NovelToon NovelToon
Istri Lugu Sang Cassanova

Istri Lugu Sang Cassanova

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nelramstrong

Siapa sangka, menabrak mobil mewah bisa berujung pada pernikahan?

Zuzu, gadis lugu dengan serangkaian kartu identitas lengkap, terpaksa masuk ke dalam sandiwara gila Sean, cassanova yang ingin lolos dari desakan orangtuanya. Awalnya, itu hanya drama. Tapi dengan tingkah lucu Zuzu yang polos dan penuh semangat, orangtua Sean justru jatuh hati dan memutuskan untuk menikahkan mereka malam itu juga.

Apakah pernikahan itu hanya permainan? Atau, sebuah takdir yang telah ditulis untuk mereka?
Mampukan Zuzu beradaptasi dengan kehidupan Sean yang dikelilingi banyak wanita?

Yuk, ikuti kisah mereka dengan hal-hal random yang dilakukan Zuzu!

Happy Reading ☺️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nelramstrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rayuan Bianca

Permainan ranjang Sean dan Zuzu menghabiskan waktu cukup lama. Setelah hampir tiga jam bermandikan keringat dengan bisikan-bisikan manis yang hanya bisa didengar oleh mereka berdua, pintu tersembunyi yang sejak tadi tertutup, akhirnya terbuka. Sean keluar sambil memasang kancing kemeja, tanpa menyadari ada dua pasang mata yang tengah memperhatikannya dari jarak dekat.

"Tuan muda Sean!"

Dia mengangkat kepala, ekspresinya berubah datar saat melihat Bianca bersama salah seorang kepala bagian berada di ruangannya. Ekspresi kedua wanita itu nampak tidak sabar.

"Ngapain kalian di ruangan saya?!" tanya Sean, ekspresi wajahnya tampak marah, merasa terganggu.

Bianca berusaha mengulas senyuman, meskipun terlihat kaku. "Maaf, Tuan muda."

"Saya terpaksa mengizinkan kepala bagian komunikasi masuk. Dia mengatakan ingin membicarakan soal pekerjaan untuk wanita yang datang bersama Anda," tutur Bianca, matanya kemudian melirik ke arah pintu yang terbuka.

Zuzu keluar dari ruangan dengan pakaian yang rapi, namun wajahnya nampak kelelahan. Rambut yang semula tergerai rapi, kini diikat asal-asalan. Dia sempat terkejut saat melihat keberadaan Bianca dan wanita yang belum dikenalnya itu.

Dia juga merasa malu saat ada orang lain melihat dirinya keluar dari ruangan yang sama bersama Sean. Beruntung baginya, dua orang itu tengah sibuk berbincang dengan suaminya. Sehingga dia tidak harus menghadapi tatapan bertanya dari mereka.

Zuzu mendekat, berusaha menunjukkan ekspresi tenang. Tatapannya dipenuhi tanya. "A-ada apa?" tanya Zuzu sambil menoleh ke arah suaminya.

Sean menatap istrinya dengan tatapan teduh. Dia mengusap punggung Zuzu, seraya berkata dengan suara yang lembut, "Kamu ikuti wanita ini. Dia akan memberimu pekerjaan yang sesuai dengan keinginan kamu."

Zuzu mengangguk. "Terima kasih, S..." Ia menutup mulut dengan telapak tangan, hampir kelepasan. "Tuan muda, terima kasih atas kebaikan Anda," ralat Zuzu, namun diakhiri dengan kedipan sebelah mata.

Sudut bibir Sean sedikit terangkat melihat tingkah Zuzu yang mulai berani menggodanya. Dia berdehem pelan, lalu mengalihkan pandangan pada kedua wanita yang sejak tadi menunggu di ruangannya.

"Jangan berikan tugas yang terlalu berat. Biarkan dia belajar lebih dulu," pesan Sean pada wanita kepala bagian itu.

Wanita itu melirik sekilas ke arah Bianca, lalu menganggukkan kepala. "Tentu, Tuan. Saya akan mengajari Nona Zuzu." Ia kemudian mempersilahkan Zuzu meninggalkan ruangan itu.

Zuzu melangkah dengan penuh percaya diri, meskipun tubuh terasa letih, dan wajah sudah tak secantik sebelumnya. Make-up yang memoles wajahnya tadi pagi, sudah luntur oleh keringat dan air saat dia mandi. Namun, dia tidak bisa melewatkan kesempatan yang sudah ia tunggu-tunggu.

Di dalam ruangan, tersisa Bianca dan Sean. Bianca hendak pergi meninggalkan ruangan, namun Sean memegang pergelangan tangannya dengan erat.

"Mau ke mana kamu?" Nada suaranya dingin.

Bianca berbalik, sambil tersenyum penuh arti ke arah sang CEO. "Ke mana? Aku berada di manapun kamu mau, Sean." Suara wanita itu serak, mengandung nada menggoda. Dia berusaha melepaskan tangannya, namun cengkraman Sean semakin menguat.

Sean menarik tubuh wanita itu hingga membentur dada bidangnya. "Berani sekali kamu mencampurkan sesuatu ke dalam minuman ku, Bianca?!" desis Sean, tatapan matanya tajam, penuh ancaman. Namun, bukan Bianca namanya jika dia terpengaruh.

Wanita itu justru tertawa kecil sambil membelai wajah Sean. "Apa? Aku hanya menuangkan sedikit cairan perangsang supaya kita bisa bersenang-senang." Kali ini, ia dengan mudah melepaskan tangannya, lalu mengalungkan kedua tangan di leher sang CEO muda yang gemari kaum hawa itu.

"Memangnya kamu gak ingin merasakan permainanku lagi?" Dia sengaja mengigit bibir bawahnya dengan ekspresi sensual.

"Atau mungkin..." Jari tangan yang lentik bermain di hidung mancung sang CEO, turun perlahan dan berhenti di bibir tebal berwarna merah.

Bianca mendekatkan bibir ke telinga Sean, ia berbisik dengan suara mendayu, "Sean yang selama ini dikenal sebagai cassanova oleh semua orang... berubah hanya karena wanita pendek itu?" Ada nada ejekan dalam suaranya.

Sean merengkuh kasar pinggang wanita itu. Lalu tersenyum menyeringai. "Tentu saja enggak," jawab pria itu, suaranya tajam. "Aku nggak akan pernah merasa cukup hanya bermain dengan satu wanita."

Bianca tersenyum sinis, namun sorot matanya memancarkan kepuasan dengan jawaban sang CEO. "Kalau begitu, berarti nggak masalah bukan?"

"Aku hanya ingin menyenangkan kamu pagi ini. Tapi, aku sangat menyesal karena kamu justru bersenang-senang dengan istrimu." Bianca berusaha mencium bibir Sean, namun tubuhnya justru didorong cukup kuat oleh sang CEO.

"Sekarang aku lelah. Kita lakukan lain kali saja!" tolak Sean, tegas lalu berjalan menuju kursi kebesarannya.

Mendapatkan penolakan itu, Bianca merasa harga dirinya diinjak-injak. Kedua tangan terkepal erat di samping tubuh, mata merah menahan amarah. Dada kembang kempis dan nafas memburu.

"Sean...," panggilnya dengan suara bergetar, penuh kekecewaan dan sakit hati.

Tanpa menolehkan wajah, Sean berkata dengan nada suara yang dingin, "Kembali ke meja kerja kamu, Bianca. Masih banyak hal yang harus aku kerjakan saat ini."

Bianca mendengus kasar lalu berjalan menuju pintu keluar sambil menghentak kaki. Ia kembali ke meja kerja, dan melampiaskan amarahnya dengan melempar semua benda yang berada di atas meja.

"Awas saja kamu, Zuzu. Aku benar-benar tidak akan membiarkan hidupmu tenang," desis Bianca, sorot matanya tajam dan dipenuhi kebencian.

Sepeninggalan Bianca, Sean memijit pangkal hidung. Ia merasa heran dengan dirinya sendiri.

"Aneh memang, semenjak menikah, aku merasa kehilangan nafsu pada wanita lain. Padahal, dibandingkan Zuzu, mereka lebih cantik dan pintar dalam urusan ranjang." Sean menggeleng-gelengkan kepala. Sensasi baru yang dia rasakan dari Zuzu, terasa lebih memuaskan dan sulit untuk diabaikan.

---

Di ruangan yang lain, Zuzu kini duduk di sebuah kursi kerja. Di depannya sebuah laptop menyala, memancarkan cahaya yang menyorot ke wajahnya. Dia menatap layar layar itu dengan ekspresi serius, sorot matanya menunjukkan rasa penasaran, juga sedikit gugup.

Wanita kepala bagian itu duduk di sampingnya, berbicara dengan nada profesional, "Nona Zuzu, selamat bergabung bersama kami. Kebetulan, salah satu rekan kami sedang cuti melahirkan, jadi kami membutuhkan seseorang untuk menggantikan posisinya."

Zuzu menoleh, manik mata berbinar penuh semangat. "Apa yang bisa aku lakukan? Aku siap membantu?" tanya Zuzu, penuh semangat.

Ekspresi wajahnya begitu lugu, dan tampak pucat karena tak mengenakan alas bedak sedikitpun. Hanya tersisa lipstik tipis yang masih menempel di bibirnya.

Wanita yang bernama Winda itu menahan senyum. Dia mulai menggerakkan mouse, kursornya menari di layar, lalu berhenti pada sebuah dokumen. Dengan sekali klik, sebuah file presentasi terbuka, memperlihatkan slide-slide penuh diagram berisikan teks dan angka.

Winda memutar laptop ke depan Zuzu, supaya wanita itu bisa melihat dengan jelas. Dia kemudian berucap, perkataannya membuat Zuzu hampir kehilangan cara untuk bernapas.

"Tolong lanjutkan pekerjaannya, Nona. Ini bahan presentasi untuk pertemuan direksi besok pagi. Silahkan baca dan pelajari."

Bersambung...

1
EndHa
masih kurang kak bacany.. kek.ny bab ini pendek bgt yaa .. 🤭
Nelramstrong: bab 19 bisa dibaca ulang, ya. aku baru revisi dan tambahkan beberapa part 😁😁
total 1 replies
EndHa
menanti sean bucin dg zuzu..
Nelramstrong: sabar, ya 😁
total 1 replies
EndHa
siapa yg berani nolak perintah tuan david.. 🤣
Nelramstrong: 😅😅😅😅😅😅😅
total 1 replies
EndHa
semangat zuzu,, qm si polos yg cerdik.. tebas semua ciwi² penggoda suami.mu..
Nelramstrong: Semoga bukan dia yang tumbang 😅
total 1 replies
EndHa
oalah zu,, ikan bakar lebih menggoda yaa 🤭
Nelramstrong: Zuzu tahu aja author nya juga lagi pengen ikan bakar 😂
total 1 replies
EndHa
Haii kakak... aq ikuti kisah zuzu,, baru baca noveltoon nih,, masih bingung.. hehe
Nelramstrong: Makasih, kak 🥰
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!