CEO Tampan Bukan Sang Pewaris

Di dalam kamar tidurnya, Darren terus berpikir apa motif Tuan Miko melakukan semua ini terhadap ibunya?

"Apakah aku harus mengatakan semua masalah ini kepada Papah? Apa mungkin Papah ada kaitannya dengan Tuan Miko?"berbagai pertanyaan kini mulai menguasai pikirannya, Darren terus berpikir namun tak kunjung mendapatkan jawaban.

Sampai akhirnya ia memutuskan untuk tidur lebih cepat dan akan menanyakan tentang masalah ini kepada Papahnya esok hari saat di kantor.

Keesokan harinya

Pagi-pagi sekali Darren sudah pergi ke kantor, ia tidak sabar untuk segera bertemu dengan Papahnya.

Di atas kursi kebesarannya, Darren terlihat gelisah, ia beberapa kali meraup wajahnya dan sesekali memijit pelipisnya.

"Permisi Tuan, Tuan Sagara sudah berada di ruangannya, apakah anda akan segera menemuinya?" Tanya Rio sambil membungkuk.

"Terimakasih atas informasinya Rio, aku akan segera menemui Papahku, tolong kau rapihkan berkas-berkas penting di atas meja kerjaku, dan kau suruh Freya untuk membuat rekapannya." perintahnya sambil beranjak dari tempat duduknya.

"Baik Tuan, titah mu akan segera saya laksanakan." jawabnya kembali membungkuk.

Dengan langkah yang cepat, Darren bergegas pergi menuju lantai sepuluh, dimana ruangan khusus Direktur berada di sana.

Setibanya diruangan Papahnya, Darren langsung menyapanya.

"Bagaimana kabarmu Pah?"

"Kabarku baik Nak, kau sendiri bagaimana?"

"Baik juga Pah!" jawabnya singkat.

"Syukurlah, oh iya Nak, tadi Rio bilang kalau kau ingin menemuiku, apakah ada hal penting yang ingin kau sampaikan padaku?" kemudian Saga mencoba mendekati putranya dan memintanya untuk duduk disebelahnya.

"Iya Pah, ada hal penting yang ingin Darren bicarakan padamu, dan ini ada kaitannya dengan Mamah Mona!"

Deg!

Perkataan dari Darren telah membuat Saga terdiam mematung.

"Pah, dua hari yang lalu, aku melihat Mamah Mona berada di kota ini, Mamah bersama seorang pria, saat aku menghampirinya, Mamah malah pergi begitu saja, padahal waktu itu aku sempat memanggil namanya, tapi Mamah Mona seolah tidak peduli!"

Mendengar hal itu Saga sampai mengerutkan dahi."Apakah kau yakin dengan apa yang sudah kau lihat Nak, kau tidak salah orang kan?" tanyanya ragu.

"Aku sangat yakin Pah, itu adalah Mamah Mona, seseorang yang selama ini aku cari, tadinya aku sudah berkecil hati jika seandainya Mamah Mona benar-benar telah tiada di dunia ini, akan tetapi setelah pertemuan itu, aku merasa bahagia Pah, semangat hidupku kini telah kembali!" jawabnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Saga bisa merasakan kesedihan putranya. Selama ini yang selalu ia simpan seorang diri, ditambah sikap Mamah Jelita yang belum bisa menerima kehadirannya sampai saat ini.

Kemudian Saga mencoba merangkulnya, sebagai tanda rasa sayang dan peduli dirinya terhadap Darren, putra kebanggan nya.

"Papah turut bahagia mendengarnya Nak, akhirnya kau bisa bertemu dengan ibumu lagi!" jawabnya sambil menepuk bahunya.

Kemudian Darren menatap lekat wajah Papahnya." Pah, apakah Papah tahu Mamah Mona saat ini tinggal dengan siapa?"

Saga malah menggeleng cepat." Papah tidak tahu Nak, memangnya kamu tahu?"

Saga malah menyeringai dingin."Aku tahu Pah, dan jika Papah tahu pasti Papah akan syok saat mendengarnya."

Saga sampai dibuat penasaran atas perkataan dari putranya.

"coba kau katakan kepadaku Nak, Papah ingin tahu siapa orangnya!"

Darren menghela napas sejenak, kemudian dengan mantapnya ia mengatakan apa yang sudah ia ketahui."Mamah Mona tinggal dengan Tuan Miko Wijayanto!"

Deg!

Saga sangat terkejut saat mendengar nama tersebut, ia sampai terbelalak."Ini tidak mungkin, kamu pasti salah orang Nak!" ujarnya mencoba menepis.

"Tidak Pah, ini adalah benar adanya, aku memiliki bukti yang kuat, bolehkah aku bertanya padamu, Pah?" tanyanya dengan mata menyipit, seolah Darren telah mencurigai Papahnya telah memiliki hubungan atas kejadian ini.

"Katakanlah Nak, pasti akan Papah jawab!" ucapnya mantap.

"Setahuku, Tuan Miko adalah teman Papah dikala dulu Papah duduk di bangku SMU dan kuliah, lantas apakah Papah tahu ada hubungan apa antara Tuan Miko dengan Mamah Mona? Padahal saat itu posisi Papah dan Mamah Mona adalah pasangan kekasih saat di kampus!" tanyanya penuh selidik.

Kini Saga mulai menghela napas panjangnya, kemudian ia mencoba untuk bisa menenangkan pikirannya.

Saga mulai mengingat tabir masalalu, matanya mulai menerawang jauh mengingat kembali kenangan saat dirinya memiliki hubungan spesial dengan Mona.

"Dulu Papah, Mamah Mona dan juga Miko adalah tiga orang sahabat yang telah di terima di salah satu kampus terkemuka di negeri ini, kami sudah menjadi sahabat sejak duduk di bangku SMU, pada saat itu Papah dan Mamah Mona mulai merasakan getaran aneh dengan perasaan kami masing-masing, dan secara diam-diam akhirnya persahabatan kami berubah menjadi sepasang kekasih, setelah kami tiga bulan jadian, rupanya Miko juga menaruh hati terhadap Mona, namun secara terang-terangan Mona telah menolaknya dengan alasan dirinya sudah memiliki seorang kekasih, pada saat itu Miko tidak bisa terima jika cintanya telah di tolak, dan ia terus mendesak Mona agar memberitahunya siapa pria yang telah menjadi kekasihnya.

Sampai akhirnya Mona membuka mulut jika dirinya telah menjalin kasih dengan Papah, dan pada hari itu juga Miko menganggap Papah sebagai musuhnya, dan dia memutuskan untuk pindah kuliah ke luar Negeri, sudah hampir sepuluh tahun Papah tidak bertemu dengannya lagi, sampai akhirnya Miko muncul kembali dan ia sepertinya sudah berdamai dengan hatinya sendiri untuk tidak memusuhi Papah, dari situlah kami memulai untuk menjalin kerjasama sampai saat ini!"

Mendengar Cerita dari Papahnya, Darren langsung terpaku, bahkan matanya sampai tidak berkedip.

"Pah, apakah mungkin Tuan Miko masih menaruh hati dan juga dendam terhadap Papah?"

"Maksudmu Apa Nak?" tanya Saga sampai mengerutkan dahi.

"Sebenarnya aku ingin mengatakan hal ini padamu Pah, soal kerugian perusahaan yang mencapai 100M, Papah tahu siapa dalang di balik itu semua?" Darren menatap tajam sang Papah.

"Siapa pelakunya Nak, ayo cepat katakan?" Saga terlihat geram atas perkataan dari Putranya.

"Tuan Miko Pah, dialah dalang di balik ini semua, sebelum dirinya bergabung kembali dengan perusahaan Papah, ia sudah mengirimkan anak buahnya untuk menjadi karyawan di sini, dan Papah tahu jika Pak Thomas dan Pak Billy lah yang sengaja ia jadikan mata-mata di perusahaan Papah, hanya saja aku belum memiliki bukti yang kuat untuk menjerat Tuan Miko dan sekarang Mamah Mona telah berada dalam genggamannya, aku jadi bingung Pah, aku takut jika sampai aku mengusut tuntas soal kejahatannya, bisa-bisa nanti mengancam keselamatan Mamahku, dan aku tidak mau sampai semua itu terjadi!" Darren terlihat frustasi atas semua kejadian ini, ia benar-benar dilanda kecemasan yang cukup berlebihan.

Lalu Saga memeluk tubuh putranya dengan erat, mencoba untuk menenangkannya.

"Kau tenang saja putraku, saat ini kamu tidak sendiri, ada Papah dan keluargamu yang akan selalu mendukungmu, ada adik-adikmu yang sangat peduli dan menyayangimu, Papah juga tahu jika Jhon telah banyak membantumu selama ini tanpa sepengetahuan Papah, bukankah begitu?"

Darren hanya mengangguk dalam, ia membenarkan atas semua perkataan dari sang Papah.

'Jika memang Miko ada di balik ini semua, berarti ia mengajak peperangan denganku, awas saja kau Miko, akan aku habisi dirimu, meskipun aku sudah dimakan usia, jangan pernah kau meremehkan kekuatanku, akan ku buat kau menangis darah atas semua perbuatanmu, camkan itu!' geram Sagara dalam hati.

Bersambung...

☘️☘️☘️☘️☘️