NovelToon NovelToon
Tritagonis

Tritagonis

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / Poligami / CEO / Cintamanis / Dark Romance / Cintapertama
Popularitas:701
Nilai: 5
Nama Author: Girl_Rain

Setelah kesalahan yang dilakukan akibat jebakan orang lain, Humaira harus menanggung tahun-tahun penuh penderitaan. Hingga delapan tahun pun terlewati, dan ia kembali dipertemukan sosok pria yang dicintainya.

Pria itu, Farel Erganick. Menikahi sahabatnya sendiri karena berpikir itu adalah kesalahan diperbuat olehnya saat mabuk, namun bertemu wanita yang dicintainya membuat Farel tau kebenaran dibalik kesalahan satu malam delapan tahun lalu.

Indira, sang pelaku perkara mencoba berbagai cara untuk mendapat kembali miliknya. Dan rela melakukan apapun, termasuk berada di antara Farel dan Humaira.

Sebenarnya siapa penjahatnya?

Aku, Kamu, atau Dia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Girl_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Rifqa Erganick

  Pada suatu malam ada seorang anak perempuan yang sedang duduk di meja belajarnya. Anak perempuan itu bernama Rifqa Erganick, anak satu-satunya dari pasangan Farel dan Indira yang terkenal ke segala penjuru dunia.

  Rifqa sibuk mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan gurunya, sebelum bunyi perutnya menghentikan aktivitasnya. "Duh, Lapar. Kenapa ya? Padahal udah makan banyak sama Tante Ninja tadi siang."

  Seketika Rifqa menenggelamkan wajahnya dalam lipatannya. "Ngomong-ngomong, Papa kemana ya? Biasanya kalau pergi pasti bilang mau kemana, tapi kali ini Rifqa enggak tau apa-apa. Udah beberapa hari kira-kira papa nggak pulang? Mama juga begitu keluar dari rumah sakit langsung sibuk kerja."

  Mata Rifqa mengangkat wajahnya dan melihat jam weker di atas mejanya yang menunjukan pukul delapan malam. "Biasanya jam segini Mama pulang 'kan, terus juga lagi makan malam? Aku ngintip deh."

  Perlahan Rifqa turun dari kursi dan mendekati pintu, kemudian keluar dari kamar dengan berjinjit dan bersembunyi di balik vas bunga besar.

  Spontan mata Rifqa berbinar memandang dari kejauhan pada mamanya yang sedang duduk di meja makan. Rifqa langsung berlari ke sana. "Mama!"

  Sontak Indira melirik tajam pada anak kecil yang berlari ke meja makan, dan Rifqa yang merasakan itu spontan berhenti berlari dan berjalan pelan.

  "Mama masih sakit?" tanya Rifqa berdiri di dekat meja bersebrangan dengan sang mama. Wajah Rifqa menunduk namun keduanya tangannya pelan-pelan merangkak ke atas meja dan meraih bakul berisi buah.

  Dari posisi Indira tentunya pemandangan itu jelas terlihat, maka dari itu Indira mengambil piring kosong dan melemparkannya pada Rifqa.

  Prang!

  "$ialan, Kamu mengambil makanan yang dihidangkan untukku!" pekik Indira bersama dengan pecahnya piring mengenai lantai di belakang Rifqa. Anak itu berhasil menghindar disertai badan yang gemetar, lalu berlari cepat menuju kamarnya.

  "Kemari Kamu, dasar nggak tau diri!" teriak Indira penuh emosi sampai dadanya naik turun. Ia tak habis pikir pada kelakuan anak itu yang selalu mencari perkara dengannya.

  Selalu muncul di hadapannya, mengambil makanan yang dihidangkan pelayan untuknya, dan lain-lain yang menaik perhatiannya.

  "Padahal Aku sama sekali tidak ingin melihat wajahnya!" seru Indira marah. Dan berakhir menyapu semua yang ada di meja makan ke lantai menggunakan kedua tangannya.

  Bunyi pecahan beruntun kembali terdengar, namun tidak mendatangkan orang untuk mengeceknya. Ini situasi yang sering terjadi lantaran majikan mereka punya temperamen buruk, sehingga para pelayan tak melangkah maju secara panik.

  Indira pergi dari ruang makan dan menaiki tangga untuk menuju ke kamarnya di lantai dua.

  Saat itulah para pelayan muncul dan membereskan kekacauan yang dibuat atasan dalam keheningan.

  Rifqa membuka pintu kamar dan menutup kembali. Tubuhnya langsung ambruk seketika, dan menyisakan gemetaran yang luar biasa. Air matanya mengalir, namun tangan mengambil buah apel dalam bakul dan memakannya.

  Rifqa tetap di sana sampai dua buah apel berhasil mengenyangkan perutnya. Setelah itu Rifqa berdiri walau dalam kaki gemetar, berjalan ke meja belajar dan meletakkan bakul buah di sana. Barulah ia ke ranjang dan menangis sejadi-jadinya sampai akhirnya tertidur.

  Keesokan harinya.

  Rifqa telah siap dengan seragam sekolah serta di punggungnya, berlari mendahului mamanya yang keluar dari mansion membuat Indira kembali kesal.

  Meski begitu langkah cepatnya tak berhenti disaat ada vas kecil melambung di atas kepala dan jatuh tepat di hadapannya, Rifqa bergerak menghindar.

  "Sialan Kamu! Berhenti sekarang!" Indira berjalan cepat.

  Rifqa ke mobil yang sedang terparkir di halaman. "Pak Aka, anterin Rifqa ke sekolah. Ada Mama," katanya pada supir yang disediakan papanya untuk mengantarkannya ke sekolah.

  Pak supir itu terkejut. "Eh, ada Nyonya? Baiklah, baiklah. Ayo, masuk."

  Pak supir masuk ke dalam mobil begitupun Rifqa yang duduk di kursi belakang, dan mobil itu melaju sebelum sempat dihampiri oleh Indira.

  Rifqa menghela napas lega setelah melihat ke belakang ada penampakan mamanya yang tertinggal dan berlagak marah-marah. Rifqa tertawa kecil dan kembali duduk.

  "Mama, nggak bisa ngejar."

  Butuh sepuluh menit untuk sampai di sekolah, namun mobil berhenti tak benar-benar di depan sekolah.

  "Nanti jemput Rifqa ya, Pak," kata Rifqa sebelum turun dari mobil dan berlari ke sekolah.

  "Heh, menjemput. Memangnya Aku ini bawahannya," ucap pak Aka tersenyum sinis. Dia memutar mobilnya ke arah lain yang bukan jalan ke mansion.

  Rifqa cukup baik dalam lingkungan sekolahnya. Punya teman, guru menyayanginya, dan termasuk yang pintar dalam pelajaran. Oleh karena itu Rifqa nyaman berada di sekolah dan berharap waktunya berhenti saja, atau hari Minggu yang tidak perlu ada.

  Jam waktu pulang tiba. Mungkin biasanya Rifqa bakal menunggu diparkiran sebentar karena takut supirnya menjemput, namun begitu ada tempat tujuan Rifqa langsung pergi saat tidak ada supirnya menjemput.

  Berjalan kaki ke toko kue Tante Ninja yang jaraknya tidak jauh, namun cukup berbahaya bagi anak kelas satu SD berjalan di trotoar jalan raya.

  Dan aktivitas inilah yang sekarang menjadi kesehariannya.

  Satu bulan kemudian.

  Indira berjalan santai agak gontai dengan wajah menatap kosong ke depan sambil membawa botol plastik isian capucino.

  Berjalan di sekitaran cafe yang tidak terlalu jauh dari kantornya bekerja saat jam makan siang. Para temannya tentunya lebih memilih menghabiskan waktu di restoran samping kantor, tapi Indira yang butuh waktu sendiri memilih terasing dan menghirup udara luar ruangan, meski udara di dapat adalah polusi kendaraan.

"Sebenarnya kemana Farel pergi? Tidak biasanya dia tidak memberitahukan kepergiannya. Biasanya kalau nggak bilang pada Oma, pasti bilang sama bocah itu," monolog Indira berhenti di lampu merah.

Pandangannya jatuh pada arloji di pergelangan untuk mengetahui beberapa menit lagi waktu sebelum jam istirahat makan siang habis. "Sepuluh menit lagi ya, masih lama. Gara-gara Kamu Farel, Aku merasa setiap detiknya menjadi lambat."

Indira dilanda frustasi akibat keberadaan Farel yang tidak diketahui. "Apa harus sampai begini, Farel? Aku justru merasa lebih baik Kamu memakiku ketimbang menghilang sepenuhnya dari hidupku."

Mata Indira pun teralihkan dari jam tangan saat merasa deretan kendaraan berhenti. Sudah waktunya untuk menyebrang, namun langkah Indira tak tergerak sedikit. Ia membeku di tempat disertai mata yang membola.

Deg!

...🌾🌾🌾🌾...

1
kalea rizuky
hmmmm gass mp
kalea rizuky
anakmu yg jalang kok nyalahin orang oh tua bangka
kalea rizuky: tau ih sebel bgt liat modelan aki2 tolol
total 2 replies
kalea rizuky
Farel ma Indira selama jd istri sering tidur bareng gk thor
@Girl_Rain67: Nggak pernah 😄
total 1 replies
kalea rizuky
Farel uda tau bukan anak nya np g cerai oon amat
kalea rizuky
uda tau kn berarti Rifka bukan anak mu jd jangan sok baik
kalea rizuky
Indira jahat amat lu
@Girl_Rain67: Cinta, Mbak🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!