Kembali ke Negara asal nya untuk membalas kan dendam pada keluarga paman yang telah membunuh orang tua dan saudara laki-laki nya. Alana sang Queen Mafia yang di takuti karna kekejaman nya dalam membunuh musuh di pertemukan kembali dengan seseorang dari masalalu nya. Namun kedua nya jelas berbeda yang satu seperti mesin pembunuh yang satu lagi menangkap pembunuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eca1303, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Setiba nya di markas Alana segera memerintahkan Samuel untuk menyelidiki apa yang terjadi di markas tersebut kenapa mereka terlibat dengan aparat negara.
"Aku akan kembali ke apartemen besok jika mereka tiba langsung saja ke villa yang telah kita sepakati setelah aku selesai kuliah aku akan ke sana,jaga mereka semua dengan baik-baik"ujar Alana pada Samuel sebelum meninggalkan markas.
"Tenang saja Queen aku pasti akan menjaga mereka dengan nyawa ku sendiri"jawab Samuel di angguki Alana segera meninggalkan markas kembali ke apartemen nya sendiri setelah memeberi beberapa instruksi pada Samuel dan anak buah nya.
Di rumah mewah tempat tinggal yang dulu di tinggali keluarga Alana namun sekarang menjadi tempat tinggal Bram dan keluarga nya. Bram baru saja tiba di rumah dengan lelah dan kemarahan di wajah nya.
"Tuan ada paket untuk tuan di kirim seseorang"ujar anak buah Bram.
"Paket dari siapa?".
"Tidak tahu tuan mereka hanya mengatakan dari seseorang saja tanpa memberitahu secara jelas orang tersebut.
"Dimana paket itu?".
"Ada di ruang tengah tuan".
Bram mengangguk segera ke ruang tengah untuk memeriksa paket tersebut ia takut ada hal penting di dalam nya meski pun bingung karna belum pernah ada yang mengirim paket untuk nya. Saat membuka bungkusan paket tersebut bau darah segera tercium di udara yang dingin apalagi setelah semua nya terbuka bau darah tersebut semakin menyengat.
"I-ini"ujar Bram menatap tubuh manusia yang berada di dalam nya tanpa kulit sama sekali dengan perut yang telah terbelah namun ia masih belum melihat wajah asli dari orang tersebut karna tertutupi plastik.
"Periksa siapa dia"kata Bram dingin pada anak buah nya memilih duduk di sofa sambil memijit pelipis nya yang terasa berdenyut. Baru tadi di rumah sakit ia mendapat kabar kalau markas nha telah di serang kini telah rata dengan tanah dan tahanan yang ia simpan di tempat persembunyian juga pasti telah di temukan membuat nya sedikit takut siapa yang telah melakukan nya.
"T-tuan ini tuan muda kedua"ucap anak buah Bram terkejut dan syok setelah plastik yang ada di kepala mayat itu terbuka memperhatikan wajah sangat mereka kenali itu.
"A-apa yang kamu katakan"bentak Bram berdiri dan menatap mayat tersebut yang memang benar mayat putra nya sendiri.
"Ba-bagaimana bisa terjadi"gumam nya gemetar sedikit menatap mayat anak nya yang terlihat begitu tragis.
"Aaaa cari orang yang telah membunuh putra ku"teriak Bram menggema di ruangan tersebut dengan amarah yang memuncak.
"Tuan kita harus mencari anak buah yang lain lebih dulu karna hanya tinggal sedikit markas kita juga telah rata dengan tanah"ujar anak buah Bram dengan sedikit takut karna berita itu sudah sampai kepada mereka maka dari itu tidak ada yang berani membuat kesalahan karna takut di bunuh oleh sang tuan.
"Aku tidak mau tahu kalian cari sekarang"teriak Bram lagi.
"Baik tuan"jawab mereka kompak segera meninggalkan Bram yang tengah mengamuk di sana menghancurkan barang-barang di ruangan tersebut.
"Aku akan membunuh mu lebih kejam lihat saja nanti jika aku sudah menemukan mu"ujar nya pelan menatap mayat anak nya yang terbujur kaku di depan nya terlihat mengerikan.
