Bagi Nadin, bekerja di perusahaan besar itu impian. Sampai dia sadar, bosnya ternyata anak tetangga sendiri! Marvin Alexander, dingin, perfeksionis, dan dulu sering jadi korban keisengannya.
Suatu hari tumpahan kopi bikin seluruh kantor geger, dan sejak itu hubungan mereka beku. Eh, belum selesai drama kantor, orang tua malah menjodohkan mereka berdua!
Nadin mau nolak, tapi gimana kalau ternyata bos jutek itu diam-diam suka sama dia?
Pernikahan rahasia, cemburu di tempat kerja, dan tetangga yang hobi ikut campur,
siapa sangka cinta bisa sechaotic ini.
Yuk, simak kisah mereka di sini!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Mabuk berat
Marvin menggendong Nadin dengan satu tangan di belakang punggung dan satu lagi di bawah lututnya. Tubuh gadis itu terasa ringan, tapi tingkahnya, ya Tuhan lebih berat dari beban kerja seminggu di kantor.
“Marvin ... kamu wangi banget,” gumam Nadin dengan mata setengah terpejam, wajahnya menempel di dada Marvin.
“Kalau kamu terus begini, aku jatuh dari tangga, Nad.” Marvin menghela napas, tapi sudut bibirnya tak bisa menahan senyum. Dengan cepat ia membawa Nadin menaiki tangga menuju kamar. Setiap langkah, Nadin mengigau hal-hal aneh.
“Marvin, aku tuh dulu suka sama kamu, tapi kamu dingin banget! Kayak kulkas sepuluh pintu!”
Marvin menahan tawa, “Dan kamu sekarang ngomong gitu di pelukanku?”
“Hmm … iya, karena kamu ganteng banget. Masa CEO seganteng ini suamiku sendiri.”
Marvin menggeleng sambil terkekeh kecil. “Mabuknya parah juga ya.”
Begitu tiba di kamar, ia menurunkan Nadin di tepi ranjang. Tapi bukannya langsung tidur, Nadin malah memandang Marvin dengan tatapan penuh kagum.
“Marvin … kamu tahu nggak, aku tuh nggak pernah lihat cowok se-perfect kamu. Kamu tuh kayak ... kayak pahlawan drama Cina yang keluar dari poster!”
Marvin menatapnya tak percaya, lalu menunduk pelan. “Kalau kamu sadar besok, aku pastikan kamu malu setengah mati.”
Tapi Nadin tak berhenti, dia berdiri, memutar tubuhnya seperti menari, lalu menabrak Marvin sampai pria itu terpaksa menangkapnya lagi.
“Aduh, Nadin … kamu mau jatuh.”
“Enggak, aku mau cium kamu,” katanya polos sambil menatap wajah Marvin dari jarak yang nyaris tak masuk akal. Marvin menelan ludah, pipinya mulai panas.
“Nadin...” katanya tegas, “tidur.”
Tapi bukannya patuh, Nadin malah mencubit pipinya.
“Gantengnya suamiku … aku nggak nyangka bisa punya suami sekeren ini.”
Marvin mengusap wajahnya, antara ingin tertawa atau kabur ke kantor lagi. Akhirnya, dengan sabar dia menyeret Nadin ke kamar mandi. “Oke, mandi dulu biar sober.”
Begitu pintu kamar mandi terbuka, Nadin menggeleng keras.
“Nggak mau! Aku nggak mau berendam. Airnya dingin!”
“Air hangat, Nad.”
“Dingin!”
“Nggak.”
“Iya!”
Marvin mendesah, memutar keran, dan mulai menyiapkan bathtub dengan air hangat serta sabun busa.
“Nih, udah hangat, cepat masuk sebelum aku...”
Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, tangan Nadin menempel di pergelangan tangan Marvin dan menarik dengan kekuatan tak terduga.
“Kalau kamu maksa aku mandi, kamu juga ikut!”
“Nadin!”
Air di bathtub bergoyang lembut saat Nadin dan Marvin jatuh bersamaan. Suara cipratan air menggema di kamar mandi yang beraroma mawar. Nadin langsung menatap Marvin dengan wajah kaget, rambutnya basah menempel di pipi, dan matanya berbinar seperti anak kecil yang ketahuan nakal.
“Ini salah kamu!” katanya cepat.
Marvin mengangkat alis, setengah menahan tawa. “Aku? Kamu yang narik tanganku duluan.”
“Ya, tapi ... kamu berat!”
“Oh, jadi sekarang salah berat badanku?” jawab Marvin datar, namun sudut bibirnya terangkat. Nadin berdecak, hendak berdiri, tapi licin. Ia malah tergelincir lagi dan tubuhnya jatuh tepat di dada Marvin. Seketika keduanya terdiam. Napas mereka saling bertaut, hanya terdengar degup jantung dan gemericik air.
Marvin menatap mata istrinya lama. “Kamu selalu bikin aku repot, tahu nggak?”
Nadin mengerling. “Kalau kamu capek, ganti aja istrinya.”
“Sayangnya aku nggak bisa,” jawab Marvin, suaranya menurun satu oktaf, lembut tapi menggetarkan.
Nadin hendak menegur, tapi kata-katanya lenyap ketika tangan Marvin menyentuh wajahnya. Sentuhan itu ringan, hati-hati, seolah ia takut Nadin menghilang. Pandangan mereka terkunci, dan dalam satu tarikan napas yang sama dunia seperti berhenti.
Ciuman itu datang pelan, hangat, gugup dan tapi jujur. Tidak ada desakan, hanya kejujuran yang lama disembunyikan. Nadin sempat membeku, tapi kemudian ia menutup matanya, membiarkan waktu berjalan tanpa pikir panjang. Suara air, napas yang tercekat, dan tawa kecil di antara mereka membuat malam itu terasa lembut.
Ketika akhirnya keduanya berpisah, Nadin bersembunyi di dada Marvin, wajahnya memerah hingga telinganya ikut panas.
“Jangan pikir macam-macam, ya. Aku cuma ... terbawa suasana,” gumamnya cepat.
Marvin tersenyum samar. “Tenang, aku juga cuma ... ikut suasana.”
“Bo ... bohong,” jawab Nadin gugup, menepuk dadanya pelan.
Marvin tertawa kecil, kali ini benar-benar lepas. Ia meraih handuk, menutupi bahu Nadin, lalu mengangkatnya keluar dari bathtub dengan lembut.
“Sudah, ayo tidur. Kalau kamu kedinginan, aku tanggung jawab.”
“Ng ... nggak usah tanggung jawab terlalu jauh!”
“Sayangnya aku sudah suamimu, Nad,” ujarnya santai sambil berjalan ke kamar, meninggalkan Nadin yang mukanya merah padam.
Di tempat tidur, Nadin akhirnya terlelap dengan rambut masih sedikit lembap. Marvin menatap wajahnya lama, jemarinya sempat menyentuh ujung hidung Nadin pelan.
“Lucu banget sih kamu,” bisiknya pelan. “Kalau kamu tahu sejak kapan aku jatuh cinta, kamu pasti bakal teriak.” Dia mematikan lampu, menyelimuti keduanya, dan malam itu untuk pertama kalinya, Marvin merasa rumahnya tidak lagi kosong.
Namun, tiba- tiba tangan Nadin bergerak pelan di bawah selimut.
"Nad," bisik Marvin menahan tangan Nadin saat itu menatap kedua mata Nadin yang masih terpejam.
rasanya pengen tak getok aja tuh kepalanya Anita biar gegar otak sekalian . jadi orang kok murahan banget mau merebut suami orang .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
sampai bacanya gemes tolong pelakor di hempaskan biyar kapok dan kena karmanya....
heeee lanjut Thor semangat 💪
tapi ingat aja Anita.... kamu gak akan menang melawan wanita bar-bar seperti Nadin Alexander .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
dan ternyata drama ibu hamil masih berlanjut terus . bukan Nadin yang hamil yang bikin heboh , tapi Marvin suaminya malah sekarang ditambah mertuanya .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
tapi pantes aja sih kelakuan Anita kayak gitu , orang ajaran dan didikan ibunya juga gak bener .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
apalagi sekarang Nadin lagi hamil makin sayang dan cinta mereka makin tumbuh lebih besar .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
selamat ya Nadin dan Marvin , semoga kehamilannya berjalan lancar hingga lahiran nanti .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍