NovelToon NovelToon
Pemain Terahir DiGame Sampah Mendapatkan Class Dewa!

Pemain Terahir DiGame Sampah Mendapatkan Class Dewa!

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nocturnalz

Di dunia yang dipenuhi oleh para gamer kompetitif, Kenji adalah sebuah anomali. Ia memiliki satu prinsip mutlak: setiap game yang ia mulai, harus ia selesaikan, tidak peduli seberapa "ampas" game tersebut. Prinsip inilah yang membuatnya menjadi satu-satunya pemain aktif di "Realms of Oblivion", sebuah MMORPG yang telah lama ditinggalkan oleh semua orang karena bug, ketidakseimbangan, dan konten yang monoton. Selama lima tahun, ia mendedikasikan dirinya untuk menaklukkan dunia digital yang gagal itu, mempelajari setiap glitch, setiap rahasia tersembunyi, dan setiap kelemahan musuh yang ada.
Pada sebuah malam di tahun 2027, di dalam apartemennya di kota metropolitan Zenith yang gemerlap, Kenji akhirnya berhasil mengalahkan bos terakhir. Namun, alih-alih layar ending credit yang ia harapkan, s

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nocturnalz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14: Harta Karun Perang dan Ingatan yang Sempurna

Keheningan yang mengikuti lenyapnya Ogre itu terasa memekakkan telinga. Debu perlahan turun, menampakkan jalanan yang kini dihiasi oleh kawah baru dan bangkai mobil yang terbakar. Aku melompat turun dari atap bus, mendarat dengan ringan di aspal yang retak. Tubuhku dipenuhi kekuatan dari tiga level yang baru saja kudapatkan, tetapi otakku masih berputar karena adrenalin dan pertaruhan yang baru saja kumenangkan.

Dua pemain yang selamat—gadis penyihir bernama Miki dan prajurit berpedang bernama Ken—mendekatiku dengan hati-hati. Ekspresi mereka adalah campuran aneh antara rasa takut, hormat, dan kekaguman total.

"Itu... itu gila," kata Ken, pria yang tampak kasar itu, suaranya terdengar serak. "Kami berutang nyawa padamu. Kami tidak akan pernah bisa mengalahkannya. Siapa namamu?"

"Panggil saja aku K," jawabku singkat. Menggunakan nama asliku, Kenji, terasa terlalu personal. Sebuah nama samaran lebih cocok untuk dunia ini.

"Bagaimana kau tahu kelemahannya?" tanya Miki, matanya yang cerdas menganalisisku. "Kami sudah melawannya hampir satu jam dan tidak berhasil meninggalkan goresan yang berarti. Tapi kau... kau sepertinya tahu persis di mana harus menyerang."

Aku hanya mengangkat bahu. "Setiap musuh punya pola. Aku hanya melihat celah saat ia menyerang pilar itu," kataku, sebuah kebohongan parsial. Aku tidak akan pernah mengungkapkan rahasiaku, [Observer's Eye], kepada orang asing.

Di tempat Ogre itu lenyap, tiga item loot tergeletak, bersinar dengan cahaya samar di tengah senja. Sebuah gada tiang lampu raksasa, sepotong kulit tebal yang aneh, dan sebuah buku bersampul kulit.

Ken mengikuti arah pandanganku. Ia langsung menggelengkan kepalanya dengan tegas. "Tidak. Itu semua milikmu. Tanpamu, kami bukan hanya tidak akan mendapatkan loot itu, kami juga sudah mati. Ambillah. Itu adalah hakmu."

Miki mengangguk setuju. "Dia benar. Anggap saja itu ucapan terima kasih kami."

Aku menatap mereka sejenak. Di dunia yang kejam ini, di mana sumber daya adalah segalanya, tindakan mereka adalah sebuah bentuk penghormatan tertinggi. Mereka tahu bahwa aku berada di level yang sama sekali berbeda. Menantangku untuk mendapatkan bagian dari loot itu adalah tindakan bunuh diri. Pragmatisme dan rasa syukur telah menang.

Aku tidak menolak. Aku berjalan ke depan dan menyentuh ketiga item itu, menyimpannya langsung ke dalam [Void Storage]-ku. Tindakan ini membuat mereka semakin terbelalak. Inventaris virtual yang tak terlihat adalah kemewahan yang jelas tidak mereka miliki.

"Kami harus kembali," kata Ken setelah beberapa saat yang canggung. "Kami harus memberitahu pemimpin kami, Kaito, tentang monster ini. Dan tentang dirimu."

"Lakukan sesukamu," jawabku acuh tak acuh.

Miki membungkuk sedikit. "Terima kasih sekali lagi... K. Jika kau pernah berada di sekitar Lapangan Utama, carilah guild 'Vanguard'. Kau akan disambut sebagai pahlawan."

Dengan itu, mereka berdua berbalik dan berlari, menghilang di antara reruntuhan gedung, mungkin kembali ke kelompok mereka yang terlalu percaya diri. Aku ditinggal sendirian di jalanan yang sunyi, pikiranku sudah beralih dari pertarungan ke harta karun yang baru saja kuperoleh.

Aku kembali ke '24/7 Mart' dengan cepat. Saat aku mendekat, sebagian kecil barikade disingkirkan dan Anya melesat keluar, diikuti oleh Ryo yang tampak cemas.

"Kenji-san! Kau tidak apa-apa?!" tanya Anya, matanya memindai tubuhku mencari luka. "Kami mendengar raungan dan ledakan itu! Kami sangat khawatir!"

"Aku baik-baik saja," jawabku, menepuk kepalanya dengan canggung untuk menenangkannya. "Lebih baik dari baik-baik saja, sebenarnya. Ayo masuk. Ada sesuatu yang harus kalian lihat."

Setelah kami kembali membarikade pintu, kami bertiga berkumpul di kantor belakang, diterangi oleh cahaya stabil dari [Lentera Mana] buatan Ryo. Kegembiraan dan rasa ingin tahu terpancar dari wajah Anya dan Ryo.

"Ini adalah hasil perburuan kita," kataku sambil mengeluarkan item-item itu dari [Void Storage]-ku satu per satu.

Pertama, aku mengeluarkan gada tiang lampu raksasa. Benda itu begitu besar hingga hampir memenuhi ruangan kecil itu.

[Gada Tiang Lampu Ogre]

Jenis: Senjata (Gada Dua Tangan)

Tingkat: Rare

Kerusakan: 85-110

Efek: STR +15, VIT +5

Skill Aktif: [Earthshaker] - Hantam tanah untuk menciptakan gelombang kejut, memperlambat musuh di area kecil.

Syarat: STR 50.

Anya dan Ryo terkesiap. Senjata tingkat Rare pertama yang kami lihat. Kerusakannya sangat besar, dan efek tambahannya luar biasa. Masalahnya hanya satu. "STR-ku belum cukup," jelasku. "Aku butuh 50, dan sekarang aku baru 38. Tapi ini memberiku tujuan baru untuk alokasi poin atributku."

Selanjutnya, aku mengeluarkan kulit tebal berwarna abu-abu kehijauan.

[Kulit Ogre Keras]

Jenis: Material Kerajinan

Tingkat: Rare

Deskripsi: Kulit yang sangat tebal dan tangguh. Dapat diolah menjadi zirah berat dengan pertahanan fisik yang sangat tinggi. Membutuhkan fasilitas penyamakan kulit khusus.

Aku mendorong kulit itu ke arah Ryo. "Ini untukmu. Analisis ini."

Ryo menyentuh kulit itu dengan gemetar. Sebagai seorang [Teknisi Mana], ia bisa melihat potensi material yang tidak bisa kami lihat. Matanya melebar. "Kepadatan... dan ketahanan sihirnya... luar biasa. Aku... aku bisa membuat [Zirah Dada Ogre] dari ini. Tapi... deskripsinya bilang butuh fasilitas penyamakan kulit. Palu dan tang saja tidak akan cukup."

"Kita akan menemukannya nanti," janjiku. "Simpan saja dulu. Itu akan menjadi perlengkapan pertamamu."

Terakhir, aku mengeluarkan item yang paling membuatku penasaran. Buku bersampul kulit sederhana yang bersinar dengan cahaya putih lembut. Buku itu tidak terasa seperti buku skill [Membuat Jebakan] sebelumnya. Buku ini terasa... tenang dan mendalam.

Aku memfokuskan [Observer's Eye]-ku padanya.

[Buku Skill: Ingatan Sempurna]

Jenis: Buku Skill Pasif

Deskripsi: Memberikan skill pasif permanen [Ingatan Sempurna]. Skill ini meningkatkan memori penggunanya hingga mencapai kemampuan mengingat kembali yang absolut dan sempurna.

Deskripsi awalnya saja sudah luar biasa. Tapi ada satu baris lagi di bawahnya, sebuah catatan khusus yang ditujukan hanya untukku.

Catatan Khusus: Bagi Sang Penamat Tunggal, skill ini akan membuka kunci memori yang tidak aktif dari pengalaman Anda sebelumnya. Memungkinkan Anda untuk mengingat kembali setiap detail—setiap kelemahan tersembunyi, setiap pemicu quest yang rumit, setiap lokasi telur Paskah, dan setiap baris lore yang terlupakan—dari lima tahun petualangan Anda di dalam "Realms of Oblivion".

Aku membeku. Napasku tercekat di tenggorokan.

Anya dan Ryo menatapku dengan cemas, melihat perubahan ekspresiku. "Kenji-san? Ada apa?" tanya Anya.

Aku tidak menjawab. Pikiranku meledak. Selama ini, senjataku yang terhebat adalah pengetahuanku, ingatanku tentang game itu. Tapi ingatan manusia itu cacat. Aku telah bermain selama lima tahun. Ada ribuan detail yang pasti telah kulupakan atau salah kuingat. Aku mengingat strategi bos-bos utama, ya. Tapi bagaimana dengan resep alkimia langka yang hanya kutemukan sekali? Atau lokasi tepat dari sebuah gua tersembunyi yang berisi equipment kuat di balik dinding ilusi? Atau urutan dialog yang tepat untuk meyakinkan seorang NPC penting?

Semua detail kecil itu... terkubur di dalam benakku, tertutup oleh waktu. Skill ini tidak hanya memberiku ingatan yang lebih baik. Skill ini memberiku kembali segalanya.

Tanpa ragu sedikit pun, aku meletakkan tanganku di atas buku itu dan mengaktifkannya. "Belajar."

Buku itu larut menjadi cahaya putih murni, mengalir ke dalam diriku. Prosesnya berbeda dari sebelumnya. Tidak ada gelombang informasi baru. Sebaliknya, aku merasakan sensasi seperti sebuah bendungan di dalam pikiranku pecah.

Flash.

Sebuah ingatan muncul, sejernih kristal. Aku, lima tahun yang lalu, secara tidak sengaja jatuh ke dalam sebuah celah di pegunungan Frostpeak. Di sana, aku menemukan sebuah set zirah es yang tersembunyi, tapi aku tidak bisa mengambilnya karena levelku terlalu rendah. Aku benar-benar sudah melupakan lokasi celah itu. Sekarang... sekarang aku bisa melihat koordinat pastinya di peta mentalku.

Flash.

Ingatan lain. Aku sedang melawan monster kalajengking raksasa di gurun. Seranganku nyaris tidak melukainya. Karena frustrasi, aku melempar sebuah obor dan secara tidak sengaja mengenai antena kecil di kepalanya. Monster itu langsung lumpuh selama sepuluh detik. Sebuah kelemahan kritis yang tidak tercatat di mana pun, yang kutemukan karena kebetulan dan telah kulupakan.

Flash. Flash. Flash.

Resep, dialog, peta, strategi, kelemahan, rahasia. Lima tahun pengalaman bermain game, setara dengan puluhan ribu jam, kini terorganisir di dalam kepalaku, dapat diakses secara instan seperti sebuah database yang sempurna.

Aku membuka mataku. Dunia di sekitarku tampak sama, tetapi caraku melihatnya telah berubah selamanya.

Anya dan Ryo menatapku dengan khawatir. "Kau baik-baik saja?" tanya Ryo. "Wajahmu pucat."

Sebuah senyum perlahan tersungging di bibirku. Bukan senyum tipis yang biasa. Ini adalah senyum penuh keyakinan. Senyum seseorang yang baru saja diberikan kunci untuk menguasai seluruh dunia.

"Aku baik-baik saja," kataku, suaraku terdengar lebih tenang dan lebih berwibawa dari sebelumnya. "Aku lebih baik dari sekadar baik-baik saja."

Aku berdiri. Sebelum ini, aku hanyalah seorang pemain veteran yang beroperasi berdasarkan ingatan yang kabur. Aku memiliki sebuah buku panduan yang halamannya banyak yang robek dan tulisannya pudar.

Sekarang, berkat skill ini, setiap kata, setiap gambar, setiap catatan kaki di buku panduan itu telah dipulihkan dalam resolusi sempurna.

"Ryo," kataku dengan nada baru. "Besok, kita akan mencari material untuk membuat tungku peleburan portabel. Aku tahu di mana menemukan bijih besi berkualitas tinggi dan inti api untuk menyalakannya."

Aku menoleh pada Anya. "Anya, kita akan berburu monster bernama 'Stalker Cat'. Urat mereka adalah yang terbaik untuk membuat tali busur. Aku tahu persis di mana sarang mereka dan bagaimana cara memancing ratunya keluar."

Mereka berdua menatapku dengan kagum, terpana oleh detail dan kepastian dalam rencanaku.

Aku telah menjadi lebih dari sekadar pemain yang beruntung. Aku telah menjadi ensiklopedia berjalan dari dunia ini. Keuntunganku yang tadinya besar, kini telah menjadi absolut. Perjalananku menuju puncak baru saja mendapatkan jalan tol pribadi tanpa batas kecepatan.

1
Babymouse M
Uppppp🔥
Mamimi Samejima
Gak pernah kepikiran plot twist-nya seunik ini! 🤯
Shishio Makoto
Cepat update, jangan biarkan kami menunggu terlalu lama!
Nocturnalz: terimakasih dukungannya, saya usahakan untuk update secepatnya
🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!