NovelToon NovelToon
ASMARALOKA

ASMARALOKA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen School/College / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Putri Wulandini

Seorang gadis bernama Mia Elisha yang selalu ceria sedang jatuh cinta kepada seorang laki-laki pendiam bernama Jiro yang duduk di depan meja di kelasnya, Namun karena kepribadiannya yang dingin, pendiam juga sangat pintar.

Suatu hari Mia mengungkap kan perasaannya kepada Jiro tetapi Jiro menolaknya namun Mia tetap berusaha untuk meyakinkan Jiro bahwa perasaan Mia tidak pernah berubah tetap saja Jiro mengabaikan Mia hingga suatu hari Mia berhenti untuk tidak lagi menyukai Jiro.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Wulandini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MASA KECIL JIRO

Saat aku terlahir kedua orang tuaku begitu bahagia aku benar-benar anugrah bagi orang tua ku dan mereka terus menjagaku dengan ekstra karena sebelumnya mereka mempunyai anak perempuan sebelum aku terlahir yang seharusnya dia menjadi kakak perempuanku namun dia meninggal saat usianya 5tahun karena penyakit meningitis yang dideritanya hingga kedua orang tuaku begitu terpukul saat kehilangannya. Maka dari itu saat aku terlahir mereka memberikan ku nama Jiro yang artinya putra kedua kerena anak pertama mereka akan tetap selalu ada dalam hati dan juga didalam hidup kedua orang tuaku, mereka tidak ingin aku terluka atau bahkan sakit, saat aku sakit papa dan mama akan sangat khawatir mereka saling menjaga ku disaat malam mereka rela tidak tidur hanya untuk menjaga ku mereka tidak ingin kehilangan untuk yang kedua kalinya.

Selain itu orang tuaku sangat overprotektif namun kasih sayang yang melimpah tiada hentinya mereka berikan kepada ku membuat ku merasakan kenyamanan bersama mereka, kedua orang tua ku pun memberikan mainan kepadaku yang sangat mengedukasi untuk motorik dan sensorik terhadap tumbuh kembang otak ku tidak lupa memberikan makanan yang memenuhi kebutuhan ku. Setiap hari papa bekerja sebagai dokter spesialis jantung dan dimana mama pun sama halnya namun berbeda spesialis yaitu dokter anak meskipun mereka sangat sibuk namun mereka tidak pernah mengabaikan ku. Saat usia ku 3tahun ada seorang suster harian yang menjaga ku namun suster itu pun diberikan tugas yang bukan hanya sekedar menemani ku atau sekedar menjaga ku pekerjaan dia pun sudah seperti peran kedua orang tua ku yang mengatur jadwal ku menamaniku les, membantu mengerjakan pr dari tempat ku les, mengajariku berhitung, menulis dengan rapi,menerapkan berbicara yang baik, membacakan sebuah buku cerita sebelum jadwal tidur siangku semua tertata dan teratur namun sesekali aku memberontak karena hasratku yang masih ingin bermain dan bereksplor tentang dunia luar yang setiap saat aku selalu memperhatikan dimana anak-anak bermain riang gembira di luaran sana aku hanya bisa melihatnya dari balik jendela rumah.

Suatu hari aku merengek kepada suster yang menjaga ku untuk membawa ku keluar dari rumah dan membiarkan ku untuk bermain dengan bebas, hingga akhirnya suster pun membawa ku dengan pasrah, aku merasakan kesenangan yang sebelumnya tidak pernah ku rasakan.

Sebelum aku berlari di taman bermain suster menarik lenganku dia menatap mataku dengan sangat serius"setelah ini kamu harus berjanji untuk tidak membicarakan ini kepada orang tua mu setelah orang tuamu pulang, atau tidak suster tidak akan pernah membawamu kembali ke taman bermain ini" ucapnya sedikit mengancam karena suster sudah melanggar aturan dari papa dan mama namun ia tetap berbaik hati membawa ku untuk bermain di luar rumah maka dari itu aku menghormati ancamannya untuk tidak membicarakan hal itu kepada kedua orang tuaku.

Aku mengangguk kepadanya dan memberikan kelingking ku padanya sebagai tanda janjiku padanya. Hingga akhirnya itu menjadi rutinitas setiap hari aku dan suster pergi ke taman bermain tanpa diketahui oleh orang tuaku, aku sangat menikmati masa kanak-kanakan ku yang bermain bersama di taman bermain dengan anak-anak seusia ku. Aku pun sangat suka dengan aktifitas menggambar, suster dengan senang hati selalu menemaniku dan memuji disetiap gambaran ku dia pun sesekali membawa ku kesuatu tempat dimana aku bisa tenang menggambar di alam bebas tempat itu sangat indah untuk dilihat begitu hijau juga sangat hangat, dahan-dahan pohon bergoyang tertiup angin dan rumput yang ditumbuhi beberapa bunga-bunga, kicauan burung seperti sedang saling bersahutan, angin bertiup sangat hangat dan sangat menenangkan jiwa.

"Setelah aku dewasa bisakah aku menjadi seorang pelukis?" tanyaku kepada suster

Suster tersenyum dengan semangat"pasti kamu bisa menjadi pelukis karena gambar mu begitu bagus, setiap lukisan itu mereka mempunyai simbol emosi dari seorang pelukisnya maka melukis lah sesuai dengan emosionalmu"

Akupun hanya terdiam membisu lalu melihat sekelilingku dan akupun segera membuka lembaran dan mulai menggambar bunga-bunga yang tumbuh diantara rerumputan.

Suatu hari suster memutuskan untuk resign karena ia akan menikah, saat itu aku seperti di tinggalkan oleh kekasih hati, aku sangat bersedih hingga aku tidak ingin melihatnya namun saat suster itu memasuki mobil jemputan aku pun menangis sejadi-jadinya. Bagiku saat itu tiada orang lain yang mengerti perasaan ku selain susterku.

Kedua orang tua ku sangat khawatir melihatku yang bersedih dan berencana untuk mencarikan pengganti suster ku, namun aku tidak ingin percaya siapapun lagi jika pada akhirnya aku akan ditinggalkan, beberapa hari setelah kepulangan suster aku pun mengalami demam yang sangat tinggi hingga harus di larikan kerumah sakit saat itu Mama pun memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan full menjagaku di rumah. Segala upaya kedua orang tua ku menjaga ku. Namun semua berakhir ketika aku berumur 9 tahun dimana dunia ku hanya untuk belajar bahkan ketika aku memberitahu kedua orang tuaku bahwa aku ingin menjadi seorang pelukis mereka tidak menyetujuinya dikarenakan kedua orang tua ku ingin aku seperti mereka yang melanjutkan kedokteran hingga generasi ke generasi, padahal aku sangat suka melukis hingga papa menyita semua alat-alat lukis yang telah ku kumpulkan dari hasil uang saku yang telah di berikan oleh orang tuaku, apa boleh buat aku harus tunduk pada mereka yang telah memberiku fasilitas, makan juga merawatku, mereka sangat menyayangkan kepintaran ku dihabiskan hanya untuk jadi seorang pelukis.

Tepat umur ku 10 tahun dimana aku sudah tidak lagi bermain ps karena papa hanya memberikan ku main pada saat libur sekolah akhir semester dari sebelumnya aku bisa bermain pada saat hari sabtu dan minggu. Awalnya aku sangat bahagia ketika aku selalu menunjukkan hasil ulanganku yang selalu mendapatkan nilai tertinggi aku sangat senang ketika orang tua ku memujiku namun semua tidak lagi sama, karena mereka terus mendorongku agar aku seperti mereka setiap hari aku akan diberikan pertanyaan mengenai belajar, bahkan aku terus belajar tentang anatomi tubuh dari buku papa yang sangat tebal.

Papa dan mama pun ingin aku bergaul dengan orang-orang yang setara pintarnya dengan ku, maka dari itu aku memutuskan untuk tidak berteman dengan siapapun kalau akhirnya akan menyakiti mereka atau pun diri sendiri yang akan menyakiti perasaan orang tuaku. Ku lewati sekolah ku dengan membaca buku tiada henti sudah jadi kebiasaan untuk diriku bahkan buku anatomi tubuh pun sudah ku baca berulang-ulang hingga aku hapal dari daftar isi tiap buku tersebut. Setiap hari aku menghabiskan waktu SMP ku dengan pergi ke perpustakaan tiada seorang pun yang mengganggu ketenangan ku. Semua orang memandang dan menyebutku kutu buku aku tidak pernah memperdulikan ucapan meraka aku hanya peduli pada diri ku sendiri.

Karena aku sudah beranjak remaja mama pun memutuskan untuk kembali bekerja, mama mengajariku cara memasak untuk diriku sendiri jika papa dan mama terlambat pulang dari rutinitasnya itu sebabnya aku bisa membuat bekal ku sendiri tanpa bantuan orang tua kembali, papa mama mulai mengajariku untuk mandiri namun mereka tetap mengawasi ku dalam kamera cctv di setiap sudut rumah bahkan di dalam kamarku sendiri. Bagaimana pun hari-hari ku sangat monoton aku mengulang rutinitas yang sama dan aku sudah terbiasa akan hal itu, itu sudah menjadi bagian dari hidupku.

1
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
seru nih Thor...beneran kek komik bacanya. nanti lanjut lagi ya:)
Putri Wulandini: /Grin//Grin//Grin/makasih sudah mampir/Whimper/
total 1 replies
Drezzlle
karena biar bisa deket sama jiro /Chuckle/
Putri Wulandini: ahahaha ko kamu tahu/Chuckle/
Putri Wulandini: ahahaha ko kamu tahu/Chuckle/
total 3 replies
Drezzlle
cool banget jiro
Putri Wulandini: tapi saya tidak suka karakter jiro
total 1 replies
Esti Purwanti Sajidin
langsung vote ajah ka
Putri Wulandini: vote itu apa/Shy/
total 1 replies
Drezzlle
Mia, nanti aku akan kembali membaca cerita cintamu. /Chuckle/
Putri Wulandini: hehehe aku akan menunggumu🥰
total 1 replies
Drezzlle
seru juga, jadi ingat masa SMA Thor. Bunga untuk cerita berkesanmu
Putri Wulandini: terimakasih drazzlle😊😊😊
total 1 replies
Drezzlle
lucu juga
Drezzlle
Duh, kaya emak gue nih /Facepalm/
Putri Wulandini: emak2 kan seperti itu setiap pagi ada aja gebrakannya hehehe
Drezzlle: ya kalau telat bangun perkakas dapur melayang /Facepalm/
total 3 replies
ᯓ🪽𝐒 𝐄 𝐑 𝐀𐙚ִ ִ ִֶָ⊹་༘࿐
sera mampir ya thor, jgn lupa like novel aku juga okeyy /Doge/
semangattt/Determined//Determined/
ᯓ🪽𝐒 𝐄 𝐑 𝐀𐙚ִ ִ ִֶָ⊹་༘࿐: terima kasih kembalii/Kiss//Kiss/
Putri Wulandini: terimakasih sudah mampir🥰🥰🫰
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!