Raymond matheo...pemuda berdarah dingin bagaikan tak tersentuh, wajah tampannya seakan hanya menjadi pajangan bak lukisan di galeri,bisa di lihat namun tak bisa di sentuh.
Pemuda yang akrab di sapa Ray,atau tuan muda matheo itu menjalankan sebuah misi, mengakhiri petualangan seorang mafia,ia menyamar menjadi seorang bodyguard, namun apa jadinya jika ia justru harus terikat ikatan sakral dengan putri targetnya.
Aurora Zelena.. gadis cantik yang di jaga bak mutiara dalam cangkang nya,tak terlihat,tak tersentuh,hampir tak ada yang tau seperti apa rupa nya,selain orang terdekatnya..
" Ayah...Ele akan menikah..dengan dia... bodyguard ayah(Aurora Zelena).
" Kau yang memilihpermainan ini nona,maka mainkan hingga akhir( Raymond matheo)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14
" Masyaallah...cantik nya" gumam bi Darmi seraya berjalan menuju ruang makan.
" Siapa Bu? " Susi yang tengah merapikan beberapa menu di meja makan bertanya pada sang ibu saat telinga nya mendengar sang ibu tengah memuji seseorang atau mungkin sesuatu.
" Itu Si... tamu perempuan yang tadi sore mas Dave bawa, yang katanya tamu tuan Ray, ternyata wajahnya masyaallah...sangat cantik,ibu sampai terkejut melihat nya" jawab bi Darmi menceritakan pada Susi putri nya.
" Kira-kira siapa nya tuan Ray ya bu? Pasti anak orang kaya itu Bu," tambah Susi yang juga ikut penasaran tentang siapa tamu wanita yang mereka tau bernama Aurora itu.
" Siapa yang cantik bi? " Dave yang baru datang langsung bertanya, membuat bi Darmi dan Susi putrinya terkejut.
" Mas Dave..bikin kaget aja" protes Susi yang memang cukup dekat dengan Dave,namun sebatas teman,Dave tidak pernah menggoda Susi dan Susi juga cukup tau batasannya,ia wanita dewasa dan berpendidikan,ia cukup bisa membawa dirinya.
" Itu..non Aurora,tamu tuan Ray yang mas Dave bawa tadi" jujur bi Darmi,ibu dan anak itu memang dekat dengan Dave, karena Dave tipe pria yang humble,ramah,hangat dan suka bercanda,berbeda dengan Ray, yang selalu berwajah dingin dan irit bicara,semua para pekerja yang berada di villa itu cukup takut dan segan pada Ray, termasuk Susi,ia bertugas sebagai manager di perkebunan dan peternakan milik Ray, karena Susi memang seorang sarjana ekonomi management, sedangkan Dave asisten pribadi Ray yang bertanggung jawab hampir semua tentang aset milik Ray,mulai dari beberapa perusahaan pribadi hingga perkebunan dan peternakan yang menjadi tempat Ray menenangkan diri, tempat yang paling privasi miliknya, bahkan kedua orang tua Ray dan Clarissa kekasihnya belum pernah Ray bawa ke tempat itu,baru Ele lah wanita satu-satunya yang Ray bawa ke tempat paling privasi nya tersebut,tapi di kalangan pergaulan nya,semua tau bahwa Ray memiliki seorang kekasih yaitu Clarissa si model terkenal.
" Kapan bibi melihat nya?" Dave jadi ikutan kepo.
" Barusan mas,pas bibi ke kamar nya,non Aura baru selesai shalat atau mengaji mungkin,bukain bibi pintu" jawab bi Darmi menceritakan.
" Tapi non Aura minta makan malam nya di bawa ke kamar mas" tambah bi Darmi.
Dave mengangguk paham" antar aja bi, mungkin dia masih merasa asing dengan kita,atau mungkin tidak nyaman karena dia memakai kain yang menutupi wajahnya itu" Dave memaklumi keinginan Ele.
" Cadar namanya mas" protes Susi saat Dave tak tau menyebutkan tentang kain yang Ele pakai menutupi sebagian wajahnya.
" Apapun namanya itu, yang penting hampir menutupi wajahnya,hanya mata dan keningnya yang sangat putih dan mulus itu yang terlihat,dan satu lagi tangan nya" ucap Dave santai.
Susi memutar bola matanya mendengar jawaban Dave,sahabat tuan nya ini benar-benar sangat konyol,tidak hanya playboy dan player,tapi juga sedikit aneh,untung memiliki sikap ramah,baik dan cukup pengertian serta sangat setia pada sahabatnya,yaitu Ray, padahal Susi tau bahwa Dave juga berasal dari keluarga yang cukup kaya, walaupun masih jauh berada di bawah keluarga ray.
" Jeli amat matanya kalau list yang bening" ledek Susi untuk Dave.
" Gimana ga jeli coba,baru denger suara nya aja udah bikin pikiran melayang, kalau ga inget ancaman di gorok leher sama Ray,udah gue keluarin segala jurus jitu gue buat dapetin tu cewek,bikin penasaran aja tu si Ray,nitip ya kok yang tipe begituan " aku Dave yang secara terang-terangan menyatakan bahwa ia juga penasaran dengan wajah Ele.
****
Di negara yang berbeda,Ray baru saja selesai mengurus segala kebutuhan dan prosedur yang harus dilakukan untuk tuan Nikolas,Ray juga memastikan penjagaan yang super ketat untuk menjamin keamanan dan keselamatan sang tuan sekaligus ayah mertuanya itu.
Satu Minggu sudah ia dan tuan Nikolas berada di negara tersebut,dan waktu operasi sudah ditentukan, dua hari lagi,pria paruh baya itu akan menjalankan operasinya dan Ray akan menunggu hingga operasi itu selesai, walaupun perasaan nya seperti tak tenang,ada rasa aneh yang ia rasakan saat satu Minggu sudah tak melihat Ele,namun Ray menyangkal nya, padahal sang ayah mertua sudah mengizinkan nya untuk kembali ke jakarta.
" Semuanya sudah beres kan? Kenapa kamu tidak langsung kembali ke jakarta nak? Ayah tidak perlu kamu awasi lagi,sudah ada Riko di sini dan kita juga sudah memastikan tim dokternya juga orang-orang pilihan, kembalilah ke jakarta,El pasti kesepian" ucap tuan Nikolas pada Ray.
" Besok setelah operasi saya akan langsung kembali yah, disana baik-baik saja,paman Robert sudah mengabarkan,El juga baik-baik saja " jawab Ray menenangkan sang ayah mertua.
Ray meninggalkan ruangan perawatan yang sudah satu Minggu di huni oleh bos sekaligus mertua nya itu,Ray harus ke suatu tempat untuk memastikan sesuatu yang telah ia susun,Ray tak ingin gagal walaupun semua rencana itu ia siapkan secara dadakan.
Sekitar hampir sepuluh jam Ray mengemudikan mobil nya, hingga ia tiba di sebuah desa yang terlihat begitu terpencil, suasana khas pedesaan jelas terlihat di sana, kedatangan Ray di sambut oleh seorang pria paruh baya yang begitu ramah dan sopan menyambutnya,lelah..rasa itu pasti Ray rasakan,namun ia tidak lagi memiliki banyak waktu.
" Mari tuan, silahkan masuk,saya sudah menyiapkan semuanya,anda bisa mengeceknya sudah cukup atau mungkin masih ada yang kurang" ucap pria paruh baya yang masih begitu setia menggunakan pakaian khas mereka.
"Terimakasih" Ray mengikuti langkah pria yang berpakaian ala suku pedalaman itu,Ray meneliti setiap detailnya termasuk fasilitas yang akan dibutuhkan.
" Sudah lengkap dan sudah mendekati standar yang saya inginkan" Ray menyampaikan hasil dari penilaian nya.
" Syukurlah jika menurut tuan sudah mendekati standar,saya dan beberapa warga juga sudah menyiapkan genset jika dibutuhkan dalam keadaan darurat" kepala suku desa pedalaman itu juga menyampaikan persiapan lainnya.
Ray mengangguk" Saya akan kembali satu Minggu lagi" ucap Ray menginformasikan tentang rencananya.
" Baik tuan" .
Ray merebahkan tubuhnya sesaat,ia butuh istirahat sejenak untuk mengurangi rasa lelahnya karena ia mengemudi seorang diri dengan jarak yang cukup jauh itu,dan ia harus kembali pagi-pagi sekali.
Pagi menjelang,suara kicauan burung khas pedesaan membangun kan Ray dari tidur sesaat nya,ia merenggangkan otot nya, menatap sekelilingnya,sebuah kamar yang tidak terlalu luas,namun terlihat nyaman dan tenang dengan satu ranjang super empuk,satu lemari kecil dan satu buah meja yang sudah di lengkapi kursi dan cermin,Ray tersenyum membayangkan ia akan tinggal di tempat sesederhana dan terpencil itu.
' Pasti menyenangkan dan seru tinggal di desa terpencil dan sejuk seperti ini,tidak butuh pendingin ruangan saja sudah dingin, asri dan tenang,tidak ada suara bising kendaraan dan bebas polusi,sangat menyatu dengan alam,semoga dia suka dan harus suka" batin Ray yang tersenyum sendiri membayangkan ia akan tinggal di tempat itu untuk beberapa waktu.