Minamoto Haruki adalah seorang pemuda yang hancur. Kebahagiaan dan kehidupannya porak-poranda ketika kekasihnya, Yoshimoto Sakura, tewas dalam sebuah kecelakaan tragis. Diliputi penyesalan dan keputusasaan, Haruki hanya bisa berharap bisa kembali ke masa lalu dan mengubah takdir kelam itu.
Ajaibnya, harapan Haruki terkabul. Ia terbangun dan menemukan dirinya kembali ke masa lalu, tepat satu tahun sebelum tragedi terjadi. Di sinilah, di hari pertamanya di tahun ketiga SMA, ia bertemu kembali dengan Sakura yang masih hidup dan ceria, serta temannya yang protektif, Yoshida Hana.
Dengan kesempatan kedua di tangannya, Haruki bersumpah akan melindungi Sakura dan mengubah masa depan mereka. Namun, ia segera menyadari bahwa mengubah takdir tidak semudah yang ia bayangkan. Ada detail-detail kecil yang berbeda, interaksi yang tak sama, dan rahasia yang belum terungkap.
Ikuti kisahnya di "Two Promise"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.13 - Rahasia Sakura
[29 April — 2015]
[•] Kyoto
*POV Akari
Hari ini, aku dan yang lainnya sedang berlibur bersama di Kyoto.
Kami mengunjungi salah satu kuil yang berada di Kyoto, yang menjadi tujuan kami.
Singkatnya, saat kami sampai di kuil tujuan kami, kami langsung berdoa pada Dewa sekitar, lalu berpencar untuk berkeliling sendiri.
Di sinilah kesempatanku datang. Aku akan mengajak Kamihara Megumi untuk menemaniku berkeliling.
"Kamihara-san!" aku memanggilnya.
"Akari ... ada apa?"
"Maukah kau ikut denganku berkeliling ke seluruh area kuil ini?" tanyaku, langsung ke intinya.
"Maaf ya Akari ... aku tidak bisa menemanimu untuk saat ini."
—Eh!? padahal ini mungkin saja satu-satunya kesempatanku untuk mengingatkannya tentang masa lalu kami.
Tanpa pikir panjang, aku langsung menarik lengannya dengan kencang.
"Ikutlah denganku, Kamihara-san!"
Dia berusaha menarik kembali dirinya. "Kalau aku bilang tidak ya tidak!"
"Sudahlah, ikut saja denganku ... "
Aku terlibat tarik menarik dengannya. Namun, kekuatan masih kurang cukup untuk menariknya.
Sampai akhirnya, dia bisa melepaskan genggaman tanganku darinya.
Pada saat itu, aku merasa sedikit kesal. "Moh ... padahal tinggal ikut saja denganku ... memangnya apa susahnya sih."
Di saat itulah, Kak Minamoto menengadahi kami berdua. "Sudahlah Megumi, kau turuti saja perkataan Akari, dan menemaninya untuk saat ini."
"Tapi kan—"
"Sudah, sudah, kau jangan seperti itu ... kali ini saja, ikuti permintaannya."
Dia pun terdiam setelah mendengar perkataan Kak Minamoto. Setelah itu, dia berjalan ke arahku.
Dengan bibir mengerucut, dan mengalihkan pandangannya dariku. "Mau bagaimana lagi, Haruki sudah menyuruhku, jadi, akan aku terima permintaanmu kali ini, Akari."
—Dia memang tidak mau jujur ya ....
Dengan segera aku pun menarik tangannya, mengajaknya berkeliling bersama.
Sekali, aku menoleh ke belakang untuk melihat Kak Minamoto dan yang lainnya.
Namun yang kulihat di sana, hanyalah Kak Sakura yang berkeliling sendiri, serta Kak Minamoto dan Kak Hana yang berbicara berduaan.
—Mereka berdua sedang membicarakan apa ya?
Setelah itu, aku pun terus melangkah maju, mengajak Kamihara-san berkeliling.
...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...
[•] Kuil
*POV Haruki
Hari itu, angin berembus cukup kencang, disertai daun pohon yang berguguran jatuh karenanya.
Di tengah-tengah suasana itu, Hana mengucapkan sebuah kalimat yang membuat jantungku berhenti sesaat.
"Minamoto-kun ... apakah kau tahu ... kalau Sakura adalah orang yang sangat rapuh?"
Kedua tangannya yang sedang menyimpul, seakan sedang berdoa, dan suara lantangnya yang sedikit tertunda itu. Adalah sisi lain Hana yang belum aku ketahui.
Di balik itu semua, perkataannya yang nampak serius itu, telah membuka jalan baru bagiku. Tentang, sisi rapuh lain Sakura, yang masih belum aku ketahui.
"Apa maksudmu ... Yoshida-san?"
"Apakah ucapanku masih belum jelas, Minamoto Haruki-kun?"
—Eh? ....
"Akan aku katakan sekali lagi ... " ucap Hana, suaranya perlahan mengecil.
"Minamo—, tidak ... Haruki-kun, apakah kau tahu, kalau Sakura adalah orang yang sangat rapuh?"
Saat dia mengucapkannya sekali lagi, dia memanggil namaku dengan jelas.
—Apa alasannya memanggilku seperti itu?
Dengan sedikit menghela napas, aku akan menjawab pertanyaan darinya, sejujur-jujurnya.
"Tidak ... aku tidak mengetahuinya, Yoshida Hana-san," jawabku dengan suara lantang.
"Apakah kamu ingin mengetahuinya, Minamoto-kun?" Hana bertanya lagi padaku.
"Aku akan mendengar penjelasanmu dengan baik, Yoshida-san."
Senyum tipis terukir di wajahnya, dan sedikit memiringkan kepalanya. "Baiklah, akan aku ceritakan, Minamoto-kun .... ."
"Ini adalah sebuah cerita yang belum aku ceritakan padamu saat di taman waktu itu .... ."
"Ini adalah cerita yang terjadi, di hari pertama kita bertemu waktu itu .... ."
"Tentang Sakura ... yang mulai berubah saat itu."
Setelah mengucapkan beberapa kalimat itu, Hana langsung menceritakannya.
Kejadian di hari pertama tahun ketiga SMA, yang masih belum aku ketahui.
...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...
[13 April — 2015]
*POV Hana
Hari itu, adalah hari pertamaku dan Sakura di tahun ketiga SMA. Namun, aku melihat diri Sakura yang berbeda dari biasanya.
Sakura langsung memiliki teman baru, namanya adalah Minamoto Haruki-kun.
Aku sempat tidak percaya dengannya yang mudah berteman dengan seseorang yang belum jelas latar belakangnya.
Namun, dia terus berusaha membuat orang itu terlihat baik di mataku.
Waktu itu, adalah saat di mana Sakura mengajakku bertemu di taman sehabis pulang sekolah.
Dia berkata, kalau dia ingin menceritakan sesuatu tentang orang itu yang harus aku ketahui.
"Apa yang ingin kau ceritakan, Sakura?" aku bertanya.
Sakura membelakangiku. "Minamoto Haruki ... bagaimana dia menurut pandanganmu, Hana-chan?"
Aku pun menjawab pertanyaannya dengan jujur, kalau kau terlihat seperti orang yang menurutku mencurigakan.
Ditambah dengan aura buruk orang itu yang seakan mengintimidasi orang sekitar, membuatku semakin ragu untuk berteman dengan orang itu.
"Kenapa kau justru melihatnya seperti itu, Hana-chan?!" Sakura bertanya lagi padaku.
Sakura masih terus membelakangiku saat bertanya seperti itu.
Aku tak tahu apa yang telah mengubahnya. Aku hanya merasa, kalau Sakura telah melihatmu seluruhnya.
"Apa maksudmu, Sakura?"
Sakura berbalik, menatapku dengan mata yang berkaca, seakan ingin menangis. "Minamoto-kun itu orang yang baik, Hana-chan ... kau mungkin akan mengetahui sisi baiknya suatu hari nanti."
Perkataannya mampu membuatku diam tanpa sepatah kata pun untuk membantahnya.
Saat itu, yang terpikirkan olehku adalah, sosok Sakura yang masih belum kulihat setelah bertahun-tahun berteman dengannya.
"Seberapa baik Minamoto Haruki di matamu, Sakura?" batinku bertanya.
Kemudian, Sakura melangkah lebih dekat ke arahku, beberapa tetes air mata keluar dari sudut kedua matanya.
Sesaat setelahnya, dia memelukku dengan erat, lalu membisikkan satu kalimat yang membuat jantungku berhenti berdetak sesaat.
Tak lama setelahnya, dia menangis, sambil terus memelukku dengan erat.
Aku hanya bisa diam, menerima semua emosi yang dia keluarkan. Serta, hari itu adalah hari di mana aku dapat melihat berbagai ekspresi Sakura.
Senang, marah, kesal, cemberut, hingga sedih. Dia telah menunjukkan semua ekspresi itu di hadapanku dalam satu hari.
____________________________________________________
[29 April — 2015]
Lalu, keesokan harinya, Sakura langsung kembali ke dirinya yang biasa. Dengan senyum palsunya itu.
"Bagaimana, Minamoto-kun? kau sudah mengerti kan?"
"Yoshida-san ... boleh aku bertanya satu hal lagi padamu?" Haruki balik bertanya padaku.
"Boleh .... ."
"Apa yang Yoshimoto-san bisikan padamu saat itu?"
"Kau masih belum boleh mengetahuinya, Minamoto-kun .... ."
Benar, dia tidak boleh mengetahui apa yang Sakura bisikan padaku saat itu. Karena, Sakura sendirilah yang memintanya padaku.
"Kenapa?!" Haruki bertanya lagi padaku.
"Sakura yang menyuruhku untuk tidak memberitahunya padamu, Minamoto-kun."
Kemudian, angin berembus sedikit lebih kencang dari sebelumnya. Haruki tersenyum tipis, di antara dedaunan yang jatuh berhamburan ke tanah.
"Baiklah ... " katanya, kemudian mengulurkan tangan kanannya.
"Aku berjanji, tak akan memberitahunya tentang pembicaraan kita ... Yoshida-san."
Aku pun tersenyum, lalu menjabat tangannya.
"Terima kasih ... Haruki-kun."
Setelah itu, aku dan Haruki berjalan bersama, mencari keberadaan Sakura. Serta mengajaknya berkeliling bersama, hingga sore hari tiba nantinya.
____________________________________________________
—Sementara itu ....
*POV Akari
Saat ini aku sedang bersama dengan Kamihara Megumi, orang yang paling aku benci di masa lalu.
Ini adalah kesempatanku untuk memberitahunya tentang masa lalu yang telah dia lupakan itu.
"Apa yang ingin kau bicarakan padaku ... Akari?" dia bertanya padaku.
"Apakah kau masih ingat denganku, Kamihara—, tidak ... Senpai?"
Bersambung....