisa menahannya Hans." Ucap Nathan sambil tersenyum smirk.
Hans hanya melengos,sudah tahu tabiat Nathan.
Hans sudah tahu,bahwa Nathan adalah manusia ciptaan hasil eksperimen. Tapi,di balik eksperimen itu sebenarnya yang terjadi adalah...
*
*
*
~ Salam hangat dari Penulis🤍