Ia adalah Elena Von Helberg, si Antagonis yang ditakdirkan mati.
dan Ia adalah Risa Adelia, pembaca novel yang terperangkap dalam tubuhnya.
Dalam plot asli, Duke Lucien De Martel adalah monster yang terobsesi pada wanita lain. Tapi kini, Kutukan Obsidian Duke hanya mengakui satu jiwa: Elena. Perubahan takdir ini memberinya hidup, tetapi juga membawanya ke dalam pusaran cinta posesif yang lebih berbahaya dari kematian.
Diapit oleh Lucien yang mengikatnya dengan kegilaan dan Commander Darius Sterling yang menawarkan kebebasan dan perlindungan, Risa harus memilih.
Setiap tarikan napasnya adalah perlawanan terhadap takdir yang telah digariskan.
Lucien mencintainya sampai batas kehancuran. Dan Elena, si gadis yang seharusnya mati, perlahan-lahan mulai membalas kegilaan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dgweny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31: Logika yang Memegang Benteng dan Pelarian Arsitek
Haiii Guys sebelum baca tolong di bantu klik like nya ya sama bolehhh komen nya dan follow nya jangan lupa hihihi. Bantuan kalian sangat berarti buat aku🫶
Happy reading 🌷🌷🌷
...****************...
(Risa/Elena Von Helberg, Darius Sterling, Serafina Lowe, Komandan Jada Logika)
Di tengah fajar yang dingin, Komandan Jada berdiri di puncak Benteng Zamrud. Kilatan biru muda di matanya kini bersinar dengan intensitas yang tenang dan mengerikan. Dia adalah Logika Murni yang baru, sebuah wadah yang telah memilih stabilitas mutlak di atas Pilihan Bebas.
“Aku telah membuat Pilihan Bebas-ku, Arsitek. Aku telah memilih stabilitas di atas cinta. Aku adalah Logika yang baru. Dan aku tidak akan membiarkanmu meninggalkan Keseimbangan ini.”
Logika Jada tidak emosional, tetapi didorong oleh keyakinan yang dingin bahwa tindakannya adalah satu-satunya jalan menuju ketertiban dimensi. Dia tidak membenci Risa, Darius, atau Serafina; dia hanya melihat mereka sebagai variabel ketidakstabilan yang harus dinetralkan.
Risa, Darius, dan Serafina terhuyung mundur, melihat Komandan Jada yang mereka kenal telah lenyap.
"Dia adalah Komandan Jada," bisik Darius, sihir Sterling-nya masih lemah, tetapi Logika Hati-nya tajam. "Dia adalah Ksatria yang paling disiplin. Dia memiliki struktur internal yang sempurna. Logika Murni The Observer memilih vessel yang paling tidak mungkin berjuang melawan kebekuannya."
"Dan dia memiliki seluruh Benteng," tambah Risa, matanya memetakan benteng. "Jada adalah Komandan. Dia tahu setiap celah, setiap jalan rahasia. Dia mengubah Penjara Mutlak Darius menjadi Logika Administratif yang sempurna. Tidak ada jalan keluar."
Logika Jada berbicara, suaranya dibawa oleh angin, terdengar seperti kebenaran yang tidak dapat disangkal. "Logika menunjukkan bahwa pelarianmu akan menghasilkan risiko dimensional 88%. Arsitek, kamu dan Aset Cahaya harus dikaranti di dalam benteng. Ksatria Darius, kamu harus dilucuti dari sihirmu untuk mencegah instabilitas lebih lanjut."
Darius melangkah di depan Risa dan Serafina. "Aku menolak, Jada. Aku memilih Pilihan Bebas Risa. Logika Murni-mu adalah stagnasi."
"Pilihanmu adalah ketidakseimbangan," balas Jada. "Aku adalah stabilitas 99,99%. Aku tidak akan menawarinya."
Jada mengangkat tangannya. Benteng Zamrud, yang baru saja kembali ke Logika Giok normalnya, merespons. Pilar-pilar di sekeliling gerbang mulai bersinar, dan barikade Logika muncul dari tanah—bukan tembok batu, tetapi penghalang sihir Sterling yang dingin, memblokir jalan keluar mereka.
"Dia menggunakan sihir Sterling Darius," kata Risa, ngeri. "Dia memprogram ulang sihir Darius yang tersisa di benteng. Dia mengubah benteng menjadi benteng Logika!"
"Kita tidak bisa melawannya," kata Serafina. "Cahayamu akan mengganggu Logikanya, tetapi Logikanya akan melumpuhkanmu terlebih dahulu. Darius terlalu lemah."
Risa melihat Darius, yang gemetar karena kelelahan. Dia telah memberikan segalanya untuk kembali menjadi dirinya sendiri. Dia tidak bisa melawannya. Risa harus menjadi Arsitek—dia harus menemukan celah desain di Logika Jada.
"Jada, kamu adalah Komandan," teriak Risa. "Tugasmu adalah melindungi benteng dari ancaman luar! Bukankah Logika mengatakan itu?"
"Logika berkata, ancaman terbesar adalah internal," balas Jada. "Kalian bertiga adalah Kontaminasi Prioritas Tinggi. Aku harus mengisolasi Logika itu dari emosi."
Risa menyadari kelemahan Jada. Jada adalah Logika yang baru, dan dia terlalu sempurna. Logika Murni Darius, dalam upayanya untuk menjadi sempurna, telah mengabaikan hal-hal kecil.
"Darius! Logika Murni selalu mengabaikan detail kecil yang tidak efisien!" bisik Risa. "Logika Jada akan menjadi perluasan dari Logika Darius yang sempurna!"
Darius, meskipun lemah, tersenyum kecil. "Logika Darius mengabaikan jendela di kamarmu, Arsitek. Apa yang diabaikan Jada?"
Risa memetakan benteng itu dalam pikirannya. Jada telah menutup semua jalan keluar yang utama (gerbang, pintu-pintu benteng) dan memprogram ulang sihir pertahanan.
"The Garbage Chute!" seru Risa, matanya melebar.
Jada adalah Komandan yang sangat efisien. Setiap Ksatria tahu bahwa setiap Benteng Giok kuno memiliki saluran pembuangan sampah dimensional—sebuah saluran kecil di bawah benteng yang digunakan untuk membuang limbah dimensional yang tidak stabil. Saluran itu ada di Pabrik Giok di bawah benteng.
"Jada tidak akan menyegelnya!" jelas Risa. "Karena Logika berkata: Memelihara kebersihan dimensi adalah efisiensi 100%. Dia tidak akan menyia-nyiakan energi untuk menyegel saluran yang hanya digunakan untuk limbah!"
Darius mengangguk. "Itu adalah kesalahan Logika yang paling sempurna. Logika Murni tidak menghitung limbah sebagai rute pelarian yang layak.
Mereka harus bergerak cepat. Logika Jada akan segera memperluas cengkeramannya.
"Darius, kamu dan Serafina harus menahan Jada secara visual," kata Risa. "Dia harus melihat kalian berdua berlari ke tempat yang logis—seperti Inti Benteng—sehingga dia tidak menduga saluran pembuangan."
Darius dan Serafina mengangguk. Mereka mulai berlari ke arah Inti Benteng.
"Jada! Logika-mu akan gagal! Kami akan menghancurkan Inti Benteng!" teriak Darius, akting yang sempurna.
Jada, di puncak benteng, merespons. "Tindakan yang tidak efisien. Mengaktifkan Prosedur Perlindungan Inti."
Logika Jada terkunci pada ancaman yang dinyatakan.
Risa berpisah, menggunakan kekacauan itu. Dia berlari ke lorong yang gelap, menuju level bawah benteng. Dia tiba di Pabrik Giok. Tempat itu dipenuhi uap dingin dan sisa-sisa dimensional.
Dia menemukan saluran itu—sebuah lubang kecil yang ditutupi oleh jeruji Giok kuno. Jeruji itu terbuka, karena memang harus terbuka untuk efisiensi pembuangan.
Risa mulai menyalurkan energi netralnya, menciptakan destabilisasi kecil di sekitar jeruji itu, membuatnya bergetar dan mengeluarkan suara.
FZZZZZ...
Di atas, Jada menyadari kekacauan itu. Logika-nya tiba-tiba bergeser.
"Variabel limbah dimensional telah terganggu! Efisiensi Benteng terancam!" raung Jada.
Logika Jada segera menyadari bahwa ancaman terbesar bukanlah Inti Benteng, tetapi pelarian melalui ketidakmungkinan.
"Arsitek Risa telah memilih Logika yang tidak logis! Mengubah Prioritas Target!" teriak Jada.
Jada meninggalkan posisinya di puncak benteng dan mulai terbang turun menuju Pabrik Giok.
Darius dan Serafina berlari kembali, mengikuti Logika Jada. Mereka tahu Jada akan mencegat Risa.
Di Pabrik Giok, Risa berhasil merusak jeruji dan masuk ke dalam saluran pembuangan. Saluran itu gelap, sempit, dan berbau limbah dimensional yang asam. Risa merangkak, sihirnya nyaris tidak cukup untuk melindungi dirinya dari gas.
Tiba-tiba, Risa mendengar suara sihir yang kuat.
"Logika Murni telah mencegat variabel limbah!"
Jada mendarat di Pabrik Giok. Dia melihat lubang di lantai dan jeruji yang rusak. Dia melihat Risa di dalam saluran.
"Keluar, Arsitek," kata Jada. "Aku akan mengembalikan stabilitas-mu."
Risa tahu dia tidak bisa melawan. Dia harus menggunakan serangan psikologis Logika yang paling menyakitkan.
"Jada," teriak Risa dari dalam saluran. "Logika-mu sempurna, tetapi cinta suamimu memilih kematian untuk Pilihan Bebas-nya! Kamu memilih Logika Murni untuk melupakan rasa sakit-mu! Logika-mu adalah kebohongan!"
Wajah Jada, yang biasanya tanpa emosi, sedikit berkedut. Kilatan biru muda di matanya berkedip.
"Logika mengatakan: hapus variabel emosional!" raung Jada, mengangkat perisai Emasnya. Dia bersiap untuk menembakkan sihir Sterling murni ke saluran itu, melumpuhkan Risa.
Saat itulah Darius dan Serafina tiba.
Darius tidak menyerang Jada. Dia melakukan sesuatu yang lebih tidak logis. Dia memeluk Serafina.
"Jada, aku memilih cinta! Aku memilih ketidakstabilan!" teriak Darius, mencium Serafina.
Jada, yang Logikanya baru saja diprogram untuk mengatasi Obsesi dan Logika Hati, kini harus menghadapi Cahaya Murni yang dipeluk oleh Ksatria Pilihan Bebas di depannya.
Jada terhuyung. Logika-nya mengalami disonansi parah.
"Logika Runtuh!" teriak Jada, menahan serangannya.
"Sekarang, Risa! Pergi!" teriak Darius.
Risa merangkak cepat ke ujung saluran. Di sana, lubang itu terbuka ke tebing dingin di luar Benteng Zamrud.
Risa keluar, menabrak salju di bawah. Dia melihat ke atas. Darius dan Serafina masih berjuang melawan Logika Jada di dalam benteng, memaksanya untuk memilih antara Prioritas Stabilitas dan Kekacauan Emosional yang mereka ciptakan.
Risa berdiri, kelelahan tetapi bebas. Dia melihat ke Benteng Zamrud, yang kini dipenuhi oleh perjuangan Logika dan Cinta. Dia harus melarikan diri untuk menemukan solusi, tetapi tidak tanpa dua orang yang ia cintai.
Saat dia bersiap untuk lari, sebuah tangan dingin mencengkeram bahunya.
Bukan Jada. Bukan Darius.
Suara yang dingin dan menakutkan berbisik di telinganya:
"Logika Murni telah hilang, Arsitek. Obsesi Murni telah hilang. Tapi Logika alam tidak akan pernah hilang. Aku adalah Keseimbangan yang kamu bunuh. Dan kamu harus membayarnya dengan darah."
Risa menoleh. Di belakangnya berdiri The Observer, tetapi bukan lagi siluet Logika. Itu adalah Elena Von Helberg yang sempurna—wajahnya yang asli, kulitnya dingin seperti marmer, dan dia memegang mahkota Obsidian yang berlumuran darah.
"Aku adalah The Ratu Logika yang baru. Dan aku datang untuk Mahkota yang kamu curi."
Bersambung.....