NovelToon NovelToon
Kutukan Cinta Terlarang

Kutukan Cinta Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Duniahiburan / Cinta Terlarang / Office Romance / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:715
Nilai: 5
Nama Author: Cerita Tina

Luna tak pernah bermimpi bekerja di dunia hiburan, ia dipaksa pamannya menjadi manajer di perusahaan entertainment ternama.

Ia berusaha menjalani hidup dengan hati-hati, menaati aturan terpenting dalam kontraknya. Larangan menjalin hubungan dengan artis.

Namun segalanya berubah saat ia bertemu Elio, sang visual boy group yang memesona tapi kesepian.

Perlahan, Luna terjebak dalam perasaan yang justru menghidupkan kembali kutukan keluarganya. Kejadian aneh mulai menimpa Elio, seolah cinta mereka memanggil nasib buruk.

Di saat yang sama, Rey teman grup Elio juga diam-diam mencintai Luna. Ia justru membawa keberuntungan bagi gadis itu.

Antara cinta yang terlarang dan takdir yang mengutuknya, Luna harus memilih melawan kutukan atau
menyelamatkan orang yang ia cintai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cerita Tina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cokelat Terakhir

Hari-hari berikutnya berlalu dengan sangat sibuk, tapi Luna pelan-pelan bisa melewatinya.

Seorang putri kesayangan yang dulu jarang melakukan kegiatan rumahan, sekarang mendadak sibuk mengurus delapan 'kurcaci' yang tiba-tiba datang mengisi hidupnya.

Dulu, hari-harinya dipenuhi catatan kuliah, buku tebal, dan tugas-tugas kampus. Kini, pagi-paginya diwarnai dengan teriakan riuh anak muda yang saling berebut sarapan dan kamar mandi.

Lucunya, ia tidak merasa kehilangan apa pun. Justru ada ruang baru di hatinya yang terasa lebih hidup.

Namun dibalik itu, ada satu kegiatan yang membuatnya semangat. Jadwal seminggu sekali mengantarkan Elio untuk tugas personalnya.

Hari itu, saat jam istirahat di salah satu stasiun TV, Luna duduk di sudut ruang tunggu dengan ponsel di tangannya. Ia menemukan sebuah game buatan fans yang sedang viral, 'Tes kecocokan antara fans dan member Neonix"

“Ah, para fans ini memang ada-ada saja,” gumam Luna sambil terkekeh kecil.

Ia iseng menekan tombol start dan memilih karakter dengan ciri-ciri yang mirip dirinya.

Hasilnya memunculkan dua kandidat. Rei, si lead dancer sekaligus produser dan Elio dancer sekaligus visual grup itu.

Luna mengangkat alisnya. “Kebetulan sekali, dua-duanya jago menari. Hobi yang sama denganku,” batinnya.

Ia akhirnya menekan perbandingan untuk nama kedua member neonix itu. Lalu hasilnya nama Elio muncul di layar.

Senyum kecil muncul dibibir Luna. Ia spontan melirik ke depan, Elio sedang duduk santai di sofa, memainkan game di ponselnya sendiri.

Pandangan mereka bertemu tanpa sengaja, Luna buru-buru menunduk dan berpura-pura fokus pada ponselnya.

Sesaat kemudian, Luna meliriknya lagi diam-diam. Elio, yang merasa diperhatikan, melirik balik.

Dia curiga, "Sepertinya ada sesuatu." pikir Elio.

Ia bangkit, mendekat dengan langkah ringan, lalu dengan gerakan cepat mencoba merebut ponsel di tangan Luna.

“Hei! Apa-apaan kau!” seru Luna terkejut sambil berusaha menahan ponselnya.

Namun tangan Elio lebih panjang dan gesit. Ia berhasil merebut ponsel itu, matanya membaca layar dengan cepat.

“Oh, jadi ini yang kau mainkan?” katanya dengan nada menggoda.

Di layar tertulis jelas, 'Selamat, Luna. Kau dan Elio adalah pasangan yang cocok'

Mata Elio membesar, lalu menatap Luna dengan alis terangkat, pura-pura terkejut.

“Hmm, kau nakal juga ya,” ujar Elio yang melirik Luna sambil terkekeh.

Pipi Luna langsung memerah. “Hei, aku cuma iseng mencoba game buatan fans, lagipula aku harus memeriksa sejauh mana mereka bertindak.”

“Oh ya? Benarkah cuma iseng?” balas Elio setengah berbisik, seolah menikmati ekspresi malu Luna.

Luna cepat-cepat merebut kembali ponselnya. “Dasar usil!” katanya sambil menjulurkan lidah singkat, kemudian berbalik dan meninggalkan Elio untuk menyembunyikan wajahnya yang panas.

Elio hanya tertawa kecil, “Dasar ceroboh,” gumamnya sambil menggeleng.

***

Malam sudah larut. Asrama itu sudah sepi, hanya suara kipas angin ruang tengah yang berputar lambat.

Elio keluar dari kamarnya, mengucek mata sambil berjalan ke dapur. Tapi langkahnya terhenti saat melihat Luna masih duduk di ruang tengah dengan laptop terbuka dan wajah yang diterangi cahaya layar.

Gadis itu tampak lelah, tapi matanya masih berusaha fokus. Luna memang begitu. Sekali ia mulai sesuatu, ia jarang berhenti sebelum selesai.

Elio berdehem pelan. “Kenapa belum tidur?” tanyanya, suaranya nyaris seperti bisikan agar tak mengagetkan.

Luna menoleh, bibirnya terangkat sedikit. “Aku tidak bisa tidur kalau ada tugas yang belum kuselesaikan.”

Elio mengangguk, lalu tanpa berkata apa-apa, ia berbalik menuju dapur. Beberapa menit kemudian, ia kembali dengan segelas coklat hangat ditangannya.

“Untukmu,” katanya pendek sambil meletakkan gelas di meja.

Luna memandangnya, agak terkejut. “Wah,Terima kasih, Elio.”

“Jangan salah paham, itu sisa cokelat terakhir,” katanya cepat, lalu pura-pura sibuk meneguk airnya sendiri.

Luna mengangguk sambil tertawa kecil.

Elio kemudian duduk di sofa seberang, menatap Luna yang kembali tenggelam dalam pekerjaannya. Jemarinya mengetik cepat, tapi sesekali matanya tampak berat.

“Kau yakin tak akan tumbang di sini?” Elio membuka suara lagi.

“Tinggal sedikit lagi." jawab Luna, tanpa menoleh.

“Baiklah,” gumam Elio. “Aku akan menemanimu sampai selesai.”

Luna mengeleng. “Tidak usah.”

Namun kata-kata itu seperti angin lalu bagi Elio. Dia memilih berbaring di sofa sambil memainkan game di ponselnya.

Luna membiarkannya, ia kembali fokus kembali dengan tugasnya.

Beberapa menit berlalu. Suara klik keyboard makin jarang terdengar. Sampai akhirnya berhenti.

Luna tertidur di sofa, tubuhnya sedikit miring, dan kacamata masih menempel di wajahnya.

Elio mendesah kecil. Ia menaruh ponselnya, lalu bangkit pelan. Tangannya membetulkan posisi kepala Luna agar tidak pegal, lalu mengambil selimut tipis dari kamarnya.

Dengan hati-hati, ia menyelimuti Luna. Ia sempat menatapnya lama. Wajah itu terlihat jauh lebih lembut saat tidur. Tidak keras kepala, hanya tenang.

“Selamat malam Luna,” bisiknya pelan.

Lalu Elio duduk kembali di sofa sebelahnya, memainkan kembali ponselnya sampai akhirnya ia pun ikut tertidur.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!