NovelToon NovelToon
PERNIKAHAN MUDA BELIA

PERNIKAHAN MUDA BELIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cintapertama
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: deameriawan

PLEASE FOLLOW DEAMERIAWAN UNTUK MENDAPATKAN NOTIFIKASI UPDATE NOVEL TERBARU


Caren Danisha sosok siswa yang multi talenta. Diusia belia dia harus merasakan pernikahan dengan laki-laki yang di cintai nya. Namun dengan berjalannya waktu, pernikahan tidak hanya butuh sekedar cinta tapi komitmen untuk bersama selamanya. Perbedaan mulai muncul satu persatu, sehingga akhirnya ia jatuh cinta untuk kedua kalinya dengan orang yang berbeda. Terkadang dia pun bingung siapakah yang disebut sebagai cinta pertamanya. Karena 2 sosok ini ingin sama-sama dimilikinya.
Hasratnya semakin membara untuk berpetualang sejak hatinya porak poranda.
Cinta telah menghancurkan harga diri dan kepercayaannya.

Apakah Caren akan tetap bermain dengan permainan cintanya ?

Atau dia akan menghentikan saat cintanya berlabuh pada sosok yang tepat.

Hasrat akan selamanya ada ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deameriawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PENGGANGGU YANG MANIS

Tapi kalau memang bener cewek itu yang namanya Caren ... sepertinya aku mau untuk berjuang mendapatkan nya.

Mendengar namanya disebut, aku jadi salah tingkah. Kok bisa ya, para senior ini membicarakan ku? Aku mencoba bersikap biasa saja, fokus pada latihan meskipun jantungku berdegup lebih kencang dari biasanya. "Eh, Ren, kok kamu diem aja? Itu pada ngomongin kamu tuh" bisik Sella, menyikut lenganku. "Ah, masa sih? Biarin aja lah. Gak penting juga" jawabku berusaha cuek. Padahal, dalam hati, aku penasaran setengah mati.

Latihan terus berlanjut, tapi pikiranku jadi sedikit terpecah. Aku jadi sering salah memukul Belira tapi untungnya ketutup dengan nada-nada yang dipukul oleh teman-teman pemain Belira yang lain. Aku merasa diperhatikan, bukan hanya oleh Andre, tapi juga oleh semua senior yang tadi membicarakan ku. Setelah latihan selesai, aku berniat untuk segera pulang. Aldian sudah berjanji akan menjemput ku. Tapi, baru saja aku membereskan alat musikku, seseorang menghampiriku. "Hai, Caren, kan ?" Aku mendongak. Seorang cowok dengan senyum manis dan lesung pipi yang menawan berdiri di hadapanku. Benar, dia Andre Fahrizal. "Iya" jawabku singkat.

"Aku Andre. Salam kenal" ucapnya sambil mengulurkan tangan. Aku menjabat tangannya. Sentuhan tangannya membuatku sedikit terkejut. Ada aliran listrik kecil yang menjalar di tubuhku. "Aku tahu" jawabku lagi, berusaha menyembunyikan kegugupanku. "Aku dengar kamu mantan ketua OSIS ya?" tanyanya basa-basi. "Iya, kenapa kak ?" ucapku. "Gak apa-apa sih. Cuma penasaran aja. Katanya kamu juga jago main basket ?" ujar Andre. "Lumayan lah kak" jawabku merendah. "Kamu hebat" pujinya tulus. "Aku suka sama orang yang punya banyak bakat" Aku tersenyum tipis. Pujiannya membuatku sedikit tersanjung dan deg-degan.

"Oh ya, Caren, aku... ehm... gini" Andre tampak sedikit gugup, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Aku lihat kamu tadi latihan bagus banget. Gerakannya luwes. Kamu punya bakat alami" Aku hanya tersenyum tipis, berusaha menyembunyikan rasa bangga yang mulai menjalar di hatiku. "Makasih kak" jawabku singkat. "Kebetulan, kami lagi nyari seseorang untuk jadi... ehm... asisten pelatih sementara. Buat bantu-bantu ngelatih gerakan dasar dan ngasih semangat ke yang lain. Apalagi perlombaan tinggal 1 bulan lagi. Gimana, kamu tertarik gak ?" tanya Andre kepadaku. Tawaran itu membuatku terkejut. Asisten pelatih ? Aku ? Rasanya terlalu tiba-tiba. Tapi, di sisi lain aku juga merasa tertantang. Ini kesempatan bagus untuk mengasah kemampuan dan menambah pengalaman. "Aku ... aku gak yakin bisa kak" jawabku ragu. "Lagian aku kan masih baru di sini" ujarku kembali. "Justru itu ! Kamu punya pandangan yang fresh. Kamu bisa ngasih ide-ide baru yang mungkin gak kepikiran sama kita-kita yang udah lama di sini" Andre berusaha meyakinkanku. "Lagian, aku bakal bantu kamu kok. Kita kerja sama aja".

Aku terdiam, menimbang-nimbang tawaran itu. Di satu sisi, aku takut mengecewakan. Aku takut tidak bisa memenuhi ekspektasi. Tapi, di sisi lain, aku juga tidak ingin melewatkan kesempatan emas ini. "Gimana, Caren ? Mau coba ?" Andre menatapku dengan tatapan penuh harap. Aku menarik napas dalam-dalam. "Oke yang penting jadwal latihan sesuai dengan teman-teman yang lainnya juga kan kak ? Karena aku gak mau ganggu sekolahku" jawabku akhirnya. "Aku terima kalau jadwalnya sama" wajah Andre langsung berbinar. "Serius ? Wah, keren ! Aku yakin kamu gak bakal nyesel". "Semoga aja" jawabku sambil tersenyum. "Oke, kalau gitu, besok lusa kita mulai ya. Aku jelasin tugas-tugasnya nanti" kata Andre. "Oh ya, ini nomor handphoneku. Kalau ada apa-apa, hubungi aja." Andre memberikan selembar kertas kecil berisi nomor teleponnya. Aku menerimanya dengan sedikit ragu. "Makasih" ucapku. "Sama-sama" balas Andre dengan senyum yang membuat lesung pipinya semakin terlihat. "Oh ya, Caren, satu lagi. Jangan panggil aku 'Kak' lagi ya. Panggil Andre aja. Biar lebih akrab" pintanya. Aku sedikit terkejut dengan permintaannya. Biasanya, aku selalu memanggil senior dengan sebutan 'Kak' sebagai bentuk penghormatan. Tapi, kalau Andre sendiri yang meminta, aku tidak bisa menolak. "Oke... Andre," ucapku, mencoba menyebut namanya dengan santai. Tapi, entah kenapa, lidahku terasa kelu. "Nah, gitu dong. Kedengarannya lebih enak" kata Andre sambil terkekeh.

Suasana menjadi sedikit canggung. Aku tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Akhirnya jadwal latihan selesai juga. Aku dan 3 sahabatku langsung melangkah menuju pintu keluar. Disana sudah ada Bang Rio yang memainkan kunci mobil dan berencana mengantar 3 orang putri kerumah masing-masing-masing sesuai janjinya siang tadi. Dan tinggal aku seorang diri menunggu Aldian yang akan menjemput. "Loh Caren belum pulang ?" tiba-tiba dari belakang ku muncul Andre cs yang rencananya akan pulang juga. "Eh iya Andre ... ini lagi nunggu jemputan kog" ujarku sambil menganggukkan kepala ke kakak-kakak pembina yang berbarengan dengan Andre. "Wuih Andre gercep juga ya" tiba-tiba salah satu teman Andre nyeletuk. "Gak banyak omong langsung sat set" Kak Sahid ikut menimpali godaan salah satu kawannya terhadap Andre. Sedangkan aku hanya tersenyum kecut karena gak enak rasanya kalau digodain gitu. Padahal belum tentu aku suka sama Andre kan.

Untungnya, suara klakson motor Aldian terdengar dari luar GOR. "Eh, itu aku udah dijemput. Duluan ya, Andre dan kakak-kakak semua" ucapku sambil bergegas menuju motor Aldian yang baru masuk menuju parkiran. "Oke, hati-hati ya. Sampai ketemu lusa ya" balas Andre. Aku mengangguk dan segera berlari menuju kearah kekasih hatiku. Aldian seperti biasa langsung memasangkan jaket dan helm untukku. Tapi kali ini wajahnya sedikit cemberut. "Sayang ngapain sih pake ngobrol-ngobrol lagi" tanyanya dengan nada ketus. "Maaf, tadi ada sedikit urusan sama senior" jawabku singkat. "Urusan apa ? Jangan bilang kamu dideketin sama cowok lain ya ?" Aldian menatapku dengan tatapan curiga. "Enggak kok sayang. Tadi cuma ngobrol biasa aja. Trus aku ditawarin jadi asisten pelatih selama 1 bulan sebelum lomba" jawabku berusaha menenangkan. "Beneran ?" Aldian masih tidak percaya. "Iya, beneran. Tanya deh ke Alma Dio dan Sella. Udah ah, gak penting itu sayang. Yang penting aku sekarang udah bareng kamu dan aku kelaparan sayang" ucapku sambil menyandarkan kepala di punggungnya. Aldian menghela napas panjang. "Ya udah deh. Tapi, inget ya, kamu cuma milik aku" ucapnya sambil menggenggam erat tanganku yang ada di pelukannya. Aku tersenyum dalam hati. Aku tahu Aldian sangat mencintaiku. Tapi, aku juga tidak ingin dia terlalu posesif. Aku ingin dia percaya padaku.

Perjalanan menuju rumah Aldian tidak memakan waktu lama. Rumah yang asri dengan pepohonan yang rindang. Saat motor Aldian memasuki pekarangan, seorang wanita separuh baya dengan wajah yang cantik sedang menyiram tanaman yang rimbun dipekarangan. "Assalamu'alaikum ... Ma, Aldian bawa calon mantu nih" ucap Aldian yang membuat wajahku tersipu malu. "Loh ada anak cantik toh ... Ayo masuk sayang" jawab Tante Alya mamanya Aldian. "Duh ini toh calon mantu mama ? Wah senengnya mama. Aldian bilangin ke bik sari buatin minum dan camilan buat Caren" Tante Alya mencium kedua pipiku sambil memerintahkan Aldian untuk meminta ART nya membawakan makanan dan minuman. "Makasih Tante ... maaf Caren jadi ngerepotin" ucapku sedikit sungkan. Karena melihat Aldian sedikit cemberut karena mamanya sudah mengambil alih diriku yang tadinya di gandeng Aldian. "Ih mama sabotase Caren deh" sungut Aldian sambil melangkah menuju dapur untuk mencari Bik Sari. Bahaya ini kalau Caren udah sama mama ... bisa-bisa aku udah kebagian jatah sayang-sayangan sama Caren benak Aldian sedikit berontak karena melihat mamanya asyik ngobrol dengan Caren.

***

1
Ken ZO
Author, kita fans thor loh, jangan bikin kita kecewa, update sekarang 😤
deameriawan
oke ditunggu ya kak. lagi proses editing.
Qholbie Obie
Author, kita fans thor loh, jangan bikin kita kecewa, update sekarang 😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!