Bisakah kalian bayangkan, gadis 17 tahun yang baru masuk universitas di paksa untuk menjual tubuhnya kepada pria hidung belang? ya, Siera tidak akan pernah mau melakukan itu. melawan paman dan bibinya yang berbuat jahat padanya. bertemu seorang pria dan langsung mengajaknya menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Musibah yang membawa berkah.
Baru merasa bahagia tiba-tiba senyum Xavier langsung melihat menghilang ketika menatap wajah istrinya yang terlihat menunjukkan kecurigaan yang begitu besar.
"Aku tidak punya hubungan apapun dengannya sayang...," ucap Xavier.
Sierra tidak mengucapkan sepatah kata pun, tapi dari sorot matanya ketika melihat suaminya itu bisa diartikan dengan ribuan perkataan. Xavier yang melihat sorot mata tajam istrinya tentu saja dia kebingungan luar biasa. "Masih berani mengatakan tidak punya hubungan? sayang.. sayang.. sayang..," berulang kali Sierra mengucapkan kalimat itu hingga membuat Xavier kalang kabut luar biasa.
"Xavier sayang, siapa wanita itu? kenapa kamu dekat banget sama dia?" tanya Esmeralda. bibirnya mengerucut tangannya mencoba untuk menarik tangan Xavier, namun sayangnya tangan itu langsung disingkirkan olehnya.
"Dengarkan aku baik-baik, jangan pernah mencoba untuk membuat aku kesal." Xavier yang kemudian pergi meninggalkan Esmeralda.
Di dalam kamarnya Sierra menatap tajam kepada suaminya, tatapan matanya seorang mengisyaratkan kalau barusan dia melihat sesuatu yang sangat tidak dia sukai.
"Kenapa kamu masuk ke kamarku? keluar sana." Sierra mengusir Xavier.
Xavier langkahnya langsung terhenti, dia menatap istrinya yang terlihat begitu kesal. "Memangnya apa kesalahanku, sayang?"
"Jangan coba-coba memanggilku sayang, entah berapa wanita yang kamu panggil sayang di luaran sana." Sierra kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sedangkan Xavier dia malah mengikuti sang istri. "Sayang dengarkan penjelasanku dong." Xavier mencoba untuk membuka pintu kamar mandi namun sayangnya sudah ditutup oleh Sierra. "Sayang dengarkan aku..," ucap Xavier.
Sierra tidak mau mendengarkan, dia membuka kran shower hingga membuat Xavier menundukkan kepalanya, baru saja dia mendapatkan hati Sierra malah sekarang datang wanita yang membuat istrinya kesal. Di dalam kamar itu Xavier terus menunggu Sierra keluar dari kamar mandi, ketika Sierra keluar dari kamar mandi dia berpura-pura tidak melihat suaminya, Xavier yang melihat itu dia nampak kesal.
Sebuah pelukan hangat, Xavier memeluk Sierra dengan begitu erat. "Dengarkan aku sayang Aku bersumpah aku tidak ada hubungan apapun dengan wanita itu, aku hanya mencintaimu." bisik Xavier di telinga Sierra.
Mendengarkan kata-kata itu Sierra sedikit terdiam kemudian menghela nafasnya begitu dalam. "Jadi kamu tidak marah andai kata aku mengusir wanita itu atau memberi dia pelajaran karena sudah berani mencoba untuk mengusikku?" Sierra kemudian memutar tubuhnya.
Xavier menganggukkan kepalanya, dia tidak peduli dia tidak memikirkan apapun yang penting istri kecilnya itu tidak kesal padanya. "Kamu boleh melakukan apapun tapi jangan marah padaku seperti ini." ucap Xavier yang kemudian memberikan ciuman yang begitu hangat, ciuman yang membuatnya nampak terlihat begitu tenang dan selalu menginginkannya lagi dan lagi.
"Bener juga, Kenapa juga aku harus kesal? lagi pula pria ini akan selalu mengikuti apa yang aku katakan. Aku tidak akan membiarkan siapapun untuk mengusik kehidupanku, pria ini milikku dan akan menjadi milikku." gumam Sierra dalam hati yang kemudian membalas ciuman itu.
"Biarkan sedikit lagi sayang." ucap Xavier sembari memberikan sentuhan-sentuhan nakal di tubuh Sierra. hal itu membuat Sierra hanya bisa mencoba untuk mengendalikan dirinya.
Menjadi istri Xavier selama beberapa bulan Sierra tidak pernah membiarkan Xavier menyentuhnya, dia takut jika tiba-tiba pernikahan itu akan berakhir, Sierra takut sendirian, dia masih belum bisa melupakan bagaimana kesendiriannya selama ini, penderitaannya selama ini.
"Apa yang kamu lakukan." ucap Sierra dia mencoba untuk melepaskan pelukan Xavier namun sayangnya pria itu malah langsung menggendongnya dan meletakkannya ke atas ranjang. ciuman yang begitu menuntut mulai diberikan oleh Xavier, kedua tangan Sierra dipegang erat olehnya. pria itu seolah tidak akan membiarkan Sierra untuk lepas kali ini.
"Kamu adalah istriku sampai kapanpun Kamu adalah istriku, sampai mati pun kamu hanya milikku." bisik Xavier yang kemudian perlahan mulai melepaskan kancing baju istrinya satu persatu.
Sierra mencoba untuk menahan, dia masih belum yakin akan pernikahannya ini. "Aku tidak ingin kamu bermain-main denganku, menjadikanku mainanmu." ucap Sierra,
Xavier mengecup lembut bibir istrinya itu, menyentuhnya begitu lembut hingga membuat wajah Sierra seperti terbakar. "Aku sudah bilang kan kalau kamu hanya milikku, sampai mati pun aku tidak akan melepaskan mu." jawab Xavier yang mulai memberikan sentuhan-sentuhan yang begitu liar.
Sierra hanya bisa pasrah, dia tidak bisa menolak karena dia juga ingin memiliki keluarga yang sempurna. Suara desahan tertahan di mulut, Sierra mencoba untuk meyakinkan dirinya. "Jika ini yang kamu inginkan maka aku tidak akan membiarkan satu wanita pun mencoba untuk mendekatimu." gumam Sierra dalam hati yang kemudian membalas setiap sentuhan liar yang diberikan oleh suaminya.
Sore itu menjadi malam pertama mereka, suara desahan yang mungkin tidak akan terdengar dari luar kamar namun pergulatan sepasang suami istri itu benar-benar begitu liar. Xavier memberikan ciuman yang begitu menggairahkan, tangannya terus bergerilya menyentuh bagian tubuh istrinya. Sierra hanya bisa mendesah, merasakan betapa nikmatnya percintaan mereka.
Xavier menatap wajah istrinya, memberikan sentuhan yang begitu hangat dan lembut. "Kamu adalah milikku." ucap Xavier yang kemudian mulai menunjukkan kepemilikannya.
Sierra tersentak merasakan sakit di tubuhnya, perlahan namun pasti sore itu Sierra benar-benar menjadi milik Xavier, menjadi wanita yang tidak akan pernah ditinggalkan oleh pria itu.
"Terima kasih sayang." ucap Xavier yang kemudian memberikan kecupan hangat di bibir istrinya. percintaan mereka telah usai, darah yang ada di ranjang itu menjadi saksi kepemilikan yang sudah diambil oleh Xavier.
"Jika kamu berani bermain-main denganku, Aku yakin aku pasti akan membuatmu menyesal seumur hidupmu." ujar Sierra yang kemudian beranjak dari ranjang kembali masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. melihat itu Xavier kemudian mengikuti sang istri, dia ikut membersihkan diri kemudian mereka turun ke lantai 1 menuju ruang makan.
Kakek Abraham yang duduk terpaku di kursi kayu tua di sudut ruang tamu, matanya tak lepas menatap Sierra yang sedang duduk di sofa dengan tangan terlipat di pangkuan. Wajah Sierra yang biasanya cerah kini berubah menjadi muram, alisnya berkerut halus dan bibirnya tersipit tipis, menandakan kegelisahan yang belum bisa ia sembunyikan. Abraham merasakan jantungnya berdegup kencang, napasnya tersengal saat membayangkan reaksi Sierra terhadap Xavier, putranya yang selama ini selalu ia banggakan.
Esmeralda yang melihat Xavier berjalan ke arahnya wanita itu nampak tersenyum, dia sudah bersiap untuk mengambilkan makanan untuk Safia namun sayangnya Xavier duduk di sebelah sang ayah bersama istrinya.
"Xavier sayang, kenapa kamu duduk di sana, kemarilah. Apa kamu tidak merindukanku?" ucap Esmeralda yang menepuk kursi di sampingnya.
Xavier tidak menghiraukan, namun salah satu pelayan yang menyajikan makanan dia menatap Sierra. "Kenapa nyonya muda diam saja, wanita seperti ini harusnya dilempar sejauh mungkin." gumam si pelayan yang kemudian meletakkan makanan di meja. sorot matanya menatap tajam ke arah Esmeralda, tiba-tiba tangannya sengaja menyentuh gelas hingga membuat gelas itu tumpah ke baju Esmeralda.
"Apa yang kamu lakukan?!" bentak Esmeralda ketika minuman itu jatuh ke tubuhnya.
"Ah maaf nyonya, aku tidak tahu aku tidak sengaja." pelayan itu kemudian mengambil lap yang ada di tangannya dan mengusap pakaian Esmeralda.
"Apa yang kamu lakukan! kamu membuat bajuku semakin kotor!" bentaknya Esmeralda kemudian mendorong tubuh si pelayan hingga pelayan wanita itu tersungkur jatuh.
*Bersambung*