NovelToon NovelToon
Lily Of Valley: Ratu Mafia Yang Tersembunyi

Lily Of Valley: Ratu Mafia Yang Tersembunyi

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: chery red

Dilahirkan dalam keluarga kaya, Alea Lily Armstrong tumbuh dalam penolakan. Dianggap pembawa sial, ia dikucilkan dan dibenci. Luka hati mengubahnya menjadi wanita dingin. Pertemuannya dengan Alexander, ketua mafia terluka, membawanya ke dunia gelap.
Lea menjadi "Ratu Mafia Tersembunyi," menyembunyikan identitasnya. Dendam membara, menuntut pembalasan atas luka lama. Di tengah intrik mafia, Lea mencari keadilan. Akankah ia temukan kebahagiaan, ataukah dendam menghancurkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chery red, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Simpul Takdir yang Tersembunyi

Axel melangkah keluar dari paviliun Alexander, napasnya masih memburu. Kejutan demi kejutan hari ini telah membuatnya limbung. Alea yang menangis, Alexander yang hidup, dan rahasia yang tersembunyi. Dengan tangan gemetar, ia merogoh saku, mengeluarkan ponsel, dan segera menelepon Daddy nya.

"Daddy...? Ini Axel." Suara Axel tercekat, penuh haru.

"Axel? Ada apa, Nak? Kenapa suaramu begitu?" Terdengar nada khawatir dari seberang.

"Daddy, Mommy... kalian harus datang ke suatu tempat. Sekarang. Sendirian." Axel menelan ludah, menahan gejolak emosi. "Aku akan kirim alamatnya lewat WhatsApp. Hanya Daddy dan Mommy. Jangan diantar siapa pun, jangan bawa bodyguard. Ini sangat penting, Daddy. Aku tunggu di sana. Aku sudah mengirimkan lokasinya."

Setelah panggilan terputus, Axel segera mengirimkan alamat klinik via WhatsApp. Ia tahu, permintaan untuk datang sendirian akan menjadi masalah besar. Dan benar saja, di kediaman mewah orang tuanya, sebuah ketegangan kecil tengah terjadi.

"Tidak bisa, Tuan. Ini di luar prosedur," kata kepala bodyguard dengan tegas, menghalangi langkah Daddy Axel, Harun, dan Mommy Axel, Indira, yang sudah bersiap pergi. "Tuan Muda Axel tidak bisa begitu saja meminta Anda datang ke tempat tak dikenal tanpa pengawalan."

"Aku sudah bilang, ini penting! Ini perintah!" Harun, biasanya kalem, kini meninggikan suara. Wajahnya tegang. "Aku harus pergi. Axel terdengar sangat serius dan mendesak!"

Indira juga sudah tak sabar. Matanya berkaca-kaca saat mendengar nada suara Axel. "Pernahkah Axel berbohong kepada kita? Dia tidak akan meminta seperti ini jika tidak ada hal yang sangat mendesak. Aku harus pergi, Doni! Minggir!"

Para bodyguard saling pandang, ragu. Mereka dilatih untuk melindungi, dan instruksi "sendirian" adalah anomali yang berbahaya. Namun, melihat tekad di mata Harun dan Indira, mereka akhirnya menyingkir dengan berat hati, meskipun saling bertukar pandang penuh kecurigaan. Harun dan Indira segera masuk ke mobil mereka sendiri, melaju secepat mungkin menuju alamat yang dikirim Axel.

Sesampainya di klinik, Axel sudah menunggu di lobi. Wajahnya lega melihat kedua orang tuanya tiba. Hanya mereka berdua tanpa diiringi oleh para bodyguard yang biasa mengawal mereka. Tanpa banyak bicara, ia menggandeng mereka, membimbing mereka dengan hati-hati menuju paviliun terpisah. Setiap langkah terasa berat, dipenuhi antisipasi dan pertanyaan yang tak terucap.

Saat pintu paviliun terbuka, Harun dan Indira melangkah masuk. Ruangan itu sunyi, hanya ada Alea yang duduk di samping Alexander, menatap pintu dengan mata sembap. Pandangan Harun dan Indira langsung tertuju pada sosok yang duduk di kursi roda itu.

Alexander.

Mata Indira membelalak, air mata langsung menggenang. "Al... Alex .... Alexander...kau kah itu ?" bisiknya, suaranya nyaris tak terdengar. Harun terhuyung mundur selangkah, napasnya tertahan. Ini nyata.

Alexander menatap mereka, senyum tipis penuh kelegaan terukir di wajahnya. "Harun... Indira..."

Indira tak bisa menahan diri lagi. Ia berlari menghampiri Alexander, berlutut di samping kursi rodanya, memeluk pria itu erat-erat. Tangisnya pecah. "Al... Al... Alex.... Ini beneran kamu kan ? Alex sahabatku .... Alexander! Ya Tuhan! Kau hidup! Kami pikir kau sudah tiada! Kami sudah mengira kau meninggal! Aku merindukanmu!"

Harun, yang biasanya selalu menjaga ekspresi, kini tak kuasa menahan genangan air mata. Ia menghampiri, memeluk Alexander dan Indira bersamaan. "Alex .... Al... Alexander! Bagaimana... bagaimana bisa? Dan dia ... Wajahnya mirip dengan Rosalind.. Apakah dia putri sahabatku ?"

Suasana di dalam paviliun itu dipenuhi isak tangis haru, pelukan erat, dan bisikan kerinduan yang telah tertahan bertahun-tahun. Alea, yang menyaksikan adegan itu, merasakan sesuatu yang hangat melingkupi hatinya. Ini adalah keluarga. Ini adalah emosi nyata. Ia melihat bagaimana orang tuanya Axel adalah orang yang benar-benar peduli pada pamannya.

Setelah tangis mereda, Alexander menepuk bahu Harun dan Indira. "Maafkan aku, sahabat-sahabatku. Aku tahu kalian pasti sangat terpukul. Tapi aku tidak punya pilihan."

Alexander menghela napas, matanya menerawang jauh, kembali ke masa lalu yang penuh darah dan pengkhianatan. Alea duduk mendengarkan, hati-hati mencerna setiap kata yang keluar dari bibir pamannya. Axel, Harun, dan Indira menatap Alexander dengan intens, tidak ingin melewatkan satu detail pun.

"Aku akan menceritakan semuanya pada kalian.... Duduklah!" ucap Alexander mempersilakan kedua sahabatnya itu untuk duduk di sofa yang ada di paviliun kecil itu.

"Itu terjadi... tak lama setelah kematian Rosalind dan Edward," Alexander memulai, suaranya berat. "Edward tidak meninggal dalam kecelakaan ... Dan Rosalind tidak meninggal karena melahirkan Alea. Mereka dibunuh."

Indira terkesiap, Harun mengepal tangan. Alea menegang, menatap Alexander tak percaya. Ia selalu tahu ada yang salah, tapi mendengar konfirmasi langsung ini adalah pukulan yang berbeda.

"Rosalind dan Edward juga aku adalah pemilik sah dari kekayaan keluarga Callahan. Aku dan mereka berdua sama-sama mewarisi sebagian besar saham perusahaan keluarga, aset, dan yayasan pendidikan yang sekarang kalian kenal. Tapi ada pihak lain yang menginginkan itu semua," lanjut Alexander, suaranya merendah. "Aku menduga ini adalah kelompok yang sama yang membunuh orang tuaku. Mereka adalah sindikat kriminal yang ingin mengambil alih seluruh aset Callahans. Aku, Rosalind dan Edward melawan. Dan membayar mahal untuk itu."

Alexander menarik napas dalam-dalam, melanjutkan ceritanya tentang malam "kecelakaan" yang menimpa dirinya. "Aku sedang dalam perjalanan kembali dari pertemuan rahasia. Aku sudah tahu ada yang tidak beres. Beberapa informan kepercayaanku memberitahuku bahwa ada mata-mata di lingkaran terdekatku, di antara staf dan pegawai yang paling ku percaya. Mereka tahu semua pergerakanku."

"Malam itu, aku disergap. Bukan kecelakaan biasa. Mereka menyabotase rem mobilku, dan mengirimkan beberapa mobil lain untuk mengepungku. Itu adalah jebakan mematikan." Alexander terdiam sesaat, mengingat kembali kengerian malam itu. "Ada pertempuran singkat di jalanan yang sepi. Aku berhasil melumpuhkan beberapa dari mereka, tetapi jumlah mereka terlalu banyak. Mereka juga punya senjata api."

"Aku sudah menduga pengkhianatan ini. Itulah sebabnya aku punya rencana cadangan." Mata Alexander berkilat. "Aku berhasil memalsukan kematianku. Mobil yang terbakar itu... itu sudah diatur. Aku berhasil melompat keluar sesaat sebelum ledakan besar, dan aku punya safe house tersembunyi yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari."

Alexander menjelaskan bagaimana ia menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam persembunyian, menyembuhkan diri dari luka-luka parah yang ia derita, dan membangun kembali jaringannya secara rahasia. Ia tidak bisa menunjukkan diri karena musuhnya masih berkuasa dan terus memburunya. Ia menjadi penguasa bayangan, bekerja dari balik layar, seraya mencari keberadaan adik-adiknya, namun kabar duka yang didapatkannya. Tanpa mengetahui jika Rosalind, satu-satunya adik perempuannya mempunyai seorang anak perempuan. Namun akhirnya takdir mempertemukan mereka berdua.

"Sekarang, aku sudah lebih kuat. Jaringanku sudah meluas. Dan Alea... Dia masih memerlukan sedikit bimbingan agar bisa menghadapi kelicikan orang-orang yang menginginkan warisannya. Akan tiba waktunya ketika Alea membalaskan kematian ibu dan pamannya pada orang-orang itu. Dia juga harus menyembunyikan identitasnya dan hubungannya denganku."

"Tapi aku masih butuh bantuan kalian. Orang tuamu, Axel, adalah satu-satunya yang masih ku percaya sepenuhnya, yang tahu siapa aku, dan yang tidak dikendalikan oleh musuh."

Alexander menatap Harun dan Indira dengan tatapan serius. "Aku ingin meminta bantuan kalian untuk mengawasi dan menyelidiki tindak tanduk Richard selama ini. Sejak Rosalind meninggal, aku tahu Richard mengambil alih sebagian kecil warisan Alea, dan dia tak mengetahui jika Rosalind mempunyai banyak harta yang telah dia pindahkan kepemilikannya pada Alea, perusahaan yang sekarang dipegangnya hanyalah dua persen dari total jumlah kekayaan Rosalind yang diwarisi dari orang tua kami, tapi aku tidak tahu sejauh mana korupsi dan kerusakan yang telah dia lakukan."

Harun mengangguk. "Tentu saja, Alexander. Kami akan segera mengumpulkan informasi yang kau butuhkan."

"Aku tahu ini berat. Tapi aku ingin kalian membantu menjaga Alea. Dia akan membutuhkan perlindungan. Richard dan kroninya tidak akan tinggal diam setelah kejadian di sekolah hari ini."

Harun mengangguk. "Tentu saja, Alexander. Alea sudah seperti putri kami sendiri. Kami akan melindunginya dengan segenap jiwa."

Indira tersenyum tipis, menatap Alea dengan mata penuh kasih. "Dia gadis yang kuat, Alexander. Rosalind pasti bangga padanya."

"Ada satu hal lagi..." Alexander berujar, melirik Alea dan Axel. Alea menatap bingung, Axel merasa ada firasat aneh. "Aku ingin meminta kalian untuk... mempertimbangkan perjodohan antara Alea dan Axel."

Seketika, suasana di ruangan itu berubah. Axel membelalakkan mata, wajahnya memerah. Alea tersentak, menatap Alexander tak percaya. Perjodohan?

Harun dan Indira juga terkejut, namun mereka adalah orang tua yang bijaksana. Harun mengerutkan kening. "Alexander, ini terlalu mendadak. Kenapa harus perjodohan?"

"Ini bukan tentang cinta saat ini, Harun," Alexander menjelaskan, suaranya serius. "Ini tentang perlindungan. Keluarga Callahan dan keluarga kalian... kita sudah menjadi target. Dengan mempersatukan kita melalui pernikahan, kita bisa melindungi satu sama lain secara resmi. Axel adalah pria yang baik, dia kuat, dan aku percaya padanya. Dia bisa melindungi Alea."

Alexander menjelaskan bahwa pernikahan akan memberikan Alea perlindungan hukum dan sosial yang lebih kuat, menempatkannya di bawah payung keluarga Axel yang juga punya pengaruh, dan membuat Richard lebih sulit untuk mengendalikannya. Ini juga akan menjadi cara untuk menyatukan dua keluarga yang telah menderita di tangan musuh yang sama.

Alea, yang sedari tadi terkejut, kini mencoba mencerna perkataan Alexander. Menikah dengan Axel? Pria yang terus mengganggunya dan meminta maaf atas kesalahan yang bahkan tidak ia pahami. Alea mencengkeram roknya, tidak tahu harus berkata apa.

Axel, setelah mengatasi keterkejutannya, menatap Alea, lalu ke Alexander. "Om Alexander... apakah ini yang terbaik untuk Alea?"

"Ini salah satu cara teraman untuk melindunginya, Axel," Alexander mengangguk. "Alea adalah bagian dari keluarga Callahans . Dan bahaya akan semakin mendekat. Kemungkinan besar aku tak dapat hidup lebih lama lagi dan juga keadaan fisikku yang tak sekuat dulu. Hanya kalian yang aku harapkan bisa menjadi pelindungnya selain Arman. Axel maukah kamu menjadi pelindung dan pendamping hidup keponakanku Alea?"

Tanpa ragu Axel mengangguk dan tersenyum pada lelaki yang duduk di kursi roda itu, tangannya kemudian meraih jemari Alea. Mulanya Alea menolak genggaman tangan Axel, namun ketika melihat tatapan memohon pamannya, Alea hanya menghela nafas panjang dan membiarkan Axel menggenggam tangannya. Alea pun mengangguk menyetujui perjodohan ini.

Indira tersenyum lega, menatap Alea dan Axel secara bergantian. "Kami menjaganya, Alexander. Kami akan memikirkan yang terbaik untuk Alea dan Axel."

Harun, meskipun masih mencerna semua informasi ini, akhirnya mengangguk. "Kami akan mendukungmu, Alexander. Apapun itu, demi keamanan Alea dan untuk membalas dendam atas Rosalind dan Edward."

Alexander tersenyum lega. Ia tahu ia bisa mengandalkan mereka. Satu beban terangkat dari bahunya.

1
Naruto Uzumaki family
Lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!