SECRET LENGKARA DIKARA

SMA GARDAPATI

Tercetak jelas di depan gerbang sekolah, bukan hanya dari banner tapi juga dari batu beton yang ada di samping pagar.

Pagar tinggi yang sudah terbuka panjang lebar, siap menyambut para murid murid yang menghabis kan libur panjangnya di rumah, serta murid murid baru untuk angkatan baru.

Di sana, di samping pagar sudah berdiri 2 sosok penjaga di hari senin yang tak lain adalah ketua osis serta wakilnya yang sedang berjaga di sana.

"Gimana var? Kira kira untuk kali ini dan yang terakhir, ada yang bakalan lo suka ngga sama adik kelas baru?. Masa bentar lagi lulus lo belum punya pacar sih, kalah lah sama gue. Udah kelas 12 mantan gue udah 6, lo satu aja ngga punya. Ada sih, tapi cinta monyet doang pas SD itu pun cewek nya ngga tau ada di mana sekarang." Celetuk pemuda bernama arnav, ketua osis GARDAPATI yang cukup tengil.

Berbeda sekali dengan wakilnya yang di panggil var itu, malah lebih cocok varen lah yang jadi ketua osis bukan malah si arnav.

"Berisik, mending lo fokus aja liatin atribut mereka bukan malah nanyain hal yang ngga guna kayak gitu."

Arnav kicep, pasalnya jika wakilnya ini sudah berbicara dengan nada tajam, itu artinya mode osis benar benar di guna kan.

Satu persatu pun mulai masuk melewati gerbang dengan kendaraan yang di parkir jauh di bagian halaman yang di khusus kan untuk yang membawa kendaraan, dan sampai detik ini belum ada yang ketahuan melanggar aturan.

"Lo jaga dulu, gue mau ke toilet." Kata varen menepuk bahu arnav, dan di angguki oleh pemuda itu.

Tak lama kemudian, semua mata tertuju ke arag gadis yang datang dengan penampilan tak biasanya.

"Eitss...berhenti, lo mau ke mana..cantik?!."

Plak...

Keceplosan.

"Mm...maksudnya lo mau ke mana? Mau masuk, lewatin gerbang gitu aja?. No, bikin barisan di sana karna pakaian yang lo pake cukup jauh dari peraturan sekolah ini."

Alis dikara terangkat, siapa juga laki laki dengan pakaian rapih ini?. Lebih tepatnya kelewat rapih yang di paksa kan, seperti rapih formalitas semata.

"Kenapa? Gue pakai seragam kok, atribut gue juga lengkap, apa yang salah?."

"Ada, pokoknya lo baris aja di sana. Nanti pas semuanya udah lolos, baru gue kasih tau apa salahnya." Arnav sempat terpesona dengan dikara, namun ia buru buru menggeleng kan kepal karna ingat jika saat ini sedang menjalan kan tugasnya sebagai ketua osis.

Dikara mendelik jengkel, namun tetap menurut karna tidak ingin mencari keributan di hari pertama.

Suara motor sport tiba, dan di sana beberapa gadis yang masih ada di luar gerbang langsung berteriak histeris, tata kala si pemilik motor melepas kan helm full face nya.

Siapa yang tak kenal dengan sosok Lengakara bumantara, pemuda tampan berwajah tegas. Si pemimpin tawuran sekaligus kapten basket yang selalu terlihat sempurna, sosok yang sudah terkenal sejak SMP itu.

"OMG, itu kara kan?. Gue ngga salah lihat, gue satu sekolah sama dia."

"Aaaa....demi apa gue satu sekolah lagi sama kara, gue berharap kali ini bisa satu kelas bareng dia."

"Itu kan kara, si petarung masa depan gue."

"Ya, itu dia. Tambah ganteng aja deh tuh cowok, bikin hati gue mencair kayak es krim."

Celetukan itu terdengar keras, dan tentu saja dikara yang melihatnya langsung berdecih sinis. Dan hal itu, tentu saja di tangkap oleh arnav.

"Kenapa? Kok lo ngga kayak mereka sih, bukannya lo juga udah tau siapa tuh cowok." Ucap arnav yang tak menyangka jika dikara tidak ikut memuji lengkara yang baru datang.

"Ck, ngapain?. Kambing jelek gitu aja di bilang ganteng, gantengan juga tukang kebun gue." Dikara berdecih, apa lagi saat lengkara sudah berjalan ke arah gerbang.

Arnav melongo, baru kali ini dia melihat gadis yang tidak kagum dengan sosok lengkara. Padahal dari dulu lengakara sudah di kenal, bukan hanya di kalangan sekolah menengah pertama, tapi juga menengat atas termasuk anak anak di GARDAPATI.