NovelToon NovelToon
Gadis Dibalik Koma

Gadis Dibalik Koma

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sci-Fi / Misteri / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Caca4851c

Sinopsis:
Tertidur itu enak dan nyaman hingga dapat menjadi kebiasaan yang menyenangkan bagi banyak orang, namun jika tertidur berhari-hari dan hanya sekali dalam sebulan terbangun apakah ini yang disebut menyenangkan atau mungkin penderitaan..

Sungguh diluar nalar dan hampir mustahil ada, tapi memang dialami sendiri oleh Tiara semenjak kecelakaan yang menewaskan Ibu dan Saudaranya itu terjadi. Tidak tanggung-tanggung sang ayah membawanya berobat ke segala penjuru Negeri demi kesembuhannya, namun tidak kunjung membuahkan hasil yang bagus. Lantas bagaimanakah ia dalam menjalani kehidupan sehari-harinya yang kini bahkan sudah menginjak usia 16 tahun.

Hingga pertemuannya dengan kedua teman misterius yang perlahan tanpa sadar membuatnya perlahan pulih. Selain itu, tidak disangka-sangkanya justru kedua teman misterius itu juga menyimpan teka-teki perihal kecelakaan yang menewaskan ibu dan saudaranya 3 tahun yang lalu.
Kira-kira rahasia apa yang tersimpan..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca4851c, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 14

Hiruk pikuk jalanan raya saat ini begitu menyolok mataku. Perlahan kendaraan yang Ku naiki berhenti tepat di deretan kendaraan-kendaraan lainnya.

Aku turun dan melangkah pelan di belakang Andi karena ini pertama kalinya Aku ke luar sekaligus berada ditengah-tengah keramaian banyak orang.

Di depan sana terdapat banyak kedai yang saling berjejeran satu sama lain hanya dengan sedikit celah saja, ada yang menjual barang-barang, pakaian, perhiasan hingga berbagai macam makanan pun ada di sana.

"Wow...ramainya", gumamku lirih namun sepertinya masih bisa didengarnya.

"Nona Ara, lihat di sana", tunjuk Andi pada salah satu kedai yang dikerumuni banyak orang, entah apa isinya.

Ku lihat disana banyak orang yang sedang berbaris untuk mengantri sesuatu, bahkan karena terlalu banyak antriannya sehingga menutupi kedainya. Selain berdesak-desakan tidak jarang juga beberapa orang yang terlihat berusaha menyerobot antrian panjang itu.

"Kenapa Mereka seperti itu?", tanyaku bingung pasalnya selama Aku tinggal di dalam Rumahku segala sesuatunya sudah terpenuhi sehingga tidak pernah berinteraksi langsung dengan banyak orang luar.

"Mereka itu sedang berbaris dalam mengantri untuk membeli Chwee kueh yang paling enak di daerah ini", jelasnya dengan begitu sabar.

"Chwee kueh?, Apa itu", bingungku.

"Eh, Sorry..Saya lupa Anda bukan asli Warga sini. Baik, akan Saya jelaskan lebih lengkap lagi. Jadi selain laksa, chwee kueh juga merupakan salah satu kudapan khas daerah ini. Chwee kueh sendiri terbuat dari tepung beras kukus, lobak chye poh dan sambal manis. Rasanya udah pasti sangattt lezaattt", jelasnya yang terlihat seperti menerewang jauh dengan mata yang berbinar-binar.

Lalu tiba-tiba saja Dia berbalik menatapku dengan sebuah senyuman aneh selang beberapa detik.

"Nona Ara, tolong tunggu di sini sebentar saja...dan jangan kemana-mana",serunya tiba-tiba dengan puppy eyesnya yang membesar meminta persetujuanku.

"Sebentar saja..Saya akan ke sana dan sesegera mungkin kembali lagi ke sini", mintanya. Meski sebenarnya Aku agak takut ditinggal sendiri di sini bersama orang-orang asing yang berlalu lalang, namun Aku tidak bisa egois melarangnya melakukan apa yang disukainya.

"Baiklah, tapi cepatlah kembali..", pesanku dengan kalut.

"Tenang Nona, Saya janji akan segera kembali ke sini secepatnya", balasnya.

"Sementara ini, Nona duduk di situ saja", imbuhnya seraya menuntunku ke sebuah ayunan yang berada di dekat kedai ice cream. Aku pun menurut dan duduk di situ sementara Andi perlahan berjalan menjauh dari tempatku berada menuju kedai chwee kueh.

Semakin lama semakin kecil pula bayangan Andi hingga saat ini lenyap begitu saja dari hadapanku. Kini tinggalah Aku seorang diri diantara banyaknya orang yang berlalu lalang dari berbagai kalangan, bahkan ada beberapa diantaranya yang juga menatapku dengan tatapan yang begitu aneh.

"Andi...cepatlah kembali", gumamku pelan.

Semakin lama Aku duduk seorang diri di sini semakin banyak pula yang menatapku, terutama dari kalangan Para laki-laki yang membuatku begitu tidak nyaman.

'Oh, Ara...kuatkanlah dirimu. Jangan menangis, pura-pura saja tidak tahu' 

Aku pun beralih menatap ke arah kiriku, namun tiba-tiba saja tatapanku bertabrakan dengan tatapan sosok Laki-laki dengan masker dan hoodie hitamnya yang berada ditengah-tengah kerumunan orang di depan sana.

DEG 

"Siapa orang itu?, mengapa tatapannya begitu aneh", gerutuku lirih.

Orang itu masih saja terus menatapku hingga sebuah kereta kuda menerobos melewati kerumunan itu hingga orang-orang yang ada di sana perlahan membubarkan diri.

Pandanganku masih terus menelusuri tempat itu yang kini perlahan sepi, namun tidak Ku dapati keberadaan Sosok Misterius itu lagi di depan sana.

"Ahh, tidak mungkin..mungkin itu hanya halusinasiku saja sebagai perwujudan dari overthinkingku", gumamku lirih.

Ku lirik arloji di tangan kananku, waktu  menunjukkan pukul 18.56, yangmana berarti bahwa sudah lewat dari lima menit sejak kepergian Andi, kini tak kunjung kembali.

Ku beralih menatap ke arah Kedai chwee kueh yang menjadi tempat tujuan Andi pergi. Ku telusuri di segala penjuru tempat itu yang dapat terlihat olehku, namun tetap tidak dapat Ku temukan batang hidungnya Andi.

"Lama sekali Dia, padahal katanya akan segera kembali secepat mungkin, huft..", dengusku.

Aku pun lebih memilih tetap mengawasi tempat itu dari kejauhan sini dengan harapan Andi segera muncul dari balik barisan antrian yang teramat panjang yang seolah-olah tidak pernah habis.

Yah, bagaimana mau habis jika setiap ada pengunjung yang baru selesai dengan pesanannya, muncul lagi pengunjung baru yang datang untuk mengantri.

Jadi semakin penasaran deh, seberapa lezatnya sih chwee kueh di sana hingga puluhan lebih pengunjung ramai berdatangan. Bahkan saking ramainya pengunjung, mereka semua berbaris dengan saling berdesak-desakan.

Selang beberapa menit Aku termenung mengamati para pengunjung di Kedai itu, beberapa orang yang ada di sana tampak terlibat pertengkaran karena berebut antrian.

"Astaga..bagaimana seperti itu?, atau jangan-jangan Andi ada di sebelah sana juga", lirihku cemas.

Orang-orang yang tadinya berbaris di sebelah sana, kini justru terlihat seperti menguruni beberapa orang yang terlibat perkelahian tanpa sedikit pun berusaha memisah mereka.

Di tengah-tengah kerumunan orang yang melihat perkelahian itu, Seseorang tampak melihat balik ke arahku.

"Oh, tidakkkk...Dia", pekikku tanpa sadar tatkala Ku lihat keberadaan Orang dengan masker dan hoodie hitam tadi ada di sana.

'Bagaimana ini...ternyata Dia benar-benar nyata, tapi mengapa seperti itu? Atau jangan-jangan Dia berniat jahat padaku' 

Sibuk berkelut dalam pikiran membuatku tanpa sadar berjalan mundur secara perlahan sedari tadi, hingga kini Ku rasakan sepertinya tubuh bagian belakangku menghantam sesuatu.

Secara spontan Aku berbalik badan, dan Ku dapati ternyata barusan Aku menghantam sebuah meja panjang dengan berbagai barang antik yang ada di atasnya. Selain itu juga terdapat sebuah bola kristal bewarna putih yamg berdiri tegak di tengah-tengah meja itu.

Ku tengok ke atap Kedai yang begitu sepi seperti tanpa penghuni ini, terlihat sebuah tulisan 'Ramalan atau kutukan padamu' yang terpampang jelas pada sebuah papan kayu di atap.

"Ih, apaan sih?..Aku tidak percaya di zaman seperti ini masih ada yang beginian", gumamku lirih.

"Hey, Gadis cantik" 

Sebuah suara di dekatku membuatku sedikit terlonjak dari tempatku berdiri, apalagi kini Ku dapati Sosok Perempuan paruh baya dengan tudung jubah hitamnya tengah berdiri di depanku dengan jarak meja panjang ini saja.

'Astaga..mirip penyihir yang ada di film-film maupun novel kesukaanku' 

"Mengapa Kau termenung?, kemarilah..", serunya yang kembali menyadarkan dari lamunanku. Sontak Aku pun menggeleng keras atas ajakannya.

"Mengapa? Apakah Kau takut padaku Gadis kecil", tanyanya lagi sembari membuka tudungnya.

Kini terlihat jelas wajahnya yang ternyata cantik tanpa ada banyak keriput seperti yang ada pada gambaran Sosok Penyihir di imajinasiku.

1
Zainuri Zaira
andi sllu menghilangkan jgn sengaja biar ara celaka
Zainuri Zaira
bingung bacax
Caca4851c
Terimakasih/Smile//Pray/
Iolanthe
Happy banget!
🔍conan
Gemesin banget nih!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!