Aslan yang mengunjungi sebuah kota kecil untuk bisnis sekaligus mengobati patah hatinya justru membuat ia menikah dengan seorang gadis cantik yang bernama Nayla Putri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon penaadelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
Keesokan paginya Nayla sudah berada di dapur. Ia sedang membuat sarapan nasi goreng untuk dirinya dan Aslan. Setelah membuat nasi goreng Nayla menatanya di meja makan. Lalu ia melangkah kekamar untuk membangunkan Aslan.
Begitu sampai dikamar ia melihat Aslan masih tidur. Ia memperhatikan wajah damai Aslan saat ini.
"Kenapa saat tidur wajahnya terlihat imut tapi kalau bangun wajahnya sangat datar."batin Nayla yang masih memperhatikan Aslan.
"Mas bangun ini sudah pagi."ujar Nayla sambil menggoyangkan badan Aslan. Namun Aslan sepertinya tidak terganggu sama sekali.
"Mas bangun....."Nayla masih berusaha hingga tak lama kemudian Aslan mulai membuka kelopak matanya.
"Hmm... Jam berapa ini?"tanya Aslan dengan suara serak.
"Jam setengah tujuh mas."jawab Nayla lalu berjalan kearah jendela kamar dan membuka gordennya.
"Kamu siapin pakaian kantor saya. Hari ini saya harus ada meeting."suruh Aslan.
"Jadi hari ini kamu udah masuk kerja mas?." Tanya Nayla yang dibalas anggukan kepala dari Aslan.
"Kalau begitu aku juga ke kampus aja yah. Soalnya disini aku bingung mau ngapain."ucap Nayla dengan memelaskan wajahnya.
"Yasudah kamu siap-siap saja. Aku akan mengantar kamu terlebih dahulu kalau begitu."
"Makasih suamiku.."ujar Nayla lalu Aslan mulai memasuki kamar mandi. Sedangkan Nayla membereskan kasur lalu menyiapkan pakaian Aslan. Tak lama kemudian Aslan keluar Ndari kamar mandi.
"Aaaaaa...."teriak Nayla setelah melihat Aslan hanya memakai handuk sebatas pinggang sampai atas lutut. Hal itu membuat bagian dada dan perutnya yang sixpack terlihat. Aslan menutup telinganya mendengar teriakkan Nayla.
"Nay kamu kenapa teriak sih."ujar Aslan dengan nada kesal.
"Mas kenapa kamu keluar hanya menggunakan handuk. Kamu menodai mata aku tau nggak."ujar Nayla sambil menutup matanya.
"Yaa Tuhan. Akukan suami kamu Nay. Jadi tidak usah bersikap seperti itu."ujar Aslan.
"Nanti kamu juga bisa menikmatinya". sambung Aslan dengan suara kecil hingga Nayla tak mampu mendengar dengan jelas.
"Apa kamu bilang mas?".
"Sudahlah Nay lupakan saja."ucap Aslan lalu mulai memakai pakaiannya dihadapan Nayla.
"Mas kenapa kamu memakai pakaiannya disini. Kan kamu bisa kekamar mandi."protes Nayla lalu membalikkan badannya karena malu meskipun Aslan tak membuka handuk yang melilit di pinggang.
Aslan tak menyahuti protesan dari Nayla. Ia tetap memakai pakaiannya hingga selesai dan kini hanya tersisa dasi yang belum terpasang dilehernya.
"Nay balik badan kamu."suruh Aslan.
"Nggak mau mas."
"Saya sudah selesai memakai pakaian." Lalu Nayla mulai membalikkan badan sedikit dan benar saja Aslan sudah selesai berpakaian.
"Untuk apa?."tanya Nayla bingung karena Aslan memberikan dasinya.
"Pasangin saya dasi."
"Tapikan...." Ucapan Nayla terpotong karena Aslan langsung menyahuti
"Kamukan istri saya. Jadi sudah sewajarnya kamu melayani saya."suruh Aslan
"Biasanya juga mas pasang sendirikan."kata Nayla namun tetap memasang dasi di leher sang suami.
Aslan menatap intens wajah Nayla yang berada sangat dekat dengannya. Entah mengapa ia sangat suka menatap wajah Nayla. Setelah memasangkan dasi Nayla menaikkan pandangannya hingga akhirnya ia bersitatap dengan mata elang Aslan yang menatapnya dengan pandangan lembut. Hal itu membuat Nayla salah tingkah. Baru akan lari dari hadapan Aslan. Lebih dulu tangan Aslan melingkar di pinggang rampingnya menahan agar Nayla tidak kabur. Posisi seperti ini semakin membuat jantung Nayla berdegup kencang. Hal serupa dirasakan Aslan namun ia menutupinya dengan wajah datar.
"Nay boleh tidak saya mencoba ini."pinta Aslan sambil mengusap bibir Nayla dengan jari tangannya. Entah terhipnotis dengan ketampanan Aslan. Nayla hanya menganggukkan kepalanya. Hal itu membuat senyum Aslan tercetak dibibirnya.
Tanpa berlama-lama Aslan mendekatkan wajahnya di wajah sang istri. Nayla langsung menutup matanya. Tak lama kemudian ia merasakan benda kenyal menyentuh bibirnya.
Cup
Aslan menempelkan bibirnya di bibir kecil Nayla. Beberapa detik kemudian ia mulai m*l*m*t bibir indah tersebut. Nayla hanya diam, ia tak membalas ciuman Aslan karena hal tersebut tidak pernah ia lakukan sebelumnya sehingga Aslan dapat menyimpulkan bahwa ini adalah first kiss Nayla dan itu menambah kebahagiaan Aslan pagi ini.
Setelah merasa Nayla hampir kehabisan nafas. Aslan segera menghentikan ciumannya. Ia menatap Nayla dengan lembut sedangkan kini kedua pipi Nayla sudah memerah bak kepiting rebus. Ia mengusap bibir Nayla yang sedikit membengkak dan basah.
"Terima kasih Nay..." Ucap Aslan yang hanya dibalas anggukan oleh Nayla.
"Kalau begitu kamu siap-siap aku tunggu kamu di meja makan." ucap Aslan lalu keluar dari kamar.
Setelah itu Nayla mulai melangkah ke arah kamar mandi. Buruh beberapa menit untuknya berada dalam kamar mandi.
Sementara itu Aslan sudah duduk manis di meja makan. Senyum di bibirnya masih belum pudar hingga saat ini. Ditengah lamunannya, tak lama kemudian Nayla sudah ada dihadapannya. Ia bingung melihat sang suami yang sedang melamun sambil tersenyum sendiri.
"Mas kamu nggak papa?".tanya Nayla sambil menepuk pundak Aslan.
"Haaaaa ee..enggak kok Nay.."jawab Aslan gelagapan.
"Yaudah kita sarapan aja takutnya kamu telat. Kan harus antar aku dulu."suruh Nayla lalu mengambilkan makanan Aslan. Kemudian mereka makan dengan hikmad.
Setelah selesai sarapan Nayla segera mencuci piringnya. Kemudian mereka mulai berangkat.
Kini mereka berdua sudah berada dalam mobil.
"Kamu pulang kampus jam berapa?"tanya Aslan.
"Mungkin jam 12 mas."
"Oh baik. Aku akan menjemputmu lalu kita makan siang berdua."
"Apa kamu tidak sibuk mas. Aku bisa pulang sendiri kok."tolak Nayla
"Tidak ada penolakan Nayla." Ucap Aslan dengan tegas.
Tak lama kemudian mereka sudah sampai di depan gerbang kampus Nayla. Nayla langsung saja berpamitan pada sang suami.
"Aku masuk dulu mas." Ujar Nayla mulai membuka pintu mobil namun dihentikan oleh Aslan.
"Kamu lupa Salim sama suamimu." Kata Aslan sambil membarikan tangannya. Nayla langsung saja mencium tangan sang suami. Lalu dibalas dengan Aslan yang mencium kening Nayla.
Setelah itu Nayla mulai keluar dari mobil. Lalu mobil Aslan melanjutkan perjalanan menuju kantor.
Kemudian Nayla mulai berjalan kearah fakultasnya berada. Sampai di dalam ruangan ia melihat Arumi sudah duduk manis dikursinya.
"Hai Arumi."sapa Nayla pada Arumi. Arumi yang semula sedang memainkan ponsel mengalihkan pandangannya ke arah Nayla.
"Yaa ampun Nay. Aku kira kamu belum masuk kampus. Katanya baru besok masuknya." Ujar Arumi sambil memeluk Nayla.
"bisa lepasin dulu nggak. Aku sesak ini."
"Hehehe iyaiya maaf akukan kangen sama kamu Nay." Kata Arumi sambil melepaskan pelukan Nayla.
"Yaa tadinya mau besok aja ke kampus tapi ayah mempercepat kepulangan kita jadi aku ke kampus deh."ujar Nayla.
Sementara itu Aslan juga baru saja sampai di kantor. Kantor ini memang cabang perusahaan yang ada di Jakarta. Ia langsung duduk di kursi kerjanya dan menandatangani berkas-berkas di hadapannya sambil menunggu kliennya datang.