NovelToon NovelToon
Rahasia Kelam Di Balik Sutra

Rahasia Kelam Di Balik Sutra

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Rebirth For Love / Cinta Terlarang / Romansa / Cintapertama / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Novianti

Seorang putri Adipati menikahi putra mahkota melalui dekrit pernikahan, namun kebahagiaan yang diharapkan berubah menjadi luka dan pengkhianatan. Rahasia demi rahasia terungkap, membuatnya mempertanyakan siapa yang bisa dipercaya. Di tengah kekacauan, ia mengambil langkah berani dengan meminta dekrit perceraian untuk membebaskan diri dari takdir yang mengikatnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Novianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 13

Mentari pagi mulai menyinari kamar, sinarnya yang hangat menyelinap masuk melalui celah tirai. Cheng Xiao perlahan membuka matanya, mengerjapkan beberapa kali untuk menyesuaikan diri dengan cahaya. Ia merasakan tubuhnya remuk redam, seolah baru saja tertimpa seekor kuda yang berlari kencang.

"Ah, pinggang dan punggungku sangat sakit," keluhnya lirih, mencoba bangkit dari ranjang. Setiap gerakan terasa menyiksa, otot-ototnya terasa tegang dan nyeri.

Tak lama kemudian, Lian'er masuk ke dalam kamar dengan langkah gontai, tangannya memijat pelipisnya. "Nona, kau sudah bangun?" tanyanya dengan suara serak dan lemah. Wajahnya pucat pasi, matanya sayu.

"Ada apa Lian'er? Kau terlihat tidak baik-baik saja," tanya Cheng Xiao khawatir, berusaha mengabaikan rasa sakit di tubuhnya. Ia menatap Lian'er dengan cemas, menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan pelayannya itu.

Lian'er menggeleng lemah, "Entahlah, Nona. Aku merasakan kepalaku sangat sakit, seperti ditusuk-tusuk jarum," ujarnya dengan nada lirih.

Cheng Xiao mengira, Lian'er hanya kelelahan bekerja sehingga menyebabkan sakit kepala. "Pergilah temui tabib, aku bisa mengurus diriku sendiri," ujar Cheng Xiao dengan nada lembut, berusaha meyakinkan Lian'er bahwa ia baik-baik saja.

"Baik, Nona," jawab Lian'er patuh, lalu membungkuk hormat dan meninggalkan kamar.

Setelah kepergian Lian'er, Cheng Xiao menoleh ke arah ranjang. Matanya tertuju pada sehelai kain berwarna putih bersih yang tergeletak di sana. Kain itu kini ternoda oleh bercak merah darah, bukti kesuciannya yang telah direnggut.

Cheng Xiao menghela napas berat, dadanya terasa sesak. Ia menyentuh noda darah itu dengan ujung jarinya, merasakan dinginnya darah yang telah mengering. "Kini, bagaimana aku bisa pergi?" gumamnya lirih, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. Ia merasa terjebak, terperangkap dalam situasi yang membuatnya kehilangan harapan.

Setelah membersihkan diri dengan cepat dan menyingkirkan rasa lelah serta luka di tubuhnya, Cheng Xiao keluar dari kamar dengan langkah pelan, matanya mencari keberadaan pelayannya. Ia ingin menanyakan keadaan Lian'er dan memastikan wanita itu baik-baik saja, apalagi setelah apa yang terjadi semalam. Tujuannya adalah ruang kesehatan, tempat Lian'er biasanya beristirahat dan mendapatkan perawatan.

Namun, saat ia melangkah melewati lorong yang sepi, tanpa sengaja berpapasan dengan seorang pria yang tak asing di mata Cheng Xiao—Jenderal Tang. Sosok tinggi tegap itu berdiri di tengah jalan, wajahnya yang tegas tampak sedikit tegang, dan matanya yang tajam menatap ke arah Cheng Xiao dengan penuh rasa hormat.

Wanita itu mengerutkan keningnya, heran mengapa seorang Jenderal berada di istana putra mahkota sepagi ini. Bahkan, Cheng Xiao yakin, keluarga kerajaan pun belum bangun dari tidurnya. Ada sesuatu yang tidak beres, pikirnya, mengingat suasana yang jarang terjadi.

"Salam, Jenderal Tang," sapa Cheng Xiao dengan sopan, saat mereka berhadapan. Suaranya lembut namun tegas, menunjukkan rasa hormat sekaligus keheranan.

Jenderal Tang sempat terpaku sejenak, menatap wajah Cheng Xiao yang tampak lelah dan penuh luka, namun tetap memancarkan keanggunan dan kekuatan. Tatapannya penuh kekaguman dan rasa hormat yang mendalam. "Salam, Yang Mulia," jawabnya dengan suara bergetar, seolah-olah ada sesuatu yang ingin diungkapkan, namun tertahan.

"Apakah Jenderal ingin bertemu dengan Putra Mahkota?" tanya Cheng Xiao, penasaran sekaligus waspada. Ia merasa ada sesuatu yang tidak biasa dari kehadiran pria itu pagi-pagi buta.

Jenderal Tang terlihat gugup, wajahnya yang biasanya tegas tampak sedikit canggung. Ia bahkan menghindari tatapan Cheng Xiao, seolah-olah merasa bersalah atau takut mengungkapkan sesuatu. Dengan suara terbata, pria itu mengangguk pelan. "Ya, aku datang untuk bertemu dengan Putra Mahkota."

"Xiaoxiao, aku pergi terlebih dahulu. Yang Mulia sudah menunggu di ruang baca-nya," katanya terburu-buru, seolah ingin menghindari percakapan lebih jauh. Wajahnya yang tegang dan langkah cepat meninggalkan Cheng Xiao menambah rasa penasaran di hati wanita itu.

Saat pria itu melintas di depan, Cheng Xiao tak sengaja memperhatikan tanda kemerahan di leher Jenderal Tang, yang tampak jelas seperti kissmark—bekas ciuman yang membekas di kulit. Selain itu, aroma tubuh pria itu juga terasa tidak asing—seperti aroma yang pernah ia cium dari seseorang yang dekat dengannya. Hati Cheng Xiao mencelos, sebuah firasat buruk mulai menghantuinya.

Ia lalu melanjutkan langkahnya mencari Lian'er, dengan hati yang penuh tanda tanya dan rasa ingin tahu yang membuncah, serta perasaan tidak nyaman yang semakin kuat.

Di dalam ruang baca Putra Mahkota Wang Yuwen, suasana terasa suram dan menyesakkan. Aroma arak yang menyengat memenuhi ruangan, bercampur dengan bau dupa yang terbakar perlahan. Wang Yuwen terlihat duduk bersandar di kursi kebesarannya, tubuhnya lunglai dan matanya sayu. Beberapa kendi arak berserakan di lantai, bukti bahwa ia telah menghabiskan minuman keras itu seorang diri.

Pakaiannya kusut masai, rambutnya berantakan, dan wajahnya pucat pasi. Ia terlihat sangat kacau, seperti orang yang kehilangan arah dan tujuan hidup. Ekspresi penyesalan dan kesedihan terpancar jelas dari wajahnya, menggambarkan betapa ia tengah menyiksa dirinya sendiri dengan kenangan dan penyesalan.

Zhang Tian, pengawal setia Wang Yuwen, hanya bisa menghela napas berat sambil menatap tuannya dengan prihatin. Ia merasa kasihan melihat Wang Yuwen yang terpuruk dalam kesedihan dan minuman keras, namun ia tidak tahu bagaimana cara untuk membantunya keluar dari keterpurukan ini. Ia hanya bisa berdiri di sana, menjaga tuannya dari bahaya dan berharap suatu saat nanti Wang Yuwen akan sadar dan kembali menjadi dirinya yang dulu.

Zhang Tian mendekati Wang Yuwen dengan hati-hati, mencoba membujuknya untuk berhenti minum. "Yang Mulia, jangan minum terlalu banyak. Ini tidak baik untuk kesehatan Anda," ujarnya dengan suara lembut namun tegas.

Wang Yuwen hanya menatap Zhang Tian dengan tatapan kosong, lalu tertawa hambar. "Kesehatan? Apa artinya kesehatan bagiku sekarang?" tanyanya dengan suara serak. "Aku telah kehilangan segalanya, Zhang Tian. Aku telah kehilangan wanita yang kucintai, dan aku telah menyakiti wanita yang mencintaiku."

Zhang Tian terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Ia tahu, Wang Yuwen tengah dilanda penyesalan yang mendalam atas perbuatannya terhadap Cheng Xiao. Ia juga tahu, Wang Yuwen sangat mencintai Su Jing Ying, namun ia tidak bisa memilikinya.

"Yang Mulia, Yang Mulia masih memiliki Yang Mulia Putri," ujar Zhang Tian mencoba menghibur. "Yang Mulia Putri sangat mencintai Anda, dan dia selalu ada untuk Anda."

Wang Yuwen menggelengkan kepalanya dengan lemah. "Cinta? Apa aku pantas mendapatkan cinta?" tanyanya dengan nada sinis. "Aku telah mengkhianati cintanya, Zhang Tian. Aku telah menghancurkan hatinya."

Wang Yuwen kembali meneguk arak dari kendi yang ada di tangannya, lalu terisak pelan. Zhang Tian hanya bisa menatapnya dengan prihatin, berharap suatu saat nanti Wang Yuwen akan menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang telah lama hilang.

1
Natasya
👍
Nurhasanah
dari bab awal sampe bab ini ... fl nya cuma bisa nangis doang nggak ada gebrakan apapun😏😏
yumin kwan
ish.... kok kaisar ga langsung aja kasih dekrit perceraian....
semangat up nya 💪
Ani_Sudrajat
Cerita nya bagus ..
Marini Dewi
semangat thor biar bnyk up Nya. hehehe
Ani_Sudrajat
Orang tua mana yg tidak sedih melihat putri kesayangannya di perlakukan seperti itu??
yumin kwan
kasian sekali cheng xiao.....
semangat up lagi 💪💪💪
echa purin
👍🏻👍🏻
Ani_Sudrajat
Bagus ceritanya.
Semangat thor 💪
Marini Dewi
alur cerita y sangat menarik, semangat thor 💪💪💪
Ani_Sudrajat
Up nya tambah lagi thor 😄
Marini Dewi
bikin gregetan. up lagi Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!