NovelToon NovelToon
Legenda Semesta Xuanlong

Legenda Semesta Xuanlong

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Identitas Tersembunyi / Dunia Lain / Epik Petualangan / Iblis / Mengubah Takdir
Popularitas:35.8k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

(MUSIM KE 3 PERJALANAN MENJADI DEWA TERKUAT)

Setelah pengorbanan terakhir Tian Feng untuk menyelamatkan keluarganya dari kehancuran Alam Dewa, Seluruh sekutunya terlempar ke Alam Semesta Xuanlong sebuah dunia asing dengan hukum alam yang lebih kejam dan sistem kekuatan berbasis "Energi Bintang".

Akibat perjalanan lintas dimensi yang paksa, ingatan dan kultivasi mereka tersegel. Mereka jatuh terpisah ke berbagai planet, kembali menjadi manusia fana yang harus berjuang dari nol.

Ye Chen, yang kini menjadi pemuda tanpa ingatan namun memiliki insting pelindung yang kuat, terdampar di Benua Debu Bintang bersama Long Yin. Hanya berbekal pedang berkarat (Pedang Naga Langit) dan sebuah cincin kusam, Ye Chen harus melindungi Long Yin dari sekte-sekte lokal yang menindas, sementara kekuatan naga di dalam diri Long Yin perlahan mulai bangkit kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 13

Sekte Pedang Bintang, Puncak Terluar.

Sekte Pedang Bintang dibangun di atas pegunungan yang memiliki urat nadi Energi Bintang alami. Udaranya segar dan dipenuhi partikel cahaya perak yang sepuluh kali lebih padat daripada di Hutan Kabut Merah.

Namun, tempat tinggal yang diberikan kepada Ye Chen dan Long Yin jauh dari kata "mewah".

Karena Long Yin bersikeras tidak mau dipisahkan dari kakaknya, Tetua Mo (tetua penguji yang kesal) dengan sengaja menempatkan mereka di Paviliun Kayu Tua.

Tempat ini terletak di pinggiran tebing curam, jauh dari asrama murid elit, dan tepat di sebelah Makam Pedang (Sword Mound) tempat pembuangan pedang-pedang rusak yang memancarkan aura tajam dan kacau yang tidak nyaman bagi kultivator biasa.

"Ini tempat tinggal kita?" Long Yin menatap bangunan kayu yang atapnya bocor dan halamannya dipenuhi rumput liar setinggi pinggang.

"Ini sempurna," kata Ye Chen, justru tersenyum tipis.

Tetua Mo mendengus. "Jangan senang dulu, Bocah. Tempat ini penuh dengan 'Qi Pedang Liar' dari Makam Pedang. Murid biasa akan gila jika bermeditasi di sini terlalu lama. Ini hukuman karena keras kepala."

Tetua Mo melempar dua keping lencana identitas satu Emas (untuk Long Yin) dan satu Kayu (untuk Ye Chen) serta dua jubah sekte.

"Besok pagi, Nona Long Yin harus melapor ke Puncak Utama untuk bimbingan langsung Ketua Sekte. Dan kau, Sampah..." Tetua Mo menunjuk Ye Chen. "...Kau melapor ke Aula Tugas untuk membersihkan kandang kuda. Itu tugas yang cocok untukmu."

Tetua Mo pergi dengan cibiran.

Ye Chen tidak peduli. Ia masuk ke dalam paviliun, meletakkan Pedang Karat-nya, dan mulai membersihkan debu.

"Kenapa Kakak bilang ini sempurna?" tanya Long Yin, membantu menyapu lantai dengan sapu lidi yang ia temukan.

Ye Chen menunjuk ke arah tebing di belakang rumah, di mana ribuan pedang patah tertancap di tanah.

"Karena di sini sepi," kata Ye Chen. "Tidak ada yang akan mengawasi kita. Dan..."

Mata Ye Chen berkilat merah.

"...Pedangku menyukainya."

Benar saja. Pedang Naga Langit di punggung Ye Chen berdengung pelan. Jiwa Serigala di dalamnya melolong kegirangan. Bagi pedang terkutuk itu, Makam Pedang bukanlah tempat sampah, melainkan Prasmanan. Qi Pedang (Sword Qi) yang bocor dari ribuan senjata rusak itu adalah makanan lezat untuk memulihkan kekuatannya.

Malam Hari.

Long Yin sudah tertidur di kamar sebelah karena kelelahan. Ye Chen duduk bersila di halaman belakang, menghadap Makam Pedang.

Ia memegang Cincin Perak di jarinya.

"Sekte ini memiliki formasi pengumpul energi," gumam Ye Chen. "Mari kita lihat seberapa cepat 'Tubuh Sampah'-ku ini bisa menyerapnya."

Ye Chen memejamkan mata. "Seni Penempaan Bintang Tubuh Asal."

VUUUUM...

Jika di Pilar Pengukur Bintang tubuhnya tidak memancarkan cahaya, itu bukan karena dia menolak energi. Itu karena dia menyerapnya terlalu sempurna. Cahaya tidak sempat memantul.

Di bawah sinar bulan dan bintang, pori-pori Ye Chen terbuka seperti ribuan mulut kecil.

Energi Bintang di sekitar Paviliun Kayu Tua bergolak. Bukan hanya energi murni, tetapi juga Qi Pedang Liar yang tajam dan berbahaya dari Makam Pedang ikut tersedot masuk.

Bagi kultivator normal, menyerap Qi Pedang Liar akan merobek meridian mereka.

Tapi tubuh Ye Chen adalah Fisik Asal Mula (walaupun disegel). Fisik ini memakan segala jenis energi.

Rasa sakit yang tajam menusuk tubuhnya saat Qi Pedang itu masuk, mengiris otot-ototnya dari dalam. Namun, Ye Chen tidak berhenti. Ia mengubah rasa sakit itu menjadi kekuatan, menggunakan Qi tajam itu untuk memurnikan tulang-tulangnya agar lebih keras.

KRAK.

Suara belenggu pecah di dalam tubuhnya.

Ranah Pembuka Bintang, Tahap 6.

Dalam satu malam, ia naik satu tingkat lagi.

"Luar biasa," Ye Chen membuka matanya, menghembuskan napas yang terlihat seperti asap putih tajam. "Jika aku terus begini, aku bisa mencapai Tahap 9 dalam seminggu."

Pagi Hari Berikutnya.

Ye Chen mengenakan jubah abu-abu murid luar. Pedang Karat terikat di punggungnya. Ia berjalan menuju Aula Sumber Daya untuk mengambil jatah bulanannya tiga butir Pil Pengumpul Bintang dan lima keping Batu Bintang.

Long Yin sudah dijemput pagi-pagi sekali oleh utusan Ketua Sekte dengan kereta terbang yang mewah. Ye Chen menyuruhnya pergi agar dia bisa fokus mencari sumber daya tanpa khawatir.

Aula Sumber Daya ramai dengan murid luar. Saat Ye Chen masuk, bisik-bisik langsung terdengar.

"Itu dia. Si parasit." "Kudengar dia memaksa adiknya mengancam Tetua supaya dia diterima." "Tidak tahu malu."

Ye Chen mengabaikan mereka, berjalan lurus ke loket.

"Jatah untuk Ye Chen," katanya datar, menyerahkan lencana kayunya.

Penjaga loket, seorang murid senior yang gemuk, melirik lencana itu, lalu melempar sebuah kantong kecil ke meja.

Ye Chen membukanya. Kosong. Hanya ada satu butir pil yang sudah hancur menjadi bubuk.

Ye Chen menatap penjaga itu. "Di mana sisanya?"

"Habis," jawab penjaga itu sambil mengupil, tidak menatap Ye Chen. "Stok terbatas. Murid dengan bakat rendah dapat sisa."

"Aku melihat kau memberikan kantong penuh pada orang sebelumku," kata Ye Chen dingin.

"Itu karena dia punya masa depan," penjaga itu menyeringai mengejek. "Kau? Kau cuma sampah yang numpang lewat. Minggir, kau menghalangi antrean!"

Sebuah tangan mendorong bahu Ye Chen dari belakang.

"Kau tuli ya? Dia bilang minggir!"

Ye Chen menoleh. Di belakangnya berdiri tiga pemuda. Pemimpinnya bertubuh tinggi kurus dengan wajah penuh jerawat. Zhao Feng (Ranah Pembuka Bintang Tahap 7). Dia adalah salah satu kacung setia Wang Teng.

"Oh, jadi ini si 'Kakak Pelindung' yang terkenal itu?" Zhao Feng tertawa, menepuk pipi Ye Chen pelan gestur yang sangat menghina. "Dengar, Sampah. Saudara Wang Teng titip pesan: Jauhi adikmu. Dia akan menjadi pasangan kultivasi Wang Teng. Kau tidak pantas berada di dekatnya."

Darah Ye Chen mendidih. Bukan karena hinaan padanya, tapi karena mereka berani menargetkan Long Yin.

"Singkirkan tangan kotor kalian," kata Ye Chen pelan.

"Hah? Apa kau bilang—"

Zhao Feng hendak mencengkeram kerah Ye Chen.

GRAB.

Tangan Ye Chen bergerak secepat kilat. Ia menangkap pergelangan tangan Zhao Feng di udara.

Cengkeramannya sekeras catok besi.

"Aku bilang..." Ye Chen menatap mata Zhao Feng. Merah delimanya menyala sekilas. "...Singkirkan."

KRAAAAAK!

Ye Chen meremas.

"AAAAARGHHH!"

Zhao Feng menjerit melengking. Tulang pergelangan tangannya remuk di dalam cengkeraman Ye Chen.

Seluruh aula hening seketika.

Ye Chen menghentakkan tangannya, melempar Zhao Feng ke lantai. Ia lalu menatap penjaga loket yang kini pucat pasi.

"Jatahku," kata Ye Chen. "Yang utuh. Sekarang."

Penjaga itu gemetar. Ia melihat Zhao Feng yang berguling-guling kesakitan di lantai. Ia melihat tatapan Ye Chen yang seperti binatang buas.

"B-Baik! Ini! Ambil semuanya!" Penjaga itu melempar kantong penuh berisi sepuluh butir pil dan sepuluh batu bintang.

Ye Chen mengambilnya, menyimpannya di balik jubah, dan berbalik pergi.

Saat ia melangkahi tubuh Zhao Feng yang merintih, ia berhenti sebentar.

"Sampaikan pada Wang Teng," bisik Ye Chen, cukup keras untuk didengar semua orang di aula. "Jika dia berani mendekati adikku... tangannya akan bernasib sama denganmu."

Ye Chen berjalan keluar.

Para murid menatap punggungnya dengan horor.

"Bukankah... bukankah dia tidak punya bakat?" bisik seseorang. "Bagaimana dia bisa mematahkan tangan Murid Tahap 7 dengan tangan kosong?"

"Kekuatan fisik..." gumam yang lain. "Dia monster fisik."

1
MyOne
Ⓜ️🙄🙄🙄Ⓜ️
Nanik S
Bantai semua untuk pupuk di tanah suku Bar bar
Nanik S
Akhirnya bangun juga Ye Chen
Nanik S
Mengambil jantung kembali
Nanik S
Waktunya makan malam
Nanik S
Akhirnya Wang Teng sang Jenius tenggelam
Nanik S
Kalau sudah melihat harta semua lupa
OldMan
seruuuuu🔥🔥
Bang Udin
lanjut,,,mantabbbb👍👍👍👍
Mohammad Bahrun
lanjut Thor
Tatmani Oniaka
👍
Tatmani Oniaka
👍👍👍
Tatmani Oniaka
👍
Tatmani Oniaka
👍👍👍
Bang Udin
ye chen selalu lambat trs nunggu di serang baru bls,,,,,😄😄😄😄
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu 🍄🦀
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Clink 🦀⚔️
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Jlebz 🍄
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow 🍄🦀
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah 🦀
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!