NovelToon NovelToon
Sopirku Mantan Dosaku

Sopirku Mantan Dosaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Saling selingkuh / Cinta Terlarang / Mantan / Romansa / Cintapertama / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Laila_Anta

Pernikahan seharusnya membuka lembaran yang manis. Tapi tidak bagi Nayara, dia menyimpan rahasia kelam yang akhirnya merenggut kebahagiaannya.

Suaminya membencinya, rumah tangganya hampa, dan hatinya terus terjerat rasa bersalah.

Hingga suatu hari sumber masalahnya sendiri datang dan berdiri dihadapannya, laki-laki yang kini memperkenalkannya sebagai sopir pribadi.

“Sudah aku katakan bukan. Kamu milikku! Aku tidak akan segan mengejarmu jika kau berani meninggalkanku.”

Apakah Nayara akan mempertahankan rumah tangganya yang hampa atau kembali pada seseorang dimasa lalu meski luka yang ia torehkan masih menganga dihatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laila_Anta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Tubuh Mona bergetar. Tangisnya terdengar pilu.

Bian memejamkan mata untuk menahan gejolak sekaligus sesak di dada. Ia dihadapkan dengan keputusan berat.

Bagaimana tidak? Ia ingat sudah berjanji akan menjadikan Nayara istri satu-satunya di dalam hidupnya. Jika ia harus bertanggungjawab pada Mona, maka secara otomatis ia akan mengingkari janjinya sendiri.

Tapi, jika ia tidak menikahi Mona. Maka ia sudah menjadi laki-laki paling brengsek. 'Benar yang Mona katakan. Mungkin setelah ini tidak akan ada laki-laki yang mau menerimanya. Sama sepertiku yang sulit menerima Nayara setelah tau jika ia sudah tidak suci lagi.' Gejolak batin yang saling berperang membuat kepala Bian berdenyut.

'Aku tidak mungkin mengabaikannya. Dan bagaimana jika benar ia hamil hasil dari perbuatan kami semalam.'

Bian memijat pelipisnya yang sejak tadi menegang. Laki-laki itu nampak menghela nafas berat. "Bangunlah," perintahnya.

Mona menggeleng, mengeratkan tangan yang melingkari kaki panjang Bian.

"Kita harus segera pulang. Setelah sampai, aku akan langsung menikahi mu," putus Bian akhirnya.

Mona mendongak. "Anda serius?"

Laki-laki itu mengangguk mantap. "Walau bagaimanapun aku memang harus bertanggungjawab atas kejadian ini." Mengayunkan kaki hingga tangan Mona terlepas begitu saja. Bian masuk ke kamar mandi tanpa menatap Mona sama sekali.

Wanita itu kembali mengeratkan selimut yang hampir terlepas dari tubuh. Senyum seringai muncul di sudut bibirnya.

* * *

Beberapa bulan telah berlalu.

Bian begitu apik menyembunyikan pernikahan keduanya. Nayara yang tidak pernah keluar rumah dan tidak pernah menuntut apapun dari suaminya justru membuat Bian begitu nyaman membagi waktu dengan kedua istrinya.

Dengan alasan lembur atau pergi keluar kota, membuat laki-laki itu dengan mudah menghabiskan waktunya bersama istri keduanya.

Dan sejak saat itu pula, hubungannya dengan Nayara sama sekali tidak ada kemajuan seperti yang sudah dijanjikan nya waktu itu. Bian terlalu nyaman dengan perlakuan dan servis Mona di atas ranjang hingga tidak lagi memperhatikan keberadaan istri pertamanya di rumah.

Hari-hari Nayara semakin hampa, ia benar-benar terkurung dalam sangkar emas yang dibuat suaminya. Dan selama itu pula ia tidak pernah bertemu dengan seorangpun selain bi Yati yang setia menghiburnya.

Di tempat lain.

Hari yang ditunggu oleh Dev. Hari ini ia akan resmi diangkat dan diperkenalkan pada dewan direksi sebagai pewaris sah sekaligus pengganti ayahnya.

Tuan Wisnu resmi mundur dan menyerahkan perusahaan pada putranya. Ia sangat percaya, setelah melihat kinerja dan kegigihan Dev yang berhasil membuat perusahaannya semakin berkembang pesat.

"Ayah bangga padamu, Dev. Kini sudah saatnya tahta ini aku serahkan padamu. Ayah yakin perusahaan ini akan semakin sukses dibawah kepemimpinan mu." Menepuk bahu Dev bangga.

"Terimakasih, Ayah."

"Ayah minta satu hal lagi," ajarnya serius. "Cepat nikahi tunanganmu. Dengan begitu ia akan membantumu untuk lebih berjaya dengan posisimu saat ini."

Wajah Dev tiba-tiba berubah. Dan pak Wisnu menyadari hal itu. "Melisha akan membuat kedudukanmu semakin kokoh. Percayalah pada ayah."

"Nanti sore ayah akan mengadakan pertemuan dengan Melisha dan ayahnya untuk membahas pernikahan kalian." Sekali lagi menepuk bahu Dev sebelum melangkahkan kakinya keluar dari ruangan putranya.

Dev menyeringai. "Silahkan atur saja semau mu, Tuan. Dan aku akan memutuskan semauku juga. Kita lihat, akan ada kejutan apa nanti sore," tersenyum licik.

Sekretaris Ram masuk dan tersenyum melihat bosnya kini duduk di atas tahta tertinggi di perusahaan.

"Wah, bos. Anda benar-benar menakjubkan," ucapnya memuji. "Selamat, anda sudah berhasil mencapai keinginan anda."

"Terimakasih, Ram. Semua ini tidak luput dari kerja kerasmu juga. Aku akan memberikan bonus besar untukmu." Dev menarik sudut bibirnya. "Karena setelah ini akan ada banyak pekerjaan yang harus kau atasi selama aku berjuang mengambil milikku yang lain."

Sekretaris Ram menarik nafasnya kasar. Ia paham betul apa yang diinginkan atasannya tersebut. "Selama anda percaya, saya akan berusaha agar membuat anda puas, bos."

Dev berdiri menghampiri sekretaris Ram. "Tentu saja, selama ini kau satu-satunya orang yang aku percaya. Dan hanya kau satu-satunya orang yang mengerti keinginan terbesarku." Menepuk bahu laki-laki itu.

"Tentu, bos. Jika itu bisa membuat anda bahagia, apapun akan saya dukung," ucapnya mantap.

"Bagus. Kau benar-benar orang kepercayaanku dan juga sahabat terbaikku."

Sekretaris Ram menoleh dengan hati yang menghangat. Laki-laki itu tersenyum tulus. Ya. Ia sudah berjanji akan mengabdikan seluruh hidupnya pada laki-laki yang berdiri dihadapkan kini.

Dia yang merasa bukan siapa-siapa jika Dev tidak membawa dan mengajaknya masuk ke perusahaan ini.

Pertemuan pertama sekaligus perjuangan mereka untuk masuk dan kini berdiri kokoh seperti sekarang ini. Sekretaris Ram awalnya hanya pemuda biasa yang luntang-lantung di jalan membawa sebuah berkas lamaran pekerjaan yang sudah ditolak oleh beberapa perusahaan.

Meski ia lulusan sebuah universitas dengan jurusan manajemen yang cukup baik, tapi kalian tahu sendiri di negara ini menganut sistem nepotisme. Jika tidak mempunyai koneksi, ya kalian akan sukar untuk diterima dengan cepat.

Dev yang saat itu baru menginjakkan kakinya di kota, merasa mendapatkan teman baru dan mengajaknya untuk menjadi kaki tangannya.

Pertemuan pertama mereka dimulai saat keduanya duduk disalah satu kursi sebuah halaman minimarket.

"Tuan, boleh saya meminta sedikit air mineralnya," pintanya hati-hati.

Dev mendongak melihat siapa seseorang yang kini berdiri di samping mejanya.

"Saya sangat kehausan, Tuan. Seharian ini saya sudah berkeliling. Dan, uang saya habis bahkan untuk membeli air minum saja saya tidak mampu," ucapnya tertunduk. Ia memainkan jemarinya yang terasa dingin.

"Duduklah!" pinta Dev.

Ragu, pemuda itu masih belum bergeming. "Kau bilang, kau kehausan bukan. Sekarang duduklah." Melihat pemuda itu duduk. Dev malah meninggalkan tempat duduknya.

Kening pemuda itu mengkerut. Ia menatap botol mineral dingin yang sudah terbuka di atas meja. Ia menelan ludahnya sendiri.

Pemuda itu menunduk mendekap sebuah map besar di dadanya. Tidak lama Dev pun kembali dengan menenteng keresek yang cukup besar. Ia menaruhnya di atas meja.

"Ambilah. Dan isi perutmu."

Pemuda itu melihat Dev yang kembali meneguk minumannya dengan begitu santai.

"Kenapa? Apa kau tidak mau? Padahal sejak tadi kau meneladan ludahmu saat melihat minumanku." Matanya memicing. "Itu rezekimu hari ini. Jadi makanlah."

"Terimakasih, Tuan." Pemuda itu menundukkan kepalanya berulangkali.

Ia buru-buru meraih keresek yang terdapat berbagai makanan dan minuman segar di dalamnya. Tanpa canggung, pemuda itu menikmati rezekinya hari ini.

Dev mengulas senyum. 'Padahal ia bisa mengambil minumanku yang berada di atas meja tadi. Meskipun ia begitu kehausan, tapi dia tidak berani mengambilnya sebelum aku memberi.'

Dev takjub pada sikap pemuda itu. Setelah menghabiskan semua isi kresek tersebut. Barulah Dev mengutarakan niatnya.

"Kau bilang, kau sedang mencari pekerjaan bukan?"

"Iya, Tuan," jawab pemuda itu cepat.

"Kebetulan aku sedang mencari seseorang untuk membantuku selama di kota besar ini. Aku juga baru disini. Kuharap kau bisa menjadi temanku," pintanya tulus.

Wajah pemuda itu berbinar. "Saya bersedia, Tuan."

Dev menautkan alisnya. "Aku bahkan belum menyebutkan identitasku dan pekerjaan apa yang akan aku tawarkan. Kau langsung setuju begitu saja."

"Saya tidak perduli, Tuan. Yang jelas, saya ingin membalas budi atas makanan yang anda berikan hari ini. Saya bersedia melakukan apapun yang ada perintahkan," jawabnya sungguh-sungguh.

"Kau yakin kalau aku bukan orang jahat. Apa kau tidak takut aku akan menjerumuskan mu pada jalan yang salah?"

Pemuda itu nampak termenung sesaat. Lalu detik berikutnya ia menggeleng. "Saya yakin anda orang baik, Tuan. Dan saya tidak akan ragu untuk ikut dengan Anda."

Dev tersenyum puas. "Bagus. Jadi mulai hari ini kau resmi menjadi kaki tanganku. Aku akan membawamu ke setiap langkahku mulai detik ini."

Dev bahkan mengulurkan tangan kanannya. Pemuda itupun membalas dan akhirnya mereka berjabat tangan untuk memulai persahabatan mereka hingga sekarang ini.

Pemuda itu kini selalu berdiri kokoh penuh percaya diri disamping Dev yang kini menjabat sebagai seseorang tertinggi di perusahaan dan dikenal sebagai sekretaris Ram sekaligus sahabatnya hingga saat ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!