Spinoff The Lost Emir
Nandara Blair, pembalap MotoGP dari tim Ducati, tanpa sengaja menabrak seorang gadis saat menghindari seekor kuda yang lari. Akibatnya, Wening Harmanto, putri duta besar Indonesia untuk Saudi Arabia yang sedang berlibur di Dubai, mengalami kebutaan. Nandara yang merasa bersalah, bersedia bertanggung jawab bahkan ikhlas menjadi mata bagi Wening. Bagaimana kisah antara Emir Blair dan seorang seniman tembikar yang harus kehilangan penglihatannya?
Generasi Ketujuh Klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keluarga Blair ke Rumah Sakit
Pagi harinya, Nandara terbangun seperti biasanya dan menuju kamar mandi untuk melaksanakan ibadah subuh. Wening mendengar suara Nandara, tampak berpikir.
"Kamu mau sholat subuh?" tanya Nandara yang sudah keluar dari kamar mandi.
"Aku ...."
"Aku sholat subuh dulu, baru nanti aku minta suster membantu kamu. Kan aku tidak bisa membantu kamu." Nandara pun melaksanakan ibadah subuhnya dan Wening bisa mendengar pria itu mengaji dengan suara pelan.
Namanya juga Emir Dubai, tidak bisa mengaji, keterlaluan - batin Wening.
Suara ponselnya berbunyi, membuat Wening dan Nandara terkejut. Wening tahu bahwa itu adalah ayahnya. Nandara pun berdiri dan menerima telepon itu.
"Assalamualaikum Duta Besar Harmanto, saya Nandara Blair ...."
Wening bisa mendengar suara ayahnya.
"Iya. Semua salah saya, Duta Besar ... Saya bersedia bertanggung jawab atas kondisi nona Wening ... Anda bisa datang kemari dan kita bicarakan tentang kondisi nona Wening," ucap Nandara dengan bahasa Indonesia fasih.
Wening terkejut pria itu bisa berbahasa Indonesia karena sebelumnya Nandara berbahasa Inggris kepadanya dan bahasa Arab pada dokternya. Berapa bahasa yang kamu bisa, wahai Emir Blair?
"Nona Wening, ayah anda," ucap Nandara sambil memberikan ponselnya ke tangan Wening.
"Halo Bapak .... " Tangis Wening pecah saat mendengar suara ayahnya dan dengan terbata-bata, gadis itu menceritakan kronologisnya. "Iya Pak ... Aku mengalami kebutaan akibat benturan keras ...."
"Ya Allah Wening ...." Duta Besar Harmanto ikut terisak karena putri satu-satunya yang sedang liburan ke Dubai, malah mengalami musibah itu disana. "Bapak berangkat hari ini ke Dubai. Bapak kemarin sedang mengurus Haji dan ada inspeksi dari Mentri Agama. Bapak sampai kaget ditelepon oleh Emir Radhi Blair ... Kamu yang sabar ya. Tunggu bapak dan ibu datang ya."
"Iya pak. Wening tunggu ... Wa'alaikumsalam." Wening menghapus air matanya. "Nandara, kamu tidak akan pergi kan?"
"Tidak Wening. Aku kan sudah janji padamu."
Wening mengangguk dan Nandara memanggil suster wanita untuk membantu gadis itu melaksanakan ibadah subuh. Nandara memilih keluar dan tersenyum ke Farouq yang datang dengan membawakan baju-baju dari lemari Nefa yang masih baru untuk Wening.
"Terima kasih Farouq," senyum Nandara.
"Ibu Suri Nura yang membantu mengambilnya. Tuan putri Charlotte kan masih di Milan."
Nandara mengangguk. Duh, nyokap bisa heboh ini.
"Sudah Emir Blair. Nona Wening sudah melaksanakan ibadah subuh," lapor suster itu.
"Terima kasih. Oh, bisakah aku minta tolong dibantu memandikan? Ini ada baju baru yang bisa dipakai nona Wening," pinta Nandara.
"Tentu saja." Suster itu pun masuk sambil membawa tas berisikan baju baru untuk Wening.
"Bagaimana kondisinya?" tanya Farouq.
"Parah, Farouq. Nona Wening mengalami kebutaan," jawab Nandara.
"Innalilahi ... Permanen?"
"Belum tahu." Nandara melihat ayahnya datang bersama dengan Opa dan Omanya.
Radhi langsung memeluk Nandara. "Kamu baik-baik saja?"
Nandara mengangguk. Alaric dan Nura bergantian memeluk cucunya yang sedang galau.
"Bagaimana Wening?" tanya Nura.
"Buta, Oma."
Semua anggota keluarga Blair terkejut.
"Ya Allah ... Terus gimana? Apa permanen?" tanya Alaric.
"Kalau Wening butuh donor, aku bersedia memberikan mataku untuknya. Opa, aku yang sudah mengambil penglihatannya ... Wening mau pameran tembikar enam bulan lagi di Mekkah ... Aku tidak apa-apa mundur dari MotoGP."
"Tunggu, anak lanang!" potong Radhi berusaha menghilangkan rasa terkejutnya. "Bagaimana bisa kamu bersedia memberikan matamu ke Wening? Bagaimana dengan kamu sendiri?"
"Kan ada dokter jagal ...."
"Tidak gitu juga Nanda! Kamu jangan terburu-buru mengambil keputusan! Kamu masih ada lima balapan lagi di MotoGP! Daddy tahu kamu mau pensiun tiga musim lagi tapi jangan seperti ini Nanda!" Radhi benar-benar marah dengan keputusan Nandara, putra bungsunya karena lahir lima menit setelah Nefa.
"Dad ...."
"Tunggu sampai Mommy kamu dan Nefa datang! Ini tidak benar Nanda! Daddy menentang kamu memberikan mata kamu ke Wening!"
Nandara hanya bisa diam.
"Biar Oma melihat Wening dulu," ucap Nura karena tahu tiga pria tiga generasi ini sedang emosi tinggi.
***
Wening merasa mendengar pintu terbuka dan harum parfum lembut tercium di hidungnya. Dia memang kurang 24 jam menjadi buta tapi sebagai seniman, Wening terbiasa mengerahkan semua inderanya dan sekarang, penglihatannya hilang, indera yang lain menjadi lebih tajam.
"Apakah ada seseorang disini?" tanya Wening.
"Dokter Nura Blair," sapa suster itu.
"Siapa sus?" tanya Wening. Apakah ibunya Nandara.
"Bukan. Aku Omanya Nandara. Salam kenal, Wening," ucap Nura lembut.
Oh, ini Omanya yang dibilang dokter oleh Nandara.
"Salam kenal Oma. Maaf kita bertemu di situasi tidak nyaman seperti ini," ucap Wening pelan.
"Bagaimana prognosis nya, Sus ?" tanya Nura.
"Masih belum bisa dipastikan buta permanen atau tidak, Dokter Nura," jawab Suster tersebut.
"Wening ... Yang sabar ya," ucap Nura sambil memegang tangan Wening. "Bajunya Nefa cukup juga di kamu."
"Nefa?"
"Saudara kembar Nandara. Dia dalam perjalanan dari New York kemari bersama suami dan dua anaknya."
Oh ya ampun.
**"
Yuhuuuu up malam Yaaaaa gaeeesss
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
kan klo wening sembuh (ayolah kak Hanaaa ..bikin wening sembuh, operasi sukses), kan pst ada kmngkinan sbg istri emir pst bakalan brtemu ya dg dubes. bikin aja, seolah² g kenal, ya hanya sebatas antara (jabatan istri) emir & dubes aja...
biar ngrasain ortunya
sistem patriarki memang masih ada di konoha ini
mbak hana kok ya irisan bawang ada dimari.... 😭